Anda di halaman 1dari 11

AUDIT PRODUKSI BERSIH

TUGAS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknik Produksi Bersih

Disusun Oleh :
Ambar Suci Lestarie 101411001

Kelas : 3A
Program Studi : D3-Teknik Kimia

Dosen : Ir. Emma Hermawati, MT.

Tanggal Penyerahan : 9 November 2012

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2012
AUDIT PRODUKSI BERSIH

1. Pengertian Audit Produksi Bersih


Audit produksi bersih adalah suatu perangkat manajemen yang terdiri dari suatu kajian
sistematis, terdokumentasi, periodic, dan obyektif dari suatu proses, produk, dan operasi
suatu kegiatan usaha/perusahaan yang dirancang untuk mengidentifikasi dan
menyediakan informasi mengenai peluang-peluang untuk mengurangi resiko terhadap
lingkungan.

2. Ruang Lingkup Audit Produksi Bersih


Ruang Lingkup Audit Produksi Bersih meliputi :
a. Kebijakan perusahaan
b. Renana peningkatan efisiensi proses
c. Kemungkinan pengembangan strategi manajemen limbah yang efisien dan ekonomis
d. Rancangan alur produk
e. Penjelasan sumbber, kuantitas, dan jenis limbah yang ditimbulkan
f. Informasi mengenai unit operasi, bahan baku, produk, pemakaian air, dan limbah
yang terjadi
g. Penjelasan ketidak efisienan proses da unit yang manajemennya perlu perbaikan
h. Penentuan target untuk pengurangan limbah
i. Peningkatan kesadaran tenaga kerja mengenai keuntungan dari pengurangan limbah
j. Peningkatan pengetahuan mengenai proses yang akrab lingkungan
k. Sistem informasi
l. Sistem tanggap darurat (emergency response)

3. Manfaat dan Fungsi Audit Produksi Bersih


a. Manfaat Audit Produksi Bersih
 Upaya terdokumentasi dan terinvestarisasi untuk memperoleh peluang penerapan
Produksi Bersih
 Mengetahui potensi pencemaran yang terjadi
 Membantu pihak manajemen dalam menetapkan pilihan alternative penerapan
Produksi Bersih
 Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan melalui upaya 
minimisasi  limbah, daur  ulang  pengolahan dan pembuangan limbah yang aman.
 Mendukung prinsip Pemeliharaan Lingkungan dalam rangka pelaksanaan    
Pembangunan Berkelanjutan.
 Dalam jangka panjang dapatmeningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
penerapan proses produksi, penggunaan bahan baku dan energi serta efisien.
 Mencegah atau memperlambat degradasi lingkungan dan mengurangi eksploitasi
sumberdaya alam melalui penerapan daaur ulang limbah di dalam proses yang
akhirnya menuju pada upaya konservasi sumberdaya alam untuk mencapai tujuan
Pembangunan Berkelanjutan.
 Memberikan peluang keuntungan ekonomi, sebab di dalam produksi bersih
strategi  pencegahan pencemaran pada sumbernya (source reduction and in
process recycling) yaitu mencegah terbentuknya limbah secara dini, dengan
demikian dapat mengurangi biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk
pengolahan dan pembuangan limbah atau upaya perbaikan lingkungan.
 Memperkuat daya saing produksi di pasar global.
 Meningkatkan  citra produsen dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap
produk yang dihasilkan.
 Mengurangi tingkat bahaya kesehatan dan keselamatan kerja.

b. Fungsi Audit Produksi Bersih


 Untuk mengevaluasi, mensintesis,
4. Tahap-Tahap Audit Produksi Bersih

Skematik Pelaksanaan Audit

Pelaksanaan Audit Produksi Bersih

keterangan
Kondisi Saat ini

Persiapan internal Persiapan Pelaksanaan


Konsolidasi Tim Audit

Identifikasi kondisi eksisting Pelaksanaan


yang berkaitan dengan Audit
Produksi Bersih
Reaudit
Evaluasi temuan audit
dengan standard an kriteria Analisis

