Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH ISLAM, SAINS, DAN TEKNOLOGI

PERKEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI KLASIK (SAINS DAN


TEKNOLOGI ZAMAN PARA NABI)
Di ajukan untuk memenuhi salah satu penilaian tugas mata kuliah Islam,
Sains, dan Teknologi yang ampu oleh :
Hafizhuddin, S.Pdi.,M.A

DISUSUN OLEH :

Dewi Fitriana 201851058


Mita Fizriah 201851178
Safina Nurul Qonita 201851254
Tyara Sania 201851306
INSITUT Widiati Murtini 201851314 SAINS
DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL
JAKARTA
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan ajaran agama yang paripurna. Agama ini merupakan agama yang telah
disempurnakan semua ajarannya dan telah mendapat ridho-Nya. Allah telah memerintahkan
kepada seluruh manusia melalui ajaran Islam untuk berbuat kebaikan dan tidaklah
Rasulullah SAW diutus melainkan untuk menyempurnakan akhlaq manusia sesuai dengan
sabda beliau :

‫إنما بعثت ألتمم مكارم األخالق‬

dan Allah telah menjadikan beliau sebagai suri tauladan bagi umatnya.

Belajar merupakan suatu proses yang diperlukan agar manusia mampu berproses
sehingga sanggup mengemban amanah sebagai Khalifah Allah di muka bumi. Banyak dalil
naqli (Al-Quran dan Al-Hadits) yang menunjukkan keutamaan sebuah proses belajar serta
keutamaan seorang ahli ilmu dibandingkan dengan orang awam. Tidaklah mungkin bagi
seorang manusia untuk dapat mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi tanpa
melalui proses belajar kecuali Allah menghendakinya.

Dalil-dalil naqli tersebut bukan hanya sebatas perkataan saja. Mudah bagi Allah untuk
memenuhi semua janji-Nya terhadap orang-orang yang berilmu. Bila kita menengok
sejarah, maka sesungguhnya umat Muslim secara bertahap telah mencapai masa
kejayaannya yang dimulai sejak hijrah nya Nabi Muhammad SAW menuju Yatsrib atau
yang kita kenal dengan Madinah Al Munawwaroh (sekarang) hingga runtuhnya
kekhalifahan Turki Utsmani (Ottoman Chaliphate). Sungguh pada masa-masa itu, Allah
SWT tealh meridhoi sebuah kejayaan bagi umat muslim dikarenakan ketaqwaannya dan
keilmuannya.

Namun pada masa-masa setelah itu, umat muslim banyak terpecah belah, mundurnya
kualitas pendidikan, semakin banyaknya aliran-aliran sesat ditambah lagi dengan bayang-

2
bayang kolonialisme - imperialisme. Bahkan hingga sekarang, umat Muslim masih belum
mampu bangkit sebagai sebuah kekuatan "superpower" di dunia layaknya zaman Khulafa’
Ar-Rasyidin hingga Turki Utsmani. Hal ini menunjukkan pentingnya sebuah kesadaran bagi
umat muslim untuk bersatu dalam memperbaiki kualitas keimanan dan pendidikannya.
Insya Allah dengan introspeksi diri, kita akan mampu untuk menjadi umat yang terbaik
sesuai dengan Sabda Allah SWT pada surah Ali Imron ayat 139 : “Janganlah kamu merasa
terhina dan janganlah bersedih, sesungguhnya kalian adalah umat terbaik apabila kalian
beriman.”
.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran ilmu pengetahuan dalam kemajuan peradaban umat Muslim?
2. Mengapa terjadi kemunduran dan keterbelakangan umat Islam dalam sains?
3. Bagaimana peran kita sebagai mahasiswa muslim yang merupakan generasi
penerus bangsa dan umat muslim dalam memperbaiki kondisi saat ini?
C. TUJUAN
1. Mengetahui peran ilmu pengetahuan dalam kemajuan peradaban umat muslim.
2. Mengetahui sebab-sebab kemunduran dan keterbelakangan umat muslim dalam
sains
3. Memahami peran mahasiswa muslim sebagai generasi penerus dalam
memperbaiki kondisi saat ini.

3
BAB II

Dasar Teori
1. Al-Mujadilah ayat 11

‫يل ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا‬


َ ِ‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا ق‬ ِ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُوا يَ ْف َس‬
ٍ ‫ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬
‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah


dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

2. Berdasarkan Hadits Rasulullah SAW tentang penuntut ilmu yang diriwayatkan


oleh Abu Daud
، ‫ وإن المالئكة لتضع أجنحتها رضا لطالب العلم‬، ‫ سلك هللا به طريقا من طرق الجنة‬،‫من سلك طريقا يطلب فيه‬
‫ وإن فضل العالم على العابد‬، ‫ والحيتان في جوف الماء‬، ‫وإن العالم ليستغفر له من في السماوات ومن في األرض‬
‫ وإن األنبياء لم يورثوا دينارا وال‬، ‫ وإن العلماء ورثة األنبياء‬، ‫كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب‬
‫ ورثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظ وافر‬، ‫درهما‬
 

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. PERAN ILMU PENGETAHUAN DALAM KEMAJUAN PERADABAN UMAT


ISLAM

1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan oleh Kaum Muslim pada Zaman Nabi


Muhammad

Rasulullah SAW lahir pada 12 Rabiul Awal pada tahun gajah. Pada penanggalan masehi
beliau lahir pada 8 Juni 632M. Kemudian Muhammad bin Abdullah pertama kali
mendapatkan wahyu pada usia 40 tahun yang kemudian masa-masa setelah beliau
mendapatkan wahyu disebut dengan tahun kenabian hingga hijrahnya Nabi Muhammad
SAW menuju kota Yatsrib. Berdasarkan penanggalan Masehi maka diperkirakan Nabi
Muhammad SAW pertama kali pada tahun 610M.

Masyarakat Arab pada saat itu menggantungkan kehidupannya pada kegiatan ekonomi.
Hal ini disebabkan karena lingkungan mereka yang kering dan tandus sehingga untuk
memenuhi kehidupan mereka sehari-hari, mereka harus berdagang. Salah satu kota tujuang
bangsa Arab adalah Damaskus, sedangkan untuk Makkah sendiri kaum jahiliyah
menjadikan Makkah sebagai wahana wisata religi bagi penyembah berhala. Hal ini
menyebabkan pengetahuan bangsa Arab mengenai ekonomi sudah cukup maju pada
zamannya.

Sedangkan untuk ilmu pengetahuan selain ekonomi, masyarakat Arab cukup tertinggal
dibandingkan dengan dua kekuatan imperial besar yang mengapit jazirah arab, yakni
Bizantium Romawi dan Sassania Persia. Untuk ilmu pengetahuan sosial mereka tidak
memiliki sistem yang cukup baik ditunjukkan dengan masih adanya perbudakan yang
buruk, bahkan untuk tulis menulis saja hanya sebagian kecil saja orang yang bisa
melakukannya.

5
Ketika Nabi masih berdakwah di dalam kota Makkah (Belum berhijrah) beliau belum
mampu mengubah banyak dalam sector ilmu pengetahuan karena terbatasnya pergerakan
dakwah Nabi. Keterbatasan ini berupa intimidasi dari kaum kafir Quraisy, ancaman
pembunuhan, bahkan pernah dilakukan pemboikotan oleh kaum kafir Quraisy. Hal ini
menyebabkan Nabi lebih berfokus kepada penguatan pemahaman Aqidah bagi para
pengikutnya untuk mepererat umat Islam dalam menghadapi intimidasi-intimidasi tersebut.

Ketika Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Yatsrib atau yang kita kenal sekarang
sebagai Madinah Al-Munawwaroh pada tahun ke-13 kenabian atau 622M, beliau bisa
leluasa menyebarkan risalah agama ditambah lagi posisi beliau yang menjadi pemimpin
kota tersebut. Ilmu pengetahuan mulai tumbuh dan berkembang sejak pada masa ini. Beliau
sukses menjadi solusi dalam berbagai masalah yang terjadi baik berkaitan dengan
peribadatan, sosial, ekonomi, dan politik yang bersumber langsung dari Al-Quran dan As-
Sunnah. Rasulullah SAW memulai pembangunan masyarakat Madinah dengan membangun
masjid sebagai pusat dakwah Islam. Di masjid itulah dilakukan berbagai kegiatan dakwah,
mulai dari masalah peribadatan, sosial, ekonomi, dan politik. Dari sinilah Islam menjadi
maju pesat dan menjadi salah satu peradaban yang maju pada masa tersebut.

