oleh:
Kelompok 2
oleh:
Kelompok 2
Indri Andriani NIM 192311101167
Okky Perdana Saputra NIM 192311101186
Dwi Wahyuni NIM 192311101187
Try Nurhayati NIM 192311101188
Anisa Kirnawati NIM 192311101198
Winda Anisyawati NIM 192311101229
Fajar Nur Aufar NIM 192311101239
Nabila Zahro NIM 192311101241
Laporan Tugas Program Profesi Ners Stase KDP yang disusun oleh:
Nama : Kelompok 2
Ruangan : Anthurium 3 Jember Klinik
FAKULTAS KEPERAWATAN
Mengetahui,
PJ Program Profesi Ners, PJMK
Ns. Erti I. Dewi, M.Kep., Sp.Kep.J Ns. Ahmad Rifai, S.Kep. M.S
NIP 19811028 200604 2 002 NIP 19850207 201504 1 001
Menyetujui,
Wakil Dekan I
Nama : Kelompok 2
Ruangan : Anthurium 3
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN CAIRAN PADA PASIEN DENGAN EFUSI PLEURA DI RUANG
ANTHURIUM 3 RUMAH SAKIT JEMBER KLINIK
Hari :
Tanggal :
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN...........iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
LAPORAN PENDAHULUAN..............................................................................1
1. Konsep Gangguan Kebutuhan Cairan..........................................................1
1.1 Definisi Gangguan Cairan.........................................................................1
1.2 Anatomi dan Fisiologi Ginjal....................................................................2
1.3 Etiologi.......................................................................................................3
1.4 Tanda dan Gejala.......................................................................................4
1.5 Patofisiologi dan Clinical Pathway...........................................................4
1.6 Penalaksanaan Medis.................................................................................5
2. Konsep Penyakit Efusi Pleura.......................................................................5
2.1 Pengertian Efusi Pleura..............................................................................5
2.2 Epidemiologi..............................................................................................7
2.3 Etiologi.......................................................................................................7
2.4 Tanda dan Gejala.......................................................................................9
2.5 Patofisiologi dan Clinical Pathway...........................................................9
2.6 Penatalaksanaan Medis............................................................................12
3. Penatalaksanaan Keperawatan............................................................13
3.1 Pengkajian Keperawatan..........................................................................13
3.2 Diagnosa yang sering muncul (PES).......................................................17
3.3 Perencanaan (Nursing Care Plan)...........................................................21
3.4 Discharge Planning..................................................................................28
4. Penatalaksanaan Berdasarkan Evidence Based Practice in Nursing........28
a. PICO (Problem, Intervention, Comparative, Outcome)..........................28
b. Pertanyaan klinis......................................................................................29
c. Metode Penelusuran Jurnal......................................................................29
d. Jurnal Database yang digunakan..............................................................30
e. Temuan artikel pilihan dari kata kunci PICO yang digunakan sebagai
rujukan..........................................................................................................30
f. Penerapan Evidence Based Practice in Nursing......................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN...............................................................38
B. PROBLEM LIST.............................................................................................53
C. RUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN..............................................56
D. PERENCANAAN / NURSING PLAN..........................................................57
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN...............................................................64
CATATAN PERKEMBANGAN/EVALUASI KEPERAWATAN.................67
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Konsep Gangguan Kebutuhan Cairan
1.1 Definisi Gangguan Cairan
Cairan tubuh merupakan sarana untuk transport zat makanan mulai dari proses
absorpsi mendistribusikan sampai ke tingkat intraseluler tempat nutrient mengalami
proses metabolism dan selanjutnya hasil metabolisme akan didistribusikan ke
seluruh tubuh dan eskresinya akan di keluarkan melalui tubuh. Cairan dan elektrolit
di dalam tubuh merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Komposisi
cairan dan elektrolit di dalam tubuh diatur agar keseimbangan fungsi organ vital
dapat dipertahankan (Mangkum & Senapathi, 2010). Kebutuhan cairan dan elektrolit
adalah suatu proses dinamik karena metabolism tubuh membutuhkan perubahan
yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan dan
kemampuan tubuh untuk dapat mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan “homeostasis”.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu, cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel
di seluruh tubuh yang jumlahnya pada orang dewasa kira-kira dua per tiga dari
cairan tubuh. Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel yang
jumlahnya pada orang dewasa adalah 15 L dan terdiri dari tiga kelompok yaitu,
cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler dengan jumlah
rata-rata 5-6 L, 3 L dari jumlah tersebut adalah plasma dan sisanya sel darah merah
yang mentranspor oksigen, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel
seperti cairan limfe dengan jumlah 8 L sedangkan cairan traseluler adalah cairan
sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi
saluran cerna. Gangguan keseimbangan volume cairan meliputi kekurangan volume
cairan dan kelebihan volume cairan. Kekurangan volume cairan adalah penurunan
cairan intravascular, interstisial, atau intrasel ini mengacu pada dehidrasi,
kehilangan cairan saja tanpa ada perubahan kadar natrium sedangkan kelebihan
volume carian adalah peningkatan asupan atau retensi cairan isotonic (Rahman,
2017; Heather & Kamitsuru, 2018).
