Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagaimana tersurat dalam UU pemerintah daerah otonomi daerah adalah
hak, wewenang dan kebijakan daerah otonum untuk mengurus dan mengatur
sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai peraturan
perundang- undangan. Untuk itu dalam suatu pemerintahan daerah perlu adanya
suatu pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian kinerja pemerintah daerah,
dengan tujuan agar semua aktifitas dalam pemerintah daerah bisa berjalan
seefektif mungkin dengan mnggunakan asas transparansi, akuntabilitas.
Pengawasan atau controlling sangat penting untuk evaluasi pengelolaan keungan
daerah, PAD . dengan system pengelolaan yang baik maka suatu organsasi atau
pemerintah bisa terukur dan berorientasi pada kinerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian kinerja
pemerintah daerah?
2. Apa tujuan dari pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian kinerja
pemerintah daerah?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian kinerja
pemerintah daerah
2. Mengetahui tujuan dari pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian
kinerja pemerintah daerah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pengawasan, Pemeriksaan Dan Pengendalian Kinerja Pemda


Pengawasan adalah salah satu fungsi dasar manajemen yaitu pengamatan
agar tugas-tugas yang telah direncanakandilaksanakan dengan tepat sesuai
rencana, dan apabila terdapat penyimpangan diadakan tidakan- tindakan perbaikan
(George R Terry). Pemeriksaan sebagai – bagaian dari penyelenggaraan
pengawasan yang merupakan salah satu fungsi manajemen pemerintahan
(government) menunjukan kegiatan atau proses pemerintah yang melaksanakan
control atas pihak lain (the activity or the process of governing). Selain
pengawasan perlu juga dikembangkan unsur Sistem Pengendalian yang berfungsi
sebagai pedoman penyelenggaraan dan tolok ukur pengujian efektivitas
penyelenggaraan Sistem Pengendalian. Pengembangan unsur Sistem
Pengendalian Intern perlu mempertimbangkan aspek biaya- manfaat (cost and
benefit), sumber daya manusia, kejelasan criteria pengukuran efektivitas, dan
perkembangan teknologi informasi serta dilakukan secara komprehensif.
Undang-undang di bidang keuangan Negara, khususnya Undang-undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, membawa implikasi perlunya sistem
pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan. Hal ini baru
dapat dicapai jika seluruh tingkat pimpinan menyelenggarakan kegiatan
pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian atas keseluruhan kegiatan di instansi
masing-masing. Dengan demikian maka penyelenggaraan kegiatan pada suatu
Instansi Pemerintah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai
dengan pertanggungjawaban, harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, serta
efisien dan efektif. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberi
keyakinan memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instansi
Pemerintah dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan
pengelolaan keuangan Negara secara andal, mengamankan aset negara, dan
mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pengawasan,
pemeriksaan dan pengendalian kinerja pemerintah daerah yaitu bagaimana upaya

2
pemerintah bias menjalankan roda kepemerintahan tersebut bias berorientasi pada
kinerja, artinya tolak ukur suatu kinerja.

2.2 Pengawasan Pelaksanaan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah


1. Pengawasan oleh DPRD
Dalam hal pelaksanaan, DPRD memiliki kewenangan untuk melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan:
1. Peraturan Daerah (Perda).
2. SK Bupati.
3. Peraturan Perundangan lainnya.
4. Kerjasama Internasional.
Untuk menjalankan fungsi pengawasan tersebut, DPRD dalam
melaksanakan tugasnya berhak meminta pejabat negara, pejabat
pemerintah, atau warga negara masyarakat untuk memberikan keterangan
tentang suatu hal yang perlu ditangani demi kepentingan negara, bangsa,
pemerintahan dan pembangunan.

2. Pengawasan Internal Pemerintah Daerah


Pengawasan Internal Pemerintah daerah secara keseluruhan merupakan
tanggung jawab Bupati. Pengawasan tersebut dilaksanakan oleh suatu
Badan atau Lembaga Pengawas yang saat ini umumnya disebut Badan
Pengawas Daerah (Bawasda).
Bawasda adalah lembaga teknis dan berfungsi sebagai unsur penunjang
pemerintah daerah di bidang pengawasan. Secara umum, pengawasan
internal pemerintah kabupaten mencakup:
1. Penyelenggaraan pemerintah daerah.
2. Kinerja aparatur pemerintah daerah.
3. Pengawasan oleh Pemerintah Pusat

3
 Pengawasan pelaksanaan oleh pemerintah pusat dibagi menjadi dua bagian:
1. Pengawasan oleh Mendagri dan Otda.
2. Pengawasan oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Pusat Non-
Kementrian.

