Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Billiam Palimbong 18705 2368

FAKULTAS VOKASI

DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

2020

i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rammat dan karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyeselaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas K3. Sehubungan dengan tersusunnya malakah ini kami mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulisan ini sehingga
dapat selesai tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan kelemahan karena sedikit
banyak disisin berdasarkan pustaka dan data yang telah dikumpulkan. Oleh , karena itu kritik dan
saran para pembaca akan kami terima dengan senang hati demi menyempurnakan makalah ini
dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

                                                           Balikpapan, 01 April 2020

Penyusun

                                                                                   

ii
DAFTAR  ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN                                                                            
A. LatarBelakang......................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kebakaran................................................................. 2
B.  Klasifikasi Kebakaran............................................................. 2
C. Penyebab Terjadinya Kebakaran............................................. 3
D. Cara Pemadaman Kebakaran................................................... 4
E. Pembentukan dan Penyebaran Asap........................................ 4
F. Pencegahan Terjadinya Kebakaran.......................................... 4

BAB III     PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 7
B. Saran........................................................................................ 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kamus, kebakaran itu dinyatakan dengan keterangan, kemusnahan oleh api dan
menyebabkan kerugian. Api dinyatakan dengan keterangan: gas bercahaya yang di akibatkan oleh
terjadinya reaksi kimia pembentukan atau penguraian persenyawaan. Secara sederhana dapat
dikatakan kebakaran adalah pembakaran atau suatu reaksi antara bahan yang dapat terbakar dengan
oksigen,dalam keadaan sedemikian rupa sehingga timbul panas dan api dan menyebabkan kerugian.

Bahaya kebakaran harus dipahami oleh setiap orang karena kebakaran biasa terjadi dimana-
mana, selain merugikan diri sendiri juga orang lain yang berada disekitar area kebakaran.

Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat kebakaran Pemerintah mengeluarkan


undang-undang UU No. 1 Tahun 1970 “Dengan perundangan ditetapkan persyaratan keselamatan
kerja untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran” yang dikuatkan dengan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja disebutkan dalam Pasal ayat 1 “Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran, menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran di
tempat kerja”.

B. Rumusan Masalah

1.      Apa itu kebakaran?

2.      Apa saja klasifikasi kebakaran?

3.      Apa penyebab terjadinya kebakaran?

4.      Bagaimana cara pemadaman kebakaran?

5.      Bagaiman pembentukan dan penyebaran asap?

6.      Bagaimana pencegahan agar tidak terjadi kebakaran ?

C.      Tujuan

1.      Untuk mengetahui definisi kebakaran.

2.      Untuk mengetahui kalsifikasi kebakaran.

3.      Untuk mengetahui penyebab terjadi kebakaran.

4.      Untuk mengetahui cara pemadaman kebakaran.

5.      Untuk mengetahui pembentukan dan penyebaran asap.

6.      Untuk mengetahui cara mencegah agar tidak terjadi kebakaran.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kebakaran

Dalam kamus, kebakaran itu dinyatakan dengan keterangan, kemusnahan oleh api dan
menyebabkan kerugian. Api dinyatakan dengan keterangan: gas bercahaya yang di akibatkan oleh
terjadinya reaksi kimia pembentukan atau penguraian persenyawaan. Secara sederhana dapat
dikatakan kebakaran adalah pembakaran atau suatu reaksi antara bahan yang dapat terbakar dengan
oksigen,dalam keadaan sedemikian rupa sehingga timbul panas dan api yang menyebabkan
kerugian.

B. Klasifikasi Kebakaran  

 Kebakaran Kelas A

Kebakaran ini disebabkan oleh bahan-bahan yang sifatnya mudah terbakar seperti kayu,
kertas, kain dan sejenisnya. Alat pemadam api yang digunakan untuk tipe kebakaran ini
dapat menggunakan fire extinguisher jenis dry chemical powder biasa ataupun fire
extinguisher tipe CO2. Pemakaian air dapat memadamkan tipe kebakaran ini juga dan dinilai
efektif. Tipe alat pemadam api dry chemical powder adalah fire extinguisher yang paling
banyak ditemui dan paling umum digunakan.

