Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Lembar pengesahan...............................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian......................................................................................................1
1.3 Identifikasi Masalah..................................................................................................1
1.4 Perumusan Masalah..................................................................................................2
1.5 Batasan Masalah.......................................................................................................2
1.6 Manfaat Penelitian....................................................................................................2
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan.................................................................................................................21
5.2 Saran.......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................23
Lampiran ...............................................................................................................................24
iii | K a r y a T u l i s I l m i a h
BAB I
PENDAHULUAN
A. Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di ujung epikotil
terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas
yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil (bagian bawah
kotiledon) di ujungnya terdpat radikula (calon akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke
bawah dan akan menjadi akar primer.
B. Proses Perkecambahan
Proses Fisika,
(a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang
kering.
Proses Kimia,
(b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA).
(c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk sintesis dan
mengeluarkan enzim.
(d) Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan
endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil larut dalam air, missal enzim amylase
menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari
endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe perkecambahan, yaitu :
Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah.
Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini
umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh : kacang
hijau, kacang kedelai, kapas.
Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini :
Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula tetap menembus tanah.
Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji
monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara
yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang diperlukan,
seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia adalah Al,
Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan. Secara khusus, inti dari penelitian ini adalah
keterkaitan antara Hormon auksin dengan intensitas cahaya matahari yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
10 | K a r y a T u l i s I l m i a h
2.2 Hipotesis
a. Cahaya matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau
b. Biji kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari pertumbuhannya
lama, sementara yang ditempatkan dalam tempat yang gelap maka akan cepat tumbuh dan tinggi.
c. Kedua kecambah memiliki morfologi yang berbeda.
11 | K a r y a T u l i s I l m i a h
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang berada pada wilayah tertentu dan pada waktu
yang tertentu pula. Dalam penilitian ini biji kacang hijau dengan kualitas baik dan besar
dijadikan sebagai populasi
Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti dipandang sebagai suatu pendugaan
terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri.Sampel dianggap sebagai perwakilan dari
populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati.Dalam penelitian kali ini,
sampel yang digunakan adalah 10 biji kacang hijau dengan kualitas baik dan besar.
12 | K a r y a T u l i s I l m i a h
3.4 Variabel Penelitian
Variable Bebas
- Cahaya Matahari
Variabel Terikat
- Morfologi Kacang hijau
Variabel terkendali
- Kapas, kadar air, penyiraman
13 | K a r y a T u l i s I l m i a h
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu dengan membaca dan mengkaji
teori yang terdapat di dalamnya. Kami juga mengambil informasi dari internet sebagai
pembanding dari teori yang terdapat di buku yang pada umumnya sama. Kemudian kami
melakukan observasi secara langsung untuk membuktikan secara nyata.
Alat pengumpulan data yang kami gunakan yaitu berbagai macam media elektronik
seperti laptop, modem, handphone, printer, camera digital, dll. Kami juga menggunakan alat-alat
pustaka seperti buku yang terdapat di perpustakaan.
Alat dan Bahan yang kami gunakan dalam melakukan penelitian diantaranya:
a. Alat
- Gelas plastic
- Mistar/ penggaris
- Spidol permanen
- Alat tulis
b. Bahan
- Kapas
- Biji kacang hijau (Kualitas baik)
- Air mineral
14 | K a r y a T u l i s I l m i a h
Apabila dalam penelitian menggunakan alat ukur yang tidak valid, maka penelitian dapat
dikatakan tidak berhasil. Karena dengan alat ukur yang tidak valid dapat memberikan hasil yang
berbeda-beda tergantung siapa yang melakukan penelitian (pengukuran). Dengan demikian, demi
tercapainya penelitian yang berhasil, maka penulis memilih penggaris sebagai alat ukur yang
tepat.
