Kuis Pato

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Kuis pato

7. Dermatitis terjadi karena terjadinya pengeluran histamin berlebih oleh tubuh. Pengeluaran
histamin ini dipicu oleh alergen misalnya debu. Alergen akan masuk kedalam tunuh. Lalu tubuh akan
memberikan respon imun dengan cara mengeluarkan histamin. Apabila jumlah alergen yang masuk
kedalam tubuh terlalu banyak maka tubuh tidak mampu mentoleransi alergen sehingga tubuh akan
mensekresikan histamin secara berlebih. Sekresi histamin yang berlebih ini akan menimbulkan
gatal-gatal pada kulit

1. Mata merah,lakrimasi atau epifora, eksudasi, pseudoptosis, limfadenopati preaulikular,


kehilangan lapang pandang, penglihatan kabur, gatal, dan kelopak mata lengket

2. Konjungtivitas dapat disebabkan oleh bakteri( Staphylococcus, Streptococcus,


Pneumococcus , Haemophillus). Apabila salah satu mata terkena maka akan cepat menular kemata
yang lain begitupun keorang lain karena bakteri mudah menyebar lewat udara sehingga apabila kita
berdekatan dengan orang yang terkena konjungtivitas oleh bakteri akan mudah tertular lewat
perantara udara. Konjungtivitas juga dapat disebabkan oleh virus diantaranya Adenovirus tipe
3,4dan7 dan penyebab yang lain yaitu organisme Coxsackie dan Pikorna virus namun sangat jarang.
Mudah menular terutama pada anak-anak yang disebarkan melalui kolam renang. Masa inkubasi
konjungtivitas virus 5-12 hari,yang menularkan selama 12 hari,dan bersifat epidemik. Konjungtivitas
juga dapat disebabkan oleh alergi pada mata yang menimbulkan reaksi inflamasi pada konjungtiva
yang diperantarai oleh sistem imun berupa IgE yang terstimulasi oleh adanya allergen berupa bahan
kimia.
Glukoma dapat disebabkan oleh paparan zat kimia, peradangan, infeksi, dan penyumbatan pembulu
darah pada mata sehingga dapat menimbulkan apoptosis pada sel ganglion retina