Jadwal Implementasi
Training Rekomendasi
Dokumentasi
Dukungan keuangan
Pilihan Teknoligi
Menajerial
Akses Informasi
Good Housekeeping Implementasi
Teknologi yang sesuai
Dukungan Managerial
Kinerja lingkungan
Penghematan energi dan
biaya
5. Parameter dan Kriteria Audit

Elemen Produksi Bersih Parameter Kriteria Audit


A. Sumber Daya - Training karyawan Adanya training tentang
Manusia maintenance, penanganan material/
chemical lingkungan / AMDAL
penanganan B3
- Latar belakang SDM Berkaitan dengan bidang yang
ditekuni (Pendataan)
B. Penggunaan bahan - Jumlah bahan penolong yang - Dosis optimal sesuai SOP
penolong digunakan - Batas kadaluarsa
- Karakteristik bahan penolong - Tak menggunakan dye jenis azoic
& dyestuff - Tak menggunakn clorine pada proses
bleaching
- Nilai toksisitas (LD50) rendah 50
mg/kg
- Kandungan logam
berat :
Cc 500 mg/kg dye stuff
Cr total 100
Cu 250
Ni 200
Sn 250
Zn 1500
- Penggunaan kostik soda - Sistem Recovery kostik soda
- Penyimpanan bahan penolong - Sistem first in – first out inventory
- Pengelolaan internal pergudangan - Good House Keeping
- Penggunaan bahan kimia - Sesuai instruksi kerja/MSDS
C. Penggunaan Air - Pemanfaatan air panas - Adanya recovery/panas dengan HE
- Pencatatan konsumsi air - Flow indicator / flow meter
- Adanya aliran daur ulang/jaringan
- Distribusi penggunaan air
perpipaan
D. Penggunaan Steam - Pemanfaatan kondensat - Adanya daur ulang kondesat
- Pemasangan steam trap
- Steam loses - Kondisi insulasi pipa steam dan
kondesat
E. Peralatan - Jadwal maintenanee - SOP/ instruksi kerja
- Frekwensi shutdown peralatan - SOP/ instruksi kerja
- Pengoperasian alat - SOP/ instruksi kerja
- Tidak adanya bocor/ spillage
F. Limbah Padat - Penanganan sisa kemasan - Pemanfaatan kembali
- Sistem Penanganan Kebersihan
- Kebersihan lokasi
- SOP/ instruksi kerja
- Penanganan limbah padat - Adanya pemisahan limbah B3,
limbah non B3, limbah yang dapat
dimanfaatkan
- PP No. 18 th. 1999 / PP No. 85 th.
1999 ttg pengelolaan limbah B3
- Prosedur/ SOP (intruksi kerja)
limbah padat
- Penyebab timbunan - Kesalahan manusia
limbah - Peralatan malfunction
- Pengelolaan internal
(house keeping)
- Prosedur penanganan yang tak
sesuai
G. Limbah Gas - Konsentrasi emisi gas - SK Men LH No. 13/ 95
- Konsentrasi bahan kimia di ruang - SK Manaker No. SE-01/men/1997
kerja
H. Limbah Cair - Debit - SK Gub. Jabar No.6 th 1999
- Kualitas limbah - SK Gub. Jabar No.6 th 1999
- Alat ukur debit - SK Gub. Jabar No.6 th 1999
- Kebutuhan chemical untuk IPAL - SOP / Intruksi kerja
- Sistem pengaliran limbah - Adanya segregas limbah
- Efektifitas IPAL - SOP / rancangan alat
I. Penggunan Bahan - Konsumsi solar di genset - Efisiensi pembahasan
Bakar - Konsumsi solar di boiler

