Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ PERENCANAAN “
MATA KULIAH : PENGANTAR MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :

I Dewa Ayu Prajaniti Arimerta


1902612010023

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


MANAJEMEN REGULER ( A )
2020
Kata Pengantar

Puji Tuhan, terima kasih Saya ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah mempermudah
dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu. Selain itu, Saya juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, serta pasangan yang sudah
mendukung hingga titik terakhir ini.

Saya selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Pengantar Manajemen yang telah memberikan kepercayaan untuk membuat makalah ini, orang
tua yang senantiasa berdoa untuk kelancaran tugas kami, serta pada teman-teman yang telah
memberikan motivasi dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. Saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada
manusia yang sempurna kecuali Tuhan.

Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca hasil makalah
saya.

Denpasar, 26 Maret 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Setiap organisasi, perusahaan, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, ataupun yang


lainnya pasti memerlukan perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan
produksi, perencanaan rekrutmen siswa baru, perencanaan anggaran, dan lain sebagainya.
Perencanaan merupakan proses dasar untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menetapkan
bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dalam fungsi manajemen didalam


mengambil suatu keputusan atau tindakan. Tanpa adanya fungsi perencanaan, fungsi-fungsi
manajemen yang lainnya, seperti pengorganisasian, pengontrolan, dan pengarahan tidak dapat
berjalan dengan baik. Sehingga dapat dikatakan perencanaan yang baik akan mewujudkan
tercapainya tujuan dari suatu kegiatan atau aktivitas yang telah direncanakan.

Perencanaan adalah suatu kegiatan untuk menetapkan aktivitas yang berhubungan 5W1H
yaitu, apa (what) yang akan dilakukan, mengapa (why) hal tersebut dilakukan, siapa (who) yang
melakukannya, dimana (where) melakukannya, kapan (when) dilakukan, dan bagaimana (how)
melakukannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan tujuan-tujuan yang akan
dirumuskan, teknik dan metode yang dipergunakan, dan sumber yang diperdayakan untuk
mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan merupakan aspek penting daripada manajemen. Manusia tidak boleh


menyerah pada keadaan dan masa depan yang tidak menentu tetapi menciptakan masa depan itu.
Dengan demikian landasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar
memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya
untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya dalam hal ini manajemen yang akan diterapkan
seperti apa. Sehingga dengan dasar itulah maka suatu rencana itu akan terealisasikan dengan
baik.
Terdapat empat unsur perencanaan, yaitu adanya tujuan yang harus dicapai, adanya
strategi untuk mencapai tujuan, sumber daya yang dapat mendukung, dan implementasi setiap
keputusan.  Dengan demikian, mengingat pentingnya fungsi perencanaan maka dalam karya
ilmiah ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari perencanaan, tujuan dan manfaat
perencanaan, ruang lingkup perencanaan, serta proses disusunnya suatu rencana.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2. Apa saja alasan perlunya sebuah perencanaan dalam suatu organisasi?
3. Apa saja tahap tahap perencanaan?
4. Apa saja dasar - dasar pengklasifikasian perencanaan?
5. Apa saja tipe tipe perencanaan?
6. Apa saja manfaat perencanaan?
7. Bagaimana kriteria penilaian efektivitas rencana?
8. Apa saja hambatan - hambatan perencanaan efektif?
9. Apa saja peralatan dan teknik perencanaan?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan
2. Untuk mengetahui apa saja alasan perlunya sebuah perencanaan dalam suatu
organisasi
3. Untuk mengetahui tahapan perencanaan
4. Untuk mengetahui dasar pengklasifikasian perencanaan
5. Untuk mengetahui tipe - tipe perencanaan
6. Untuk mengetahui manfaat perencanaan
7. Untuk mengetahui apa saja kriteria penilaian efektivitas rencana
8. Untuk mengetahui hambatan perencanaan efektif
9. Untuk mengetahui peralatan dan teknik perencanaan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan secara garis besar diartikan sebagai proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja
organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas
pertanyaan- pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why),
dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan
dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaa
n - kebijaksanaan serta program - program yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat
berupa rencana informal atau secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis
dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal
adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus
mengetahui danmenjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar
dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan. Dalam sebuah perencanaan
terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam
pertanyaan yang disebut sebagai unsur - unsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan
apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana
tindakan tersebut dilakukan, keempat kapan tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan
melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana
yang baik yakni.
1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang
menerima sehingga penafsiran ang berbeda - berbeda dapat ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya bila
ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan penyesuaian –
penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari
yang direncanakan.
3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga
stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan factor - faktor produksi
kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi - fungsi yang ada dalam
organisasi.