Tokoh-Tokoh ilmuwan pada masa Rasulullah SAW lebih terfokus pada Al-Quran antara
lain Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Sabit, kemudian ada Salman al-Farisi yang ahli strategi
perang.

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan oleh Kaum Muslim pada Zaman Khulafa’


Ar-Rasyidin

Pada zaman ini umat Muslim hidup bersama para sahabat Nabi yang disebut Nabi
Muhammad sebagai generasi terbaik sepeninggal beliau. Masa ini dimulai dari tahun 11 –
41 Hijriyah atau 632 – 661 Masehi. Pada masa ini umat Muslim dipimpin oleh Abu Bakar
Ash-Shiddiq RA, Umar bin Khaththab RA, Utsman bin Affan RA, lalu berakhir pada masa
kepemimpinan Ali bin Abi Thalib Karomallahu Wajhah. Ada beberapa pendapat yang
menyebutkan Khulafa’ Ar-rasyidin masih berlanjut hingga masa kepemimpinan Hasan bin
Ali bin Abi Thalib RA. Zaman ini disebut dengan Khulafa Ar-Rasyidin karena para
pemimpin umat setelah Nabi Muhammad SAW meninggal merupakan pemimpin yang
6
paling benar dan lurus. Bahkan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwasannya kita
dianjurkan untuk mengikuti Sunnah para Khulafa’ Ar-rasyidin (seperti pengambilan
keputusan dan lain-lain).

Dengan kepemimpinan dari keempat tokoh ini, Kaum Muslim berhasil meluaskan
penyebaran agamanya hingga ke seluruh jazirah Arab. Bahkan pada masa kepemimpinan
Umar bin Khaththab, beliau berhasil menaklukkan Palestina dari kekuasaan Bizantium
Romawi, serta daerah Iraq – Iran dengan menaklukkan Dinasti Sassania Persia. Kemudian
dilanjutkan dengan kepemimpinan Utsman bin Affan RA, beliau melanjutkan ekspansi
hingga Afrika Utara termasuk Mesir. Pada masa ini juga pertama kalinya Umat Muslim
memiliki angkatan laut untuk pertama kalinya dibawah komando Muawiyah bin Abu
Sufyan. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda mengenai angkatan laut pertama yang
dimiliki umat muslim ini.  Imam al Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya, dari hadits
Ummu Haram Radhiyallahu 'anha, bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Pasukan pertama dari umatku yang berperang mengarungi lautan telah
dipastikan bagi mereka (yakni surga)". Angkatan Laut pertama Umat Muslim ini digunakan
untuk usaha penaklukan Kota Benteng Konstantinopel pada 654 Masehi yang kemudian
gagal dikarenakan minimnya pengalaman orang Arab dan Islam secara umumnya pada
pertempuran laut.

Perkembangan daerah di bawah kepemimpinan Khulafa’ Ar-Rasyidin sempat terhenti


pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib dikarenakan adanya permasalahan yang terjadi pada
internal umat Muslim yaitu perseteruan Ali dengan Muawiyah. Perseteruan internal ini
menimbulkan munculnya beberapa peperangan saudara seperti perang Jamal, perang
Shiffin, tragedi Karbala, serta munculnya beberapa aliran sesat yaitu Syiah dan Khawarij.

Walaupun masa Khulafa’ Ar-rasyidin berakhir dengan banyaknya perseteruan yang


terjadi pada internal umat, namun sejarah tetap mencatat seluruh kesuksesan yang berhasil
dicapai oleh umat Muslim pada zaman tersebut. Pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa
Khulafa’ Ar-Rasyidin masih berkisar pada ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan Al-
Hadist. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ilmu pengetahuan masih relatif dekat dengan
sumbernya, yaitu para sahabat Nabi yang sanadnya langsung pada Rasulullah SAW dan
menjadi pewaris langsung ilmu-ilmu yang pernah disampaikan oleh Nabi Muhammad
SAW. Adapun ilmu-ilmu yang lahir pada periode Khulafaur Rasyidin sebagai berikut :
7
1. Ilmu qiraat, yaitu ilmu yang erat kaitannya dengan membaca dan memahami Al-
Quran. Ilmu ini muncul pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Sebab munculnya
adalah karena adanya beberapa dialek bahasa dalam membaca dan memahaminya dan
dikhawatirkan terjadi kesalahan dalam membaca dan memahaminya. Oleh karena itu
diperlukan standarisasi bacaan dengan kaidah-kaidah tersendiri. 
2. Tafsir Al-Quran, yaitu ilmu untuk memahami ayat-ayat Al-Quran sebagaimana telah
diterangkan oleh Rasulullah SAW baik dengan ayat-ayat Al-Quran atau dengan
Sunnahnya. Tokohnya yaitu Ali bin Abi Thalib, Abdullah ibnu Abbas, Abdullah ibnu
Mas’ud, dan Abdullah ibnu Ka’ab.
3. Ilmu Hadist. Ilmu ini muncul dalam rangka untuk mempertahankan ajaran Nabi
sehingga umat muslim kedepannya bisa menjadikan Nabi Muhammad sebagai contoh
dari penerapan agama Islam dengan meriwayatkan hadits-hadits. Tokohnya antara
lain, Abdullah ibnu Mas’ud, Ma’gal ibnu Yasar, Ibadah ibnu as-Samit dan Abu
Darda.
4. Khat Al-Quran, yaitu ilmu yang berkaitan dengan penulisan Al-Quran. Pada masa
Rasulullah SAW telah dikenal ilmu Khat Al-Quran, yaitu dilakukan setelah
Rasulullah mendapatkan wahyu. Kemudian pada masa Abu Bakar diadakan
pembukuan Al-Quran dan ditulis dengan menggunakan khat Kufi dari Irak dan untuk
surat menyurat serta semacamnya menggunakan khat Naskhi dari Syam dan
sekitarnya.
5. Ilmu fikih, tokohnya : Umar bin Khattab, Zaid bin Sabit (Madinah), Abdullah bin
Abbas (Mekkah), Abdullah bin Mas’ud (Kufah), Anas bin Malik (Basrah), Muaz bin
Jabal (Syiria), dan Abdullah bin Amr bin Ash (Mesir).
6. Ilmu Nahwu dan Shorof, ilmu ini berkembang di Basrah dan di Kufah. Tokoh
pelopor pertama dalam bidang ini adalah Ali bin Abi Thalib.
7. Ilmu Sastra, pertumbuhan sastra pada masa Khulafaur Rasyidin sangat dipengaruhi
dengan Al-Quran sebagai sumber inspirasi untuk kegiatan sastra, karena dalam
berdakwah diperlukan bahasa yang indah.
8. Ilmu Arsitektur, dimulai dari Masjid Quba oleh Rasulullah. Beberapa bangunan kota
yang didirikan pada masa Khulafaur Rasyidin adalah kota Basrah tahun 14 -15 H
dengan arsitek Utbah Ibnu Gazwah, kota Kufah dibangun pada tahun 17 H dengan
arsitek Salman al-Farisi, serta kota Fustat yang dibangun pada tahun 21 H atas usulan
Khalifah Umar bin Khattab.
8
Adapun tokoh-tokoh ternama dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut :

1. Ahli Tafsir Al-Quran : Ali bin Abi Thalib, Abdullah ibnu Abbas, Abdullah ibnu
Mas’ud, dan Abdullah ibnu Ka’ab. 
2. Ahli Ilmu Hadist : Abdullah ibnu Mas’ud, Ma’gal ibnu Yasar, Ibadah ibnu as-Samit
dan Abu Darda.
3. Ahli Ilmu Fikih, tokohnya : Umar bin Khattab, Zaid bin Sabit, Abdullah bin Abbas,
Abdullah bin Mas’ud, Anas bin Malik, Muaz bin Jabal, dan Abdullah bin Amr bin
Ash.
4. Ahli Ilmu Nahwu : Ali bin Abi Thalib.
5. Ahli Ilmu Arsitektur : Utbah Ibnu Gazwah, dan Salman al-Farisi.

3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan oleh Kaum Muslim pada Zaman Dinasti


Umayyah

Setelah berakhirnya masa Khulafa’ Ar-Rasyidin yang berakhir dengan banyaknya


konflik, maka berdirilah kekhalifahan dinasti Umayyah yang berpusat di Kota Damaskus,
Syria. Khalifah pertama dari dinasti ini adalah Sahabat Muawiyah bin Abu Sufyan. Mereka
berhasil mengembalikan kesatuan umat, dengan menyadari betapa rentannya posisi mereka
dengan dikelilingi musuh-musuh yang bisa saja memanfaatkan kesempatan seperti ini.

