Prodi : S1 Keperawatan
NIM : 2019.C.11a.1033
Pengkajian
Tujuan Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Agisanto
Umur : 34 Tahun
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
2. Diagnosa medis : mengamati gejala yang muncul, seperti demam sampai 40 derajat Celsius, rasa
gatal atau kering di tenggorokan, lesu, nyeri sendi, odinofagia, anoreksia, dan otalgia. Melalui
pemeriksaan fisik, bisa terlihat faring hiperemis, tonsil membengkak, dan terdapat detritus (tonsillitis
folikularis).
Definisi
Faringitis streptokokus adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau hulu
kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. Radang ini bisa disebabkan
oleh virus atau bakteri, disebabkan daya tahan yang lemah.
Etiologi
Penyebab
Faringitis streptokokus adalah suatu Sakit tenggorokan akibat Streptokokus disebabkan oleh
suatu tipe bakteri yang disebut Streptokokus beta-hemolitikus grup A (SGA. Bakteri atau virus lain juga
dapat menyebabkan nyeri tenggorokan. Seseorang menderita sakit tenggorokan akibat Streptokokus
melalui kontak langsung dan erat dengan seorang yang sakit. Penyakit ini dapat lebih mudah menyebar
apabila berada dalam lingkungan yang padat. Contoh lingkungan yang padat di antaranya orang-
orang di lingkungan militer atau di sekolah. Bakteri SGA dapat mengering menjadi debu, tetapi tidak
dapat menyebabkan orang menjadi sakit. Apabila bakteri di lingkungan dipertahankan
tetap lembab maka sampai dengan 15 hari bakteri tersebut dapat menyebabkan seseorang menjadi
sakit. Bakteri yang lembab dapat ditemukan pada benda-benda seperti sikat gigi. Bakteri ini dapat
hidup dalam makanan, tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Orang yang memakan makanan tersebut
dapat menjadi sakit. Dua belas persen anak tanpa gejala sakit tenggorokan akibat Streptokokus
memiliki SGA di tenggorokan mereka dalam keadaan normal.
Gejala
Gejala sakit tenggorokan akibat Streptokokus yang umum ditemukan adalah nyeri pada
tenggorokan, demam lebih dari 38 °C (100,4 °F), nanah (suatu caira berwarna kuning atau hijau
yang tersusun atas bakteri yang mati, dan sel darah putih) pada tonsil, dan kelenjar getah
bening yang membengkak.
Dapat pula ditemukan gejala lain seperti:
Nyeri perut
Nyeri otot
Seorang yang terkena sakit tenggorokan akibat Streptokokus akan menunjukkan gejala antara
satu hingga tiga hari setelah berkontak dengan seorang yang sakit.
Diagnosa
Pemeriksaan laboratorium
Suatu pemeriksaan yang disebut kultur tenggorokan adalah cara mengetahui apakah seseorang
mengalami sakit tenggorokan akibat Streptokokus. Pemeriksaan ini memiliki ketepatan 90 sampai 95
persen. Terdapat pemeriksaan lain yang disebut uji strep cepat (rapid strep test), disebut juga RADT. Uji
strep cepat lebih cepat dibandingkan dengan kultur tenggorokan namun hanya mampu menemukan
penyakit dengan benar pada 70% pemeriksaan. Kedua pemeriksaan dapat menunjukkan kapan
seseorang tidak mengalami sakit tenggorokan akibat Streptokokus. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut
dapat menunjukkan bahwa seseorang tidak mengalami penyakit tersebut pada 98 persen kesempatan.
Saat seseorang sedang sakit, kultur tenggorokan atau uji strep cepat dapat memberitahukan apakah
seseorang sedang sakit tenggorokan akibat Streptokokus. Orang yang tidak mengalami gejala
sebaiknya tidak diperiksa kultur tenggorokan atau uji strep cepat karena beberapa orang memiliki
bakteri streptokokus di tenggorokan mereka pada keadaan normal tanpa ada gejala yang buruk. Dan
orang-orang ini tidak memerlukan pengobatan.