2. Alasan Perlunya Sebuah Perencanaan Dalam Suatu Organisasi

Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan
untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuan - tujuan di waktu yang akan datang,
sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh karena
itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga
manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam
dunia usaha. Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan:

1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan


terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “positive benefits”dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan
organisasi.
3. Tahap - Tahap Perencanaan

Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih


dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi.
Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan
mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat
pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan
dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada
umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada
strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah
merencanakan terutama untuk sub unit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih
pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada
ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang
besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang
daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan
keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena
itu penting bagi para manajer untuk mengerti peranan perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap
sebagai berikut :

1) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan perencaan yang diawali dengan keputusan-
keputusan suatu keinginan atua keperluan organisasi atua kelompok kerja. Tanpa adanya
rumusan tujuan yang jelas organisasi akan memakai sumber daya, sumber daya yang
tidak efektif.
2) Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan
yang akan dicapai atau sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujua dalah sangat
penting karena tujaun dan rencana berhubungan waktu yang akan datang.Hanya setelah
keadaan perusahaan sekarang ini dianalisa rencana bisa dirumusan untuk menunjukkan
rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini membutuhkan informasi terutama
keuangan dan data statistik yang diperoleh melalui komunikasi dalam organisasi.
3) Mengindentifikasi seluruh kemudahan dan hambatan, semua kekuatan dan kelemahan
dan juga kemudahan dan hambatan membutuhkan pengindentifikasian untuk mengukur
kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.Untuk itu dibutuhakn pengetahuan faktor-
faktor lingkungan intern dan ekstern yang bisa membantu organisasi mencapai tujuannya
atau yang mungkin menimbulkan masalah. Meskipun sulit dilaksanakan antisipasi
keadaan, masalah dan kesempatan dan juga ancaman yang mungkin terjadi diwaktu
mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
4) Mengembangkan rencana atau serangkaian aktivitas untuk mencapai tujuan. Tahap akhir
dalam proses perencanaan mencakup pengembangan berbagai alternatif aktivitas untuk
mencapai tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan dipilihnya alternatif terbaik
yaitu yang paling memuaskan diantara berbagai alternafif yang ada.

4. Dasar - Dasar Pengklasifikasian Perencanaan

1. Bidang Fungsional (Functional Area) Mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan, dan
personalia. Setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang berbeda. Misal rencana produksi
akan meliputi perencanaan kebutuhan bahan, scheduling produksi, jadwal pemeliharaan mesin,
dan sebagainya. Sedangkan rencana pemasaran berisi target penjualan dan program promosi.

2. Tingkatan Organisasional (Organizational Level) Mencakup keseluruhan organisasi atau


satuan-satuan kerja organisasi. Teknik-teknik dan isi perencanaan berbeda pada setiap tingkatan.
Perencanaan organisasi keseluruhan akan lebih kompleks daripada perencanaan suatu satuan
kerja organisasi.

3. Karakteristik Rencana (Characteristic of the plans) Meliputi faktor-faktor kompleksitas,


fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif. Misal
rencana pengembangan produksi biasanya lebih bersifat kuantitatif dibanding rencana
personalia.

4. Waktu (Time) Meliputi:

- Jangka Pendek (1 Tahun), misal: jadwal penggunaan sumber daya.

