Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hingga saat ini, Indonesia masih masuk di dalam kategori negara
berkembang dengan cirri-ciri antara lain: (1) sebagian besar penduduk tinggal di
pendesaan; (2) sektor pertanian masih merupakan sumber utama kesempatan
kerja dan pendapatan ( khusus nya di pendesaaan ); (3) ekspor masih
didominasi oleh komoditas-komoditas pertanian: (4) tingkat industrialisasi ( baik
di versifikasi, kedalaman maupun kandungan teknologi ) masih relatif rendah;
(5) sebagian besar angkatan atau tenaga kerja berpendidikan rendah; (6) jumlah
pengangguran terselubung relatif pertambangan; (7) kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan relatif besar; dan (8) ketergantungan pada utang atau
bantuan luar negeri dan penanaman modal asing sangat besar.
Sejak kemerdekaan tahun 1945 hingga saat ini, Indonesia telah melewati
tiga perubahan rezim, yakni rezim Orde Lama (1945-1966), rezim Orde Baru
(1966-1998) dan era reformasi (1998 hingga sekarang). Pada masa Orde Lama
dibawah Presiden Soerkarno, system perekonomian lebih deket kesosialisme dan
sangat antibarat. Hubungan buruk dengan amerika serikat dan negara-negara
barat lainnya, serta buruk nya manajeman ekonomi di Indonesia membuat
kinerja stagnasi,ekspor non-migas sama seklai tidak berkembang infrastruktur
fisik hancur, tingkat inflansi sanggat tinggi mencapai lebih dari 500%.
Setelah rezim Orde Lama runtuh pada tahun 1966 secara resmi, diganti
oleh pemerintah Orde Baru dibawah pimpinan Soeharto, terjadilah suatu
perubahan yang sangat drastis dalam perekonomian nasional,yang dimulai sejak
awal pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama (Repelita I) .
Sekarang ini,dalam era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi),
perekonomian Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan besar, diantara
nya subsidi energi, khusunya BBM, yang sudah sangat besar yang memberatkan
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) (yang memaksa pemerintah
mengurangi subsidi BBM pada bulan November 2014), utang luar negeri yang

1
cenderung terus meningkat; kesenjangan distribusi pendapatan yang cenderung
melebar; ketergantungan pada impor pangan yang cenderung meningkat terus;
dan pembangunan infrasstrukrur yang praktis berjalan ditempat alias tidak ada
kemajuan signifikan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini, yakni :
1. Bagaimana sejarah perekenomian di Indonesia ?
2. Menjelaskan bagaimana sistem perekonomian Indonesia dari Orde Lama
ke Orde Baru.
3. Apa pengertian dari sistem-sistem ekonomi ?
4. Bagaimana sistem-sistem ekonomi di Indonesia ?
C. Tujuan
Dengan adanya rumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah perekonomian di Indonesia.
2. Mengetahui pengertian dari sistem-sistem Indonesia.
3. Untuk mengenal bagaiman sistem-sistem ekonomi di Indonesia.
4. Untuk mempelajari dan mengetahui tentang perekenomian Indonesia dari
Orde Lama ke Orde Baru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perekonomian Indonesia


Indonesia adalah negara yang memiliki letak geografis yang sangat
strategis, karena berada di antara dua benua (Asia dan Eropa) serta dua samudra
(Pasifik dan India), sebuah posisi yang strategis dalam jalur pelayaran
perdagangan antar benua.Perdagangan saat itu mengenal sebutan jalur sutra
laut,yaitu jalur dari tiongkok dan indonesia yang melalui selat malaka menuju ke
India. Perdagangan laut antar India, Tiongkok, dan Indonesia di mulai pada abad
pertama sesudah masehi, demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-
daerah di Barat (kekaisaran romawi). Perdagangan di masa kerajaan-kerajaan
tradisional di sebut oleh Van Leur mempunyai sifat kapitalisme politik, dimana
pengaruh raja-raja dalam perdagangan itu saat besar.
Misalnya dimasa sriwijaya, saat perdagangan internasional dari Asia
Timur ke Asia Barat dan Eropa, mencapai zaman keemasannya. Raja-raja dan
para bangsawan mendapatkan kekayaannya dari berbagai upeti dan pajak. Tak
ada proteksi terhadap jenis produk tertentu, karena mereka justru di untungkan
oleh banyaknya kapal yang lewat di daerah mereka. Sejarah perekonomian
Indonesia dapat dikelompokan menjadi empat masa,yaitu: 1)Masa sebelum
kemerdekaan, 2)Masa setelah Kemerdekaan, 3)Masa orde baru, 4)Masa Orde
Reformasi.
i. Masa Sebelum Kemerdekaan
Sebelum merdeka, Indonesia mengalami masa penjajahan yang terbagi
dalam beberapa periode. Khususnya oleh Belanda yang sudah 350 tahun
menjajah Indonesia, Pada masa pendudukan VOC ( vereenigde oost indische
compagnie ) sebuah perusahaan buatan belanda saat itu yang di tanamkan di
Hindia belanda ( indonesia ) yang sebagian besar sistem perekonomian di
kuasainya dengan  menganut paham Merkantilis. VOC memiliki
keistimewaan/hak Octrooi antara lain:
a) Hak mencetak uang,

