Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anggrah Rezka Alifa

NIM : 1402198333
Kelas : AK-41-01
Behavioral Finance, EMH dan Teknikal Analisis
Behavioral Finance
Behavioral finance merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagaimana manusia
menyikapi dan bereaksi atas informasi yang ada dalam upaya untuk mengambil
keputusan yang dapat mengoptimalkan tingkat pengembalian dengan memperhatikan
risiko yang melekat di dalamnya (unsur sikap dan tindakan manusia merupakan factor
penentu dalam berinvestasi) (Litner, 1998).
Fuller (2000) menjelaskan tiga poin penting dalam behavioral finance.
1. Behavioral finance adalah penggabungan antara ekonomi klasik dan keuangan
dengan psikologi dan ilmu pengambilan keputusan, dan perlu diketahui bahwa
ilmu pengambilan keputusan juga bberkembang mengiktu perkembangan
zaman, sehingga penerapan teori ekonomi klasik yang relative bersifat baku,
berbeda-beda seiring dengan perkembangan zaman.
2. Behavoral finance adalah suatu percobaan untuk menjelaskan apa penyebab
beberapa anomaly-anomali keuangan yang sudah terlihat dan dibukukan dalam
literasi keuangan.
3. Behavioral finance adalah suatu bidang studi yang menjelaskan bagaimana
investor secara sistematis membuat judgement yang salah atau mental
mistakes.
Teori yang Termasuk Dalam Teori Behavioral Finance
1. Prospect Theory 5. Overconfidence
2. Sentimen Investor 6. Excessive Trading Theory
3. Ambiguity Aversion 7. Perilaku Herding
4. Competence Effect
EMH (Efficient Market Hypotesis)
Efficient market hypothesis adalah sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa harga dari
sebuuah surat berharga menggambarkan secara lengkap ketersediaan informasi tentang
surat berharga tersebut.
Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan pada sejauh
mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat mempengaruhi pasar yang
tercermin dalam perubahan harga sekuritas.
Bentuk-Bentuk Pasar Efisien
Bentuk pasar efisien ada tiga. Masing-masing ketiga bentuk efisiensi pasar
mengasumsikan jenis informasi yang berbeda dalam merefleksikan harga saham.
a. Efisien dalam bentuk lemah (weak)
Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis)
akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Informasi historis seperti
harga dan volume perdagangan tidak bias lagi digunakan untuk memprediksi
perubahan harga di masa yang akan dating, Karenna sudah tercermin pada
harga saat ini.
b. Efisiensi dalam bentuk setengah kuat (semi strong)
Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat berarti harga pasar sekuritas saat ini
mencerminkan semua informasi historis ditambah informasi yang dipublikasikan
saat ini (seperti pendapatan, dividen, pengumuman stock split, dsb). Pada pasar
efisiien bentuk setengah kuat, abnormal return hanya terjadi di seputar
pengumuman suatu peristiwa sebagai gambaran dari respons pasar terhadap
pengumuman tersebut. Dikatakan efisien setengah kuat bila informasi direpson
oleh pasar dengan cepat.
c. Efisiensi dalam bentuk kuat (srong)
Pasar efisien dalam bentuk kuat menyatakab bahwa harga pasar sekuritas saat
ini mencerminkan semua informasi baik informasi historis, infromasi
dipublikasikan saat ini, dan informasi yang tidak terpublikasi.
Definisi Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah Teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan
indicator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi
harga dan volume. Analisis teknikal juga didefiniskan sebagai studi terhadap suatu
sekuritas atau pasar secara keseluruhan berdasarkan permintaan dan penawaran
(Meyer, 1989). Data historis harga dan aktivitas volume transaksi diolah terutama dalam
bentuk chart untuk meramalkan trend harga masa depan.
Salah satu prinsip dasar yang muncul dalam definisi analisis teknikal tersebut adalah
bahwa sekali suatu trend baru muncul, maka diasumsikan bahwa hal tersebut akan
berlanjut hingga tersedia cukup indikasi terdapat sinyal yang merupakan kebalikannya.
Analisis teknikal tidak menjanjikan bahwa analis dapat mengidentifikasi titik puncak atau
titik bawah, melainkan area puncak dan area bawah.
Oleh karena trend cenderung terjadi berulang, analisis teknikal dimungkinkan untuk
dilakukan dengan baik pada kebanyakan situasi. Namun demikian, hal yang perlu diingat
adalah bahwa analisis teknikal masih jauh dari sempurna, bahkan bila hasilnya dapat
diinterpretasi secara benar. Analisis teknikal dapat membantu mengidentifikasi arah
suatu trend, tetapi tidak diketahui metode yang secara konsisten dapat digunakan untuk
meramalkan besaran harga.