15 | K a r y a T u l i s I l m i a h
Tabel 2.perkembangan biji kacang hijau di tempat terang(cahaya matahari)
Har Perkembangan
i
Ke-
1 –
2 Akar mulai menembus tanah dan sebagai plamula mulai tampak
3 Akar mulai menamcap ketanah, Hipokotil keatas dan warna biji hijau muda
4 Akar menancap kokoh ketanah, daun muncul bewarna hijau terbuka dan batang
hijau kuat
16 | K a r y a T u l i s I l m i a h
Hari Ke- Perkembangan
1 –
3 Akar mulai menamcap ke tanah, Hipokotil keatas dan warna biji kuning muda
dan ada juga bewarna merah muda
4 Akar menancap kokoh ke tanah, daun muncul tapi menguncup kekuningan dan
batang putih pucat
Dari data pada tabel 3, dapat diketahui bahwa biji yang ditanam pada tempat yang
gelap akan tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan biji yang ditanam pada tempat yang
terkena cahaya matahari. Biji yang ditanam pada tempat terang tumbuh lambat dibanding
biji yang ditanam di tempat gelap. Hal ini sesuai dengan kajian teori yang menyebutkan
bahwa pertumbuhan pada tanaman dipengaruhi oleh hormon auksin (hormon
pertumbuhan). Hormon auksin tidak dapat bekerja (rusak) apabila terkena cahaya
matahari. Dengan demikian biji yang terletak pada cahaya tumbuh secara perlahan dan
tumbuh membelok ke arah datangnya sinar. Hal ini dapat terjadi karena bagian yang tidak
terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat daripada bagian yang terkena cahaya
matahari. Akibatnya tanaman tumbuh membelok ke arah datangnya sinar. Peristiwa
seperti ini dinamakan fototropi, yaitu sifat tumbuhan yang membelok ke arah datangnya
sinar. Biji yang diletakkan pada tempat gelap tumbuh dengan cepatnya.
Berdasarkan dari hasil percobaan dapat diamati bahwa daun pada tempat tanpa
cahaya memiliki permukaan daun yang berwarna lebih terang atau pucat (sedikit atau
bahkan tidak ada hijaunya) karena tidak berkembangnya klorofil sehingga stomata
kurang berkembang dengan baik dan tidak tampak jelas dan lebih lemas atau halus
permukaannya, sehingga dapat dikatakan kurang berkembang. Sedangkan pada daun
17 | K a r y a T u l i s I l m i a h
yang ditempatkan pada tempat cahaya memiliki permukaan daun yang berwarna lebih
gelap atau hijau karena klorofil berkembang dengan baik pada tempat dengan intensitas
cahaya tinggi sehingga stomata pada daun tampak lebih jelas dan terlihat lebih kokoh,
serta dapat melangsungkan fotosintesis sehingga tanaman tampak lebih subur kaya akan
nutrisi sehingga dapat dikatakan berkembang dengan baik.
BAB IV
DISKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
18 | K a r y a T u l i s I l m i a h
Sedangkan data tentang perkembangan berisikan data meliputi kondisi fisik tanaman berupa
warna bagian tanaman, tekstur permukaan bagian tanaman dan adanya organel-organel maupun
jaringan-jaringan yang berkembang.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan, telah melalui serangkain tahap-tahapan
yang terstruktur dan sistematis serta dilaksnakan secara runtut atau berurutan. Dengan metode
pengamatan langsung, sehingga dapat mengamati, mengikuti, dan mendokumentasi setiap
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi. Sehingga dapat meminimalisir kesalahan atau
ketidakvalidan data yang diperoleh, dan data yang diperoleh bersifat absolut dan valid.
Kesalahan atau ketidakvalidan data dapat berupa human error ataupun kendala teknis selama
percobaan berlangsung. Pada akhir percobaan memperoleh atau mencapai hasil yang diinginkan
sesuai hipotesis, karena dapat mencapai target yang dikehendaki. Sehingga percobaan ini dapat
dikatakan berhasil.
