STRATEGI
IMPLEMENTASI STRATEGI
DISUSUN OLEH :
( KELOMPOK 3 )
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
A. HAKIKAT IMPLEMENTASI STRATEGI
Memfokuskan pada sumber daya yang Memfokuskan pada sumber daya yang digunakan selama
akan digunakan organisasi berjalan
2
- Sasaran strategi yang kabur
- Keengganan mengambil risiko
Manajemen Konflik
Konflik dapat lahir di mana saja, kapan saja, dan melibatkan siapa saja dalam
manajemen strategis
Tiga pendekatan dalam manajemen konflik:
- Penghindaran (avoidance): pengabaian persoalan dengan harapan konflik akan
selesai dengan sendirinya; bisa dilakukan juga dengan memisahkan aktor yang
berkonflik
- Defusi (defusion): tidak menekankan perbedaan antarpihak yang berkonflik;
kompromi; mediasi
- Konfrontasi: mempertukarkan pihak-pihak yang berkonflik sebagai
pembelajaran
Kecocokan Struktur dan Strategi
Struktur akan memengaruhi alokasi sumber daya
Ciri-ciri struktur yang tidak efektif:
Terlalu banyak hirarki
Terlalu banyak rapat yang diikuti oleh terlalu banyak peserta
Terlalu banyak perhatian yang difokuskan untuk menyelesaikan konflik-konflik
antardepartemen
Terlalu luas rentang kendali
Terlalu banyak tujuan yang tidak dapat dicapai
3
Restrukturisasi dalam sektor publik potensial melahirkan konflik
2. Tidak mampu menciptaka koalisi pemandu yang kuat (powerful guiding coalition) yang
terdiri dari orang-orang kunci yang mampu bekerja sama dalam tim (sebagai agen
perubah) dan memimpin upaya perubahan.
4. Kurang berhasil mengkomunikasikan visi baru dan tak mampu member teladan dalam
menunjukkan perilaku baru yang dibutuhkan bagi perusahaan.
5. Tidak mampu mengatasi hambatan bagi terwujudnya visi baru (terutama disebabkan oleh
yang disebut penulis lain sebagai cultural lag).
4
6. Kurang sistematis merencanakan dan menciptakan beberapa kemenangan jangka pendek
sebagai tanda tercapainya perbaikan kinerja, atau kurang memberi pengakuan dan
penghargaan bagi karyawan yang terlibat.
5
ditetapkan oleh negara-negara di dunia tidak menghambat perdagangan (technical
barriers to trade).
Kendati demikian aturan ini tetap bersifat sukarela.
b. Standar Manajemen Lingkungan
1. Environmental Management System (EMS) -ISO 14001s/d 14004
2. Environmental Auditing (EA) - ISO 14010s/d 14014
3. Environmental Labelling (Ecolabel) - ISO 14020 s/d 14024
4. Life Cycle Assesment (LCA) - ISO 14040
5. Environmental Performance Evaluation - ISO 14030
c. Audit Lingkungan Hidup
Audit lingkungan hidup adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan terhadap
persyaratan hukum yang berlaku dan/atau kegiatan yang bersangkutan.
Definisi diatas diambil dari UU 23/1997 dan memberi kesan seakan-akan Audit
Lingkungan Hidup hanyalah bersifat pengkajian pentaatan (compliance audit)
semata-mata.
Audit lingkungan sesungguhnya terdiri dari berbagai jenis audit yang diterapkan
untuk kepentingan dan tujuan yang khusus, seperti; audit untuk kajian efisiensi
penggunaan energi (energy audit), audit produksi bersih (cleaner production audit),
dsb.
d. Ekolabel
Pada dasarnya ekolabel adalah suatu bentuk sertifikasi berupa pemberian tanda
(label) pada suatu produk dengan maksud ingin menggambarkan bahwa produk
tersebut telah dihasilkan dengan memenuhi syarat-syarat ramah lingkungan yang
ditetapkan oleh lembaga sertifikasi yang memberikan sertifikat tersebut.