Berdasar pada yang telah disebutkan pada pembahasan mengenai kondisi masyarakat
Arab sebelum kenabian Muhammad SAW, mereka belum pernah mengurus suatu sistem
yang memiliki daerah kepengurusan yang luas karena kebanyakan dari mereka hanya
mengurus suku masing-masing. Namun pada kondisi yang sekarang, dengan luasnya daerah
yang harus diurus, serta kompleksnya kepengurusan pemerintahan, ditambah dengan
konflik yang sebelumnya terjadi, maka Dinasti Umayyah saat itu banyak menggunakan
bantuan dari non-muslim dalam hal ini. Namun dalam waktu yang cukup singkat (periode
satu khalifah saja) umat Muslim sudah mampu menggeser keberadaan non-muslim dalam
roda pemerintahan. Hal ini merupakan sebuah prestasi yang luar biasa karena dengan ke-
tidak bergantungannya mereka kepada orang non-muslim menjadikan mereka lebih mandiri
serta roda pemerintahan berjalan lebih kondusif.

9
Kekhalifahan Bani Umayyah mulai berdiri pada 661 Masehi dan kemudian berakhir pada
750 Masehi karena timbulnya pemberontakan dari kalangan rakyat. Pada masa dinasti
Umayyah ini, Umat Muslim mampu menyebarkan ajaran Islam hingga lebih luas lagi.
Melalui Afrika Utara lalu kemudian masuk ke dataran Spanyol pada 29 April 711 Masehi
dibawah kepemimpinan panglima Thariq bin Ziyad. Pada masa ini pula Umar bin Abdul
Aziz.

Pada masa Dinasti Umayyah pernah dilakukan dua kali usaha dalam penaklukkan
konstantinopel, namun keduanya berujung dengan kegagalan. Usaha pertama dilakukan
oleh khalifah pertama dinasti Umayyah, Muawiyah bin Abu Sufyan dan usaha kedua
dilakukan oleh Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik yang kemudian pasukannya ditarik
mundur oleh Khalifah selanjutnya, Umar bin Abdul Aziz karena masalah stabilitas nasional.

Masa keemasan pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Dinasti Umayyah berada pada


masa Umar bin Abdul Aziz, seorang Khalifah Umayyah yang layak disebut sebagai
penerus Khilafah Rasyidin, hadits-hadits Rasulullah SAW mulai dikodifikasi dan dibukukan
untuk menjaga keaslian dan otentisitasnya. Selain itu, Aswad al-Du’ali (wafat 681 M),
seorang ulama, menyusun gramatika Arab dengan member titik pada huruf-huruf hijaiyah
yang tadinya gundul tak bertitik. Usaha ini merupakan revolusi kebahasaan yang luar biasa
karena membaca teks kitab suci. Beberpa kebijakan Dinasti Umayyah yang patut dicatat
sebagai prestasi adalah berikut :

10
1. Ditetapkannya bahasa Arab sebagai bahasa resmi Negara oleh Khalifah Abdul Malik,
yang kemudian menjadi bahasa ilmiah. 
2. Menetapkan dinar dan dirham sebagai mata uang resmi.
3. Penyeberangan ke Andalusia (Spanyol) oleh Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair
melalui selat Gibraltar pada tahun 711 M, serta Muhammad bin Qasim membawa
Islam sampai di lembah Indus pada tahun berikutnya.

Keilmuan yang berkembang di zaman Bani Umayyah adalah ilmu syari‘ah, ilmu
lisaniyah, dan ilmu tarikh. Selain itu berkembang pula ilmu qiraat, ilmu tafsir, ilmu hadis,
ilmu nahwu, ilmu bumi, dan ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing. Kota yang menjadi
pusat kajian ilmu pengetahuan ini antra lain Damaskus, Kuffah, Makkah, Madinah, Mesir,
Cordoba, Granada, dan lain-lain dengan menjadikan masjid sebagai pusat pengajarannya
selain Madinah atau lembaga pendidikan yang ada. Ilmu pengetahuan yang berkembang di
zaman Daulah zaman Bani Umayyah dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Al Ulumus Syari‘ah, yaitu ilmu-ilmu Agama Islam, seperti Fiqih, tafsir Al-Qur‘an


dan sebagainya.
2. Al Ulumul Lisaniyah, yaitu ilmu-ilmu yang perlu untuk memastikan bacaan Al
Qur‘an, menafsirkan dan memahaminya.
3. Tarikh, yang meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya, riwayat
hidup pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum, yaitu tarikh bangsa-bangsa
lain.
4. Ilmu Qiraat, yaitu ilmu yang membahas tentang membaca Al Qur‘an. Pada masa ini
termasyhurlah tujuh macam bacaan Al Qur‘an yang terkenal dengan Qiraat Sab‘ah
yang kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan, yaitu cara bacaan yang dinisbahkan
kepad acara membaca yang dikemukakan oleh tujuh orang ahli qraat,yaitu Abdullah
bin Katsir (w. 120 H), Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H), Abdullah
bin Amir Al Jashsahash (w. 118 H), Ali bin Hamzah Abu Hasan al Kisai (w. 189 H),
Hamzah bin Habib Az-Zaiyat (w. 156 H), Abu Amr bin Al Ala (w. 155 H), dan Nafi bin Na‘im
(169 H).
5. Ilmu Tafsir, yaitu ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam menafsirkan
Al Qur‘an. Pada masa ini muncul ahli Tafsir yang terkenal seperti Ibnu Abbas dari
kalangan sahabat (w. 68 H), Mujahid (w. 104 H), dan Muhammad Al-Baqir bin Ali
bin Ali bin Husain dari kalangan syi‘ah

11
6. Ilmu Hadits, yaitu ilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad al-
Hadis, karena banyak Hadis yang bukan berasal dari Rasulullah. Diantara
Muhaddisyang terkenal pada masa ini ialah Az Zuhry (w. 123 H), Ibnu Abi Malikah
(w. 123 H), Al Auza‘i Abdur Rahman bin Amr (w. 159 H), Hasan Basri (w. 110 H),
dan As-Sya‘by (w. 104 H).
7. Ilmu Nahwu, yaitu ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat didalam
berbagai posisinya. Ilmu ini muncul setelah banyak bangsa - bangsa yang
bukan Arab masuk Islam dan negeri negeri mereka menjadi wilayah Negara Islam.
Adapun penyusun ilmu Nahwu yang pertama dan membukukannya sepertihalnya
sekarang adalah Abu Aswad Ad Dualy (w. 69 H). Beliau belajar dari Ali bin Abi
Thalib, sehingga ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sebagai
Bapaknya ilmu Nahwu.
8. Ilmu Bumi (al- Jughrafia). Ilmu ini muncul oleh karena adanya kebutuhan kaum
muslimin pada saat itu, yaitu untuk keperluan menunaikan ibadah Haji, menuntut
ilmu dan dakwah, seseorang agar tidak tersesat di perjalanan, perlu kepada ilmu yang
memebahas tentang keadaan letak wilayah. Ilmu ini pada zaman Bani Umayyah baru
dalam tahap merintis.
9. Arsitektur dan Tata Ruang Kota. Pada masa Khalifah Muawiyah, Uqba bin Nafi’
membangun kota Al-Qayrawan di Afrika Utara, kemudian Khalifah Sulaiman bin
Abdul Malik membangun kota Ramla di Palestina, dan Al-Hajjaj membangun kota
Wasit di Iraq. Pembangunan kota-kota baru yang juga diiringi dengan pengembangan
kota-kota lama berhasil membangun banyak Masjid dan Istana dengan kosntruksi
indah. Salah satunya yang terkenal adalah The Dome of The Rock di Palestina dan
Masjid Agung di Damaskus. Pada pembangunan kota-kota ini juga termasuk
pembangunan irigasi serta pengembangan teknik metalurgi logam. Jalanan di kota
juga disusun dengan rapi.
10. Ilmu Medis. Pada masa Bani Umayyah, pertama kalinya umat muslim memiliki
rumah sakit yang dibangun oleh Al-Walid bin Abdul Malik pada 715 M.