3
b) Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai
c) Hak menyatakan orang dan damai
d) Hak untuk membuat angkat bersenjata sendiri.
e) Hak untuk membuat perjanjian dengan raja-raja.

Hak-hak itu seakan melegalkan keberdaan VOC sebagai “Penguasa


HIndia Belanda .Namun walau demikian,tidak berarti bahwa seleuruhnya
ekonomi nusantara telah di kuasai oleh VOC . Kenyataanya,sejak tahun 1620
VOC hanya menguasai komoditas-komoditas expor sesuai permintaan pasar di
eropa,yaitu rempah-rempah.Namun pada tahun 1795,VOC di bubarkan karena di
anggap gagal dalam mengeksplorasi kekayaan india belanda. Kegagaklan itu
namapak pad defisitnya kas VOC yang anatara lain di sebabkan oleh :

a) Peperangan yang terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan


biaya besar.
b) Penggunaan tentara sewaan membutuhkan biaya besar.
c) Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendiri.
d) Pembagian dividen kepada para pemegang saham,walaupun kas
defisit.

Cultuurstelstel (sistem tanam paksa) mulai diberlakukan pada tahun 1836


atas inisiatif Van Den Boash dengan tujuan memproduksi menguntungkan
Belanda yang diminta di pasar dunia.Sistem ini merupakan pengganti sistem
landrent dalam rangka memperkenalkan penggunaan uang pada masyarakat
pribumi. Cultuurstelstel melibatkan para bangsawan dan dalam halini juga
merubah cara hidup masyarakat pedesaan menjadi lebih komersial, tercermin
dari meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan kegiatan ekonomi
nonagraris.

Pemerintahan militer Jepang, menerapkan suatu kebijakan pengerahan


sumber daya ekonomi yang mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam
perang Pasifik. Sebagai akibatnya, terjadi perubahan besar-besaran dalam
struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan rakyat yang merosot tajam dan

4
terjadi bencana kekurangan pangan, karena produksi bahan makanan untuk
memasok pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat
tempur menempati prioritas utama impor dan ekspor macet, sehingga terjadi
kelangkaan tekstil yang sebelumnya didapati dengan jalan impor. Masa Pasca
Kemerdekaan ( 1945-1950 ).

a) Orde Lama
1. Sistem Ekonomi Sebelum Orde Baru
Para tokoh – tokoh Negara Republik Indonesia saat itu misalnya, Bung
Hatta, Sumitro Djojohadikusumo telah banyak merumuskan ide dalam
bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, secara individu
maupun pemikiran secara kelompok/diskusi. Bung Hatta sendiri
mencetuskan dasar perekonomian Indonesia adalah koperasi yang
mendasarinya adalah rasa tolong menolong. Demikian juga dengan Sumitro
Djojohadikusumo, mencetuskan bahwa perekonomian yang dicita –citakan
adalah semacam ekonomi campuran.
Namun dalam perkembangannya disepakatilah suatu sistem
perekonomian yang dinamakan sistem ekonomi Pancasila yang mengandung
unsur – unsur  penting didalamnya yang disebut Demokrasi Ekonomi.
Sistem ekonomi Pancasila dijadikan inspirasi untuk merancang sistem
perekonomian indonesia yang sesuai dengan nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa, berlaku adil dan sesuai nilai – nilai kemanusian dalam menjalankan
roda perekonomian, menghindari kegiatan perekonomian yang merusak
persatuan bangsa, menyelesaian kegiatan ekonomi secara musyawarah dan
bijaksana dengan akhirnya membentuk tujuan akhir yang dicapai adalah
membentuk keadilan sosial tanpa memperlebar jurang antara si kaya dan si
miskin.
Menurut UUD 45, sistem perekonomian tercermin dalam pasal-pasal 23,
27, 33, dan 34. Ciri – ciri positif lainnya dalam sistem Demokrasi
Ekonomi/sistem ekonomi Pancasila diantaranya adalah :