- Jangka Menengah (1-5 Tahun), misal: laba pertumbuhan dalam usaha untuk perbaikan laba.

- Jangka Panjang (>5 Tahun), misal: produk penyesuaian tujuan dan perubahan strategi,
memperkirakan penjualan pada masa yang akan datang dengan neraca laba/rugi sehingga dapat
menetapkan program. Semakin lama rentangan waktu antara prediksi dan kejadian nyata,
kemungkinan terjadinya kesalahan semakin besar.
5. Unsur-unsur Rencana (Activities) Dalam wujud anggaran, program, prosedur, kebijaksanaan,
dan sebagainya. Meliputi berbagai tingkatan dan setiap tingkatan merupakan bagian dari
tingkatan yang lebih tinggi. Berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, seperti
program periklanan, prosedur seleksi personalia, anggaran penelitian dan pengembangan, dan
seterusnya.

5. Tipe – Tipe Perencanaan

Pengklasifikasian perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli. Apapun bentuk
pengklasifikasian itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu jenis perencanaan
lainya.beberapa tipe-tipe perencanaan yang dimaksud

 Perencanaan berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu:


1. Rencana strategic adalah rencana yang diterapakan pada organisasi secara keseluruhan
dan mnetapkan tujuan keseluruhan oraganisasi. Rencana strategis dapat dipandang
sebagai rencana secara umum yang menggambarkan pengalokasian sumber daya,
prioritas, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
2. Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area operasional tertentu dari
sebuah organisasi.
 Perencanaan berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua yaitu:
1. Rencana jangka panjang adalah rencna yang mempunyai jangka waktu lebih dari 3
tahun.
2. Rencana jangka pendek adalah rencana yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun.
 Perencanaan berdasarkan spesifisitas terdari dari dua yaitu:
1. Rencana spesific adalah rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak
memberikan ruang bagi interpretasi.
2. Rencana fleksibel yang menentukan panduan umum, memberikan fokus tetapi tidak
membatasi manajer padaa tujuan spesifikasi atau serangkaian tindakan
 Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan , dibagi menjadi dua yaitu:
1. Rencana sekali pakai adalah rencana satu kali yang secara spesific didisain untuk
memenuhi kebutuhan dalam situasi yang unik.
2. Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang memberikan panduan untuk
aktivitas yang dilakukan
6. Manfaat Perencanaan
Perencanaan memiliki beberapa manfaat seperti:

1. Hasil perencanaan menjadi pedoman dan acuan dasar dalam melaksanakan kegiatan
2. Perencanaan bisa memudahkan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan, apakah
telah sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak
3. Perencanaan bisa meminimalisir kesalahan yang mungkin akan terjadi
4. Kegiatan setiap unit manajemen lebih terorganisir
5. Pelaksanaan tugas menjadi lebih tepat, efektif dan efisien
6. Penyimpangan yang berpotensi muncul bisa diantisipasi sedini mungkin
7. Ancaman dan hambatan yang mungkin akan terjadi bisa diprediksi dan diatasi seawal
mungkin
8. Menganisipasi adanya perubahan kondisi baik internal maupuan eksternal yang bisa
berpengaruh pada kegiatan perusahaan.
9. Sebagai alat koordinasi antar bidang dan antar divisi dalam perusahaan 
10. Memudahkan pengawasan

7. Kriteria Penilaian Efektivitas Rencana

 Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan, yaitu mencakup:

1. Kegunaan. 
Agar berguna bagi manajemen dalam fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana harus
fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana. Fleksibilitas adalah esensi bagi
kesuksesan perencanaan strategik. Rencana juga memerlukan stabilitas, karena bila rencana
terlalu sering berubah para manajer tidak menjadi terbiasa dengan rencana tersebut sebagai
suatu peralatan pengoperasian dan menjadi tidak efektif. Rencana juga perlu mempunyai
kontinyuitas, agar perencanaan dapat berkesinambungan. Rencana mesti sederhana, untuk
memberikan cara pencapaian tujuan dengan sedikit mungkin faktor-faktor, kekuatan-
kekuatan dan pengaruh-pengaruh dalam situasi, serta hubungan-hubungan antara mereka. 
2. Ketetapan dan Obyektivitas.
Rencana-rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan
akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen hanya akan efektif jika didasarkan atas
informasi yang tepat dan disarkan pada pemikiran realistik dan fakta-fakta yang sebenarnya
tentang persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran dibanding sasaran
pribadi pembuat rencana. Jadi agar perencanaan tersebut dapat tercapai, proses
penyusunannya harus didasarkan atas pemikiran yang obyektif.  
3. Ruang Lingkup. 
Perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan, kepaduan, dan
konsistensi.  
4. Efektivitas Biaya. 
Efektivitas biaya perencanaan adalah menyangkut waktu, usaha, dan aliran emosional.
Jadi jangan lakukan perencanaan bila hasilnya tidak meningkatkan penghasilan atau
mengurangi biaya lebih kecil daripada biaya perencanaan dan implementasinya.  
5. Akuntabilitas.
Ada dua aspek akuntabilitas perencanaan,yaitu : tanggung jawab atas pelaksanaan
perencanaan dan tanggung jawab atas implementasi rencana. Suatu rencana harus mencakup
keduanya. 
6. Ketepatan Waktu. 
Para perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi
sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai
perbedaan waktu.
Selain itu, rencana juga memerlukan stabilitas, karena bila rencana terlalu sering berubah
para manajer tidak menjadi terbiasa dengan rencana tersebut sebagai suatu peralatan
pengoperasian dan menjadi tidak efektif. Rencana yang stabil tidak akan harus diganti atau
dimodifikasi secara luas hanya karena perubahan-perubahan dalam kecenderungan jangka
panjang lingkungan perusahaan. Di samping itu, perencanaan juga perlu mempunyai
kontinyuitas, agar perencanaan dapat berkesinambungan.

8. Hambatan - Hambatan Perencanaan Efektif

Hambatan pengembangan perencanaan efektif meliputi dua hal, yaitu:


 Dari dalam perencana. Penolakan internal para perencana terhadap penetapan tujuan dan
pembuatan rencana untuk mencapainya. Hambatan ini bersumber pada ketidak-sediaan
dan ketidak mampuan individu-individu perencana untuk melakukan kegiatan-kegiatan
perencanaan.
 Dari luar perencana, yaitu keengganan umum para anggota organisasi untuk menerima
perencanaan dan rencana-rencana karena perubahan-perubahan yang ditimbulkannya. 