 Kebakaran Kelas B

Jenis kebakaran ini disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar seperti minyak bumi, gas,
lemak, lilin, thinner, pernis dan sejenisnya. Solusi mengatasi kebakaran tipe ini adalah
dengan membatasi oksigen di area kebakaran. Jangan memakai air untuk memadamkan tipe
kebakaran ini karena akan menyebabkan terjadinya penyebaran api.

Penggunaan alat pemadam api tipe ABC powder atau tipe karbon dioksida (CO2)
merupakan solusi pemadaman yang paling baik untuk memadamkan kebakaran cairan
mudah terbakar dalam keadaan tertutup. Pada saat memadamkan kebakaran kelas B di
ruangan tertutup, pastikan supply oksigen pada pernafasan anda terjamin, karena pada
kebakaran, bukan hanya api saja yang berbahaya namun asap dari api juga dapat
membahayakan kehidupan anda.

 Kebakaran Kelas C

Disebabkan oleh terjadinya hubungan arus listrik yang biasanya membakar kabel atau fitting
dan area disekitarnya. Bisa juga disebabkan oleh peralatan listrik yang terbakar. Penggunaan
gas cair BCF atau Bromo Chloro diFluoromethane  atau alat pemadam api tipe karbon
dioksida (CO2) merupakan pemadam paling efektif untuk memadamkan kebakaran kelas C.
Hindari pemakaian air atau pemadam jenis busa untuk memadamkan pada kebakaran kelas
C karena alat pemadam api yang berbasis air dapat menghantarkan arus listrik.

Perlu diperhatikan juga jika anda menyemprotkan alat pemadam CO2, maka biasanya udara
di sekitar area kebakaran akan mengembun dan jika jumlahnya banyak dapat berpotensi
untuk menghantarkan arus listrik juga.

2
 Kebakaran Kelas D

Kebakaran jenis ini disebabkan oleh logam tertentu yang mudah terbakar seperti Zinc,
Magnesium, serbuk Aluminium, Sodium, Titanium dan lain-lain. Solusi untuk kebakaran
jenis ini adalah pemakaian alat pemadam api jenis powder. Kebakaran tipe D paling jarang
terjadi.

 Kebakaran kelas K

Pada kasus kebakaran kelas K yang biasanya terjadi di dapur, akibat minyak goreng yang
dipanaskan terlalu lama, anda dapat menggunakan telur atau bahan-bahan masakan yang
tidak mengandung air untuk segera memadamkannya, menggunakan air akan menyebabkan
minyak panas meletup dan akan berbahaya bagi orang yang disekitarnya. Pada restoran-
restoran dengan alat deep fryer, biasanya disediakan alat pemadam tipe wet chemical yang
mengandung Potassium Acetate untuk mengatasi potensi kebakaran kelas K.

C. Penyebab Terjadinya Kebakaran

Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Kelalaiaan
Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran. Contoh dari kelalaian ini
misalnya: lupa mematikan kompor, merokok di tempat yang tidak semestinya,
menempatkan bahan bakar tidak pada tempatnya, mengganti alat pengaman dengan
spesifikasi yang tidak tepat dan lain sebagainya.
2. Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan salah satu penyebab
kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh dari kekurang pengetahuan ini misalnya tidak
mengerti akan jenis bahan bakar yang mudah menyala, tidak mengerti tanda-tanda bahaya
kebakaran, tidak mengerti proses terjadinya api dan lain sebagainya.
3. Peristriwa alam
Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran. Contoh: gunung meletus, gempa bumi,
petir, panas matahari dan lain sebagainya.
4. Penyalaan sendiri
Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya dari udara) dan
panas bertemu dan menyebabkan reaksi rantai pembakaran. Contoh: kebakaran di hutan
yang disebabkan oleh panas matahari yang menimpa bahan bakar kering di hutan.
5. Kesengajaan
Kebakaran bisa juga disebabkan oleh kesengajaan misalnya karena unsur sabotase,
penghilangan jejak, mengharap pengganti dari asuransi dan lain sebagainya.