4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan oleh Kaum Muslim pada Zaman Dinasti


Abbasiyah

Setelah berakhirnya masa Dinasti Umayyah, maka berdirilah dinasti Abbasiyah yang
merupakan kekhilafahan monarki absolut. Khalifah pertamanya adalah Abu Abbas As-
12
Saffah. Dinasti ini berlangsung sejak tahun 750 M hingga 1250 M. Zaman keemasan pada
dinasti Abbasiyah berada pada masa kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid
Rahimahullah yang termasyhur (786 – 809 M) dan putranya, Al-Ma’mun (813 – 833 M).
Pada masa dinasti Abbasiyah umat muslim diterpa banyak konflik internal seperti resiko
pemberontakan dan konflik eksternal seperti perang salib dan serbuan tentara Mongol.

Terdapat beberapa perbedaan pada masa kekahlifahan Bani Abbasiyah ini. Hal ini
disebabkan karena Khalifah pertama memindahkan ibu kota yang sebelumnya berada di
Damaskus, Syria ke Baghdad, Iraq. Hal ini menyebabkan pemerintahan Bani Abbasiyah
banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Turki dan Persia, sebelumnya pada Bani Umayyah
pemerintahan masih dipengaruhi budaya Arab Islam. Dengan dipengaruhinya pemerintahan
oleh kebudayaan Turki dan Persia yang terkenal ahli dalam peperangan, maka pada masa ini
system militer lebih tersusun lebih profesional serta adanya jabatan baru berupa wazir yang
membawahi departemen-departemen.

Departemen-departemen ini kemudian berkembang seiring dengan berkembangnya


perpustakaan-perpustakaan sebagai pusat studi. Pada zaman itu pendidikan lebih terbuka
yaitu pada perpustakaan, semua orang bisa membaca kitab-kitab, membaca, menulis, dan
berdiskusi. Hal ini semakin ditunjang dengan kebijakan pada masa Bani Umayyah untuk
menjadikan bahasa arab sebagai bahasa Nasional sehingga pada masa Bani Abbasiyah
Bahasa Arab menjadi bahasa ilmu pengetahuan pula. Pada masa itu juga gencar-gencarnya
umat muslim menerjemahkan buku dari bahasa asing bahkan diberi upah berupa emas
seberat buku yang diterjemahkan.

Pada zaman Bani Abbasiyah juga pertama kalinya muncul imam 4 madzhab, lalu masa
hidup para periwayat hadits. Kemudian dikarenakan gencarnya penerjemahan buku bahasa
asing, maka kemudian filsafat-filsafat Yunani Kuno mulai masuk ke pemikiran para Alim
Ulama sehingga pada beberapa kejadian muncullah beberapa aliran sesat seperti Murjiah
dan Mu’tazilah. Mu’tazilah ini terkenal sebagai aliran yang mengedepankan logika serta
mengatakan bahwasannya Al-Quran adalah makhluk.

Abu ja’far Al-Manshur, Khalifah kedua Bani Abbasiyah (754 – 775 M) adalah orang
yang tepelajar yang menunjukkan minatnya terhadap pengembangan dan pendidikan ilmu
pengetahuan dan sains. Beberapa ilmuwan yang terkenal pada masa nya adalah imam Abu
13
Hanifah, Ibnu Ishaq, Imam Malik, Abu Amr Abdurrahman bin Amr, dan Sufyan At-Tauri.
Sarjana yang paling berpengaruh pada masa tersebut adalah Abdullah bin Muqaffa yang
menerjemahkan Panchatantra menjadi Qolila wa Dimna dan beberapa buku Persia lainnya
ke bahasa arab.

Sedangkan pada masa kepemimpinan Harun Ar-Rasyid, khalifah ke-15, beliau


membangun sekolah Baitul Hikmah / Darul Hikmah. Dari sekolah ini banyak menghasilkan
lulusan yang ahli dalamm bidang kedokteran, sastra, musik, logika, matematika, penulis,
sains, kebudayaan, serta ilmu agama. Dengan adanya sekolah ini, maka proses penyerapan
ilmu dari bangsa lain seperti filsafat dari yunani, konsep bilangan dan medis dari India,
teknologi kimia, kertas, sutra dan tembikar dari China, serta sistem administrasi, irigasi, dan
bercocok tanam dari Zoroaster lebih gencar dilakukan. Bahkan hanya Baitul Hikmah saja
satu-satunya pusat studi terbesar serta memiliki observatorium yang ada di dunia saat itu.

Adapun ilmu pengetahuan yang berkembang pada dinasti Abbasiyah dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Ilmu Matematika. Pada masa ini, ilmuwan Ibnu Musa Al-Khawarizmi berhasil
menggabungkan sistem numerik Babilonia dan India menjadi sebuah sistem numeric
yang mudah dipahami, menemukan manfaat dari bilangan 0, sistem pecahan tingkat
lanjut, serta penemuan yang paling besar adalah Aljabar dan Algoritma. Beberapa
buku yang beliau tulis adalah Kitab Hisab al-adad al-Hindi dan Kitab al-Jabr wa al-
Muqabala.
2. Astronomi. Umat muslim pertama kali mempelajari Astronomi dari karya klasik
yunani, Persia, dan India. Umat Muslim banyak mengembangkan Astronomi karena
ilmu ini adalah salah satu ilmu yang dekat penerapannya dengan Matematika. Salah
satu tokoh untuk ilmu astronomi ini adalah Muhammad bin Ibrahim Al-Fazari yang
menemukan astrolabe, alat untuk memprediksikan posisi objek luar angkasa.
3. Arsitektur. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Umar Al-Farukhan. Beliau adalah
konseptor pembangunan kota Baghdad.
4. Ilmu Medis. Perkembangan ilmu medis berawal ketika khalifah Al-Manshur sakit,
lalu diperintahkan pada ilmuwan-ilmuwan muslim untuk menerjemahkan buku-buku
medis dari bangsa lain. Kemudian dari kejadian inilah ilmu medis banyak dipelajari
oleh umat muslim. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Yuhanna bin Masawaih
dengan karyanya Kitab al-Mushajjar al-Kabir.
14
5. Ilmu Kimia. Pada awalnya, umat mulim banyak belajar dari orang Alexandria
tentang kimia. Namun pada akhirnya umat muslim mampu mengembangkan sendiri
ilmu kimia. Tokoh yang terkenal dalam bidang ilmu kimia ini adalah Abu Musa Jabir
bin Hayyan dengan karyanya Kitab Al-Kimya. Beliau dijuluki sebagai Bapak Kimia
Muslim. Beliau berasal dari Baghdad. Abu Musa Jabir telah banyak melakukan
percobaan terkait dengan distilasi HCl, evaporasi, kristalisasi, sublimasi, filtrasi,
peleburan, kondensasi, serta pelarutan kimia.
6. Geografi. Ilmuwan muslim banyak belajar geografi dari tulisan klasikal yunani kuno.
Para ahli kebumian dan maritim Yunani lah yang menjadi inspirasi. Salah satu
ilmuwan muslim pada bidang geografi adalah Hisham al-Qalbi dengan karangannya
Surat Al-‘Ardl.
7. Filsafat. Ilmuwan muslim pada masa itu berhasil membuat cabang baru dalam
keilmuan filsafat, sehingga masih ada hingga sekarang yang dinamakan filsafat
Islam. Pada masa itu pula muncul sekte Mu’tazilah, salah satu sekte yang
mengedepankan logika dengan menggunakan filsafat. Salah satu filsuf muslim pada
saat itu adalah Al Kindi dan Al Farabi.

Pada abad keduabelas, Dinasti Abbasiyah mendapat tekanan baik konflik internal,
kemungkinan pemberontakan, serbuan dari bangsa Mongol yang membumihanguskan kota
Baghdad beserta seluruh perpustakaannya, munculnya dinasti syiah, serta terjadinya perang
Salib. Dikarenakan tekanan-tekanan yang dialami oleh Dinasti Abbasiyah ini, mereka
mengalami disintegrasi sehingga pecah menjadi beberapa kerajaan kecil. Pada masa ini
perkembangan ilmu pengetahuan oleh ilmuwan muslim menjadi terhambat.