1.3 Etiologi
Menurut Menurut Husni (2017), keadaan yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami gangguan pemenuhan cairan adalah sebagai berikut:
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Anak –
anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal didaerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui
keringat. Sedangkan, seseorang yang beraktifitas dilingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5L/hari.
c. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrilit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
d. Stress
Stress juga dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) penyebab hipervolemia adalah
gangguan mekanisme regulasi yaitu gagal ginjal kronik. Penyebab hipervolemia pada
gagal ginjal kronik menurut Price & Wilson (2006), antara lain:
a. Retensi natrium dan air yang disebab pada gagal ginjal kronik karena penurunan
jumlah nefron yang membuat laju filtrasi glomerulus (GFR) menurun
b. Hypoalbuminemia terjadi pada gagal ginjal kronik yang disebabkan oleh
sindrom nefrotik
2.3 Etiologi
Brunner dan Suddart (2014) menjelaskan bahwa efusi pleura bukan merupakan
penyakit primer, tetapi penyakt sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain. Efusi
pleura dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu:
a. Infeksi
Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan terjadi efusi pleura yaitu tuberkulosis,
pneumonia, abses paru dan abses subfrenik.
b. Non infeksi
Penyakit non infeksi yang dapat menyebabkan efusi pleura antara lain yaitu Ca
paru, Ca pleura (primer dan sekunder), Ca mediastinum, tumor ovarium, gagal
ginjal, dan gagal hati.
Louise (2018) menjelaskan bahwa ruang pleura normal mengandung sekitar 10
mL cairan. Hal ini menggambarkan adanya:
a. Keseimbangan antara kekuatan hidrostatis dan onkotik di kapiler pleura viseral
dan parietal
b. Keseimbangan drainase limfatik persisten.
Efusi pleura terjadi akibat gangguan pada keseimbangan dua hal tersebut.
Adanya efusi pleura dapat terjadi oleh adanya mekanisme berikut:
a. Perubahan permeabilitas membran pleura. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus
infeksi, keganasan, dan emboli paru.
b. Penurunan tekanan onkotik intravaskuler. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus
hipoalbuminemia karena sindrom nefrotik atau sirosis.
c. Peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan vaskuler. Kondisi ini dapat
terjadi pada kasus trauma, keganasan, infeksi, infark paru, hipersensitifitas obat,
uremia, dan pankreatitis.
d. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler dalam sirkulasi sistemik atau paru.
Kondisi ini terjadi pada kasus gagal jantung kongestif, dan sindrom vena cava
superior.
e. Penurunan tekanan dalam ruang pleura. Kondisi ini terjadi akibat adanya
ketidakmampuan paru untuk melakukan ekspansi penuh selama proses inspirasi.
Hal ini dikenal sebagai kasus “trapped lung”, misalnya pada kasus atelektasis
luas karena bronkus atau kontraksi terhalang fibrosis yang menyebabkan
fisiologi paru restriktif.
f. Penurunan drainasi limfatik atau penyumbatan pembuluh darah limfatik,
termasuk obstruksi duktus torasikal atau ruptur seperti akibat keganasan maupun
trauma.
g. Peningkatan cairan peritoneum dengan ekstravasasi mikroperfungsi di diafragma
melalui limfatik atau defek diafragma mikrostruktur misalnya pada kasus
hidrothoraks hepatik, sirosis, dan dialisis peritoneal.
h. Gerakan cairan dari edema paru di seluruh pleura viceral
i. Peningkatan tekanan onkotik cairan pleura sehingga menyebabkan akumulasi
cairan lebih lanjut
Penumpukan cairan
pada rongga dada
Penurunan ekspansi
Penekanan struktur Kelebihan
paru
abdomen volume cairan
Ketidakefektifa
Anoreksia Sesak nafas n pola nafas
Gangguan pola
Penurunan Suplai
Ketidakseimbangan O2 tidur
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Ketidakmampuan
Kelemahan, mengakses kamar
Bed rest di tempat tidur Kelelahan mandi
3. Penatalaksanaan Keperawatan
3.1 Pengkajian Keperawatan
Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi serta data dasar
klien. Pengkajian dilakukan saat klien masuk instansi layanan kesehatan. Data
yang diperoleh dapat berguna untuk proses keperawatan selanjutnya. Identitas
klien yang perlu dikaji seperti tabel berikut:
a) Identitas Klien
Nama : Tanggal MRS :
No. RM : Pendidikan :
Umur : Tanggal Pengkajian:
Pekerjaan : Alamat :
Jenis Kelamin : Sumber Informasi :
Status Perkawinan: Agama :
d) Pemeriksaan fisik
1) Kepala
a. Inspeksi : bagaimana keadaan persebaran rambut dan keadaan wajah
b. Palpasi : diraba apakah ada benjolan di kepala dan apakah ada nyeri
tekan
2) Leher
a. Inspeksi : biasanya terlihat distensi vena jugularis
b. Palpasi : terdapat distensi vena jugularis
3) Mulut dan faring
a. Inspeksi : keadaan mukosa bibir kering atau lembab, bau nafas
4) Thorax / dada
Jantung
a. Inspeksi : lihat adanya iktus kordis
b. Palpasi : raba iktus kordis
c. Perkusi : untuk menentukan ukuran jantung
d. Auskultasi : suara S1 dan S2, adakah suara tambahan S3
Paru - paru
a. Inspeksi : biasanya terdapat gangguan pola napas dan ada sesak
b. Palpasi : fremitus vokal bergantung pada letak cairan di paru
c. Perkusi : bunyi paru ada yang pekak karena adanya cairan
d. Auskultasi : terdapat suara tambahan paru, dan bunyi napas
tambahan
5) Abdomen
a. Inspeksi : simetris atau tidak bentuk abdomen, ada jejas atau tidak.