5
a) Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan
dengan
permufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta
pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga-
lembaga perwakilan pula warga negara memiliki kebebasan
dalam mmilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak
akan pekerjaan dan penghidupan yang layak
b) Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan masyarakat Potensi, inisiatif
dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya
dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum Fakir
miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.

Dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan adanya; Free fíht


liberalism yaitu adanya kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga
memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah, dengan akibat
semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin. Etatisme yaitu
keikut sertaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motifasi
dan kreasi dari masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat.
Monopoli yaitu suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok
tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak 
mengikuti 'keinginan sang monopoli'. Tetapi pada perkembangan perekonomian
Indonesia yang menganut sistem ekonomi pancasila, terjadi pula sistem ekonomi
liberalis dan etatisme yang di awali pada tahun 1950-an sampai dengan 1957-an
dan tahun 1960-an sampai dengan masa orde baru.

Perencanaan ekonomi yang disusun pada saat itu tidak berhasil


disebabkan. Sebagian besar parah tokoh – tokoh yang menyusun adalah para
tokoh – tokoh politik, sehingga keputusan – keputusan yang dibuat cenderung
pada permasalahan politik bukan masalah ekonomi. Sebab pada masa itu
kepentingan politik terlalu dominan. Dan dana alokasi  untuk kepentinga
ekonomi justru di alokasikan untuk kepentingan politik dan perang. Singkatnya

6
masa kerja kabinet yang di bentuk ( sistem parlementer saat itu ) Tercatat tidak
kurang dari 8 kali kabinet berganti saat itu antara lain :

 Kabinet Hatta dengan kebijakan Reformasi moneter via devaluasi


mata uang local (Gulden) dan pemotongan uang sebesar 50% atas
uang kertas yang beredar yang dikeluarkan oleh De Javasche Bank
dengan nilai nominal > 2,50 Gulden Indonesia.
 Kabinet Natsir dengan kebijakan perumusan perencanaan
pembangunan ekonomi yang disebut dengan Rencana Urgensi
Perekonomian (RUP)
 Kabinet Sukiman dengan kebijakan nasionalisasi oleh De Javasche
Bank menjadi Bank Indonesia dan penghapusan system kurs
berganda
 Kabinet Wilopo dengan kebijakan anggaran berimbang dalam
APBN, memperketat impor, merasionalisasi angkatan bersenjata
dengan modernisasi dan pengurangan jumlah personil, serta
pengiritan pengeluaran pemerintah
 Kabinet Ali I dengan kebijakan pembatasan impor dan kebijakan
uang ketat
 Kabinet Burhanudin dengan kebijakan liberalisasi impor,
kebijakan uang ketat untuk menekan jumlah uang yang beredar,
dan penyempurnaan program benteng (bagian dari program RUP
yakni program diskriminasi rasial untuk mengurangi dominasi
ekonomi),  memperkenankan investasi asing masuk ke Indonesia,
membantu pengusaha pribumi, serta menghapus persetujuan meja
bundar (menghilangkan dominasi belanda perekonomian nasional.
 Kabinet Ali II dengan kebijakan rencana pembangunan lima tahun
1956 – 1960
 Kebinet Djuanda dengan kebijakan stabilitas politik dan
nasionalisasi perusahaan belanda.