 Pengawasan oleh Mendagri dan Otda mencakup pengawasan terhadap:


1. Penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2. Kinerja otonomi daerah.
3. Pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidangnya.
4. Efektivitas pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan daerah
sesuai bidang tugasnya.

 Pengawasan oleh menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Pusat Non-


Kementrian dapat dilakukan di bawah koordinasi Mendagri dan Otda.
Pengawasan tersebut mencakup pengawasan terhadap:
1. Pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidangnya.
2. Efektivitas pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan daerah
sesuai bidang tugasnya.

 Pengawasan oleh pemerintah pusat dapat dilaksanakan dengan cara:


1. Pemeriksaan berkala, pemeriksaan insidential maupun pemeriksaan
terpadu.
2. Pengujian terhadap laporan berkala dan atau sewaktu-waktu dari unit atau
satuan kerja.
3. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya
korupsi, kolusi dan nepotisme.
4. Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program,
proyek serta kegiatan.

4
Pemerintah pusat di bawah koordinasi Mendagri dan Otda dapat memberikan
sanksi terhadap pemerintah kabupaten dan/atau aparatnya yang menolak
pelaksanaan, serta tindaklanjut hasil pengawasan berdasarkan undang-undang.

3. Pengawasan oleh Masyarakat


Pelaksanaan pengawasan oleh masyarakat dapat dilakukan oleh
masyarakat sebagai perorangan, kelompok, maupun organisasi dengan
cara:
a. Pemberian informasi adanya indikasi adanya korupsi, kolusi, atau
nepotisme di lingkungan pemerintah daerah atau DPRD.
b. Penyampaian pendapat dan saran mengenai perbaikan,
penyempurnaan baik preventif maupun represif atas masalah.
c. Informasi dan pendapat tersebut disampaikan pada pihak/instansi
yang terkait.

4. Pengawasan Keuangan Daerah


1) Pengawasan oleh DPRD
DPRD memiliki kewenangan terhadap pengawasan pelaksanaan APBD
sebagai pengawasan keuangan eksternal tingkat kabupaten. Dalam
pengawasan keuangan DPRD provinsi/kabupaten/kota dalam
melakukannya lewat dengar pendapat, kunjungan kerja, panitia khusus dan
pembentukan panitia kerja yang dibentuk dengan peraturan tata tertib
DPRD.

2) Pengawasan Internal Pemerintahan Daerah


Bawasda memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pengawasan
keuangan. Beberapa keuangan provinsi/kabupaten/kota bidang
pengawasan terhadap keuangan dan aset daerah adalah:
1. Pelaksana APBD
2. Penerimaan pendapatan daerah dan Badan Usaha Daerah
3. Pengadaan barang/jasa serta pemeliharaan/penghapusan barang/jasa

5
4. Penyelesaian ganti rugi
5. Inventarisasi dan penelitian kekayaan pejabat di lingkungan Pemda

3) Pengawasan oleh Pemerintah Pusat yaitu:


a. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
BPKP adalah lembaga pemerintahan pusat non departemen yang dibentuk
lewat Keppres No.103 Tahun 2001. BPKP bertugas untuk melakukan
pengawasan penyelenggaran APBN. Untuk menjalankan tugasnya BPKP
dapat melakukan: (i) audit keuangan; (ii) investigasi; dan (iii) evaluasi
kerja dan manajemen organisasi.

b. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


BPK adalah salah satu lembaga tinggi negara yang kedudukannya sejajar
dengan pemerintah, DPR, MA dan DPA. Dengan Demikian BPK tidak
dapat dipengaruhi oleh pemerintah. BPK menjalankan fugsi pengawasan
keuangan eksternal, berbeda dengan BPKP yang melakukan pengawasan
keuangan internal.

2.3 Tujuan Dari Pengawasan, Pemeriksaan, Dan Pengendalian Kinerja


Pemerintah Daerah
2.3.1 Tujuan Pengawasan Kinerja Pemerintah Daerah
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan untuk mencapai tujuan
dari pemerintah yang telah direncanakan maka perlu ada pengawasan,
pemeriksaan dan pengendalian karena dengan tersebut, maka tujuan yang
akan dicapai dapat dilihat dengan berpedoman rencana yang telah ditetapkan
terlebih dahulu oleh pemerintah. Dengan demikian pengawasan itu sangat
penting dalam melaksanakan pekerjaan dan tugas pemerintahan, sehingga
pengawasan diadakan dengan maksud untuk: Mengetahui jalannya pekerjaan,
apakah lancar atau tidak

6
1. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan
mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-
kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru
2. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program seperti yang
telah ditentukan dalam planning atau tidak