Ekolabel di German telah diterapkan sejak pertengahan tahun 1970-an dalam dunia
bisnis sebagai piranti sukarela.
6
Para perencana strategi harus berusaha untuk melestarikan menekankan, dan membangun
berdasarkan aspek-aspek budaya yang ada mendukung strategi baru. Schein menunjukkan
bahwa elemen berikut ini sangat bermanfaat untuk mengkaitkan budaya dengan strategi
yaitu:
1. Pernyataan kreteria yang digunakan untuk merekrut, menyeleksi, mempromosikan,
mengeluarkan,memensiunkan.
2. Mendesain ruang, serambi, dan bangunan.
3. Memberikan teladan, ganjaran, dan pelatihan oleh pimpinan.
4. Apa yang diperhatikan, diukur dan dikendalikan oleh pimpinan.
5. Sistem kompensasi dan status, serta sistem promosi yang tegas.
7
- Share doing, misalnya pertemuan, kerja bakti, kegiatan sosial sebagai bentuk aktifitas
rutin yang menjadi ciri khas suatu organisasi seperti istilah mapalus di Sulawesi,
nguopin di Bali.
- Share feeling, turut bela sungkawa, aniversary, ucapan selamat, acara wisuda
mahasiswa dan lain sebagainya.
d. Strategi Produksi
Secara garis besar, proses produksi adalah kegiatan mengolah masukan (input,
sumber daya produksi) dalam proses dengan menggunakan metode tertentu untuk
menghasilkan keluaran (output, barang maupun jasa) yang sesuai dengan ketentuan.
Dengan demikian maka kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada perusahaan
angkutan, asuransi, bank, pos, telekomunikasi, dsb menjalankan juga kegiatan
produksi.
Strategi operasi merupakan penjabaran dari strategi bisnis / korporasi sehingga
kelima kategori keputusan yang telah diuraikan diatas dapat diambil secara tepat dan
konsisten.
Strategi operasi terdiri dari 4 komponen yaitu; Misi, Kompetensi, Tujuan dan
Kebijakan.
e. Just In Time
8
Just In Time merupakan suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk
menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada
tempat dan waktu yang tepat.
Just in Time berarti bahwa, dalam suatu rangkaian proses produksi, suku cadang
yang diperlukan untuk perakitan tiba pada ujung lini rakit pada waktu yang
diperlukan dan hanya dalam jumlah yang diperlukan.
Perusahaan yang menerapkan sistem ini pada seluruh lini produksi dapat mendekati
persediaan nol.
4 Jenis Pemborosan Dalam Produksi
Sumberdaya produksi terlalu banya
Produksi berlebihan
Persediaan terlalu banyak
Investasi modal yang tak perlu
9
uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya
manusia) yang mengelola factor produksi lainnya tersebut.
Karyawan baru yang belum memilii keterampilan dan keahlian dilatih, sehingga menjadi
karyawan yang terampil dan ahli.
Apabila dia dilatih lebih lanjut serta diberikan pengalaman dan motivasi, dia akan
menjadi karyawan yang matang. Pengolahan sumber daya manusia inilah yang disebut
Manajemen SDM.
Program Kepemilikan Saham Bagi Karyawan (PKSK), dalam bahasa Inggris sering
disebut dengan ESOP, merupakan suatu program yang memungkinkan partisipasi
karyawan untuk memiliki saham perusahaan atau induk perusahaan tempat mereka
bekerja.
Program ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan memberikan
saham secara cuma-cuma (stock grant), menjual saham kepada karyawan, atau dengan
memberikan opsi kepada karyawan untuk membeli saham perusahaan selama periode
tertentu.
PKSK
PKSK dilakukan pertama kali pada tahun 1950 di Amerika Serikat, dan saat ini telah
menjadi praktek yang umum dilakukan dalam dunia usaha baik di negara maju maupun
di negera berkembang.
Dengan adanya kepemilikan karyawan pada perusahaan atau induk perusahaan tempat
mereka bekerja, diharapkan motivasi dan komitmen para karyawan akan meningkat
sehingga pada akhirnya juga akan meningkatkan nilai perusahaan.
10
11