7
Akibatnya program-program  dan rencana ekonomi yang telah disusun
masing-masing kabinet tidak dapat dijalankan dengan tuntas. Adanya
kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang
tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indoneisa ( liberalis, 1950 -1957 ) dan
etatisme ( 1958 -1965 ). Hutang luar negeri yang justru dipergunakan untuk
proyek 'Mercu Suar'. Defisit anggaran negara yang makin besar, dan justru
ditutup dengan mencetak uang baru, sehingga inflasi yang tinggi tidak dapat
dicegah kembali.
Keadaan tersebut masih diperparanh dengan laju pertumbuhan penduduk (
2,8 % ) yang lebih besar dari laju pertumbuhan ekonomi saat itu, yakni sebesar
2,2 %. sistem perekonomian pada saat ini juga mengalami keburukan pada
kondisi keuangn yang disebabkan oleh : inflasi yang sangat tinggi, dikarenakan
pada waktu itu lebih dari satu mata uang beredar secara tidak terkendali, 
pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu
mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata
uang pendudukan Jepang.
Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI ( Allied Forces
for Netherlands East Indies/pasukan sekutu ) mengumumkan berlakunya uang
NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946,
pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru yaitu ORI ( Oeang Republik
Indonesia ) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter
banyaknya jumlah uang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga. Adanya
blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup
pintu perdagangan luar negeri RI. Kas Negara kosong. Eksploitasi besar-besaran
di masa penjajahan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan ekonomi pada saat itu, antara lain :
a) Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan
Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada
bulan Juli 1946.
Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India,
mangadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan

8
menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke
Singapura dan Malaysia. Konferensi Ekonomi Februari 1946
dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam
menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu :
masalah produksi dan distribusi makanan, masalah sandang.
b) Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19
Januari 1947. Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang
(Rera) 1948 mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke
bidang-bidang produktif. Kasimo Plan yang intinya mengenai
usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan
yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan
perekonomian akan membaik (Mazhab Fisiokrat : sektor pertanian
merupakan sumber kekayaan).
ii. Masa Setelah Kemerdekaan
1. Masa pasca kemerdekaan (1945-1950)
Keadaan ekonomi keuangan pada awal kemerdekaan amat buruk karena
inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih dari satu mata uang secara
tidak terkendali. Pada oktober 1946 Pemerintah RI mengeluarkan ORI
( Oeang Republik Indonesi) sebagai peganti uang Jepang dalam menghadapi
krisis ekonomi-keuangan, Pemerintah menempuh berbagai kegiatan,
diantaranya;
i. Pinjaman Nasional, Mentri keuangan Ir.soerachman dengan
persetujuan badan pekerja komite nasional Indonesia Pusat
(BPKNIP) mengadakan pinjaman nasional yang akan
dikembalikan dalam jangka waktu 40 tahun.
ii. Hubungan dengan Amerika, Banking and Trade Coorporation
(BTC) berhasil mendatangkan kapal Martin Behrman di
pelabuhan Cirebon yang mengangkut kebutuhan rakyat, namun
semua muatan di rampas oleh angkatan laut Belanda.

9
iii. Konferensi Ekonomi , Konferensi membahas mengenai
peningkatan hasil produksi pangan, distribusi bahan makanan,
sandang, serta setatus dan administrasi perkebunan asing.
iv. Sistem ekonomi gerakan benteng ( Benteng Grup)
v. Sistem ekonomi ali-baba.
2. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
Masa ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem
ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan
pada pasar. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi,
antara lain:
a) Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20
Maret 1950, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar
tingkat harga turun
b) Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menunbuhkan
wiraswastawan pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa
bersaing dengan perusahaan impor asing dengan membatasi impor
barang tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada
importir pribumi serta memberikan kredit pada perusahaan-
perusahaan pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi dalam
perkembangan ekonomi nasional. Namun usaha ini gagal, karena
sifat pengusaha pribumi yang cenderung konsumtif dan tak bisa
bersaing dengan pengusaha non-pribumi.
c) Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15
Desember 1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank
sentral dan bank sirkulasi.
d) Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang
diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama
antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi. Namun Program ini
tidak berjalan dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang
berpengalaman, sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan
bantuan kredit dari  pemerintah.

10
e) Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk pembubaran Uni
Indonesia-Belanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda yang
menjual perusahaannya sedangkan pengusaha-pengusaha pribumi
belum bisa mengambil alih perusahaan-perusahaan tersebut.
3. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin akibat
dikeluarkannya dekrit presiden 5 Juli 1959 dengan struktur ekonomi
Indonesia yang menjurus pada sistem etatisme ( segala – galanya di atur oleh
pemerintah ). Sistem ini diharapkan dapat membawa Negara Indonesia pada
kemakmuran bersama dan persamaan sosial, politik, dan ekonomi. Akan
tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini
belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, antara lain :
a) Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai
uang sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50,
uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan
di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
b) Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap
ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Mengakibatkan
pada 1961-1962 harga barang-baranga naik 400%.
c) Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang
senilai Rp 1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya
dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang
rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan
pemerintah untuk menekan angka inflasi ini justru semakin
meningkatkan angka inflasi.

