Anda di halaman 1dari 3

Tahap Pembentukan Urine

Proses filtrasi
Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari
kapiler glomerulus ke Kapsula Bowman. Proses filtrasi (ultrafiltrasi) terjadi pada glomerulus.
Proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan efereen sehingga
terjadi penyerapan darah. Setiap menit kira-kira 1.200 ml darah, terdiri dari 450 ml sel darah
dan 600 ml plasma masuk ke dalam kapiler glomerulus. Untuk proses filtrasi diperlukan
tekanan filtrasi untuk mendapatkan hasil akhir:
1. Tekana yang menyebabkan filtrasi, merupakan hasil kerja jantung. Tekanan
hidrostatik kapiler glomerulus kira-kira 50 mmHg, tekanan ini cenderung mendorong
air dan garam melalui glomerulus.
2. Tekanan yang melawan filtrasi. Tekanan hidrostatik cairan didalam kapsul Bowman
kira-kira 5 mmHg. Tekanan osmotik koloid protein kira-kira 30 mmHg yang
cenderung menarik air dan garam ke dalam pembuluh kapiler.
3. Tekanan akhir menyebabkan filtrasi dikurangi tekanan yang melawan filtrasi sama
dengan filtrasi aktif (50 – 30 + 5 mmHg = 25 mmHg). Kira –kira 120 ml plasma
difiltrasi setiap menit. Pada glomerulus membran filtrasi hanya dapat dilalui oleh
plasma, garam, glikosa dan molekul kecil lainnya. Sel darah dan plasma terlalu besar
untuk di filtrasi dengan cara ini.

Proses absorpsi
Penyerapan kembali sebagian besar terhadap glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion
bikabornat. Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi dan
terjadi pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal cairan filtrasi dipekatkan dan zat yan penting
bagi tubuh direabsorpsi.
Air diserap dengan jumlah yang banyak. Zat esensial yang mutlak diperlukan (mis; glukosa,
NaCl, dan garam) direabsorpsi dengan sempurna ke dalam kapiler peritubular, kecuali kadar
melebihi ambang ginjal. Zat yang sebagian diabsorpsi sel-sel tubulus bila diperlukan,
misalnya kalium. Zat yang hanya diabsorpsi dalam jumlah kecil daru hasil metabolisme,
misalnya ureum, fosfat, dan asam urat. Dan zat yang sama sekali tidak diabsorpsi, tidak dapat
disekresi oleh sel tubulus, misalnya kreatinin.
Jumlah total air yang diabsorpsi lebih kurang 120 ml/menit, 70 – 80 % diabsorpsi oleh
tubulus proksimal, disebut juga reabsorpsi air obligatori. Sisanya 20 -30 % diabsorpsi secara
fakultatif dengan bantuan hormon vasopresin (ADH, hormon antidiuretik) di tubulus distal.
Sebagian kecil sisanya diabsorpsi pada duktus koligen yaitu saluran tempat bermuaranya
tubulus distal.

Proses sekresi
Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan filtrasi selama
metabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar. Namun pH darah dan cairan tubuh
dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis). Sel tubuh membentuk amoniak yang bersenyawa
dengan asam kemudian disekresi sebagai amonium supaya pH darah dan cairan tubuh tetap
alkalis.
BERKEMIH
Refleks Berkemih
Ketika kandung kemih terisi banyak urine, tekanan kandung kemih menjadi lebih tinggi.
Sinyal sensorik dari reseptor kandung kemih dihantarkan ke segmen sakral medula spinalis
melalui nervus pelvikus, kemudian secara refleks kembali lagi ke kandung kemih melalui
nervus parasimpatis. Ketika kandung kemih terisi sebagian, kontraksi berkemih biasanya
secara spontan berelaksasi. Setelah beberapa detik otot detrusok berhenti berkontraksi dan
tekanan turun kembali ke garis basal.

Perangsangan Berkemih
Refleks berkemih adalah refleks medula spinalis. Seluruhnya bersifat automatik, tetapi dapat
dihambat atau dirangsang oleh pusat dalam otak. Pusat ini antara lain:
1. Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terletak di pons varoli.
2. Beberapa pusat yang terletak di korteks serebral, terutamaa bekerja sebagai
penghambat tetapi dapat menjadi perangsang.

Transpor Urine pada Berkemih


Urine mengalir dari duktus koligentes masuk ke kalik renalis, meregangkan kaliks renalis,
meningkatkan aktivitasnya, yang kemudian mencetuskan kontraksi peristaltik menyebar ke
pelvis renalis kemudian turun sepanjang ureter. Kontraksi peristaltik pada ureter ditingkatkan
oleh perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh perangsangan simpatis.
Ureter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor di daerah trigonum kandung kemih
sepanjang beberapa beberapa sentimeter menembus kandung kemih. Dinding kandung kemih
cenderung menekan ureter dengan demikian mencegah aliran balik urine dari kandung kemih
sewaktu terjadi kompresi kandung kemih. Sehingga bagian yang menembus dinding kadung
kemih membuka dan memberikan kesempatan urine mengalir ke dalam kandung kemih.

FILTRASI GLOMERULUS
Glomerulus mengalami kenaikan tekanan darah 90 mmHg. Kenaikan ini terjadi karena
arteriola aferen yang mengarah ke glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan
memberikan sedikit tahan dari kapiler yang lain. Tiga faktor dalam proses filtrasi dalam
kapsula Bowman menggambarkan integrasi ketiga faktor tersebut, yaitu:
1. Tekanan osmotik (TO): Tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada
membran semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membran semipermeabel
kedalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membran
semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat membran
semipermeabel mungkin untuk melewati yang lebih kecil dan air tetap mencegah
molekul yang lebih besar, misalnya protein dan plasma.
2. Tekanan hidrostatik (TH): Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam
kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan
tekanan osmotik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmotik darah.
3. Perbedaan tekanan osmotik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman
mencerminkan perbedaan konsentrasi protein. Perbedaan ini menimbulkan pori-pori
kapiler mencegah protein plasma untuk di filtrasi.
Jumlah tekanan (90 – 3) – (32 – 15) = 70 mmHg, akan mempermudah pemindahan filtrasi
dari aliran darah ke dalam kapsula Bowman. Laju ini dinamakan laju filtrasi glomerulus
(LFG).

PENGARUH HORMON
Ginjal menyereksi hormon renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah
(sistem renin – angiotensin - aldosteron), membentuk reitropoiesis untuk memproses
pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Disamping itu ginjal membentuk hormon
dihidroksikolekalsiferol (vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorpsi ion kalsium di
usus.

Anda mungkin juga menyukai