b. Auskultasi : berapa jumlah bising usus
c. Palpasi : periksa adanya asites, nyeri tekan, luka
d. Perkusi : suara timpani pada perut noormal
6) Ekstremitas
a. Inspeksi : biasanya terdapat edema anasarka
b. Palpasi : terdapat massa dan penimbunan cairan atau tidak
Batasan Karakteristik
- Bunyi nafas tambahan - Peningkatan tekanan vena
sentral
- Gangguan tekanan darah - Asupan melebihi haluaran
- Perubahan status mental - Distensi vena jugularis
- Perubahan tekanan arteri pulmonal - Oliguria
- Gangguan pola nafas - Ortopnea
- Perubahan berat jenis urine - Dyspnea nocturnal
paroksismal
- Anasarca ansietas - Efusi pleura
- Azotemia - Refleks hepatojugular positif
- Penurunan hematocrit - Ada bunyi jantung s3
- Penurunan hemoglobin - Kongesti pulmonal
- Dyspnea - Gelisah
- Edema - Hepatomegaly
- Ketidakseimbangan elektrolit
Faktor yang berhubungan:
- Kelebihan asupan cairan
- Kelebihan asupan natrium
Kondisi terkait
Gangguan mekanisme regulasi
Kondisi terkait
- Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
- Ketidakmampuan mencerna mekanan
- Ketidakmampuan makan
- Gangguan psikososial
c. Intoleransi Aktivitas
Definisi : ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk
mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehati-hari yang harus
atau yang ingin dilakukan
Batasan Karakteristik
- Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
- Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
- Perubahan elektrokardiogram (EKG)
- Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
- Dispnea setelah beraktivitas
- Keletihan
- Kelemahan umum
Faktor yang berhubungan
- Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
- Imobilitas
- Tidak pengalaman dengan suatu aktifitas
- Fisik tidak bugar
- Gaya hidup kurang gerak
Populasi beresiko
Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
Kondisi terkait
- Masalah sirkulasi
- Gangguan pernafasan
22
9
0 Iritab 1
6 ilitas
0
1
1 13. Perawatan penyisipan kateter sentral perifer
6
0 Tidak 1 14. Terapi dialisa peritoneal
6 bias 15. Phlebotomy : sampel darah arteri
0 meng
1 ambil 16. Phlebotomy : pembuluh darah yang terkanulasi
1 keput 17. Phlebotomy : sampel darah vena
7 usan
0 Meng 1 18. Pengaturan posisi
6 eluar 19. Pengecekan kulit
0 kan
1 rasa 20. Pemberian nutrisi otal parental
1 mara 21. Perawatan selang : gastrointestinal
8 h
secar 22. Kateterisasi urine
a 23. Manajemen berat badan
berle
bihan 24. Perawatan luka
0 Masa 1
6 lah
0 perila
1 ku
1
25
9
0 Kesul 1
6 itan
0 berko
1 nsent
2 rasi
0
Keterangan:
1. Sangat Terganggu
2. Banyak Terganggu
3. Cukup Terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak Terganggu
N
Indikat
o Skor
or
.
0 Hipote 2
6 nsi
0 ortotast
1 ik
0
6
0 Suara 2
6 napas
0 adventi
26
1 f
0
8
0 Asites 2
6
0
1
1
0
0 Distens 2
6 i vena
0 leher
1
1
1
0 Edema 2
6 perifer
0
1
1
2
0 Bola 2
6 mata
0 cekung
1 dan
1 lembek
3
0 Konfus 2
27
6 i
0
1
1
4
0 Kehaus 2
6 an
0
1
1
5
0 Kram 2
6 otot
0
1
2
3
0 Pusing 2
6
0
1
2
4
Keterangan:
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
28
4. Ringan
5. Tidak Ada
2. keti Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Manajemen Diare
dak selama 3x24 jam diharapkan Status Nutrisi (1004) 2. penahapan diet
sei pasien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil : 3. Manajemen gangguan makan
mba 4. Bantuan sumber keuangan/pendapatan
N
nga Indikat 5. Manajemen elektrolit/cairan
o Skor
or
n . 6. Manajemen cairan
1 Asupan gizi 1
nutr 0 7. Monitor cairan
isi 0 8. Konselin laktasi
4
kura 0 9. Manajemen nutrisi
ng 1 10. Terapi nutrisi
1 Asupan 1
dari 0 makanan 11. Konseling nutrisi
keb 0 12. Monitor nutrisi
4
utuh 0 13. Bantuan perawatan diri: pemberian makan
an 2 14. Dukungan pemeliharan kehidupam
1 Asupan Cairan 1
tubu 0 15. Terapi menelan
h 0 16. Monitor tanda-tanda vital
4
0 17. Bantuan peningkatan berat badan
29
N
Indikat
o Skor
or
.