Kegagalan-kegagalan dalam berbagai tindakan moneter itu diperparah


karena pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Semua
kegagalan itu merupakan salah satu konsekuensi dari pilihan menggunakan
sistem demokrasi terpimpin.

4. Masa demokrasi terpimpin (1959-1967)

11
Sebagian akibat dekrit presiden 5 juli 1959, maka Indonesia menjalankan
sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada
sistem Etatisme ( segalanya di atur Pemerintah ). Namun lagi-lagi sistem ini
belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Akibatnya adalah :
a) Devaluasi menurunkan nilai Uang dan semua simpanan di Bank
di atas 25.000 dibekukan .
b) Pembentukan dekralasi ekonomi ( dekon) untuk mencapai tahap
ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
c) Kegagalan dalam berbagai tindakan moneter.
iii. Masa Orde baru
Pada awal orde baru , Stabilitas ekonomi dan politik menjadi prioritas
utama. Program pemerintah beriontasi pada pengendalian inflasi, penyelamatan
keuangan Negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pada tahun 1984
Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan angka kemiskinan ,perbaikan
indikator kesejahteraan seperti angka partisipasi pendidikan dan penurunan
angka kematian bayi,dan industrialisasi yang meningkat pesat.
Dampak negatif nya adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan
hidup dan SDA, perbedaan ekonomi antar daerah serta penumpukan utang luar
negeri. Harga-harga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiah melemah
dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan disegala bidang, terutama
ekonomi.
iv. Masa Orde Reformasi
Orde Reformasi di mulai saat kepemimpinan Presiden B.J. Habibie,
namun belum terjadi peningkatan ekonomi yang cukup signifikan dikarenakan
masih adanya persoalan-soalan fundamental yang ditinggalkan masa Orde baru.
Kebijakan yang menjadi perhatiaan adalah cara mengendalikan stabilitas politik.
Sampai pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati
Soekarno Putri, SBY hingga sekarang masa kepemimpinan joko widodo pun
masalah masalah yang di wariskan dari masa Orde baru masih belum dapat
diselesaikan secara sepenuhnya. Bisa dilihat dengan masih adanya KKN, inflasi,

12
pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, dan melemah nya nilai tukar Rupiah yang
menjadi masalah polemik bagi perekonomian Indonesia.
1. Masa kepemimpinan B.J Habibie
Ketika B.J Habibie dilantik menjadi Presiden RI,keadaan Indonesia
sedang terjadi kericuhan.Banyak massa sedang berdemo dan berhasil menduduki
gedung MPR.Sebelum itu terjadi Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 dimana 6
mahasiswa ditembak oleh tentara.Tuntutan mahasiswa tentang reformasi
dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada
1998.Habibie menerbitkan berbagai kebijakan keuangan dan moneter dan
membawa perekonomian Indonesia ke masa kebangkitan. Kurs rupiah juga
menguat dari sebelumnya Rp 16.650 per dollar AS pada Juni 1998 menjadi Rp
7.000 per dollar AS pada November 1998.
Pada masa Habibie, Bank Indonesia mendapat status independen dan
keluar dari jajaran eksekutif.untuk menyelesaikan krisis moneter dalam
perekonomiaan indonesia B.J Habibie melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Melakukan retruksi dan rekapitulasi perbankan melalui
pembentukan BPPN.
b) Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
c) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga dibawah Rp
10.000
d) Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang
luar negeri
e) Mengimplementasikan reformasi ekonomi
f) Mengesahkan UU No.5 Tahun 1999tentang larangan praktik
monopoli dan persaingan yang tidak sehat.
g) Mengesahkan UU No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen pemerintahan presiden B.J Habibie yang mengawali
masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup
tajam dalam bidang ekonomi.
2. Masa kepemimpinan Abdurrahman Wahid