1. Hambatan Pembuatan Rencana Efektif (Hambatan dari dalam perencana)


Karena penetapan tujuan merupakan langkah esensi pertama dalam perencanaan, para
manajer yang tidak dapat menerapkan tujuan yang cukup berarti akan tidak mampu
membuat rencana-rencana efektif. Alasan-alasan yang membuat manajer gagal menetapkan
tujuan dan membuat rencana bagi organisasi atau kelompok/satuan kerja mereka, yaitu :
 Kurang pengetahuan tentang organisasi. Para manajer tidak dapat menetapkan tujuan
bagi satuan-satuan kerja mereaka tanpa mempunyai pengetahuan tentag pekerjaan satuan
kerja dan organisasi secara keseluruhan.
 Kurangnya pengetahuan tentang lingkungan. Para manajer sering kurang memahami
lingkungan eksternal organisasi, seperti pesaing, penyedia, langganan, dan lain
sebagainya.
 Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif. Rencana yang dibuat tidak hanya
berdasarkan pengalaman masa lalu, tetapi juga kemungkinan kondisi-kondisi di masa
yang akan datang.
 Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang.
 Biaya. Perencanaan memerlukan banyak biaya keuangan, phisik, dan manusia.
 Takut gagal. Para manajer sering memandang kegagalan sebagai ancaman terhadap
keamanan jabatannya, sehingga hal ini membuat para manajer enggan mengambil resiko
dan menetapkan tujuan tertentu.
 Kurang percaya diri. Hal ini membuat para manajer ragu-ragu dalam menetapkan tujuan
yang menantang.
 Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif. Para manajer sering sulit
untuk menerima kenyataan bahwa mereka tidak dapat mencapai semua hal yang penting
baginya. Sehingga mereka enggan untuk membuat perusahaan terikat pada suatu tujuan
tertentu dan menyingkirkan berbagai alternatif lainnya.
2. Penolakan Terhadap Perubahan (Habatan dari luar perencana)
Penolakan terhadap perubahan bisa terjadi di antara para anggota manajemen perusahaan
sendiri, baik para manajer maupun karyawan operasional, yang harus melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan. Seringkali penolakan terhadap rencana,
disebabkan karena:
 Hal tersebut bertentangan dengan kepentingannya.
 Menghilangkan atau mengurangi balas jasa atau kekuatannya, seperti kekuasaan, karier,
atau gengsi.
 Membatasi kebebasan karyawan untuk memilih kegiatan kerja yang disukai.
 Akan meningkatkan beban kerja karyawan, sementara balas jasa yang didapatkan
tidaklah sebanding.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam perencanaan efektif, seorang manajer dapat
melakukannya dengan : 
 Menciptakan suatu sistem manajemen yang memudahkan penetapan tujuan dan
perencanaan, baik yang dilakukan manajer puncak maupun manajer tingkat bawah dan
para karyawan bukan manajerial. 
 Dalam hal adanya hambatan dalam diri para perencana dapat diatasi dengan memberikan
berbagai bentuk bantuan secara individual.
 Sedangkan untuk mengurangi atau menghilangkan penolakan terhadap suatu rencana,
dapat dilakukan dengan sejumlah cara, di antaranya :
 Melibatkan para karyawan dalam proses perencanaan.
 Mengembangkan pola perencanaan dan implementasi yang efektif.
 Memberikan lebih banyak informasi tentang rencana-rencana dan segala konsekuensinya.
 Bersikap hati-hati terhadap dampak perubahan yang diusulkan para anggota manajemen
perusahaan.
 Meminimalkan gangguan-gangguan yang tidak perlu.

9. Peralatan Dan Teknik Perencanaan

Peralatan-Peralatan PerencanaanYang berupa anggaran-anggaran antara lain:


 Anggaran Pendapatan
Adalah suatu anggaran yang memproyeksikan penjualan yang akan datang.
 Anggaran Pengeluaran
Adalah suatu anggaran yang mendaftar kegiatan - kegiatan utama yang dilakukan oleh
sebuah unit dan mengalokasikan sejumlah nilai uang bagi masing - masing kegiatan.
 Anggaran Laba
Adalah suatu anggaran yang digunakan oleh unit suatu organisasi yang terpisah, yang
menggabungkan antara anggaran pendapatan dan anggaran pengeluaran untuk menentukan
kontribusi laba unit tersebut.
 Anggaran KasAdalah suatu anggaran yang meramalkan seberapa banyak
uang tunai yang akandimiliki oleh organisasi tersebut, dan seberapa banyak yang akan
dibutuhkan untuk biaya-biaya.
 Anggaran Pembelanjaan ModalAdalah suatu anggaran yang
memperkirakan investasi dalam property bangunan dan peralatan besar.