5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan oleh Kaum Muslim pada Dinasti Umayyah


Spanyol

Umat Muslim pertama kali menginjakkan kakinya ke Spanyol pada 29 April 711 M oleh
Thariq bin Ziyad. Pada saat dinasti Umayyah runtuh, dinasti Abbasiyah melakukan
pembersihan keluarga Umayyah dari ranah politik di Timur Tengah. Pada saat itu
Abdurrahman bin Marwan, salah satu anggota bani Umayyah, melarikan diri dari
pembersihan yang dilakukan oleh dinasti Abbasiyah menuju Spanyol. Kemudian ketika di
Spanyol beliau menundukkan Yusuf Abdurrahman Al-Fikri, gubernur Spanyol yang patuh
pada dinasti Abbasiyah, dan melanjutkan masa kepemimpinan dinasti Umayyah di Spanyol.
15
Setelah mendirikan dinasti Umayyah baru di Spanyol, beliau menjadikan kota kordoba
menjadi pusat pemerintahan. Beliau memimpin selama 32 tahun. Selama masa
kepemimpinan itu beliau berhasil mengalahkan Raja Frederick dan Ratu Julian serta
menumpas pemberontakan disana sehingga beliau dijuluki Rajawali Quraisy.

Masa kejayaan dinasti Umayyah Spanyol dimulai dari Khalifah Abdurrahman An-Nashir
dan berlanjut hingga kepemimpinan Hakam II. Pada masa ini bahasa arab menyebar dengan
cepat di spanyol bahkan di kalangan orang non-muslim. Dengan menyebarnya bahasa arab
ini sehingga para penuntut ilmu di spanyol lebih mudah dalam memahami karangan-karangan
dari para ilmuwan sebelumnya serta bisa menulis dalam bahasa yang digunakan bersama.
Walaupun dinasti umayyah spanyol memiliki konflik dengan dinasti Abbasiyah yang berada
di Baghdad, namun hal itu tidak menghalangi ilmuwan dari kedua daerah untuk saling
bertukar ilmu.

Beberapa ilmu pengetahuan yang berkembang pesat di Umayyah Spanyol adalah sebagai
berikut :
1. Ilmu Medis. Salah satu ilmuwan medis yang terkenal dari Spanyol adalah Ar-
Razi. Dia adalah orang pertama yang menulis mengenai penanganan medis
terhadap penderita variola dan measles dengan mengkombinasikan metode
fisiologi dan psikologi pasien. Dia juga menulis ensiklopedia tentang 50 cara
melakukan kontrasepsi pada wanita. Ilmuwan-ilmuwan medis lainnya adalah
Ibnu Al-Khatib, Ibnu Zuhri, dan Al-Zahraw
2. Farmasi. Di Kordoba dibangun sebuah rumah sakit dengan perpustakaan. Dari
rumah sakit inilah banyak perkembangan terhadap ilmu farmasi dilakukan.
3. Ilmu Sains Terapan. Beberapa ilmuwan dalam bidang ilmu sains terapan adalah
Ibnu Rusyd, Jabir bin Hayyan, dan Al-Farabi. Pada masa itu banyak dibangun
pabrik tekstil dan pabrik peralatan logam.
4. Teknik Mesin. Ilmuwan yang terkenal pada bidang ini adalah Al-Jaziri. Hasil
dari pengembangan ilmu ini adalah pengembangan mesin pemetik hasil panen
pertanian-perkebunan, mesin pengairan ladang, dan alat-alat peperangan.

16
6. Perkembangan Ilmu Pengetahuan oleh Kaum Muslim pada Zaman Turki
Utsmani

Kesultanan Utsmani berpusat di Turki sekarang ini. Kesultanan ini bertahan sangat lama
yaitu sejak 1299 – 1923 Masehi. Turki Utsmani terdiri dari 29 Provinsi yang tersebar mulai
dari Eropa Barat, Asia, dan Afrika Utara. Kesultanan ini disebut Kesultanan Utsmani karena
Khalifah pertamanya bernama Osman I. Bangsa pendiri kesultanan ini adalah bangsa Turki
yang berasal dari China Utara dan Mongolia. Bangsa ini terkenal sebagai ahli peperangan.

Sekolah pertama yang didirikan oleh Turki Utsmani berada di Iznik, Nicaea pada 1331
M. Orang-orang yang belajar disana tidak hanya berasal dari kalangan keluarga sultan,
namun juga menerima bahkan memberikan fasilitas bagi penuntut ilmu dari daerah yang
jauh. Kemudian pada 1453 M (setelah Turki Utsmani menguasai Konstantinopel),
Muhammad Al Fatih mendirikan Fatih Kulliyesi di Istanbul yang terdiri dari masjid, sekolah
dasar, sekolah tingkat lanjut, rumah sakit, dapur umum, dan bangunan lainnya. Dengan
didirikannya Fatih Kulliyesi, Kesultanan mengalami kemajuan yang pesat dalam
perkembangan sains. Ilmu-ilmu seperti ilmu agama, logika, matematika, astronomi dan fisika
diajarkan disana.

Pada masa kepemimpinan Sulaiman Al-Qanuni, beliau mendirikan Sulimaniya Complex


dan Dar Ath-Thibb pada rumah sakit Shifa Khanes. Pada kompleks yang didirikan oleh
Sultan Sulaiman Al-Qanuni tersebut, semua ilmuwan terutama pada bidang astronomi, medis,
dan farmasi diberikan fasilitas tempat tinggal dan tempat riset.

Beberapa ilmuwan yang terkenal adalah Qazizadeh Rumi dengan karyanya Syarh Ashkal
At-Tasis. Kemudian ada Yusuf Mardani sebagai ahli kesastraan, Sharaf ad-Din sebagai ahli
medis dengan karyanya Jarahiyyat al-Khaniyya tentang pembedahan, Seyyid Ali Bey sebagai
ahli astronomi yang memodelkan planet, Musa bin Hamun yang menulis buku pertama
tentang kedokteran gigi, kemudian Piri Reis yang merupakan kapten angkatan laut yang juga
ahli geografi.

17
Turki Utsmani bisa memiliki daerah kekuasaannya yang amat luas. Salah satu
penyebabnya adalah majunya teknologi militer Turki Utsmani terutama pada angkatan
daratnya. Salah satu angkatan militer yang terkenal adalah pasukan infantri nya yang disebut
dengan Jannisary. Pada abad ke 16 Masehi sudah menggunakan bubuk mesiu secara massif,
para infantri Janissary membawa senapan laras panjang yang proses reload nya lebih cepat
daripada senapan yang digunakan di Eropa pada abad selanjutnya. Selain itu Muhammad Al-
Fatih juga mengembangkan salah satu meriam paling fenomenal yang disebut sebagai Great
Bombard yang sanggup member efek kerusakan yang besar pada dinding kota
Konstantinopel.

Permasalahan terjadi ketika Daerah Turki Utsmani menjadi terlalu luas yang tidak
diimbangi dengan peningkatan akomodasi militer. Hal ini menyebabkan pemerintah
mengirimkan empat pelajar untuk belajar militer kepada Prancis. Pada 1839 dikirimkan lagi
39 orang untuk belajar di London, Paris, dan Vienna. Kamudian pada 1857 Turki Utsmani
mendirikan Mektebi Osmani dengan guru-guru yang berasal dari murid yang dikirimkan ke
luar negeri. Kesultanan kemudian mendirikan Darul Funun (House of Science) untuk
meningkatkan mutu dan kualitas masyarakat.

Hasil dari didirikannya Mektebi Osmani dan Darul Funun adalah keberhasilan kesultanan
dalam menjaga persatuan dan keutuhannya menghadapi banyaknya kemungkinan
pemberontakan serta serangan dari luar. Ilmu sains berkembang dengan pesat mengikuti
18
perkembangan Eropa setelah Renaissance dan Revolusi Industri. Selain itu mereka juga
mampu menjadikan militer mereka sebagai kekuatan yang ditakuti se-antero Eropa.

Salah satu bukti kekuatan militer Turki Utsmani bisa dilihat dari teknologi maritimnya.
Pada 1865 M mereka membuat kapal perang besi pertamanya, Âsâr-ı Tevfik. Kemudian pada
1872 mereka membuat kapal perang besi terbesar diantara Negara Eropa lainnya yaitu
Mesudiye. Pada 1886 M, Turki Utsmani berhasil mengembangkan kapal selam pertama yang
dapat menembakkan torpedo di dalam air. Dengan keberadaan teknologi-teknologi ini
menjadikan mereka sebagai kekuatan militer yang disegani.