13
Selama Abdurrahman Wahid menjadi presiden,ketegangan Abdurrahman
Wahid dengan DPR terus mengalami intensitas dan eskalasi yang semakin
memanas,misalnya pada kasus Buloggate dan Bruneigate yangdijadikan
komoditas politik oleh musuh-musuhnya lewat pembentukan pansus(panitia
khusus) yang ditugaskan untuk mengusut kedua kasus tersebut.
Abdurrahman Wahid menerapkan kebijakan desentralisasi fiskal dan
otonomi daerah. Pemerintah membagi dana secara berimbang antara pusat dan
daerah. Kemudian, pemerintah juga menerapkan pajak dan retribusi daerah.
Meski demikian, ekonomi Indonesia pada 2001 tumbuh melambat menjadi 3,64
persen. 
3. Masa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri
Masa yang mendesak untuk dipecahkan adalah pemuliahan ekonomi dan
penegakan hukum.kebijakan yang dilakukan untuk mengatasai persoalan
ekonomi anatara lain:
a) Meminta penundaan uang sebesar US$ 5.8 milyar pada
pertemuan paris club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran
utang luar negeri sebesar Rp116,3 triliun.
b) Kebijakan privatisasi BUMN.
4. Masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
Kebijakan kontroversial pertama Presiden Yudhoyono adalah
mengurangi subsi BBM,yang dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak
dunia.Anggaran subsidi BBM dialihkan kesubsidi sektor pendidikan dan
kesehatan,seeta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat.Kemidian mauncul pula kebijakan kontroversial yang kedua yakni
BLT(Bantuan Langsung Tunai)bagi masyarakat miskin.pada pertengahan bualan
oktober 2006 Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada INF sebesar 3,2 miliar
dolar AS.Harapan kedepannya adalah Indonesia tidak lagi mengikuti agenda-
agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri.
5. Masa kepemimpinan Joko Widodo
Jokowi-jk juga dihadapkan oada konflik suku,agama,ras,dan antar
golongan(sara)hingga isu terorisme dan bangkitnya komonisme. Tantangan yang

14
dihadapai Presiden Jokowi dibidang ekonomi tidaklah mudah.Paket kebijakan
ekonomi yang dikeluarkan sejak 9 september 2015,berupaya untuk menyentuh
berbagai aspek.Tujuannya untuk menangkal perlambatan ekonomi yang
disebabkan oleh kondisi ekonomi global dan domestik dengan cara memperbaiki
sturktur ekonomi yang lebih kondusif bagi berkembangnya industri,kepastian
berusaha dibidang perburuan,kemudahan investasi,memangkas berbagai
perizinan serta memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan kredit
perbankan (ekon.go.id)
Terdapat beberapa kebijakan Jokowi dalam segi ekonomi tahap 1 yang
berfokus pada 3 hal besar yakni meningkatkan daya saing industri,mempercepat
proyek-proyek strategis nasional,dan mendorong investasi di sektor
properti.Sinergi kebijakan dilakukan guna menggerakkan mesin pertumbuhan
ekonomi antara lain,dengan mendorong percepatan belanja pemerintah dan juga
melakukan langkah-langkah penguatan neraca pembayaran.
B. Pengertian Sistem Ekonomi
Menurut Dumairy (1966), system ekonomi adalah suatu sistem yang
mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat
kelembangaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi tediri
atas unsure-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang ekonomi sebagai
objek; serta seperangkat kelembangaan yang mengatur dan menjalinnya dalam
kegiatan berekonomi. Perangakat kelembangaan dimaksud meliputi lembaga-
lembaga ekonomi (formal maupun nor-formal); cara kerja; mekanisme
hubungan;hokum dan peraturan-peraturan perekonomian; serta kaidahdan
norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis); yang dipilih atau diterima atau
ditetapkan oleh masyarakat ditempat tatanan kehidupan yang bersangkutan
berlangsung. Jadi, dalam perangkat kelembangaan ini termasuk juga kebiasaaan,
perilaku, dan etika masyarakat; sebagai mana mereka terapkan dalam berbagai
aktivitas yang berkenanaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan
kebutuhan.
C. Sistem-sistem Ekonomi
1. Sistem Ekonomi Kapitalis