6. Persiapan Pelaksanaan Audit


a. Tim Audit
Sebelum melaksanakan audit internal, terlebih dulu harus disusun tim Audit Internal.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tim audit :
 Kegiatan audit dibawah tanggung jawab langsung Divisi Lingkungan suatu
Perusahaan.
 Anggota tim Audit bisa berkisar 4 – 6 Auditor tergantung ruang lingkup audit.
 Tim Audit diketuai satu orang sebagai pemimpin Audit (Lead Auditor) dengan
beberapa anggota tim yang masing-masing punya keahlian yang diperlukan.
 Tenaga ahli dari luar bisa dipertimbangkan jika diperlukan untuk keahlian tertentu
 Setiap Auditor menangani aspek-aspek tertentu yang relevan dengan ruang
lingkup Produksi Bersih.
 Aspek atau elemen Produksi Bersih harus diaudit oleh Auditor pengalaman
dengan kualifikasi memadai.

b. Tahapan Pelaksanan Audit


Tahapan Pelaksanaan Audit secara garis besar terdiri dari :
o Penentuan ruang lingkup Audit
o Kunjungan ke pabrik / lokasi
o Analisis data
o Penyusunan rekumendasi
o Pembuatan laporan
o Persentasi hasil Audit
Waktu pelaksanaan Audit secara berurutan diperkirakan sekitar 2 (dua) minggu.
Pelaksanaan Audit harus dibuat dalam penjadwalan yang ditetapkan terlebih dahulu.
Beberapa hal perlu dipertimbangkan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan audit,
diantara lain :
 Berkoordinasi dengan pihak-pihak atau unit kerja yang akan diaudit
 Penjadwalan seharusnya tidak terlalu ketat, tetapi harus menyediakan alokasi
waktu cadangan untuk kerja ekstra atau mengadakan diskusi yang diperlukan
 Setiap akhir hari kerja sebaiknya disediakan waktu maksimal 1 jam untuk
melakukan evaluasi hasil audit
 Setelah kunjungan lapangan perlu disediakan waktu beberapa jam ke kantor untuk
memeriksa dan mengumpulkan data pendukung
 Jadwal harus disesuaikan oleh pihak manajemen pabrik

c. Penyiapan Proses Audit


Beberapa kegiatan pendahuluan yang perlu dikerjakan dalam persiapan audit antara
lain :
 Penyusunan lembar kerja Audit sebagai intrumen untuk pengumpulan bukti-bukti
audit harus dilakukan secara cermat, sistematis dan menyeluruh.
 Mengadakan meeting dengan pihak manajemen untuk membahas palaksanaan
audit, penentuan ruang lingkup audit, dan konfirmasi jadwal pelaksanaan audit.
 Lembar Kerja Audit bisa didistribusikan sebelumnya ke unit kerja terkait untuk
memperlancar proses audit.
 Melengkapi sarana pendukung seperti ruang kerja, peralatan komputer dan
printer, ATK, dan tenaga pendukung.
 Setiap hari auditor harus sudah memahami dan mengerti ruang lingkup pekerjaan
dan instrument lembar kerja audit yang menjadi tanggung jawabnya.
 Tim Auditor sebaiknya mengadakan kunjungan awal agar lebih memahami
kondisi lapangan yang akan diaudit.

7. Pelaksanaan Audit
a. Penggunaan Lembar Kerja
Lembar kerja sebagai instrument Audit yang sudah dipersiapkan (lampiran) akan
digunakan untuk membimbing Auditor dalam pengumpulan bukti audit yang efektif
dan mempermudah menghasilkan kesimpulan.
 Daftar Lembar Kerja Instrumen Audit :
Lembar Kerja No. 1 Kajian Awal (Initial Review)
Lembar Kerja No. 2 Audit Management dan Sumber Daya Manusia
Lembar Kerja No. 3 Bahan Baku dan Pembantu
Lembar Kerja No. 4 Proses Produksi
Lembar Kerja No. 5 Peralatan
Lembar Kerja No. 6 Penggunaan Air Bersih
Lembar Kerja No. 7 Pemanfaatan Steam
Lembar Kerja No. 8 Limbah Padat
Lembar Kerja No. 9 Emisi Gas
Lembar Kerja No. 10 Limbah Cair
Lembar Kerja No. 11 Bahan Bakar dan Listrik