7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan oleh Kaum Muslim pada Zaman Dinasti


Mughal

Dinasti Mughal adalah salah satu kesultanan Islam yang berdiri sejak tahun 1526 M
hingga 1858 M. Kesultanan ini berpusat di Delhi, India. Bangsa pendiri dari kesultanan ini
adalah bangsa Mongol, cucu dari Timur Lenk yang mempunyai garis keturunan kepada
Jenghis Khan. Ketika Mongolia melakukan ekspansi ke negeri muslim (pada masa dinasti
Abbasiyah, banyak orang Mongol yang kemudian selanjutnya menjadi muallaf .

Pada bidang administrasi, pemerintahan Mughal telah melakukan sebuah sistem yang
cukup modern, dengan gelar resmi, tata mata uang, serta penetapan bahasa resmi dalam
pemerintahan dan dokumen. Pada bidang ekonomi, dinasti Mughal banyak bergantung pada
hasil pertanian. Sedangkan untuk bidang ilmu pengetahuan, mereka menggalakkan
pembelajaran ilmu pengetahuan terutama pada masa kepemimpinan Syah Jahan dan
Aurangzeb yang ditandai dengan dibangunnya banyak pusat studi ilmu.

Keilmuan yang dikembangkan pada zaman ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Astronomi. Khalifah Mughal pada tahun 1526 M tertarik untuk mengembangkan
ilmu astronomi. Kemudian dia membangun Observatorium Pribadi di dekat Delhi.
Peralatan serta teknik observasi yang digunakan berasal dari ilmu-ilmu yang
sebelumnya dikembangkan di masa Dinasti Abbasiyah. Salah satu ahli Astronomi
pada masa ini adalah Maharajah Sawai Jai Singh.
2. Bangunan Air. Khalifah pertama Mughal, Babur, terkenal dengan ide nya untuk
membangun konstruksi irigasi untuk taman istana kesultanan. Tradisi keilmuan ini
19
berlanjut hingga cucu nya membangun bendungan dengan 13 pintu air. Bendungan
ini digunakan untuk mengatasi banjir pada musim hujan dan kekeringan pada
musim kemarau.
3. Kimia. Ilmuwan terkemuka pada bidang ini adalah Dean Mahomed yang
mempelajari teknik untuk menggunakan alkali tertentu dan sabun sebagai sampo.
4. Matematika. Salah satu ahli matematika adalah Faizi, beliau juga merupakan ahli
sastra istana. Faizi banyak melakukan eksperimen tentang aritmatika dan aljabar.
5. Farmasi. Pada masa ini dikembangkan mengenai jumlah dosis, metode persiapan,
serta keamanan farmasi. Salah satu ahli farmasi yang bekerja untuk istana adalah
Muhammad Raza.
6. Kemiliteran. Perkembangan militer kesultanan Mughal terkait dengan beberapa
ilmu yang lainnya seperti metalurgi dan roket. Dengan metalurgi, dinasti Mughal
membuat meriam-meriam yang lebih ringan, sehingga salah satu pasukan militer
kesultanan ini adalah Gajah dengan Meriam diatasnya. Merima-meriam ini
diproduksi secara missal melalui pabrik-pabrik. Dengan keilmuan metalurgi ini
mereka bisa meniru konsep pembuatan pedang damaskus yang konon merupakan
pedang tertajam.

8. Perkembangan Ilmu Pengetahuan oleh Kaum Muslim pada Zaman Modern


Pada masa modern ini, umat Muslim mengalami ketertinggalan dalam hal ilmu
pengetahuan, teknologi, dan penerapannya. Hal ini terjadi karena banyaknya Negara-negara
muslim yang tidak cukup kondusif sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan
di Negara-negara tersebut. Namun hal itu hanya berpengaruh secara umum saja. Bila dilihat
lebih detail lagi, masih ada ilmuwan muslim yang memberikan banyak pengaruh pada dunia
sains modern seperti teori Grand Unified Theory yang disampaikan oleh Ilmuwan asal
Pakistan. Beliau adalah warga Negara Pakistan pertama yang meraih penghargaan nobel.

Selain itu juga masih ada beberapa ilmuwan muslim lainnya seperti Sayyid Qutb,
Ziauddin Sardar, Muhammad Hashim Kamali, Agus Purwanto dan lainnya. Namun jumlah
ini tidaklah sebanding dengan jumlah populasi umat Muslim yang berada di seluruh dunia.
sumbangsih negeri Barat dalam perkembangan sains sangatlah besar. Amerika Serikat
menyumbang 30,8% ; Jepang 8,2% ; Inggris 7,9% ; Jerman 7,1% ; India 1,66% ; Spanyol
1,66% ; Israel 0,89%. Namun akumulasi sumbangsih dari 20 Negara Arab pada

20
perkembangan sains hanya 0,55% saja. Hal ini terjadi karena seluruh discovering &
developing dari sains sendiri telah didominasi oleh negeri Barat.

B. PENYEBAB TERJADINYA KEMUNDURAN DAN KETERBELAKANGAN


UMAT ISLAM DALAM SAINS

Kemunduran Islam ditandai dengan kekuasaan dan kerajaan yang semakin terpecah-
belah. Fase yang terjadi pada abad ke-12 hingga abad ke-18, pada umumnya merupakan
akibat dari beberapa faktor sebagai berikut :

1   Faktor ekologi dan alami


Di negara-negara Islam, kondisi tanahnya sangat gersang atau semi gersang. Kondisi
yang demikian ini juga rentan untuk bertahan dari serangan luar. Demikian pula pada tahun
1347 hingga 1349, telah terjadi wabah penyakit yang mematikan di Mesir, Syiria dan Iraq.
Akibatnya, penduduk tidak berkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu dan juga terhadap
dunia pendidikan.

2     Adanya orang-orang yang meninggalkan agama


Tindakan meninggalkan agama bukan hanya tindakan yang mengakibatkan dirinya
menganut agama lain. Pada masa ini, orang-orang lebih mementingkan keluarganya sendiri
dalam segala bidang. Peristiwa ini disebut juga dengan nepotisme. Misalnya dalam urusan
pemerintahan, seseorang mengutamakan keluarganya dan kemudian mengangkat pimpinan
dari keluarganya sendiri. Hal ini tidak akan menimbulkan masalah baru jika
kepemimpinannya dapat berjalan dengan baik. Namun akan menjadi masalah yang lebih
besar jika pimpinan tersebut tidak mampu mengelola dan memberdayakan kemampuannya
dengan baik.

3     Para Penguasa yang lemah dalam kepemimpinannya dan tidak menjaga dengan
baik wilayah kekuasaan yang luas
Hal ini ditunjukkan oleh peristiwa Perang salib yang terjadi pada tahun 1096 hingga
1270 dan serangan Mongol pada tahun 1220 sampai tahun 1300-an. Menurut Bernand Lewis,
Perang Salib pada dasarnya merupakan pengalaman pertama imperialisme barat yang
ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan menggunakan agama sebagai
medium psikologisnya.
21
Terlebih lagi setelah pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil
membumihanguskan Bagdad yang menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang kaya
dengan ilmu pengetahuan. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya
dipegang oleh Al Mu’tasim, penguasa terakhir Bani Abbas di Bagdad. Setelah Bagdad di
taklukkan Hulagu Khan  yang beragama syamanism tersebut, kekuatan politik Islam
mengalami kemunduran yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah  menjadi
beberapa kerajaan kecil yang tidak dapat bersatu kembali. Peninggalan – peninggalan budaya
dan peradaban Islam hancur dan semakin parah lagi setelah diserang oleh pasukan yang
dipimpin oleh Timur Lenk. Baitul Hikmah dibakar serta bukunya dihanyutkan di sungai yang
konon warna sungai menjadi hitam saking banyaknya tinta yang ditumpahkan.

4     Kemunduran kerajaan besar Islam yaitu Kerajaan Mughal (Abad 19 M)


Kerajaan Mughal merupakan kerajaan Islam terbesar pada masanya. Masa keemasan
kerajaan-kerajaan tersebut, tentunya menjadikan faktor berkembangnya peradaban Islam
dalam bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik serta seni.
Kemunduran Kerajaan tersebut mengakibatkan peradaban Islam turun secara drastis.
Kemerosotan moral para pemimpin serta kekuatan militer yang lemah, menjadi pengaruh
besar terhadap kemunduran kerjaan. Sehingga, eksistensi Islam terutama di bidang
pendidikan ikut mengalami kemerosotan.

5     Konflik antar kerajaan islam


Sebelumnya, penulis telah mengemukakaan bahwa salah satu penyebab kemunduran
peradaban Islam yaitu mundurnya kerajaan-kerajaan besar Islam. Seperti pada Turki Utsmani
yang mengalami kemunduran karena terjadi konflik yang berkepanjangan dengan Dinasti
Safawi.  