15
Dalam Sanusi (2000), sistem ekonomi kapitalis adalah suatu
sistem ekonomi dimana kekayaan yang produktif terutama dimiliki
secara pribadi dan produksi terutama dilakukan untuk dijual. Adapun
tujuan pemilikan secara pribadi ialah untuk memperoleh suatu
keuntungan atau laba yang cukup besar dari hasilyang menggunakan
kekayaan yang produktif. Jelas sekali bahwa motif mencari keuntungan
atau laba, bersama-sama dengan lembaga warisan dipupuk oleh hukum
perjanjian sebagai mesin, kapitalisme yang besar.
Terdapat enam ases yang dapat dilihat sebagai ciri-ciri dari sistem
ekomoni kapitalis,yaitu sebagai berikut;
a) Hak milik pribadi dalam sistem ekonomi kapitalis alat-alat
produksi atau sumber daya ekomoni seperti sumber daya
alam(SDA, modal dan tenaga kerja dimiliki oleh individu dan
lembaga-lembaga swasta.
b) Kebebasan berusaha dan kebebasan memilih. maksud kebebasan
berusaha merupakan kegiatan produksi dapat dengan bebas
dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai inisiatif manakala
kebebasan memilih mencakup kebebasan pekerja untuk memilih
setiap jenis perkerjaan yang dikehendakinya.
c) Motif kepentingan diri sendiri. Kekuatan utama dari sistem
ekomoni kapitalis adalah motivasi individu untuk memenuhi
kepentingan atau keuntungan diri sendiri.
d) Persaingan. Sistem persaingan bebas merupakan salah satu
lembaga penting dari sistem ekonomi kapitalis
e) Harga ditentukan oleh mekanisme pasar. Segala keputusan yang
di ambil oleh pengusaha dan konsumen dilakukan melalui sistem
pasar.
f) Peranan terbatas pemerintah. Dalam sistem ekonomi kapitalis,
pemerintah masih mempunyai peran yang dapat membatasi
berbagai kebebasan individu.
2. Sistem Ekonomi Sosialis

16
Menurut Dumairy ( 1996 :32 ), sistem ekonomi sosialis adalah
kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis. Bagi kalangan sosialis,pasar
justru harus dikendalikan melalui perencanaan terpusat. Adanya berbagai
distorsi dalam mekanisme pasar,menyebabkanya tidak mungkin kerja
secara efisisen; oleh karena itu pemerintah atau negara harus turut aktif
bermain dalam perkeonomian. Satu hal yang penting untuk dicatat
berkenaan dengan sistem ekonomi sosialis bahwa sistem ini bukanlah
sistem ekonomi yang tidak memandang penting peranan kapital.
3. Sistem Ekonomi Campuran
Sanusi ( 2000 ), menjelaskan sistem ekonomi campuran adalah
dalamsistem ekonomi campuran dimana kekusaaan serta kebebasan
berjalan secara bersamaan walau dalam kadar berbeda-beda. Ada sistem
campuran yang mendekati sistem kapatilis atau liberalis karena kadar
kebebsan yang relatif besar atau persentase dari sistem kapitalisnya
sangat besar.
4. Sistem Ekonomi Indonesia
Dumairy ( 1996 ), menengaskan bahwa ditinjaunya berdasrkan
sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi,tak
terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sistem ekonomi kita adalah
kapitalis. Sama halnya, tak pulacukup argumentasi untuk
mengatakan,bahwa kita menganut sistem ekonomi sosialis. Indonesia
mengakui pemilikan individual atas faktor-faktor produksi , kecuali
untuk sumber daya yang mengusai hajat hidup orang banyak, dikuasai
oleh negara. Hal ini diatur dengan tegas oleh Pasal 33 UUD 1945.

17
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Perkembangan ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari sejarah
perkembangannya di zaman sebelumnya. Mulai dari masa Orde Lama, Orde
Baru, Reformasi. Semuanya bermetamorfosa dalam mencapai perkembangan
ekonomi yang lebih baik.Namun, yang patut kita garis bawahi saat ini adalah
sumber daya manusia yang ada di Negara kita ini, jangan sampai kekayaan
Indonesia terus menerus dikelola oleh orang asing. Perekenomian Indonesia
masih jatuh bangun. Hal itu, dapat dilihat dari kemiskinan yang masih
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pengganguran berada pada tingkat
tinggi dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding
dengan jumlah angkatan kerja yang ada, maraknya para koruptor karena
hukuman yang berlaku di negeri ini kurang tegas, masih terlihatnya kesenjangan
ekonomi antara penduduk yang miskin dan kaya.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memotivasi kita semua untuk
mempelajari tentang Sejarah Perekonomian Indonesia. Dan dengan  adanya
makalah ini pula, penulis harapkan semoga dapat berguna bagi kita semua
sehingga bisa memperluas wawasan dan pengetahuan kita mengenai
Perekonomian yang ada di Indonesia.

18
DAFTAR PUSAKA

Tambunan, Tulus T.H.,2014.Perekonomian Indonesia.Bogor:Ghalia Indonesia

Tambunan, Tulus T.H.2016.Perekonomian Indonesia.Bogor:Ghalia Indonesia

19

Anda mungkin juga menyukai