Berkaitan dengan tujuan pengawasan, Situmorang dan Juhir


mengemukakan agar terciptanya aparat yang bersih dan berwibawa yang
didukung oleh suatu sistem manajemen pemerintah yang berdaya guna dan
berhasil guna serta ditunjang oleh partisipasi masyarakat yang konstruksi
dan terkendali dalam wujud pengawasan masyarakat (control social) yang
obyektif, sehat dan bertanggung jawab.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diketahui bahwa pada
pokoknya tujuan pengawasan adalah membandingkan antara pelaksanaan
dan rencana serta instruksi yang telah dibuat, untuk mengetahui ada
tidaknya kesulitan, kelemahan atau kegagalan serta efisiensi dan
efektivitas kerja dan untuk mencari jalan keluar apabila ada kesulitan,
kelemahan dan kegagalan atau dengan kata lain disebut tindakan korektif.

2.3.2 Tujuan Pemeriksaan Kinerja


Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004
disebutkan Tujuan Pemeriksaan Kinerja adalah untuk mengidentifikasikan
hal-hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan sehingga
kegiatan yang dibiayai dengan keuangan negara/daerah diselenggarakan
secara ekonomis dan efisien, serta memenuhi sasarannya secara efektif.
Dalam melakukan pemeriksaan kinerja, pemeriksa juga menguji
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan serta
pengendalian intern. (Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2007 contoh
pemeriksaan kinerja adalah:

7
1. Sejauh mana tujuan peraturan perundang-undangan dan organisasi
dapat dicapai
2. Kemungkinan alternatif lain yang dapat meningkatkan kinerja program
atau menghilangkan factor-faktor yang menghambat efektifitas
program
3. Perbandingan antara biaya dan manfaat atas efektivitas biaya suatu
program
4. Sejauhmana suatu program mencapai hasil yang diharapkan atau
menimbulkan dampak yang tidak diharapkan
5. Sejauhmana program berduplikasi, bertumpang tindih, atau
bertentangan dengan program lain yang sejenis
6. Sejauh mana entitas yang diperiksa telah mengikuti ketentuan
pengadaan yang sehat
7. Validitas dan keandalan ukuran-ukuran hasil dan efektivitas program,
atau ekonomi dan efisiensi.
8. Keandalan, validitas, dan relevansi informasi keuangan yang berkaitan
dengan kinerja suatu program

Pemeriksaan kinerja menghasilkan informasi yang berguna untuk


meningkatkan kinerja suatu program dan memudahkan pengambilan
keputusan bagi pihak yang bertanggungjawab untuk mengawasi dan
mengambil tindakan koreksi serta meningkatkan pertanggungjawaban public.

2.3.3 Tujuan Pengendalian Kinerja


Sistem pengendalian dikategorikan sebagai bagian dari
pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya,
sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan
mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan
asumsi-asumsi tertentu. Dalam hal ini “dianggap baik” berarti mampu
mengejawantahkan / menerjemahkan antara lain :

8
1. Tolak ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi berjalan
secara efisien, efektif, dan produktif.
2. Kebijakan dalam menentukan tolok ukur di atas.
3. Apreasiasi kepada sumber daya yang dimiliki pemerintah daerah

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengawasan adalah salah satu fungsi dasar manajemen yaitu pengamatan
agar tugas-tugas yang telah direncanakandilaksanakan dengan tepat sesuai
rencana, dan apabila terdapat penyimpangan diadakan tidakan- tindakan perbaikan
(George R Terry). Pemeriksaan sebagai – bagaian dari penyelenggaraan
pengawasan yang merupakan salah satu fungsi manajemen pemerintahan
(government) menunjukan kegiatan atau proses pemerintah yang melaksanakan
control atas pihak lain (the activity or the process of governing). Selain
pengawasan perlu juga dikembangkan unsur Sistem Pengendalian yang berfungsi
sebagai pedoman penyelenggaraan dan tolok ukur pengujian efektivitas
penyelenggaraan Sistem Pengendalian. Pengembangan unsur Sistem
Pengendalian Intern perlu mempertimbangkan aspek biaya- manfaat (cost and
benefit), sumber daya manusia, kejelasan criteria pengukuran efektivitas, dan
perkembangan teknologi informasi serta dilakukan secara komprehensif.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://govmedikz-medikz.blogspot.com/2011/07/pengawasan-dan-pemeriksaan-
pemerintahan_04.html

https://kmpuskeuangan.wordpress.com/2011/05/06/pemeriksaan-kinerja/

Victor M. Situmorang, Aspek Hukum Pengawasan Melekat, Jakarta: PT Rineka


Cipta, 1994,

Titik Triwulan T, Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan Tata
Usaha Negara Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group, ,2011,

BN. Marbun, DPRD Pertumbuhan, Masalah dan Masa Depannya, Jakarta:


Erlangga, 1993, hlm.

11

Anda mungkin juga menyukai