Bila suatu bahan terbakar, maka terbebaskanlah energi, jadi hasil pembakaran itu berada
dalam tingkat energi yang lebih rendah. Suatu bahan harus diaktifkan dahulu supaya dapat terbakar
dan kehilangan energinya. Hal ini di sebabkan oleh “penyebab kebakaran” seperti puntung rokok
yang belum padam, pancaran panas dari suatu tungku, loncatan bunga api paku sepatu menggesek
jalan, loncatan api listrik dan sebagainya. Sampai dimana suatu bahan harus di aktifkan supaya dapat
terbakar,tergantung dari keadaan bahan itu sendiri. Sebatang korek api yang menyala dapat
membakar batang korek api lainnya tapi tidak dapat membakar sebilah papan.

Penyebab terjadinya kebakaran antara lain:

3
 Bahan yang mudah terbakar: barang padat, cair atau gas ( kayu, kertas, textil, bensin,
minyak, acetelin, dll)
 Panas (suhu):pada lingkungannya memiliki suhuyangdemikian tingginya, (sumber panas dar
sinar matahari, kistrik(kortsluiting,panas energi mekanik(gesekan), reaksi kimia, kompresi u
dara)
 Oksigen (O2): adanya zat asam (O2) yang cukup. Kandungan (kadar) O2 ditentukan
dengan persentasi (%), makin besar kadar oksigen maka api akan menyala makin hebat,
sedangkan pada kadar oksigen kurang dari 12 % tidak akan terjadi pembakaran api.
Dalam keadaan normal kadar oksigen diudara bebas berkisar 21 %, maka udara memiliki
keefektifan pembakaran yang cukup.

Dari ketiga faktor tersebut saling mengikat dengan kondisiyang
cukup tersedia. Ketiga factor
tersebut digambarkan dalam bentuk hubungan segitiga kebakaran.

Perlu diperhatikan apabila salah satu dari sisi dari segitiga tersebut tidak ada,
maka tidak mungkin terjadi kebakaran. Jadi setiap kebakaran yang terjadi dapat dipadamkandengan t
iga cara yaitu :

a. Dengan menurunkan suhunya dibawah suhu kebakaran,

b. Menghilangkan zat asam,

c. Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar.

D. Cara Pemadaman Kebakaran

Terdapat 3 (tiga) cara untuk mengatasi atau memadamkan kebakaran:

1) Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkan atau menjauhkan bahan atau 
benda-benda yang dapat terbakar
2) Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran dengan menurunkan panas atau suhu.
Bahan air yang paling dominana digunakandalam menurunkan panas dengan jalan
menyemprotkan atau menyiramkan air ketitik api.
3) Cara isolasi atau lokalisasi yaitu cara pemadaman kebakaran dengan mengurangi kadar atau 
presentase O2 pada benda-benda yang terbakar.

E. Pembentukan dan Penyebaran Asap

Pembentukan dan penyebaran asap adalah hal yang tak dapat diabaikan demi keamanan
kebakaran. Asap dapat menghalangi atau tidak memungkinkan orang menyelamatkan diri
meninggalkan gedung yang terbakar karena terhalangnya pandangan. Asap juga dapat lebih
mengobarkan api dan menimbukan panik. Regu pemadam kebakaran, dalam menunaikan tugasnya,
pada umumnya telebih dahulu menilai keadaannya dan dengan sendirinya sambil menolong
penyelamatan manusia dapat terhalang oleh asap.

Pembentukan asap adalah persoalan bahan bangunan sedangkan penyebaran asap adalah
persoalan konstruksi bangunan. Lubang ventilasi, tangga ke lantai lebih atas, dan sebagainya sangat
mempenagruhi penyebaran asap.

4
F. Cara Mencegah agar Tidak Terjadi Kebakaran

Pencegahan kebakaran adalah usaha mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab
munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah
kemungkinan tersebut menjadi kenyataan. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program
pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat
dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik
dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari
segi mudah dicapainya.

Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat kebakaran Pemerintah mengeluarkan


undang-undang UU No. 1 Tahun 1970 “Dengan perundangan ditetapkan persyaratan keselamatan
kerja untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran”.Yang dikuatkan dengan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja disebutkan dalam Pasal ayat 1 “Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran, menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran di
tempat kerja”.

Peralatan Pencegahan Kebakaran

APAR atau fire extinguishers atau racun api merupakan peralatan reaksi cepat yang multi
guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A, B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai
ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang
mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional
bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang
ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kimia kering, foam atau busa dan CO2,
untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.

Secara singkat cara mengoperasikan APAR adalah sebagai berikut.

1. APAR Jenis Air

Pada jenis ini media pemadamnya berupa air yang terletak pada tabung. Dibuat dalam dua
konstruksi yaitu SPT dan GCT. Jarak jangkau pancaran sekitar 10 ft sampai 20 ft. Dan waktu
pancaran sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galon. Hanya direkomendasikan untuk kebakaran
jenis A, dengan luas bidang jangkauan sekitar 2500 ft persegi, jarak penempatan setiap 50 ft.

2. APAR Jenis Busa

Tabung utama berisi larutan sodium bikarbonat (ditambah dengan penstabil busa). Tabung
sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua larutan tersebut akan
menghasilkan busa dengan volume 10 kali lipat. Busa ini kemudian didorong oleh gas pendorong
(biasanya CO2 ).

3. APAR Jenis Karbon Dioksida

APAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering) di mana oksigen diupayakan
terpisah dari apinya. Di samping itu CO 2 juga mempunyai peranan dalam pendinginan. Material
yang diselimuti oleh CO2 akan cenderung lebih dingin..

4. APAR Jenis Serbuk Kimia Kering (dry chemical powder)

5
APAR jenis ini berisi tepung kering sodium bikarbonat dan tabung gas karbon dioksida atau
gas nitrogen (di dalam cartridge) sebagai pendorongnya. Gas pendorong bisa ditempatkan dalam
tabung atau di luar tabung. Tepung kimia kering bersifat cepat menutup material yang terbakar, dan
mempunyai daya jangkau menutup permukaan yang cukup luas.

5. APAR Jenis Gas Halon dan Pasca Halon

APAR jenis ini biasanya berisi gas halon yang terdiri dari unsur-unsur karbon, fluorine,
bromide dan chlorine. Namun sejak diketemukan lubang pada lapisan ozon yang diduga disebabkan
oleh salah satu unsur gas halon maka menurut perjanjian Montreal gas halon tidak boleh
dipergunakan lagi, dan mulai 1 Januari 1994 gas halon tidak boleh diproduksi.

Adapun alat pendukung APAR antara lain:

a. Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya
hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman,
sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit
Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. Detektor Asap atau Smoke
Detector Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada
setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk
pemakaian dalam gedung.
b. Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya
bahaya kebakaran pada suatu tempat.
c. Sprinkler
d. Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara
otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada
sprinkler tersebut.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kamus, kebakaran itu dinyatakan dengan keterangan, kemusnahan oleh api dan menyebabkan
kerugian. Klasifikasi kebakaran dibedakan menjadi: kelas A (kayu, kertas, plastik), kelas B (bensin,
solar, bensol), kelas C (permesinan, generator, panel listrik), kelas D (bahan-bahan logam, titanium,
aluminium), dan kelas K (minyak goreng).

Penyebab terjadinya kebakaran meliputi tiga unsur, yaitu:

 Bahan yang mudah terbakar


 Oksigen
 Suhu

Terdapat tiga cara untuk mengatasi atau memadamkan kebakaran:

 Cara penguraian
 Cara pendinginan
 Cara isolasi atau lokalisasi

B. Saran

Untuk mengurangi korban dan kerugian akibat kebakaran maka kita harus senantiasa mence
gah terjadinya kebakaran serta menjauhkan barang–barang yang mudah terbakar dan mudah
meledak dari sumber api.

7
8

Anda mungkin juga menyukai