Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal tahun 1960 penelitian sumber daya laut sudah mulai
dilakukan oleh beberapa institusi, yaitu Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi LIPI dan beberapa Universitas seperti
Universitas Hasanudin, Universitas Diponegoro, Universitas Riau, dan
Universitas Sam Ratulangi. Bahkan beberapa hasil penelitian telah
diterbitkan dalam jurnal-jurnal ilmiah ataupun disampaikan dalam
seminar-seminar ilmiah baik di dalam maupun luar negeri. Namun,
perkembangan ekologi laut di Indonesia belum sepesat perkembangan di
dunia Internasional. Hal ini mungkin karena biaya sangat mahal terutama
untuk mengarungi lautan guna memperoleh data yang diperlukan. Total
luas wilayah lautan tropis di Indonesia 5,8 juta km2, yang terdiri atas laut
teritorial sebesar 0,3 juta km2. Laut teritorial membatasi bagian terluar
Indonesia dengan lebar jalur laut 12 mil (1 mil = 1,609 km). Selanjutnya,
luas perairan kepulauan adalah 2,8 juta km2. Perairan kepulauan sering
disebut dengan perairan Nusantara, merupakan perairan yang berada di
bagian dalam kepulauan Indonesia. Kekayaan jenis biota laut Indonesia
sangat besar sekali, namun sampai saat ini penelitian laut belum banyak
dilakukan jika dibandingkan dengan penelitian laut di luar negeri
(Brahmana, 2014).
Ekologi adalah ilmu tentang bagaimana organisme berinteraksi dengan
organisme lain (faktor biotik) dan komponen-komponen abiotik lain
(misal: sinar matahari, tanah, air dan udara) di dalam lingkungan
sekitarnya. Istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani ‘oikos’ (rumah) dan
‘logos’ (ilmu atau aturan penatakelolaan: governing rules). Aturan yang
dimaksud disini adalah pola hubungan dan interkoneksi antara organisme
dan lingkungan tempat hidupnya. Lingkungan yang dimaksudkan disini
1
adalah seluruh faktor dan kondisi eksternal, biotik maupun abiotik, yang
dapat mempengaruhi organisme (Tahir, 2012).
Ekologi laut merupakan ilmu terapan dari ekologi dasar tetapi secara
umum ekologi laut dapat dimasukkan ke dalam ilmu kelautan
(oseanologi). Dalam mempelajari ekologi laut, diperlukan beberapa
disiplin ilmu lain seperti fisika, kimia, geologi laut, dan ilmu biologi,
seperti fisiologi, taksonomi, tingkah laku, dan evolusi. Manusia sangat
tergantung pada organisme lain untuk memperoleh produk-produk dasar
seperti makanan, obat-obatan, dan bahan baku lainnya. Manusia bukan
salah satu spesies laut tetapi manusia adalah satu bagian besar dari jaring-
jaring makanan. Manusia mengonsumsi dalam jumlah besar ikan laut,
udang, kerang, tiram, dan alga makroskopis (Brahmana, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah identifikasi bioma dalam ekologi laut?
2. Apa saja yang menjadi unsur komponen abiotik dan biotik dalam
ekologi laut?
3. Bagaimanakah pola interaksi komponen tersebut?
4. Seperti apakah peranan manusia secara signifikan di dalam ekologi
laut?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui identifikasi bioma ekologi laut
2. Untuk mengetahui komponen abiotik dan biotik dalam ekologi laut
3. Untuk mengetahui pola interaksi anatara komponen abiotik dan biotik
4. Untuk mengetahui peranan manusia secara signifikan dalam ekologi
laut
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kedalaman, hal ini ditentukan oleh dasar laut yang sudah ditemukan
dan hal inipun membentuk zonasi laut.
2. Komponen biotik
Dalam komponen ini diisi oleh bermacam spesies mahkluk hidup
yang berada dalam ekosistem. Terdiri atas kelompok konsumen laut
yang dimulai dari hewan vertebrata hingga hewan invertebrate.
Kelompok produsenlah yang menjadi awal dari rantai makanan yang
ada dilaut seperti alga dan plankton. Dan decomposer yang terdiri dari
kelompok bakteri dan protista, berfungsi mengurai organisme yang
telah mati dan sebagai mata kunci dari suatu rantai makanan yang
terbentuk dalam lautan (laut dalam).
4
manusia berbondong-bondong mencari keuntungan di laut tanpa
memperdulikan resiko apa yang akan dihadapi nantinya. Laut kaya akan
garam mineral, hal ini dimanfaatkan manusia untuk membuat garam
dapur. Selanjutnya adalah kekayaan rumput laut, manusia
membudidayakan rumput laut untuk dapat memebuhi kebutuhan dunia.
Kekayaan minyak yang dimiliki laut juga tidaklah main-main sehingga
manusia membuat sumber minyak ditengah-tengah laut. Kekayaan
selanjutnya adalah ikan yang menjadi salah satu sumber pangan dunia.
Manusia melakukan berbagai cara untuk meraup keuntungan dalam bidang
ini. Mulai dari melakukan pengeboman, memberikan racun ke dalam laut,
menangkap bebas tanpa tahu cara membiakkannya dengan baik dan benar.
Hal inilah yang membuat bumi kita semakin kekurangan kekayaan laut
yang seharusnya kita jaga agar bumi kita selamat.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bioma laut merupakan formasi dari sekelompok ekosistem laut yang
memiliki kenampakan, struktur, lingkungan (komponen abiotik dan
biotik) dan karakteristik yang sama.
2. Komponen abiotik laut terdiri atas air, cahaya, suhu, oksigen, garam
mineral dan kedalaman sedangkan komponen biotik laut adalah
konsumen (vertebrata dan invertebrate), produsen (alga dan plankton),
dan decomposer.
3. Pola interaksi antar mahkluk hidup laut sangatlah beragam ada yang
saling menguntungkan, ada yang menguntungkan satu pihak, ada yang
bersaing, ada yang menjadi pemangsa dan dimangsa.
4. Manusia memiliki peranan yang signifikan dalam ekosistem laut.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan dunia, laut sangatlah berperan
penting didalamnya.
B. Saran
Untuk teman-teman manusia sekalian yang menjadi pembaca dari
makalah ini, marilah kita melestarikan ekosistem laut kita jangan sampai
kita melakukan hal yang nantinya akan menjadi pengaruh buruk bagi bumi
kita. Manfaatkan ekosistem laut namun jangan lupa untuk member hal
yang setimpal pada laut juga. Lestarikan alam lestarikan laut.
6
DAFTAR PUSTAKA