b. Teknik Audit
Tujuan utama Auditor adalah menemukan bukti Audit untuk dievaluasi terhadap
kriteria Audit yang telah ditetapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh auditor
pada saat melaksanak audit:
 Selalu berfikiran terbuka, terus bertanya jika ada keraguan tentang kelengkapan
informasi.
 Jangan membuat yang diwawancara (Auditee) dalam situasi bermasalah.
 Auditor bertugas mengajukan pertanyaan, bukan memberikan komentar.
 Dihindari memberikan berbagai pertanyaan sekaligus.
 Pertanyaan harus bersifat terbuka, dihindari sedapat mungkin pertanyaan dengan
jawaban “ya / tidak
 Mengklarifikasi kembali dengan personil yang diwawancarai.
 Auditor bertugas mengaudit system dan prosedur tidak mengaudit kinerja
personil.
 Informasi yang diperoleh melalui wawancara sebaiknya di verifikasi dengan
pengamatan langsung, atau pengukuran dokumentasi yang valid.

c. Evaluasi
Evaluasi audit dilakukan terhadap bukti-bukti audit yang berhasil dikumpulkan dan
diolah. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan bukti-bukti audit dengan
kriteria audit yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tahapan evaluasi diharapkan dapat menghasilkan penyimpangan yang terjadi dan
bisa diberikan beberapa rekomendasi untuk memperbaiki kondisi eksisting yaitu
kinerja proses produksi industri tekstil. Form Hasil Evaluasi Audit disediakan di
setiap lembar kerja aspek yang diaudit.
Tahapan Evaluasi :
o Identifikasi Kondisi Eksisting
Uraian kondisi eksisting dijabarkan dari hasil pengamatan lapangan, pengolahan
data lembar kerja dan review data sekunder yang berhasil dikumpulkan.
o Evaluasi Permasalahan
Temuan audit yang telah dibandingkan dengan Kriteria audit atau standar proses
produksi tekstil yang efisien serta standar pengolahan lingkungan, yang berlaku
akan dijabarkan dalam evaluasi permasalahan. Evaluasi bisa dilengkapi dengan
dampak terhadap lingkungan, potensi berbahaya dari limbah dan potensi
pemborosan yang terjadi.
o Rekomendasi
Auditor harus memberikan beberapa rekomendasi untuk memperbaiki kondisi
eksisting yang telah dievaluasi sehingga dapat ditingkatkan kinerja produksi
bersih dari suatu proses industri tekstil. Rekomendari bisa berupa hal-hal yang
bersifat teknis, manajerial, dan prosedural.

d. Laporan Audit
Laporan Audit disusun agar dapat didokumentasikan dengan baik dan dijadikan acuan
dalam pelaksanaan rekomendasi berupa implementasi Produksi Bersih dan
pelaksanaan Audit mendatang (reaudit).
Beberapa hal yang harus dimuat dalam laporan audit adalah :
 Pendahuluan, yang berisi waktu, lama dan tujuan audit, ruang lingkup audit, dan
anggota tim auditor
 Executive Sumary, berisi hal-hal prinsip dan ringkas tentang hasil temuan audit
dan rekomendasi yang diberikan
 Hasil pelaksanaan audit berisi uraian rinci setiap tahap pelaksanaan audit
 Lampiran, yang berisi data pendukung instrument audit, Kriteria audit dan
informasi-informasi lain yang terkait

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A., 2012. Tahapan Pelaksanaan Audit Produksi Bersih. Diakses:


http://www.scribd.com/doc/86023861/Pelaksanaan-Audit-Tahapan-Dan-Contoh
Modul Produksi Bersih Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
Sigit, W. P., 2011. Audit Lingkungan – Manfaat Produksi Bersih. Diakses:
http://industri17winda.blog.mercubuana.ac.id/2011/07/05/audit-lingkungan-manfaat-
produksi-bersih/

Anda mungkin juga menyukai