Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmu Ekonomi

April 2020

Hal 1-

Teori Investasi Dalam Ilmu Ekonomi

Aldy Frismaulana (081)

Universitas Muhammaddiyah Sidoarjo, Jl. Majapahit 666b Sidoarjo

Email: kazutokirito545@gmail.com

Abstrak
Ilmu ekonomi sangatlah banyak kegunaan dan manfaatnya bagi manusia contohnya yang akan
kita bahas kali ini yaitu tentang teori investasi dalam ilmu ekonomi, mendengar kata investasi
pasti berhubungan dengan keuangan dalam suatu usaha yang dibentuk oleh seseorang.
investasi sangat dibutuhkan oleh suatu usaha untuk membuat usaha yang dilakukan oleh
seseorang jadi untung, aman, berjaga-jaga, dan pasti berhubungan dengan masa yang akan
datang artinya untuk kebutuhan usaha dimasa mendatang.

Teori investasi contohnya dalam usaha mencakup investasi dalam bentuk bahan modal atau
bahan bangunan, investasi persediaan, dan penanaman modal asing dalam negeri maupun luar
negeri. Contoh dari investasi ialah tabungan, Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka,
obligasi, saham, reksadana, dan lain-lain. Dalam berinvestasi harus ada pedomannya. Pedoman
yang ingin diperkenalkan kali ini adalah prinsip CUKUP, yaitu merupakan singkatan dari, Cakap
Uang Keberanian Ukuran Percaya. Melalui pedoman CUKUP ini dapat memberi arahan calon
investor untuk berinvestasi.

Kata Kunci: teori investasi , saham, fungsi, tujuan dan jenis investasi.

Pendahuluan

Investasi adalah merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli atau memperoleh faktor-
faaktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau
jasa.atau pengeluaran untuk membeli faktor produksi untuk membangun usaha dan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Investasi juga dapat di artikan sebagai
penanaman modal berjangka panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang
akan datang sebagai kompensasi secara profesional atas penundaan konsumsi, dampak inflasi
dan resiko yang ditanggung. Keputusan investasi dapat dilakukan individu, dari investasi
tersebut yang dapat berupa capital gain/loss dan yield. Alasan seorang investor melakukan
investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan dan kehidupan yang lebih baik di masa yang
akan datang serta untuk menghindari merosotnya nilai kekayaan yang dimiliki dan mencari
aman untuk jaga-jaga.

Investasi ada 2 macam yaitu outonomous invesment (investasi tetap) dan inoced invesment
(investasi terpacu), investasi tetap adalah investasi yang besarnya tidak tergantung pada
besarnya pendapatan, digunakan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang bersifat tetap
seperti: mesin,bangunan, tanah, /investasi untuk mendirikan usaha. Investasi ini tidak
ditentukan dengan pendapatan,tetapi dapat meningkatkan pendapatan nasional. Sedangkan
investasi terpacu adalah bergantung pada besarnya pendapatan. Investasi terpacu investasi
yang besarnya tergantung pendapatan nasional artinya jika pendaptan meningkat maka
investasi akan meningkat pula.

Saham merupakan salah satu alternatif dalam aset finansial. Kebutuhan akan informasi yang
relevan dalam pengambilan keputusan investasi dalam aset finansial di pasar modal sangat
dibutuhkan oleh investor. Suatu pendekatan dalam menganalisis harga saham dipasar modal
sangat dibutuhkan oleh investor. Pendekatan dalam menganalisis harga saham dipasar modal
yang dapat membantu investor dalam membuat investasi adalah pendekatan fundamental dan
teknikal. Pendekatan fundamental mendasarkan analisanya pada suatu anggapan bahwa saham
mempunyai nilai intrinstik dihasilkan. Salah satu indikator yang dapat digunakan yaitu apabila
semakin rendah harga saham maka semakin bagus untuk melakukan investasi, hal tersebut
dikarenakan harga saham dapat terjangkau oleh kemampuan investor dan memiliki nilai resiko
yang kecil.