Pada tempat gelap, pertumbuhan terjadi sangat pesat. Hormon auksin bekerja
maksimal. Namun daunnya lemah dan mudah goyah. Daunnya berwarna kuning pucat.
Perkembangannya terganggu. Lama kelamaan tanaman akan mati karena tidak dapat
melangsungkan fotosintesis. Hal ini dinamakan etiolasi. Awalnya tanaman masih dapat tumbuh
karena adanya cadangan makanan yang mensuplai nutrisi pada biji. Namun seiring dengan
tumbuhnya tanaman, kotiledon yang merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan
mengecil dan lama kelamaan akan menghilang. Setelah kotiledon hilang, umumnya tanaman
masih dapat tumbuh dengan melangsungkan fotosintesis, namun oleh karena tanaman yang
tumbuh ditempat gelap tidak dapat berfotosintesis, maka tanaman tersebut akhirnya mati.
Biji yang ditanam pada tempat terang akan tumbuh perlahan. Paling lambat
dibandingkan dengan pertumbuhan biji di tempat gelap yang digunakan dalam
percobaan. Namun perkembangannya sempurna. Daunnya hijau banyak terkandung
klorofil didalamnya. Tanaman kokoh tidak mudah goyah.
19 | K a r y a T u l i s I l m i a h
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
biji kacang hijau, dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan membutuhkan
20 | K a r y a T u l i s I l m i a h
cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu
pula dengan tumbuhan kacang hijau.
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji
kacang hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap dan terang akan mempunyai
perbedaan. Biji kacang hijau yang terkena cahaya matahari secara langsung (terang)
pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar & tebal, berwarna hijau, batang tegak, kokoh.
Sedangkan, biji kacang hijau yang tidak terkena cahaya matahari (gelap) pertumbuhannya lebih
cepat tinggi (etiolasi) dan daunnya tipis, berwarna pucat, batang melengkung tidak kokoh. Hal
ini terjadi karena cahaya memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan
meninggi (primer). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dibuat sebelumnya
telah benar.
5.2. Saran
Untuk menghasilkan hasil yang optimal, biji tumbuhan jagung sebaiknya dijemur
hingga kering sempurna. Kira-kira dijemur selama satu hari dibawah paparan cahaya
matahari untuk meningkatkan viskositas.
Sebaiknya pilih biji yang benar-benar baik saat akan melakukan penelitian, karena
biji yang sudah rusak tidak akan tumbuh.
Merendam biji di dalam air setelah menjemurnya sebaiknya dilakukan dalam waktu
2-6 jam. Tidak terlalu lama karena perendaman yang terlalu lama dapat menyebabkan
plasmolisis.
Jika medium tanam menggunakan kapas, maka berikanlah kapas yang cukup dan
tidak terlalu sedikit.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak maupun hewan pengganggu untuk menghindari
kerusakan objek penelitian.
Saat melakukan penelitian sebaiknya menyiapkan objek penelitian cadangan. Untuk
mengantisipasi adanya kerusakan objek penelitian atau hal lain yang tidak
diharapkan.
21 | K a r y a T u l i s I l m i a h
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Rohana., dan Wigati Hadi Omegawati. 2013. PR Biologi untuk SMA/MA Kelas
XII. Klaten : Intan Pariwara.
22 | K a r y a T u l i s I l m i a h
Rachmawati, Faidah., Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. BSE Biologi Untuk SMA Kelas XII
Program IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009.
Syamsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas 3A. Malang : Erlangga
en.wikipedia.com
www.scribd.com
LAMPIRAN
23 | K a r y a T u l i s I l m i a h
Gambar 2.1 Gambar 2.2
Hari ke 4 – terang Hari ke 4 - gelap
24 | K a r y a T u l i s I l m i a h
Gambar 4.1 Gambar 4.2
Hari ke 6 – terang Hari ke 6 - gelap
25 | K a r y a T u l i s I l m i a h
Jadwal Kegiatan Penelitian
26 | K a r y a T u l i s I l m i a h