1 Asupan kalori 1
0
0
9
0
1
1 Asupan protein 1
0
0
9
0
2
1 Asupan lemak 1
0
0
9
0
3
31
1 Asupan 1
0 karbohidrat
0
9
0
4
1 Asupan serat 1
0
0
9
1
0
1 Asupan vitamin 1
0
0
9
0
5
1 Asupan mineral 1
0
0
9
0
6
1 Asupan zat besi 1
0
0
9
32
0
7
1 Asupan 1
0 kalsium
0
9
0
8
1 Asupan natrium 1
0
0
9
1
1
Keterangan :
1. Sangat menyimpang
2. Banyak menyimpang
3. Cukup menyimpang
4. Sedikit menyimpang
5. Tidak menyimpang
3. Into Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Terapi aktivitas
lera selama 3x24 jam diharapkan toleransi terhadap 2. Peningkatan mekanika tubuh
nsi aktivitas (0005) pasien dapat terpenuhi dengan 3. Perawatan jantung : rehabi;litasi
33
0 tan
0 Berjala
5 n
0
9
0 Jarak 1
0 berjala
0 n
5
1
0
0 Toleran 1
0 si
0 dalam
5 menaik
1 i
1 tangga
0 Kekuat 1
0 an
0 tubuh
5 bagian
1 atas
6
0 Kekuat 1
0 an
0 tubuh
5 bagian
1 bawa
36
7
0 Kemud 1
0 ahan
0 dalam
5 melaku
1 kan
8 aktivita
s hidup
harian
0 Kema 1
0 mpuan
0 untuk
5 berbica
1 ra
4 ketika
melaku
kan
aktivita
s fisik
Keterangan:
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada
37
28
respon yang muncul pada Ny.H dengan efusi pleura adalah adanya edema pada
jaringan perifer akibat cairan tubuh yang tidak dapat dikeluarkan. Berdasarkan
identifikasi kami, perawat berperan penting dalam melakukan tindakan mandiri
keperawatan untuk mengurangi respon yang muncul pada klien. Intervensi
mandiri keperawatan dapat dilakukan untuk mengurangi edema dan nyeri.
3) Comparasion Intervention
Tindakan yang biasanya dilakukan di ruangan.
4) Outcome
Dengan penerapan intervensi mandiri keperawatan pijat kaki diharapkan
dapat meningkatkan rasa nyaman, mengurangi edema ekstremitas bawah dan
masalah lain yang muncul pada klien tersebut.
b. Pertanyaan klinis
Apakah pijat refleksi kaki dapat mengurangi edema pada pasien dengan
efusi pleura di ruang Anthurium 3?
e. Temuan artikel pilihan dari kata kunci PICO yang digunakan sebagai
rujukan.
1) Penjelasan Jurnal Utama
Identitas Jurnal
Nama jurnal : Revista Latino-Americana de Enfermagem
Tahun terbit : 2015
Judul artikel : Foot reflexology in feet impairment of people with type 2
diabetes mellitus: randomized trial
Penulis : Natália Chantal Magalhães da Silva, Érika de Cássia
Lopes Chaves, Emilia Campos de Carvalho, Leonardo
César Carvalho, Denise Hollanda Iunes
Latar Belakang:
Komplikasi diabetes tipe 2 mellitus yang sering terjadi yaitu arteriopati dan
neuropati perifer menjadi komplikasi utama pada tungkai bawah. Perubahan ini
seiring dengan penurunan jaringan elastisitas dan pengurangan rentang gerak
sendi selama berjalan dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi sebaran berat
badan di beberapa daerah plantar permukaan kaki. Oleh karena itu, perubahan
plantar harus menjadi target perawatan profesional kesehatan, baik untuk
mencegah kemungkinan cedera, atau untuk mengontrol yang sudah ada.
31
Tujuan :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek refleksologi kaki
pada kerusakan kaki orang dengan diabetes mellitus tipe 2.
Metode :
Penelitian ini menggunakan desain randomized control trial. Sampel
penelitian adalah pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan minimal sudah lima tahun
sebanyak 53 peserta. Sebanyak 26 peserta menerima perawatan kaki dan 12 sesi
refleksologi kaki, sedangkan pada kelompok kontrol memiliki 27 peserta yang
menerima pedoman tentang perawatan diri.
Hasil :
Kedua indikator terkait dengan kulit dan rambut, serta sirkulasi darah,
sensitivitas dan suhu jaringan, diamati yang awalnya (sebelum ada intervensi),
peserta dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan hal serupa
32
Kesimpulan:
Partisipan penelitian yang menerima pijat refleksi kaki menunjukkan skor
yang lebih baik dalam beberapa indikator kerusakan kaki terkait dengan kulit dan
rambut, jika dibandingkan kelompok kontrol. Dalam hal ini, identifikasi
peningkatan pertumbuhan rambut / hairiness, elastisitas / turgor, hidrasi, keringat,
tekstur dan integritas kulit / kulit mengelupas. Dalam indikator lain terkait dengan
kulit dan rambut serta yang berhubungan dengan aliran darah dan jaringan suhu,
bagaimanapun, tidak ada perbedaan yang signifikan diamati antara kelompok.