Teknik Perencanaan

1. Pengamatan Lingkungan
Yaitu pengamatan sejumlah informasi untuk memprediksi munculnya kecenderungan
dan membuat rencana.
2. Peramalan
Yaitu memprediksi hasil berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengamatan yang
kemudian digunakan untuk menyusun skenario.
3. Patok Duga
Yaitu pencarian praktek - praktek terbaik diantara pesaing atau bukan pesaing yang
mengarah pada kinerja mereka yang superior.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
B. Sebagai mana kita ketahui Perencanaan (planning) adalah proses dasar manajemen untuk
menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai.
Dan perencanan disebut juga dengan suatu pemilihan sekumpulan kegiatan dan
pemutusan selanjutnyapa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.
C. Adapun manfaat perencanaan adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan,
terorganisasinya pelaksanaan tugas dan kegiatan, serta memudahkan pelaksanaan
pengawasan. Hal tersebut haruslah kita ketahui dan kita pelajari untuk menjadi seorang
pemimpin karena jika itu tidak kita ketahui maka kita tidak ada acuan atau patokan untuk
menjadi seorang pemimpin yang baik.
2. Saran

Dalam makalah ini sedikit saran yang saya sampaikan tertuju kepada saya pribadi selaku tim
penulis khususnya dan pembaca sekalian umumnya, diantaranya:

A. Mengawali tindakan atau kegiatan dengan perencanaan yang sistematis dan sejalan
dengan tujuan yang diharapkan.
B. Mengimplementasikan setiap perencanaan yang disusun dengan tanggung jawab dan siap
untuk melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah disusun apabila sudah
dilaksanakan.
Daftar Pustaka

Ikhwan, A. (2016). Manajemen perencanaan pendidikan islam. Jurnal Edukasi Vol. 04 No.


01. Diakses pada 20 Februari 2018. Tersedia: https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=manajemen+perencanaan&btnG=. STAI
Muhammadiyah Tulungagung
Sholeh, M. (2007). Perencanaan pembelajaran mata pelajaran geografi tingkat SMA dalam
konteks KTSP. Jurnal Geografi Vol. 04 No. 02. Diakses pada 20 Februari 2018.
Tersedia: https://scholar.google.co.id/scholar?
q=jurnal+fungsi+perencanaan&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart&sa=X&ved=0ahUKE
wjH8KeChLTZAhXBoJQKHd-cAJEQgQMIJjAA. Universitas Negeri Semaran
https://aldinosuprima.blog.uns.ac.id/2010/05/24/alat-dan-teknik-perencanaan/
http://digilib.uinsby.ac.id/19689/8/Bab%202.pdf
https://adoc.tips/perencanaan-pada-manajemen-ima-yudha-perwira-spi-mp.html
https://jurnalmanajemen.com/pengertian-perencanaan/
PETA KONSEP

Pengertian Organisasi

Karakteristik Organisasi

Organisasi Tradisional Dan


Modern

Pendahuluan Pengertian Manajemen

Alasan – Alasan
Dibutuhkan Manajemen

Fungsi Dan Proses


Manajemen
Peran Dan Keterampilan
Manajemen

Latar Belakang Sejarah


Manajemen

Teori Manajemen Klasik

Manajemen Ilmiah

Perkembangan Teori
Teori Organisasi Klasik
Manajemen

Aliran Hubungan
Manusiawi

Aliran Manajemen Modern


Perkembangan Teori
Manajemen Dimasa
Mendatang

Pengertian Pengambilan
Keputusan

Proses Pengambilan
Keputusan

Tipe – Tipe Pengambilan


Keputusan

Manajer Sebagai
Pengambil Keputusan

Mengambil Keputusan
Hakikat Pekerjaan Manajer
Pengambilan Keputusan
Kelompok

Kebaikan Dan
Kelemahan Keputusan
Kelompok

Berbagai Gaya Dalam


Pengambilan Keputusan
Metode Kuantitatif
Dalam Pengambilan
Keputusan

Pengertian Perencanaan

Alasan Perlunya
Perencanaan Dalam Suatu
Organisasi

Tahap – Tahap
Perencanaan

Dasar – Dasar
Pengklasifikasian
PERENCANAAN

Tipe – Tipe Perencanaan

Perencanaan
Manfaaat Perencanaan

Kriteria Penilaian
Efektivitas Rencana

Hambatan - Hambatan
Perencanaan Efektif

Peralatan Dan Teknik


Perencanaan

Anda mungkin juga menyukai