3. Tinitus dibagi menjadi dua, yaitu tinnitus subjektif dan tinnitus objektif. Tinnitus subjektif
merupakan tinnitus yang bersifat vibritorik yang berasal dari vibrasi atau getaran sistem muskular
atau vaskular pada telinga dan getaran ini dapat didengar oleh orang lain yang memeriksanya. Yang
kedua ada Tinnitas objektif merupakan tinnitus nonvibratorik yang disebabkan karena iritasi atau
perubahan degeneratif pada traktus auditorius yang hanya dapat didengar oleh penderitanya saja.
4. Beberapa gangguan pada telinga ada tinnitus dan otitis media. Tinnitus merupakan gangguan
pada telinga berupa adanya suara dengungan tanpa rangsangan bunyi atau suara dari luar
melainkan berasal dari implus yang abnormal pada telinga. Tinnitus ini bisa disebabkan oleh
penyumbatan pada liang telinga sehingga terjadi gangguan konduksi yang menimbulkan dengungan.
Selain itu bisa juga karena rusaknya sel-sel rambut halus di dalam telinga. Sel-sel rambut halus yang
rusak ini akan mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang akan dihantarkan ke otak dan
diterjemahkan menjadi suara seperti dengungan. Tinnitus bisa juga disebabkan oleh tuli
sensorinoeural. Otitis media merupakan ganguan berupa peradangan pada telinga tengah oleh
infeksi oleh bakteri, jamur atau virus dan juga bisa disebabkan oleh adanya disfungsi pada tuba
eustachius sehingga ruangan dibelakang membran timpani terisi oleh cairan yang menyebabkan
membran timpani menonjol dan eritematosa.
5. Stadium faringitis dibagi menjadi tiga yaitu akut, kronis, dan spesifik.
1. Faringitis akut merupakan faringitis yang terjadi dalam kurun waktu 7-14 hari. Faringitis akut
dibagi tiga yaitu faringitis viral, merupakan faringitis yang disebabkan oleh virus. Faringitis
bakterial, merupakan faringitis yang disebabkan oleh bakteri. Faringitis fungal, merupakan
faringitis yang disebabkan oleh jamur atau fungi.
2. Faringitis kronis merupakan faringitis yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama
samapai rentang tahunan. Faringitis kronis dibagi menjadi dua jenis, ada faringitis
hiperplastik yang disebabkan terjadinya perubahan mukosa dinding posterior faring. Ada
faringitis atropi yang disebabkan adanya penutupan mukosa oleh lendir yang kental.
3. Faringitis spesifik merupakan faringitis yang disebabkan adanya komplikasi pada penyakit
lain. Dibagi menjadi dua jenis yaitu faringitis tuberkulosis yang disebabkan oleh proses
sekunder tuberkulosis dalam paru-paru dan faringitis luetika yang disebabkan oleh
Treponema pallidum penyebab penyakit sifilis.
6. Sinusitis adalah peradangan atau infeksi dari satu atau lebih membran mukosa sinus paranasal
dan terjadi obstruksi dari mekanisme drainase normal. Bagian yang diserang adalah sinus atau
rongga kecil yang menghubungkan saluran udara di dalam tulang hidung bagian atas tepatnya pada
silia.
8. Hiperpigmentasi terbagi menjadi hiperpimentasi melasma, efelid(frekel) , dan hiperpigmentasi
pasca radang.
1. Melasma
Merupakan hiperpimentasi yang ditandai dengan adanya bercak yang tidak teratur dan
umumnya berpola simetris dikedua sisi wajah. Melasma merupakan hiperpigmentasi yang
sering terjadi terutama dibagian yang serinbg terpapar sinar matahari terutama diwajah.
2. Efelid
Merupakan hiperpigmentasi berupa bercak-bercak hitam atau coklat pada kulit. Efelid
berukuran kecil 3-5 mm dan sering terliha pada daerah yang terkena sinar matahari seperti
muka dan lengan. Disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan secara autosom dominan
sehingga akan terjadi pada anggota keluarga yang mempunya riwayat efelid
3. Hiperpimentasi Pasca Radang
Merupakan hiperpigmentasi yang terjadi pada kulit akibat peradangan. Radang pada kulit
dapat disebabkan oleh jerawat, eczema, alergi ataupun tindakan perawatan kulit wajah
seperti peeling kimia dan lasser. Lebih banyak terjadi pada kulit tipe terang.
9. Melasma terbagi dalam tiga tipe. Tipe sentrofacial merupakan melasma yang terjadi pada pipi,
kening, bibir atas, hidung ,dan dagu. Tipe malar merupakan melasma yang terjadi pada pipi dan
hidung. Tipe mandibular merupakan melasma yang terjadi pada rahang bawah.

1. Akne vulgaris ringan yang ditandai dengan jumlah komedo tertutup dan komedo
terbuka<20 buah/wajah, atau jumlah lesi inflamasi(papul, nodul, pustul) <15
buah/wajah, atau jumlah total lesi(jumlah komedo dan lesi inflamasi) <30 buah/wajah
2. Akne vulgaris sedang yang ditandai dengan jumlah komedo tertutup dan komedo
terbuka< 20-100 buah/wajah, atau jumlah lesi inflamasi(papul, nodul, pustul) < 15-50
buah/wajah, atau jumlah total lesi(jumlah komedo dan lesi inflamasi) < 30-125
buah/wajah
3. Akne vulgaris berat yang ditandai dengan jumlah kista>5 buah/wajah jumlah komedo
tertutup dan komedo terbuka>100 buah/wajah, atau Jumlah lesi inflamasi(papul, nodul,
pustul) >50 buah/wajah, atau jumlah total lesi(jumlah komedo dan lesi inflamasi) >125
buah/wajah

Anda mungkin juga menyukai