BAB I
PENDAHULUAN
1
2
disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa
gestasi kurang. Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli,
edema, dan kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein
ke dalam alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktan. Penyebab terbanyak
dari angka kesakitan dan kematian pada bayi prematur adalah Respiratory
Distress Syndrome (RDS). Sekitar 5 -10% didapatkan pada bayi kurang bulan,
50% pada bayi dengan berat 501-1500 gram (lemons et al,2001). Angka kejadian
berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan dan menurun sejak digunakan
surfaktan eksogen ( Malloy & Freeman 2000). Saat ini RDS didapatkan kurang
dari 6% dari seluruh neonatus. Defisiensi surfaktan diperkenalkan pertamakali
oleh Avery dan Mead pada 1959 sebagai faktor penyebab terjadinya RDS.
Penemuan surfaktan untuk RDS termasuk salah satu kemajuan di bidang
kedokteran, karena pengobatan ini dapat mengurangi kebutuhan tekanan
ventilator dan mengurangi konsentrasi oksigen yang tinggi. Hasil-hasil dari uji
coba klinik penggunaan surfaktan buatan (Willkinson,2003), surfaktan dari cairan
amnion manusia ( Merrit,2002), dan surfaktan dari sejenis lembu/bovine
(Enhoring,2003) dapat dipertanggungjawabkan dan dimungkinkan. Surfaktan
dapat diberikan sebagai pencegahan RDS maupun sebagai terapi penyakit
pernapasan pada bayi yang disebabkan adanya defisiensi atau kerusakan
surfaktan.
1.3 Tujuan
1. Apa deifinisi dari respiratory distress syndrom?
2. Apa penyebab dari respiratory distress syndrom?
3. Bagaimana patofisiologi dari respiratory distress syndrom?
4. Bagaimana pathway dari respiratory distress syndrom?
5. Bagaimana manisfestasi klinis dari respiratory distress syndrom?
6. Bagaimana komplikasi dari respiratory distress syndrom?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari respiratory distress syndrom?
8. Bagaiama penatalaksanaan dari respiratory distress syndrom?
1.4 Manfaat
1. Bagi mahasiswa, untuk menambah pemahaman dan wawasan mengenai
respiratory distress syndrom dalam pembelajaran Keperawatan Anak
2. Bagi institusi pendidikan dan pelayanan kesehatan, yaitu sebagai bahan
penunjang materi ajaran, yang dapat digunakan atau diterapkan bagi
mahasiswa ilmu keperawatan dalam proses pembelajaran mengenai mata
kuliah Keperawatan Anak.
4
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang dan berisi udara, sehingga pada
bayi prematur dimana surfaktan masih belum berkembang menyebabkan daya
berkembang paru kurang dan bayi akan mengalami sesak nafas. Gejala tersebut
biasanya muncul segera setelah bayi lahir dan akan bertambah berat.
RDS merupakan penyebab utama kematian bayi prematur. Sindrom ini
dapat terjadi karena ada kelainan di dalam atau diluar paru, sehingga tindakan
disesuaikan dengan penyebab sindrom ini. Kelainan dalam paru yang
menunjukan sindrom ini adalah pneumothoraks/pneumomediastinum, penyakit
membran hialin (PMH).
Pemeriksaan Kegunaan
Kultur darah Menunjukkan keadaan bakteriemia
Analisis gas darah Menilai derajat hipoksemia dan keseimbangan
asam basa
Glukosa darah Menilai keadaan hipoglikemia, karena
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesiumpulan
Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane
Disease (HMD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi
surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang. (Malloy &
Freeman 2000). RDS adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi
premature dengan tanda-tanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi dada, sianosis pada
udara kamar, yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-
ray thorak yang spesifik (Stark,2002). RDS adalah perkembangan yang imatur
pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru.RDS
dikatakan sebagai Hyaline Membrane Disesae (Suryadi, 2001).
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan, kita dituntut undtuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang maksimal guna untuk membantu klien agar tetap dapat
menerima bagaimanapun keadaaan yang ia alami. Memprioritaskan setiap asuhan
keperawatan akan membuat klien lebih mudah dalam menjalankan setiap
prosedur keperawatan. Oleh karena itu, kita harus paham dan mengerti, gangguan
seperti apakah yang dialami klien, agar kita dapat memberikan asuhan
keperawatan yang tepat pula.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
12