Dengan demikian, dalam penelitian ini, diamati bahwa terapi refleks menunjukkan
beberapa efek menguntungkan, menjadikannya praktik yang layak yang layak
investasi.
Hasil :
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa saat hari pertama tidak terdapat
perbedaan lingkar oedema pada kaki kanan dan kiri untuk lingkar instep (kanan:
p-value: 0,082; kiri: p-value: 0,082 ) dan MP joint (kanan: p-value :0,165; kiri: p-
value: 0,249) saat hari pertama proses pemijatan. Namun hasil berbeda pada
lingkar ankle hari pertama yaitu untuk kaki kanan menunjukan tidak ada
perbedaan yang bermakna dengan p-value 0,790, sedangkan pada kaki kiri
menunjukan perbedaan yang bermakna dengan p-value 0,018.
Hasil penelitian saat hari kedua menunjukan bahwa semua lingkar oedema
dibandingkan pada hari pertama menunjukan terdapat perbedaan lingkar oedema
baik pada lingkar ankle, instep maupun MP joint, baik pada kaki kanan maupun
pada kaki kiri dengan p-value <0,001. Demikian juga pada hari ketiga, hasil
penelitian menunjukan bahwa semua lingkar oedema dibandingkan pada hari
pertama menunjukan terdapat perbedaan lingkar oedema baik pada lingkar ankle,
instep maupun MP joint, baik pada kaki kanan maupun pada kaki kiri dengan p-
value <0,001.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pijat kaki untuk
menurunkan oedema kaki pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) dapat
disimpulkan bahwa pijat kaki efektif untuk menurunkan oedema kaki pada pasien
CHF setelah hari kedua dan hari ketiga dengan p-value <0,001. Perlu penelitian
lanjutan tentang pijat kaki yang menggunakan kelompok kontrol yang tidak
diberikan terapi pijat kaki sekaligus mengontrol penggunaan obat diuretik.
b) Identitas Jurnal
Nama jurnal : JKP
Tahun terbit : 2016
Judul artikel :Pengaruh Foot Massage terhadap Parameter Hemodinamik
Non Invasif Pada Pasien di General Intensive Care Unit
Penulis : Setyawati, Ibrahim dan Mulyati
35
Latar Belakang:
Foot massage adalah manipulasi jaringan lunak pada kaki secara umum dan
tidak terpusat pada titik tertentu pada telapak kaki yang berhubungan dengan
bagian lain pada tubuh. Manipulasi ini terdiri dari 5 teknik dasar yaitu effleurage
(gosokan), petrissage (pijatan), tapotement (pukulan), friction (gerusan), dan
vibration (getaran) (Haakana, 2008). Manfaat foot massage semakin jelas
teridentifikasi dan dikategorikan sebagai manfaat fisik dan mental emosional.
Beberapa penelitian telah membuktikan manfaat foot massage secara luas, salah
satunya adalah pengaruh foot massage terhadap perubahan parameter
hemodinamik non invasif.
Tujuan :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh foot massage
terhadap penurunan MAP, denyut jantung, dan frekuensi pernafasan, serta
peningkatan saturasi oksigen.
Metode :
Penelitian dilakukan di ruang GICU RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung,
penelitian terdiri dari tiga pengamatan yaitu pengamatan awal (pretest),
pengamatan kedua (posttest 1) dan pengamatan ketiga (postest II) variabel yang
diamati adalah parameter hemodinamik yang terdiri dari MAP, denyut jantung,
frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen.
Hasil :
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh foot massage secara
signifikan terhadap penurunan MAP (p<0,001), penurunan denyut jantung
(p=0,012) dan penurunan frekuensi pernafasan (p<0,001).
Kesimpulan :
Pada penelitian ini telah diketahui bahwa terdapat pengaruh foot massage
terhadap parameter hemodinamik non invasif yaitu terdapat pengaruh foot
massage terhadap penurunan MAP, terdapat pengaruh foot massage terhadap
penurunan denyut jantung, terdapat pengaruh foot massage terhadap penurunan
36
DAFTAR PUSTAKA
Aisara, S., S. Azmi, dan M. Yanni. 2018. Gambaran klinis penderita penyakit
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di rsup dr. m. djamil padang.
Jurnal Kesehatan Andalas. 7(1):42.
Ali, A. R. B., G. N. M. Masi, dan V. Kallo. 2017. Perbandingan kualitas hidup
pasien gagal ginjal kronik dengan comorbid faktor diabetes melitus dan
hipertensi di ruangan hemodialisa rsup. prof. dr. r. d. kandaou manado. E
Jurnal Keperawatan. 5(2):287–295.
Desita. 2009. Pengaruh dukungan keluarga terhadap peningkatan kualitas hidup
pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di rsup ham medan
Heather, H. T. dan S. Kamitsuru. 2018. Nanda-I Diagnosis Keperawatan Definisi
Dan Klasifikasi 2018-2019. Jakarta: EGC.
Husna, N. C. 2010. Gagal ginjal kronis dan penanganannya. Jurnal Keperawatan.
3(3):67–73.
