Referat-Case Report
Referat-Case Report
OLEH:
Wa Ode Grifhanda Humairah
111 2019 1003
PEMBIMBING
dr. Taufik Tjahyadi, Sp.S
BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
1
KATA PENGANTAR
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala
dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan refarat ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini. Saya berharap sekiranya
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.
Hormat Saya,
Penulis
2
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini, saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa :
Pembimbing
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Urip Sumoharjo lr. 1
Suku/Ras : Makassar
Status : Menikah
Agama : Islam
Nomor RM : 289346
Kamar : Ruang perawatan Walet bed 1
Tgl. Masuk RS : 9 Maret 2020
5
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri Punggung Bawah
Anamnesis terpimpin :
Informasi mengenai keluhan utama
Seorang pasien laki-laki usia 43 tahun masuk RS
BHAYANGKARA MAKASSAR dengan keluhan nyeri punggung
bawah yang dialami sejak ± 1 bulan yang lalu sebelum MRS.
Nyerinya terus-menerus. Sehingga Pasien tidak dapat duduk dan
berjalan terlalu lama. Nyeri yang dirasakan sifatnya yakni seperti
rasa tertusuk-tusuk, rasa tebal, dan kram-kram. Nyeri menjalar ke
paha kiri. Pasien ada riwayat angkat berat dan duduk lama. VAS
pasien 5.
Anamnese sistematis
Pasien tidak merasa kelemahan tubuh satu sisi (-), sulit
bicara (-), nyeri kepala (+), gangguan menelan/tersedak (-),
gangguan penglihatan (-), Demam (+) 2 hari yang lalu, Kejang (-),
riwayat trauma (-), mual (+), muntah (+), ada keluhan nyeri ulu hati
(+). Buang air besar biasa dan buang air kecil lancar dalam batas
normal. Riwayat Diabetes Melitus tidak ada dan riwayat hipertensi
tidak ada.
6
Anemis : tidak ada
Ikterus : tidak ada
Dispneu : tidak ada
o KEPALA :-
o TORAKS :
Paru-paru :
a. Inspeksi : Dinding thoraks simetris kanan - kiri, retraksi
otot dinding dada (-)
b. Palpasi : Simetris antara kiri dan kanan
c. Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
d. Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Jantung
a. Inspeksi : Tidak tampak iktus cordis
b. Palpasi : Tidak teraba iktus cordis
c. Perkusi : Batas jantung – paru dalam batas normal
d. Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 normal reguler, murmur
(-)
ABDOMEN :
a. Inspeksi : Massa (-), Ascites (-)
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan. Massa abnormal (-).
Hepar tidak teraba dan Lien tidak teraba.
c. Perkusi : Dalam batas normal
d. Auskultasi : Peristaltik kesan normal
KOLUMNA VERTEBRALIS :
a. Inspeksi : Tidak Dilakukan
b. Pergerakan : Tidak Dilakukan
c. Palpasi : Tidak Dilakukan
d. Perkusi : Tidak Dilakukan
Status Neurologik
7
GCS : E4 M6 V5
Rangsang meningeal : Kaku Kuduk (-)
Kerning’s sign (-)
Tes Lasegue (+)
Tes Patrick dan kontra Patrick (+)
Nervus kranialis
N.I (Olfaktorius) : Normosmia
N.II (Optikus) : OD OS
Ketajaman penglihatan : N N
Lapangan penglihatan : N N
Funduskopi : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.III, IV, VI : OD OS
Celah kelopak mata : N N
Exoftalmus : - -
Ptosis : - -
Pupil
Ukuran/bentuk : Bundar, Ø 2,5 mm Bundar, Ø 2,5 mm
Isokor/anisokor : Isokor Isokor
RCL/RCTL + +
Refleks akomodasi : + +
Gerakan bola mata
Parese kearah : - -
Nistagmus : - -
N.V (Trigeminus):
Sensibilitas
N.VI : N/N
N.V2 : N/N
N. V3 : N/N
Motorik
Inspeksi/palpasi (istirahat/menggigit) : Dalam batas normal.
8
Refleks dagu /masseter : Dalam batas normal
Refleks kornea : Dalam batas normal
N. VII (Facialis):
Motorik
m. Frontalis : N/N
m.Orbikularis okuli : +/+
m. Buccinator : +/+
m. Orbicularis oris : +/+
N. IX/X (Glossopharingeus/vagus):
Posisi arkus pharinks (istirahat/AAH) : Di tengah
Reflex telan/muntah : Tidak dilakukan
Pengecap 1/3 lidah bagian belakang : Tidak dilakukan
Suara : Lemah
Takikardi/bradikardi : Tidak dilakukan
N. XII (Hypoglosus):
Deviasi lidah : Tidak dapat dinilai
Fasciculasi : Tidak dapat dinilai
Atrofi : Tidak dapat dinilai
Tremor : Tidak dapat dinilai
9
Ataxia : Tidak dapat dinilai
Fungsi motorik :
Pergerakan
N
N
N N
Tonus
N
N
N N
Kekuatan
5
5
5 5
Refleks
N
fisiologis N
N N
Refleks
-
patologis -
- -
10
IV. PEMERIKSAAN RADIOLOGIK DAN PEMERIKSAAN LAIN-LAIN:
Pemeriksaan Radiologi
V. RESUME
Seorang pasien laki-laki usia 43 tahun masuk RS
BHAYANGKARA MAKASSAR dengan keluhan nyeri punggung
bawah yang dialami sejak ± 1 bulan yang lalu sebelum MRS.