Teori Investasi
Perhitungan Investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang
dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal, bangunan / kontruksi, maupun
persediaan barang jadi yang masih baru. Investasi merupakan konsep aliran (flow concept),
karena dihitung selama satu internal periode tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi
jumlah barang modal yang tersedia (capital stock) pada satu periode tertentu. Tambahan stok
barang modal adalah sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.

a. Investasi Dalam Bentuk Barang Modal Dan Bangunan

Yang tercangkup dalam invesatasi barang modal (capital goods) dan bangunan (construction)
adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-
peralatan produksi dan bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan
barang modal dan bangunan pada umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut
sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment).

b. Investasi Persediaan

Berdasarkan pertimbangan, perusahaan seringkali harus memproduksi lebih banyak daripada


target penjualan. Misalnya, sebuah pabrik mobil menargetkan penjualan tahun 2.000 adalah
50.000 unik. Tidaklah berarti produksinya harus 50.000 unit juga. Umumnya produksinya
melebihi tingkat penjualan. Sebut saja 60.000 unit. Selisih 10.000 unit merupakan persediaan,
untuk mengatisipasinya berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan
meningkatkan penghasilan / keuntungan. Kriteria Investasi Minimal ada 4 kriteria investasi yang
digunakan dalam praktik, yaitu :

1. Payback Period

Payback period (periode pulag pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang
direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika
waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun kita
harus mempertimbangkan criteria payback ini. Sebab, ada investasi yang baru menguntungkan
dalam jangka panjang (<5 tahun).

2. Benefit / cost ratio (B/C Ratio)

B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan disbanding hasil output
yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (Cost). Output yang dihasilkan
sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1 maka B = C yang dihasilkan sama dengan biaya
yang dikeluarkan.

3. Net Present Value (NPV)

Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung
menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah
yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai
sekarang dari permintaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.

4. Internal  Rate of return ( IRR )

Internal rate of return ( IRR ) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihirung pada saat
NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian
investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan
berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang di inginkan (r).
jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal invastasi ditolak. Begitu
juga sebaliknya. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi :

a. Tingkat pengembalian Yang Diharapkan ( Expected Rate Of Return )

Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan untuk usaha atau
perusahaan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal usaha atau perusahaan.

1. Kondisi Internal Perusahaan

Kondisi internal adalah factor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya
tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut
berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya, makin tinggi
tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka tingkat pengembalian yang diharapkan
makin tinggi.

2. Kondisi Eksternal Perusahaan

Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi
terutama adalah perkiraan tentang tingkat produkdi dan pertumbuhan ekonomi domestic
maupun internasional. Jika diperkirakan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia
bernada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi
dapat dinaikkan.

Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat
menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan paak, misalnya, diperkirakan akan
menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun.
Factor sosial politik juga menentukan gairah investasi, jika sosial-politik makin stabil, investasi
umumnya juga meningkat. Demikian pula factor keamanan (kondisi keamanan Negara).
b. Biaya investasi

Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bungan pinjaman ; makin tinggi
tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin
menurun. Namun , tidak jarang,walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minta akan investasi
tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi. Faktor yang mempengaruhi
terutama adalah masalah kelembagaan.

c. Marginal efficiency of capital (MEC), tingkat bunga, dan marginal efficieny of investment
(MEI)

1. Marginal efficiency of capital (MEC),Invetasi, dan tingkat bunga

Yang dmaksud dengan marginal efficiency of capital (MEC) atau efisiensi modal marjinal (EMM)
adalah tingkat pengembalian yang di harapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan
barang modal.

2. Marginal efficiency of capital (MEC) dan marginal efficiency of investment (MEI)

Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi, kurva MEC secara nasional dapat di
turunkan dengan menjumlahkan secara horizontal kurva-kurva MEC dari perusahaan-
perusahaan yang ada dalam perekonimian tetapi ada beberapa ekonom yang tidak
sependapatan dengan cara penurunan kurva MEC. Padahal jika permintaan barang akan modal
secara nasional meningkat, logikanya tingkat bunga akan naik. Akibatnya kenaikan permintaan
akan investasi tidak sebesar kurva MEC . kurva yang lebih relevan adalah kurva yang marginal
efficiency of investment (MEI) atau efisiensi investasi marginal (EIM) Jadi, dapat disimpulkan
bahwa Investasi (Penanaman Modal) adalah pengeluaran atau perbelanjaan penanam-
penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-
jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi atau pembentukan modal merupakan
komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat.Dan Dalam Undang-undang
No. 1 Tahun 1967 ditegaskan bahwa Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-
undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut
atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk
menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung
menanggung risiko dari penanaman modal.

Anda mungkin juga menyukai