Anda di halaman 1dari 5

EVIDENCE BASED PRACTICE

PRIORITAS INTERVENSI KEPERAWATAN TERHADAP DIAGNOSA


KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Defisiensi kesehatan komunitas b.d kurangnya dukungan sosial terhadap program


sumberdaya (domain 1, class 2, code: 00215)

a. Data Penunjang
 RW 7: Kejadian ISPA 28,5 % (22 orang)
 RW 9: Kejadian ISPA 38,3 % (7 orang)
 Sebanyak 34 KK (RW 9) atau 67,6% mengolah sampah dengan cara membakar
sampah
 RW 7: Ventilasi kurang 44,8 % (82 rumah), pencahayaan kurang 20,8 % (38
rumah)
 Memerlukan kebutuhan informasi sebanyak 82%

b. Daftar Intervensi:
a) Screening, berupa :
 Monitor insiden paparan penyakit ISPA selama wabah berjangkit pada
warga RW 07 dan 09 melalui survey mawas diri oleh mahasiswa Ners
 Monitor faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi penyebaran penyakit
ISPA RW 07 dan 09
 Identifikasi bersama warga RW 07 dan 09 mengenai masalah,kekuatan dan
prioritas kesehatan
 Inisiasi skrining risiko kesehatan yang berasal dari lingkungan ( cara
pengolahan sampah dibakar atau ditimbun) pada warga RW 07 dan 09
b) Health Education, berupa :
 Berikan informasi kesehatan mengenai penyakit ISPA kepada warga RW 07
dan 09 oleh tenaga kesehatan atau mahasiswa profesi Ners pada program
penyuluhan kesehatan di Aula Desa
 Berikan informasi mengenai hal-hal yang menjadi faktor resiko ISPA seperti
pengelohan sampah yang dibakar, ventilasi dan pencahyaan rumah oleh
tenaga kesehatan atau mahasiswa profesi Ners pada program penyuluhan
kesehatan di Aula Desa
c) Collaboration, berupa:
 Kolaborasi tenaga kesehatan/mahasiswa NERS dengan masyarakat dalam
pengadaan tempat pembuangan sampah di RW 07 dan 09 (Menghindari
pengolahan sampah dengan dibakar)

c. Evidence Based Practice


Intervention Question: Intervensi manakah yang lebih efektif dalam menangani
masalah defisiensi komunitas di atas ?
 Artike Penelitian 1: Strategi Tenaga Kesehatan Dalam Menurunkan
Angka Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Binaan Puskesmas Getasan
oleh Dary et al (2018), Jurnal KesMaDasKa
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan
teknik pengumpulan data dan wawancara mendalam. Teknik analisa data
dilakukan dengan model Miles and Huberman, yaitu Data Reduction (reduksi
data), Data Display (penyajian data) dan Conclusion (penarikan kesimpulan).
Penelitian dilakukan pada September-oktober 2017 di Puskesmas Getasan,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan hasik
penelitian,didapatkan beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
menurunkan tingkat ISPA pada Balita yaitu seperti pemantauan kesehatan,
penyuluhan yang diberikan oleh kader dan tenaga kesehatan kepada masyarakat,
dan adanya kerja sama yang dilakukan antar lintas sektor maupun lintas
program, serta kerja sama antar kader, tenaga kesehatan, pamong desa, pkk,
serta masyarakat yang ada di wilayah Puskesmas Getasan.
 Artikel Penelitian 2: Upaya Menekan Penularan Penyakit ISPA dengan
Pelatihan Deteksi Dini oleh Surnianti dan Kadrianti (2019), Indonesian
Journal of Community Dedication Vol. 1(1);10-13
Studi ini berupa kegiatan pengabdian masyarakat RW 001 dan 002 pada
kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkaya, Kota Makassar. Pelatihan
dilakukan kepada orangtua yang diharapkan mampu mengenali secara dini
gejala penyakit ISPA sehingga dapat menghambat penularan dan mendapatkan
tindak lanjut yang tepat. Sasaran pelatihan terutama ialah para ibu. Pelatihan
diberikan dengan memberikan edukasi mengenai penyakit ISPA dan cara
deteksi dini ISPA pada bayi, balita, dan anak-anak, serta demonstrasi pelatihan
deteksi dini pada anak. Setelah diberikan pelatihan, dilakukan tes untuk
mengukur tingkat pengetahuan peserta terkait penyakit ISPA dan metode
deteksi dini. Hasil pengabdian ini menyatakan bahwa program pelatihan melalui
pendidikan kesehatan dan pelatihan deteksi dini dapat meningkatkan
pengetahun para orangtua sehingga dapat menjadi salah satu upaya untuk
menekan penularan dan pencegahan penyakit ISPA.
 Artikel Penelitian 3 : Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Keluarga Tentang Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) oleh Utari et al (2014); e-Journal Universitas Riau