Husni, Muhammad Asnul. 2017. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Cairan dan
Elektrolit. Program Studi S-1 Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Mataram.
Mangkum, G. dan T. G. . Senapathi. 2010. Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Dalam Buku Ajar Ilmu Anestesia Dan Reanimasi. Jakarta.
Price & Wilson. 2006. Patofisiologi Vol 2 ; Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Rahman, D. R. B. A. 2017. Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit.
Universitas Udayana.
RI, K. K. 2017. Situasi penyakit gagal ginjal kronis
Riskesdas. 2013. Hasil riset kesehatan dasar kementrian kesehatan ri
Syaifuddin. 2011a. Anatomi fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk
Keperawatan Dan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Syaifuddin. 2011b. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk
Keperawatan Dan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
38
NIM :
Tempat Pengkajian : Ruang Anthurium 3
Tanggal Pengkajian : 09 Maret 2020
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny. H No. RM : xxxxx
Umur : 56 tahun Pekerjaan :-
Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 08 Maret 2020 Jam 06.55
Pendidikan :- Tanggal Pengkajian : 10 Maret 2020 Jam 20.00
Alamat : Dsn Kapuran RT/RW Sumber Informasi : Klien dan Keluarga
1/17 Puger
Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
/ : Cerai
Ny. U / : Anak kandung
(56t
: Anak angkat
: Anak kembar
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
Klien mengatakan sebelum sakit klien dulu sering melakukan aktivitas sehari-
hari, namun saat sakit klien tidak bisa melakukan aktivitas seperti itu lagi dan
hanya bisa berbaring di atas tempat tidur.
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Keterangan: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu
petugas, 3: dibantu alat, 4: mandiri
Status Skor ADL : 6
Intepretasi:
Klien berada pada rentang ketergantungan berat
- Status Oksigenasi :
Klien merasa sesak
- Fungsi kardiovaskuler :
Tidak terlhat iktus kodis, CRT >2 detik, tekanan darah dan nadi tinggi
- Terapi oksigen : klien menggunakan nasal kanul 3 lpm
Interpretasi :
Klien mengalami gangguan status oksigenasi dan fungsi kardiovaskul
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi ± 6 jam ± 2 jam
Gangguan tidur Sering terbangun Kesulitan untuk tidur
malam hari namun bisa
melanjutkan tidur
Keadaan bangun tidur Lemas Lemas
Lain-lain Tidak terkaji Tidak terkaji
Interpretasi : klien mengalami gangguan istirahat dan tidur.
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori :
44
Klien masih memiliki daya ingat yang baik yang dibuktikan dengan klien
dapat menyebutkan nama lengkap dan alamatnya serta jumlah anaknya dan
kondisi suaminya.
Interpretasi :
Keadaan kognitif dan persepsi klien baik.
Fungsi dan Keadaan Indera :
Penglihatan klien normal, klien masih dapat melihat, mata sedikit berair
Interpretasi :
Klien memiliki gangguan pada indera penglihatan dikarenakan kurang tidur
7. Pola persepsi diri
Gambaran diri :
Klien menyadari kondisi kesehatannya saat ini dan merasa bahwa kenapa
tidak selesai-selasai penyakitnya
Ideal diri :
Klien berharap dapat segera sembuh dan dapat pulang kerumah,
Harga diri :
Klien memiliki harga diri yang baik, klien berpikir untuk bisa mendapatkan
pelayanan yang baik
Peran diri :
Klien sebagai seorang Ibu dari ketiga anaknya yang saat ini hanya bisa berada
diatas tempat tidur
Identitas diri :
Klien mampu menyebutkan nama, tanggal lahir, serta alamat rumahnya.
Klien juga mampu mengenalkan anggota keluarganya yaitu ketiga anaknya
Interpretasi :
Klien mengalami perubahan peran dari sebelum sakit dengan setelah setelah
sakit
8. Pola seksualitas & reproduksi
Pola seksualitas :
45
Interpretasi :
Pola manajemen dan koping klien baik walaupun pasien merasa sedih dengan
kondisinya
11. Sistem nilai & keyakinan
Klien mengatakan dulu sebelum sakit rajin beribadah, tapi sejak sakit
beribadahnya mulai terganggu. Klien selalu berdoa agar segera diberikan
kesembuhan dan kesehatan yang baik.
Interpretasi :
Klien mengalami gangguan sistem nilai dan keyakinan akibat kondisinya saat
ini
46
Inspeksi : mukosa bibir lembab, kondisi mulut sedikit kotor, tidak ada
benjolan atau lesi, gigi kuning
6. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid, terlihat gelambir pada leher
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
7. Dada
e. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, dada terasa keras
Perkusi : pekak, batas atas dan bawah jantung ics 3 – ics 5 mid klavikula,
batas samping para sternal dextra sampai para axila
Auskultasi : tidak terkaji
f. Paru-paru
Inspeksi : terlihat asimetris, dimana dada kanan kiri tertinggal saat
bernafas. Post op mastektomi karena ca mamae
Palpasi : vocal fremitus pada dada kanan dan kiri menurun
Perkusi : suara redup pada dada kanan kiri -
Auskultasi : terdapat suara napas tambahan ronkhi +
8. Abdomen
Inspeksi : warna kulit merata dan bentuk agak sedikit buncit.