6     Apatis dan stagnasi dalam dunia IPTEK muslim


Awalnya, Muslim banyak mendapatkan penemuan baru terkait dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Mereka sangat giat untuk melakukan hal tersebut.
Namun sangat disayangkan, penemuan yang ada hanya berhenti di sana, tanpa adanya tindak
lanjut. Kemalasan membuat mereka berhenti untuk menciptakan karya-karya baru.
Akibatnya, penemuan yang ada justru menjadi modal utama bangsa lain sebagai dasar
penemuan baru yang dapat memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan manusia.
22
7     Krisis ekonomi
Pada saat Muslim sedang giat-giatnya melakukan pengembangan di bidang IPTEK,
semuanya hanya terfokus pada hal tersebut. Hal ini mengakibatkan perekonomian menjadi
dinomor- duakan. Mereka hanya memikirkan upaya pengembangan IPTEK tanpa melirik
kesejahteraan masyarakatnya. Akibatnya, muncul permasalahan baru di bidang ekonomi
yaitu terjadinya krisis yang cukup mengkhawatirkan.

Salah satu penyebab melemahnya ekonomi muslim saat itu adalah ditemukannya
tambang emas di Amerika oleh orang Eropa. Dengan ditemukannya tambang emas tersebut
orang Eropa lebih leluasa untuk banyak membeli produk dari Turki Utsmani sehingga
pasokan dalam negeri untuk Turki Utsmani menjadi kurang dan terjadi krisis.

8     Cara pandang muslim yang sempit


Muslim sangat taat pada agama mereka dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Namun, ketaatan yang berlebihan mengakibatkan Muslim menutup sebelah mata akan
perkembangan ilmu pengetahuan dari dunia luar. Mereka seakan-akan cenderung membatasi
perkembangan itu jika tidak sesuai dengan pemikiran mereka. Sedangkan bangsa Eropa
bertindak sebaliknya. Bahkan, mereka besifat terbuka dengan dunia baru, sehingga mereka
semakin bertambah ilmu pengetahuannya.

Selanjutnya, umat Islam terlebih pada pemerintahannya melalaikan ilmu pengetahuan


dan kebudayaan yang pada mulanya, mereka memberikan kesempatan untuk berkembang dan
memperhatikan ilmu pengetahuan dengan memberikan penghargaan yang tinggi kepada para
ahli ilmu pengetahuan. Namun pada masa ini mereka lebih mementingkan pemerintahan,
begitu juga dengan para ahli ilmunya yang telibat dalam urusan-urusan pemerintahan.

Hubungan Kemunduran Islam dengan Kebangkitan Bangsa Eropa


Telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya bahwa perkembangan IPTEK Muslim
mengalami pasang surut. Pada awalnya, Muslim sangat mendominasi perkembangan ilmu
pengetahuan. Namun, pada abad pertengahan hal yang sebaliknya justru terjadi. Beberapa
faktor baik internal maupun eksternal memberi dampak negatif bagi perkembangannya.
Kemajuan IPTEK Muslim justru berhenti, dan bahkan mengalami kemunduran. Hal ini
menjadi keuntungan bagi bangsa lain yang dapat memanfaatkan kondisi dengan baik. Salah
23
satunya adalah tindakan yang dilakukan oleh bangsa Barat dengan kreativitasnya dapat
mengambil alih periode kemajuan IPTEK yang sebelumnya dipegang Muslim. Periode ini
menjadi masa kebangkitan Eropa atau yang biasa disebut dengan Renaissance. Beberapa hal
yang telah mereka lakukan antara lain :

1   Bangsa Barat berhasil memanfaatkan kondisi dengan menerjemahkan karya-karya


Muslim
Muslim telah banyak menciptakan karya dari hasil penemuannya. Namun, mereka tidak
memiliki semangat yang kuat untuk mengembangkan hasil penemuannya. Orang-orang Barat
lulusan sarjana Cordoba sudah memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang bahasa
Arab, memanfaatkan kondisi ini dengan baik untuk bergerak. Ilmu-ilmu Islam yang mereka
peroleh diterjemahkan ke bahasa Inggris. Akhirnya, mereka menjadi lebih tahu persis
mengenai ilmu yang telah mereka perdalam sebelumnya.

2   Bangsa Barat mengembangkan kolonialisasi dan imperialisasi bagi orang Muslim
Setelah mereka berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan yang pada dasarnya
merupakan hasil penemuan Muslim, mereka mulai bertindak sewenang-wenang. Penjajahan
bagi Muslim terjadi di mana-mana. Kondisi ini sangat mengenaskan. Terlebih lagi, pada
masa ini Muslim tidak diperbolehkan untuk bersekolah. Dengan begitu, ilmu Muslim hanya
akan berhenti di sana, sedangkan di sisi lain bangsa Barat justru melejit dengan
kemampuannya dalam mengembangkan IPTEK. Akhirnya bangsa Barat dapat menguasai
dunia dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

3   Bangsa Barat berhasil membuka jalur baru lewat laut


Pada awal kebangkitannya, bangsa-bangsa Eropa menghadapi tantangan yang sangat
berat. Dihadapan mereka masih terdapat kekuatan-kekuatan angkatan perang Islam yang sulit
dikalahkan, terutama kerajaan Usmani yang terletak di Turki. Tidak ada jalan lain, mereka
harus menembus jalan yang sebelumnya hanya dipandang sebagai dinding yang membatasi
gerak mereka.

Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia-rahasia alam, berusaha


menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan.
Setelah Christopher Colombus menemukan Amerika (1492 M) dan Vasco da Gamma
menemukan jalan ke timur melalui Capetown (1498 M), Benua Amerika dan kepulauan India
24
segera jatuh ke tangan Eropa. Dua penemuan itu, sungguh tak terkirakan nilainya, Eropa
menjadi maju dalam dunia perdagangan karena tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang
dikuasai umat Islam. L. Stoddard dalam “The New World of Islam”, menggambarkan situasi
tersebut dengan kata-kata demikian “Lalu dengan sekejap mata dinding laut itu berubah
menjadi jalan raya dan Eropa yang terpojok itu menjadi yang bertuan di laut dan dengan
demikian yang dipertuan di dunia. Terjadilah perputaran nasib yang maha hebat dalam
sejarah seluruh umat manusia.”

4   Revolusi Industri Bangsa Barat


Di dalam bidang perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju karena daerah-
daerah baru terbuka baginya. Mereka dapat memperoleh kekayaan yang tidak terhingga untuk
meningkatkan kesejahteraan negerinya. Maka mulailah kemajuan bangsa Barat menandingi
kemajuan umat islam yang sejak lama memang berangsur-angsur mengalami kemunduran.
Kemajuan bangsa Barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan. Penemuan mesin uap yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa
semakin memantapkan kemajuan mereka.

5   Renaissance
Renaissance adalah lahirnya kembali peradaban barat. Renaissance dari bahasa Prancis
terdiri dari kate re (kembali) dan naitre (lahir). Jadi Dalam konteks sejarah barat, renaissance
mengacu pada terjadinya kebangkitan kembali minat yang besar dan mendalam terhadap
kekayaan warisan Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai aspeknya. Tanpa renaissance di
Eropa tidak akan mungkin menapaki abad-abad modern begitu cepat. Renaissance
membangkitkan kembali cita-cita alam pemikiran yang menstrukturi standar dunia modern
seperti optimisme, hedonisme, naturalisme, dan individualisme.

Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemerlang di bidang seni, pemikiran maupun
kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan. Masa
Renaissance bukan suatu yang berkembang secara alami dari abad pertengahan, melainkan
sebuah revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya pemikiran serta tradisi Abad
pertengahan.

Pada masa itu, agama Kristen menjadi penghambat dalam pengembangan IPTEK. Hal ini
dikarenakan anggapan yang salah dari pihak gereja. Siapapun yang melakukan penemuan,
25
namun hasil penemuannya tidak disebutkan di Injil, mereka akan diusir atau bahkan dibunuh.
Namun, pemuda-pemudanya justru menjadi lebih bersemangat dalam mengembangkan
kemampuannya di bidang IPTEK. Dan sejak itulah Eropa mengalami kebangkitan yang pesat
hingga sekarang.