Asumsi yang Mendasari Analisis Teknikal
Keputusan investasi dalam analisis teknikal mendasarkan diri pada data pasar di masa
lalu (seperti data harga saham dan volume penjualan saham), sebagai dasar untuk
mengestimasi harga saham di masa dating. Para analis teknikal, tidak perlu melakukan
analisis terhadap variable ekonomi dan variable perusahaan untuk mengestimasi nilai
saham, karena informasi harga saham di masa lalu sudah bias dipakai untuk
mengestimasi harga saham di masa dating.
Keputusan analis teknikal dalam menjual atau membeli saham didasari oleh data-data
harga dan volume perdagangan saham di masa lalu. Informasi data masa lalu tersebut
akan mendasari prediksi mereka atas pola perilaku harga saham di masa dating. Levy
(1966) mengemukakan beberapa asumsi yang mendasari pendapat tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan
penawaran.
2. Interkasi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai factor, baik
factor rasional mapun factor tidak rasional. Factor-faktor tersebut meliputi
berbagai variable ekonomi dan variable fundamental serta factor-faktor seperti
opini yang beredar, mood investor, dan ramalan-ramalam investor.
3. Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan
cenderung bergerak mengikuti suatu trend selama jangka waktu yang relative
Panjang.
4. Trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan
hubungan permintaan dan penawaran. Hubungan-hubungan tersebut akan biisa
dideteksi dengan melihat diagram reaksi pasar yang terjadi.
Keuntungan dan Kritik Terhadap Analisis Teknikal
Data-data yang dipakai oleh para analisis teknikal adalah data pasar (market data) yang
bersifat sebagai data historis, seperti data harga saham, volume perdagangan, dan
informasi perdagangan lainnya. Data-data pasar itu sudah mencukupi sebagai dasar
pembuatan keputusan investasi, sehingga tidak perlu lagi tergantung pada data laporan
keungan secara akuntansi. Dengan menggunakan data-data pasr, investor hanya perlu
mengidentifikasi bagaimana kecenderungan pergerakan harga saham dan menentukan
kapan waktu yyang tepat untuk mengambil tindakan membeli atau menjual saham,
untuk memanfaatkan waktu penyesuaian harga saham sehingga bias memperoleh
keuntungan.
Penggunaan analisis teknikal juga menimbulkan berbagai kritik terutama berkaitan
dengan asumsi yang mendasarinya dan kefektifan pendekatan analisis teknikal dalam
memprediksi harga saham.
Teknik-teknik Analisis Teknikal
1. The Dow Theory
The Dow Theory pertama kali dikemukakan oleh Charles H. Dow. Teori ini
bertujuan untuk mengidentifikasi trend harga pasar saham dalam jangka
Panjang dengan berdasar pada data-data historis harga pasar saham di masa
lalu. Teori ini menjelaskan bahwa pergerakan harga saham bias dikelompokkan
menjadi tiga : primary trend, secondary (intermediate trend), dan minor trend
atau day-to-day move.
2. Rata-rata Bergerak
Teknik rata-rata bergerak (moving average) adalah salah satu Teknik dalam
analisis teknikal untuk mendeteksi dan menganalisis pergerakan harga saham,
baik saham individual maupun seluruh saham di pasar modal. Tujuannya dalah
untuk mendeteksi arah pergerakan harga saham dan besarnya tingkat
pergerakan tersebut. Dalam perhitungannya, data yang dipakai adalah data
harga penutupan saham closing price) untuk waktu tertentu (misalnya 200
harian).
Kesimpulan sementara yang dapat ditarik dari metode ini adalah bahwa investor
dianjurkan untuk membeli saham jika:
1. Garis rata-rata bergerak secara mendatar dan harga pasar saham
melampaui garis tersebut.
2. Herga saham berada di bawah garis rata-rata bergerak yang sedang menaik.
3. Harga saham saat ini berada di atas garis rata-rata bergerak yang cenderung
menurun, namun kembali menaik sebelum mencapai garis tersebut.
Sedangkan investor disarankan untuk menjual saham jika:
1. Harga saham saat ini berada di bawah garis rata-rata bergerak yang
mendatar.
2. Harga sham bergerak naik di atas garis rata-rata bergerak, namun garis rata-
rata bergerak tersebut justru sedang menurun.
3. Harga saham yang cenderung mengalami kenaikan (berada di bawah garis
rata-rata bergerak), tetapi kembali menurun sebelum mencapai garis rata-
rata bergerak tersebut.
3. Relative Strength
Relative strength menggambarkan rasio antara harga saham dengan indeks
pasar atau industry tertentu. Hasil perbandingan biasanya digambarkan dengan
plot-plot yang menunjukkan perbandingan harga relative saham selama jangka
waktu tertentu.

Anda mungkin juga menyukai