Auskultasi : bising usus 6x/menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen.
Perkusi : timpani
9. Genetalia dan Anus
Klien terpasang DC dan terdapat iritasi di sekitar anus
10. Ekstremitas
- Ekstremitas atas
Tangan kanan kiri terpasang infus, kedua tangan bengkak, terdapat
krepitasi pada kedua tangan
48
- Ekstremitas bawah
Kedua kaki mengalami edema
- Kekuatan otot:
3 3
3 3
VI. Terapi
Tanggal : 10 Maret 2020
No Jenis obat Dosis Rute
.
1. Inf Ring As 500 ml 8tpm IV
2. Ceftriaxon 2 x 1 gr IV
3. Inj farsix 1 amp IV
4. Inj tramadol 3x1 amp drip Infus
.
1. Foto Thorak
Dari hasil pemeriksaan thorak terlihat adanya penumpukan
cairan pada pleura kanan dan kiri
2. Pemeriksaan Lab
Hb : 13,1 (normalnya 12-16)
Leukosit : 13.700 (normalnya 4.500-11.000)
Trombosit : 340.000 (normalnya 150.000-450.000)
PCV : 36,6% (normalnya 38-47%)
Albumin : 2,74 (normalnya 3,6-5,2)
50
Deskripsi Terapi
Farmako dinamik dan Indikasi dan Kontra Implikasi
No. Jenis Terapi Dosis Rute Efek samping
farmako kinetik Indikasi keperawatan
1. Ring As Ring As adalah obat yang 500 ml IV Indikasi : - Sembelit - Monitor
digunakan untuk mengatasi 8 tpm - Pengganti cairan hidrasi - Sakit kepala kebutuhan
asidosis akibat dehidrasi, dan - Tetani hypocalcemic, - Kehilangan selera cairan dan
kehilangan ion alkali dalam - Kekurangan kalium, makan elektrolit
tubuh. Sindrom syok dengue - Ketidakseimbangan - Mual
derajat III. elektrolit - Muntah
- Kadar natrium yang - Sakit perut atau
rendah pembengkakan
- Kadar kalium rendah - Hitam tinja
- Kadar magnesium yang - Mati rasa atau
rendah kesemutan di
- Tingkat kalsium yang kulit
rendah, - Kaki atau kaki
- Darah dan kehilangan lemah atau berat
cairan - Detak jantung tak
teratur
B. PROBLEM LIST
Tanggal/Jam : 10 Maret 2020
KEMUNGKINAN Paraf &
NO DATA PENUNJANG MASALAH
ETIOLOGI Nama
1. DS : Ca mamae Kelebihan Kelompok
- Pasien mengatakan bahawa volume 2
mengalami pembengkakan Post Mastektomi cairan
pada kedua tangan dan
kakinya Terpotongnya kelenjar
DO: limfe
- Kondisi kedua tangan dan
kedua kaki bengkak Cairan limfe
- Turgor kulit tidak normal menumpuk
- Terdapat krepitasi kulit
- Jumlah BAK 200-400cchari Edema anasarka
- Konsumsi cairan 600cc/hari ekstremitas dan efusi
- Diagnosa medis : efusi pleura pleura
- Albumin : 2,74 (hipoalbumin)
2 DS : Post Mastektomi Ketidakseimb Kelompok
- Saat dirumah sakit klien angan nutrisi 2
Terpotongnya kelenjar
mengatakan bahwa nafsu kurang dari
limfe
makan klien berkurang kebutuhan
- Klien mengatakan tidak tau Cairan limfe tubuh
mengenai berat badannya menumpuk
dulu dan saat ini
Efusi Pleura
DO :
- Makan nasi 3x sehari dalam Penekanan struktur
jumlah porsi ¼ piring/makan abdomen
- Minum 600cc/hari
- Terlihat makanan klien masih Anoreksia
DO: Kelemahan/Kelelahan
- Terlihat keluarga sudah
menyiapkan tisu basah Ketidakmampuan
mengakses kamar
mandi
Peningkatan tekanan
antara bagian tubuh
dengan tempat tidur
Tanggal
No Diagnosis Keperawatan
perumusan
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d sesak nafas d.d klien terpasang nasal 10 Maret 2020
kanul 3 lpm
2. Kelebihan volume cairan b.d efusi pleura d.d penumpukan cairan 10 Maret 2020
pada kedua tangan dan kedua kaki bengkak
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh dari 10 Maret 2020
kebutuhan tubuh b.d anoreksia d.d pasien sudah tidak memiliki nafsu
untuk makan dan makanan masih ada diatas meja
4. Intoleransi aktivitas b.d Kelemaha/keletihan d.d klien tidak bisa 10 Maret 2020
melakukan aktivitas dan hanya bisa berbaring di atas tempat tidur
5. Gangguan pola tidur b.d efusi pleura d.d sesak nafas, klien 10 Maret 2020
mengatakan sulit untuk tidur, karena merasa sesak dan merasa
kondisinya tidak nyaman
6. Deficit perawatan diri : mandi b.d ketidakmampuan mengakses kamar 10 Maret 2020
mandi
7. Resiko kerusakan integritas kulit b.d penumpukan cairan d.d Kedua 10 Maret 2020
tangan bengkak dan terdapat krepitasi pada kedua tangan
57
Keterangan:
58
1. Sangat Terganggu
2. Banyak Terganggu