Nyerinya terus-menerus. Sehingga Pasien tidak dapat duduk dan
berjalan terlalu lama. Nyeri yang dirasakan sifatnya yakni seperti
rasa tertusuk-tusuk, rasa tebal, dan kram-kram. Nyeri menjalar ke
paha kiri. Pasien ada riwayat angkat berat dan duduk lama. VAS
pasien 5. Pasien tidak merasa kelemahan tubuh satu sisi (-), sulit
bicara (-), nyeri kepala (+), gangguan menelan/tersedak (-),
gangguan penglihatan (-), Demam (+) 2 hari yang lalu, Kejang (-),
riwayat trauma (-), mual (+), muntah (+), ada keluhan nyeri ulu hati
(+). Buang air besar biasa dan buang air kecil lancar dalam batas
normal. Riwayat Diabetes Melitus tidak ada dan riwayat hipertensi
tidak ada.
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Klinik : Low Back Pain
Diagnosis Topis : Corpus Vertebra L5-S1
Diagnosis Etiologi : Susp. HNP
11
VI. DIAGNOSIS BANDING
- Spondylosis Lumbalis
VII. PENATALAKSANAAN
Neurosanbe / 24 jam
Injeksi Ranitidine 1 amp / 12 jam
Natrium diclofenat 50 mg / 3 x 1
Metyl prednisolone 4 mg / 3 x 1
Diazepam 2 mg / 3 x 1
VIII. PROGNOSIS
Qua Ad Vitam : Bonam
Qua Ad Sanationam : Bonam
Qua Ad Fungsionam : Bonam
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 DEFINISI
Nyeri punggung bawah atau LBP adalah nyeri yang terbatas pada
regio lumbal, tetapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada
satu radiks saraf, namun secara luas berasal dari diskus intervertebralis
lumbal.4
Low back pain (LBP) umumnya akan memberikan rasa nyeri pada
seseorang yang mengalaminya. Rasa nyeri dapat digambarkan sebagai
sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila mengalami cedera atau
kerusakan pada tubuh. Nyeri dapat terasa panas, gemetar,
kesemutan/tertusuk, atau ditikam. Nyeri
akan menjadi suatu masalah gangguan kesehatan dikarenakan dapat
menganggu aktivitas yang akan dilakukan.5
1.2 ETIOLOGI
13
antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior
paha, tungkai, dan kaki.3
1.3 KLASIFIKASI
Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu:
A. Acute low back pain
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya
sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini
dapat hilang atau sembuh.Acute low back pain dapat disebabkan karena
luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat
hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan,
juga dapat melukai otot, ligament, dan tendon. Pada kecelakaan yang
lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih
sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang
acute terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik. 3
B. Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang
berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset
yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back
pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoid arthritis, proses
degenerasi discus intervertebralis dan tumor.3
14
sciatica karena nyeri berasal dari perangsangan pada nervus ischiadikus,
perangsangan pada nervus ischiadikus sering menjadi lebih nyeri bila
bersin atau batuk.7
Pada episode akut, LBP dapat menjadi sangat akut untuk beberapa
hari atau seminggu dan akan lebih meningkat. Pada 2-4 minggu kemudian
penderita akan merasa lebih baik. Episode panjangnya waktu nyeri
berbagai macam pada tiap penderita, begitu juga dengan intensitas tiap
episode nyeri dan seberapa mampu penderita dapat menahan nyerinya. 7
15
a) Tes lasegue
Percobaan ini meregangkan nervus ischiadicus dan radiks-radiksnya.
Penderita dalam posisi terlentang dan tidak boleh tegang. Pemeriksaan
mengangkat satu tungkai penderita, tungkai tadi dalam posisi lurus, dan
fleksi pada sendi panggul. Apabila penderita merasakan nyeri
sepanjang nervus ischiadicus maka parcobaan tadi positif. Dapat
dinyatakan dalam derajat, misalnya positif 30 derajat artinya waktu tungkai
diangkat sampai 30 derajat (sudut antara tugkai dengan bidang datar)
mulai timbul rasa sakit. Apabila agak ragu-ragu, maka pemeriksaan ini
dapat dimodifikasi dengan cara kaki ditahan dalam posisi dorso-fleksi dan
kemudian tungkai diangkat ke atas. Dengan cara ini nervus ischiadicus
teregang lebih kuat. Pada HNP, percobaan ini merupakan hal yang sangat
penting. 8
b) Tes patrick
Tungkai dalam posisi fleksi di sendi lutut sementara tumit diletakkan
di atas lutut tungkai yang satunya lagi, kemudian lutut tungkai yang
difleksikan tadi ditekan ke bawah. Penderita dalam posisi berbaring.