Penelitian menggunakan desain quasi experiment with control group. Metode


penelitian yang digunakan yaitu pre-test dan post-test non-equaivalen control
group. Penelitian dilakukan di Kelurahan Rejosari wilayah kerha Puskesmas
Rejosari Pekanbaru pada bulan januari 2014. Sampel adalah keluarga yang
memiliki balita yang berada di RW 02, RW 03, RW 04, RW 05, dan RW 07
yang berjumalah 30 responden yang terdiri dari 15 responden sebagai kelompok
eksperimen dn 15 responden sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian
menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan keluarga
tentang ISPA sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada
kelompok eksperimen dengan ρ value 0,001 (ρ value < α). Peningkatan
pengetahuan keluarga ini terjadi setalah dilakukan intervensi pendidikan
kesehatan dengan media audiovisual. Peningkatan pengetahuan keluarga dapat
meningkatkan kesadaran keluarga dalam melakukan pencegahan dan
pemeliharaan kesehatan keluarga dalam hal ini keluarga yang beresiko dengan
penyakit ISPA
 Artikel Penelitian 4: Efektivitas Pendidikan Kesehatan Dengan Metode
Ceramah Terhadap Tingkat Pengetahuan Lansia Dalam Penanganan ISPA
di Desa Lumban Manurung Kecamatan Parmaksian oleh Simanullang
(2017); Jurnal Ilmiah Masksitek; Vol. 2(3)
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment design dengan rancangan
pretest dan post test yaitu dilakukannya pretest terlebih dahulu sebelum
diberikanintervensi/pendidikan kesehatan kepada responden yang kemudian
setelah diberikan intervensi/pendidikan kesehatan kepada responden lalu
dilakukan post test. Hasil uji t yang membandingkan nilai mean pada dua
kelompok ditemukan bahwa bahwa skor rata-rata pengetahuan pre test (5,7632)
dan post test (7,7632) memiliki perbedaan nilai rata-rata pengetahuan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dengan p-value
0,000<α=0,05. Hal ini menyatakan bahwa pendidikan kesehatan yaitu dengan
metode ceramah efektif dalam meningkatkan pengetahuan lansia dalam
penanganan ISPA.
 Artikel Penelitian 5: Penerapan Model Family-Centerd Nursing Terhadap
Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Dalam Pencegahan ISPA Pada
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar
oleh Erlinda (2015), Jurnal Kedokteran Yarsi 23 (2): 165-186
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
menggunakan metode pre-eksperimental design dengan rancangan one group
pre and posttest design without control group. Rancangan penelitian yang
dilakukan hanya menggunakan satu kelompok subyek, tanpa menggunakan
kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang
mempunyai anak yang menderita ISPA pada bulan Juli sampai September 2014
dan pernah berobat ke Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar dengan
masalah ISPA yang berjumlah 33 orang. Intervensi yang diberikan dalam
metode family centered-nursing ialah pendidikan kesehatan, coaching dan
peereducation. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
penerapan model family –centered nursing terhadap pelaksanaan tugas
kesehatan keluarga dalam pencegahan ISPA pada balita; terdapat perbedaan
skor rata rata antara sebelum dan sesudah diterapkan model family-centered
nursing dalam mengenal masalah ISPA, mengambil keputusan, merawat balita
yang mengalami ISPA, memodifikasi lingkungan dalam pencegahan ISPA serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam penanganan ISPA pada balita.

d. Kesimpulan
Berdasarkan studi literatur di atas dapat disimpulkan bahwa intervensi
keperawatan utama yang dapat diberikan untuk mencegah atau menurunkan
angka kejadian ISPA ialah melalui pemberian pendidikan kesehatan atau health
education. Pendidikan kesehatan tersebut dapat berupa pengetahuan mengenai
penyakit ISPA, cara mendeteksi ISPA secara dini, cara penularan dan pencegahan
ISPA. Media yang dapat digunakan selama pendidikan kesehatan ialah dengan
media audiovisual seperti penampilan video edukasi mengenai ISPA atau dengan
metode yang sudah sering digunakan dalam bidang promosi kesehtan seperti
leaflet atau lembar bolak balik.

Anda mungkin juga menyukai