C. PERAN MAHASISWA MUSLIM SEBAGAI GENERASI PENERUS DALAM


MEMPERBAIKI KONDISI SAAT INI

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar7; merekalah orang-
orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran:104)

Kini peradaban sedang menanti sepak terjang mahasiswa yang sangat diharapkan akan
merubah suatu peradaban ini menjadi lebih baik, sesuai dengan ayat di atas. Mahasiswa
menjadi tumpuan berbagai pihak. Mahasiswa merupakan harapan bangsa, harapan
masyarakat, harapan keluarga, dan harapan dunia.

Setidaknya ada 3 peran yang seharusnya dimiliki mahasiswa, yaitu :

Pertama, mahasiswa memiliki peran sebagai intelektual akademisi. Ini memang


tugas mahasiswa yang seharusnya dimiliki. Seorang mahasiswa intelektual akademisi
selayaknya tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual saja, tapi juga kecerdasan spiritual.
Sebagaimana kita tahu Indonesia banyak memiliki orang-orang pintar tapi sedikit memiliki
orang-orang pintar bermoral. Akibatnya kerusakan terjadi dimana-mana karena segala
sesuatu tidak diseimbangkan antara fikiran logika rasional dan spiritual kepada Allah SWT.

Kinilah saatnya mahasiswa menjadi motor penggerak dan pelopor kebangkitan bangsa.
Dimulai dengan serius menimba ilmu, mengentalkan islam dalam hati, dan buktikan dengan
amalan terbaik. Jangan hanya sibuk mengkritik orang tapi kritik lah diri sendiri apakah sudah
baik diri ini mengemban amanah sebagai mahasiswa. Jangan sibuk menjelek-jelekan orang
tapi lihat diri adakah keburukan yang hendaknya tidak ada pada diri kita sebagai pemuda
harapan bangsa. InsyaAllah mahasiswa muslim intelektual akan menjadi solusi dari persoalan
bangsa ini.

26
Kedua, mahasiswa berperan sebagai agen perubahan (agent of change). Mahasiswa
yang berpendidikan akan menjadi faktor peubah dalam masyarakat kedepan. Apa yang
dilakukan mahasiswa saat ini akan menjadi cerminan bangsa di masa yang akan datang. Jika
saat ini mahasiswa berleha-leha, malas, dan urung belajar maka hasilnya akan berakibat
buruk pada masa depan bangsa. Sebaliknya jika mahasiswa rajin, terus belajar, tiada henti
berjuang membela keadilan dan kebenaran maka dapat ditebak kemudian, bangsa ini akan
menjadi bangsa yang jaya.

Semua itu sekali lagi bermula dari diri kita masing-masing. Maukah kita menjadi agent
of change menuju kebaikan ummat? Tentu tidaklah mudah menjadi agen perubahan di tengah
gejolak multidimensi seperti saat ini. Tapi inilah perjuangannya. Semakin sulit cobaan yang
Allah beri maka surga adalah jaminannya. Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi
kemampuan ummatnya.

Ketiga, mahasiswa berperan sebagai calon pemimpin masa depan. Demi waktu yang
terus-menerus menerjang tanpa ada yang mampu menghentikannya, maka regenerasi
merupakan keniscayaan kehidupan. Demikian pula dengan kelangsungan kehidupan bangsa
dan negara. Bangsa ini membutuhkan regenerasi, mengganti generasi terdahulu dengan
generasi baru dengan semangat baru (Ar-Ruh Al-Jadiid). Disinilah mahasiswa disiapkan
untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Mahasiswa harus siap dengan segala
tuntutan yang harus dimiliki untuk mengemban amanah sebagai calon pemimpin masa depan.
Pemimpin bertakwa, berwawasan luas, dan memiliki kemampuan memimpin yang baik
merupakan pemimpin harapan bangsa ini. Mahasiswa memiliki amanah yang sangat mulia
untuk menciptakan generasi khoiro ummah yang sesuai dengan sabda Nabi Muhammad
SAW :

“Pemimpin suatu kaum adalah yang paling banyak memberikan pelayanan kepada
mereka yang dipimpinnya.” (Rasulullah Muhammad SAW).

Melihat potensi dari pemuda atau mahasiswa, wajar kalau pada setiap zaman kemudian
pemuda memegang peranan penting dalam perubahan kaumnya. Kita bisa melihat dari kisah
Nabi Ibrahim AS sang Pembaharu, atau kisah pemuda kahfi (QS Al Kahfi 18 : 9 – 26) yang
masing-masing siap menerima kebenaran.

27
Ada ulama yang kemudian menyampaikan bahwa pemuda memiliki tiga peran, yaitu :

1. Sebagai generasi penerus (Ath Thur : 21); meneruskan nilai-nilai kebaikan yang
ada pada suatu kaum.

2. Sebagai generasi pengganti (Al Maidah : 54); menggantikan kaum yang memang
sudah rusak dengan karakter mencintai dan dicintai Allah, lemah lembut
kepada kaum mu’min, tegas kepada kaum kafir, dan tidak takut celaan orang
yang mencela.

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang
mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah,
dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-
Nya), lagi Maha Mengetahui.

3. Sebagai generasi pembaharu (Maryam : 42); memperbaiki dan memperbaharui


kerusakan yang ada pada suatu kaum.

Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu


menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong
kamu sedikitpun?

28
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Perkembangan ilmu pengetahuan berperan penting dalam kebudayaan umat Muslim.
Hal ini dapat dilihat dari kejayaan umat Muslim pada masa kekhalifahan. Pada masa
tersebut peradaban Umat Muslim memimpin peradaban dunia dan menjadi rujukan
oleh bangsa-bangsa yang lainnya.
2. Dengan mendalami penyebab ketertinggalan umat muslim dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, maka ilmu pengetahuan bukanlah satu-satunya cara untuk memajukan
umat. Kualitas keimanan dan ketaqwaan umat juga harus ditingkatkan seiringan
dengan meningkatkan kualitas diri dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sains,
dan teknologi. Hal ini bisa dibentuk dengan mendirikan sebuah sistem pendidikan
yang baik untuk generasi penerus.
3. Para mahasiswa dan pemuda telah dikarunai oleh Allah SWT dengan segenap potensi
untuk mengemban amanah-Nya sebagai Khalifah di muka bumi ini. Oleh karena itu,
kita sebagai mahasiswa, pemuda, penerus bangsa dan agama hendaknya senantiasa
melakukan muhasabah (introspeksi) sehingga pada masa yang akan dating siap untuk
menjalankan amanah sebagai Khalifah-Nya.

B. SARAN
Dengan menyadari keterbatasan yang dimiliki oleh kami sebagai penyusun, maka tidak
menutup kemungkinan terdapatnya kesalahan dalam penulisan, penyampaian, dan yang
berkaitan dengan materi. Oleh karena itu, untuk kedepannya kami mengharapkan hubungan
timbal balik yang baik dari para pembaca. Dengan dukungan para pembaca diharapkan kami
bisa melakukan instropeksi untuk berbenah diri.

Pengambilan judul “Membangkitkan Islam melalui Ilmu Pengetahuan” dan


membahasnya dengan pembahasan sejarah merupakan usaha dari penulis agar sejarah Umat
Muslim tetap diingat. Dari sejarah tersebut diharapkan agar kita sebagai penerus umat bisa
mengambil pelajaran dan hikmah dari kejadian yang ada sebelumnya. Insya Allah, Allah
akan memberikan Ridho-Nya kepada kita, para penuntut ilmu.

29
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong Karen. 2014. Sejarah Islam. Bandung : Mizan


Gaudah, Muhammad Gharib. 2012. 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam.
Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.
Islam, Arshad. 2011. The contribution of Muslims to science during the Middle Abbasid
Period. Kuala Lumpur : International Islamic University Malaysia
Purwanto, Agus. 2008. Ayat-Ayat Semesta. Bandung : Mizan
http://www.history-science-technology.com/articles/articles%2012.html Diakses pada 11
November 2016
https://www.alislam.org/egazette/articles/science-and-technology-in-ottoman-sultanate/
Diakses pada 16 November 2016
https://selfstudyhistory.com/2015/01/27/mughal-science-and-technology/ Diakses pada
16 November 2016
https://peradabandansejarah.blogspot.co.id/2015/08/Abbasiyah.html Diakses pada 11
November 2016
http://www.abahraka.com/2009/01/peran-mahasiswa-islam-sebagai-watch-dog.html
Diakses pada 4 November 2016

30

Anda mungkin juga menyukai