Apabila ada kelaianan di sendi panggul maka penderita akan merasakan
nyeri di sendi panggul tadi. 8
c) Tes kontrapactrick
Tungkai dalam posisi fleksi di sendi lutut dan sendi panggul, kemudian
lutut didiorong ke medial; bila di sendi sakroiliaka ada kelainan maka disitu
akan terasa sakit.8
16
2. Khusus :
Pencegahan dan pengobatan komplikasi
1.6.2 Penatalaksanaan Khusus
1. Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan, untuk
mengurangi nyeri tanpa menghiraukan penyebab dasar low back
pain. Obat yang diberikan berupa golongan analgetik dimana
golongan ini terdiri dari analgetik antipiretik dan analgetik non-
narkotik.10 Yang umum digunakan analgetik antipiretik yang bekerja
menghambat sintesa dan pelepasan endogenous pain
substance sehingga mencegah sensitisasi reseptor nyeri.
Disamping itu dikenal pula obat yang mempunyai potensi anti-
inflamasi disamping analgetik misalnya pirasolon dan derivat-
derivat asam organik lainya dikenal sebagai non steroidal anti-
inflamatory drugs (NSAID). Untuk pengobatan simptomatis lainnya,
kadang memerlukan campuran antara obat analgesik,
anti inflamasi, OAINS, dan penenang.11
2. Obat yang diberikan yaitu ketorolac 3% merupakan NSAID
(non steroid anti inflammatory drugs) yang bekerja menghambat
enzim cyclooxygenase (COX) yang menginduksi pembentukan
prostaglandin, ketorolac diindikasi untuk penanganan nyeri derajat
sedang-berat pada pasien dewasa.
3. Ranitidine adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang
menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan
mengurangi sekresi asam lambung. Padapemberian i.m./i.v. kadar
dalam serum yang diperlukan untuk menghambat 50%
perangsangan sekresi asam lambung adalah 36–94 mg/mL.
Kadar tersebut bertahanselama6-8jam.
Ranitidine diabsorpsi 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi
puncak plasma dicapai 2–3 jam setelah pemberian dosis 150 mg.
Absorpsi tidak dipengaruhi secara nyata oleh makanan dan
17
antasida. Waktu paruh 2½–3 jam pada pemberian oral, Ranitidine
diekskresi melalui urin.14
1.7 Pencegahan
Beberapa cara untuk mencegah nyeri punggung bawah atau low back
pain adalah:
1. Olahraga spesifik
2. Sabuk pinggang
18
mencegah cedera atau nyeri punggung bawah. Satu studi bahkan
menunjukkan bahwa ikat pinggang ini meningkatkan kemungkinan cedera.
3. Berdiri
Sambil berdiri, angkat kepala dan tahan perut. Jika Anda diminta berdiri
dalam jangka waktu yang lama, Anda sebaiknya memiliki bangku kecil
untuk mengistirahatkan satu kaki. Jangan memakai hak tinggi (high
heels).
4. Duduk
5. Tidur
6. Mengangkat
Jangan angkat benda yang terlalu berat untuk Anda. Jika Anda mencoba
mengangkat sesuatu, jaga punggung lurus ketika ke atas dan ke bawah,
naikkan kepala, angkat dengan lutut. Jauhkan benda yang dekat dengan
Anda, jangan membungkuk untuk mengangkatnya. Kencangkan otot perut
Anda agar punggung tetap seimbang. 16
1.8 Prognosis
19
- Sekitar 50% penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali
menjalankan fungsi normalnya.16
20
DAFTAR PUSTAKA
21
12. Tolerabilitas Pasien Bayi terhadap Ketorolac IV. Kalbemed. 2012.
Diakses padahttp://www.kalbemed.com/Portals/6/19_191Berita
%20Terkini-Tolerabilitas%20Pasien%20Bayi%20terhadap
%20Ketorolac%20IV.pdf tanggal 26 Februari 2018.
13. Indriastuty. Perbandingan Penggunaan Gabapentin dan Amitriptilin
sebagai Terapi Nyeri Terhadap Efek Terapi Pada Pasien Hernieated
Nucleus Pulposus Rawat Jalan Di Poli Saraf Rumah Sakit Jogja.
UGM. 2013
14. Potter,P A & Perry, A (2005) . Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta:
EGC.
15. Priharjo, R. (1993). Perawatan Nyeri: Pemenuhan Aktivitas Istirahat
Pasien. Jakarta: EGC.
16. Guyton, A C & Hall, J E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor
Bahasa Indonesia : Irawati Setiawan Edisi 9. Jakarta: EGC.
22