3. Cukup Terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak Terganggu
2 Ketidakseimbangan Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama NIC Kelompok
nutrisi kurang dari 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi Manajemen nutrisi 1100 2
kebutuhan tubuh Kriteria hasil : 1. Identifikasi adanya reaksi alergi
Status nutrisi 1004 terhadap makanan
Skor 2. Edukasi mengenai pentingnya
No. Indikator
Awal Akhir kebutuhan nutrisi
10040 Asupan gizi 1 2
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
1
10040 Asupan 1 2 pada saat mengkonsumsi makanan
2 makanan
4. Anjurkan klien untuk duduk pada
10040 Asupan Cairan 3 3
8 saat akan makan
10040 Energi 1 2 Monitor nutrisi 1160
3
10040 Resiko berat 2 2 1. Timbang berat badan
5 badan/tinggi 2. Monitor turgor kulit
badan
10041 Hidrasi 3 4 3. Identifikasi adanya adnormalitas
1 kulit
Keterangan :
4. Monitor adanya mual muntah
59
4 Intoleran aktivitas Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama NIC Kelompok
3x24 jam diharapkan toleransi terhadap aktivitas membaik Terapi Akivitas 4310 2
Kriteria hasil : 1. Bantu klien ADL
Toleransi terhadap aktivitas 0005 2. Bantu klien untuk aktivitas yang
Skor diinginkan
No. Indikator
Awal Akhir Peningkatan latihan 0200
00050 Saturasi oksigen 3 4 1. Gali hambatan untuk melakukan
1 ketika beraktivitas
latihan
00050 Frekuensi nadi 3 4
2 ketika beraktivitas 2. Dampingi klien pada saat
00050 Frekuensi 3 4
mengembangkan program latihan
3 pernafasan ketika
beraktivitas untuk memenuhi kebutuhannya
00051 Jarak berjalan 3 4
3. Monitor respon klien terhadap
0
00051 Kekuatan tubuh 3 4 latihan
6 bagian atas
00051 Kekuatan tubuh 3 4
7 bagian bawah
Keterangan:
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada
61
5 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam NIC Kelompok
diharapkan kebutuhan tidur klien terpenuhi dengan kriteria Peningkatan Tidur 1850 2
hasil : 1. Tentukan pola tidur / aktivitas
Tidur 0004 2. Edukasi pentingnya tidur
Skor
No. Indikator
Awal Akhir
1 Jam tidur 2 3
2 Kualitas tidur 2 3
3 Perasaan segar 2 3
setelah tidur
Keterangan
1. Sangat tidak baik 4. Baik
2. Tidak baik 5. Sangat baik
3. Cukup
6 Risiko kerusakan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam Pengecekan kulit (3590) Kelompok
integritas kulit diharapkan integritas kulit klien membaik 1. Periksa kulit terkait dengan adanya 2
Kriteria hasil : tanda-tanda kemerahan, edema.
Intergritas Jaringan : kulit dan membrane mukosa 2. Amati warma, kehangatan, bengkak,
1101 pulsasi, tekstur, edema
Mandi diharapkan perawatan diri khususnya mandi terpenuhi 1. Bantu memandikan pasien dengan 2
Kriteria hasil : menggunakan cara yang tepat atau
Mandi 0301 sesuai dengan keinginan pasien
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
N NO. DX PARAF &
HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
O KEP. NAMA
1. Selasa, 10-3-2020 Kelompok
21.00 1. Mengkaji pola tidur 1. Kelurga mengatakan klien tidak bisa tidur 2
2. Memberikan obat farmakologis 2. Klien diberikan infeksi tramadol drip
3. Memonitor intake dan output 3. Klien mengatakan minum 600 ml/ hari dan
4. Memonitor TTV output urine 100 + 200 cc
5. Membantu memposisikan 4. Suhu : 36,6C, N : 111, Sp02 : 98%
6. Mengkaji pola makan 5. Klien tidur setengah duduk dan semi fowler
7. Memberikan terapi oksigen 6. Klien terpasang nasal kanul 3 lpm
8. Mengajarkan teknik nafas dalam 7. Klien dapat melakukannya
9. Monitor kulit 8. Adanya edema pada kedua tangan dan
kakinya
Rabu, 11-03-2020 1. Memonitor TTV 1. TTV Kelompok
- Tekanan darah: 132/82 mmHg
08.00 2. Mereposisi pasien 2
- Nadi: 104 x/mnt
3. Memonitor input dan output cairan - RR: 18 x/mnt
- Suhu: 36,7°C
4. Mengkaji pola makan
- SpO2: 98%
5. Terapi oksigen 2. Pasien mengatakan nyaman diberikan
posisi fowler
6. Mengevaluasi edema
3. Pasien minum ± 600 ml dan output urine
7. Memonitor integritas kulit 200 cc pada jam 20.30 WIB
65
Kamis, 12-3-2020 1. Mengkaji pola makan 1. Klien mulai mau makan dan porsi
08.00 2. Melakukan penerapan EBN pijat relfeksi makanan hampir habis
66