Anda di halaman 1dari 10

1.

Pengertian Patient Safety


Patient safety merupakan prioritas, isu penting dan global dalam pelayanan
kesehatan (Perry 2009). Ballard (2003) dalam Mustikawati (2011) menyatakan
bahwa Patient safety merupakan komponen penting dan vital dalam asuhan
keperawatan yang berkualitas. Hal ini menjadi penting karena Patient safety
merupakan suatu langkah untuk memperbaiki mutu pelayanan dalam
memberikan asuhan keperawatan (Cahyono, 2008). Inti dari patient safety yaitu
penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari kejadian yang tidak diharapkan
atau mengatasi cedera-cedera dari proses pelayanan kesehatan (Ballard, 2003).
2. Definisi Cedera
Cedera adalah rasa sakit yang ditimbulkan akibat kecelakaan atau trauma,
sehingga dapat menimbulkan cacat, luka, dan rusak pada otot atau sendi serta
bagian lain dari tubuh (Eviani, 2012). Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan
pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan
fisik maupun kimiawi. Luka juga dapat merujuk pada luka batin atau perasaan
(Yuliana, 2013).
a) Jenis Cedera
Menurut Eviani (2012), ada beberapa macam jenis cedera, yakni :
a. Cedera tingkat I (Cedera Ringan)
Pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang serius, namun
dapat mengganggu penampilan. Misalnya : Lecet, memar, sprain yang
ringan.
b. Cedera tingkat II (Cedera Sedang)
Pada cedera sedang, kerusakan jaringan lebih nyata berpengaruh. Keluhan
bisa berupa nyeri, bengkak, gangguan fungsi (tanda-tanda inflamasi).
Misalnya : robeknya ligamen.
c. Cedera tingkat III (Cedera berat)
Pada cedera tingkat ini perlu penanganan yang intensive, istirahat total dan
mungkin perlu tindakan bedah jika terdapat robekan lengkap atau hampir
lengkap ligamen (sprain grade III dan IV) atau fraktur tulang.
3. Cedera di Rumah Sakit
Perawatan pada pasien rawat inap di rumah sakit sangat membutuhkan
perhatian yang lebih. Pada pasien rawat inap dimana pasien pada ruangan
tersebut membutuhkan penanganan jangka panjang yang perlu keseriusan
dari para tenaga kesehatan untuk menghindari terjadinya kesalahan
penanganan dalam praktiknya. Hal ini untuk menghindari kesalahan
medis, kesalahan medis itu sendiri adalah kesalahan yang terjadi dalam
proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera pada pasien dan kejadian yang tidak diharapkan (KTD). KTD
adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan
pada pasien karena suatu tindakan (commission), dan bukan karena
“underlying disease” atau kondisi pasien (DepKes, 2008).
Cedera pada pasien dirumah sakit umumnya lebih banyak diakibatkan oleh
jatuh. Kejadian pasien jatuh di rumah sakit merupakan masalah yang
serius karena dapat menyebabkan cedera ringan sampai kematian, serta
memperpanjang lama perawatan (length of stay/LOS) di rumah sakit dan
biaya perawatan menjadi lebih besar. Kejadian pasien jatuh di rumah sakit
Inggris sebanyak 250.000/tahun dan lebih dari 1000 kasus menyebabkan
patah tulang (HQIP, 2012).
3. Definisi Jatuh
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tak disengaja / tak direncanakan, dengan arah jatuh
ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi
faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin) (Yohanto, 2014).
A. Faktor Resiko Jatuh
1) Riwayat jatuh sebelumnya
2) Gangguan Kognitif
3) Gangguan keseimbangan, gaya berjalan, atau kekuatan
4) Gangguan mobilitas
5) Penyakit neurologi; seperti stroke dan Parkinson
6) Gangguan muskuloskeletal; seperti artritis, penggantian sendi, deformitas.
7) Penyakit kronis; seperti osteoporosis, penyakit kardiovaskular, penyakit paru
dan diabetes.
8) Masalah nutrisi.
9) Medikamantosa (terutama konsumsi > 4 jenis obat).
B. Etiologi Jatuh
1) Ketidaksengajaan : 31%
2) Gangguan gaya berjalan / keseimbangan : 17%
3) Vertigo : 13%
4) Serangan jatuh (drop attack): 10%
5) Gangguan kognitif : 4%
6) Hipotensi postural : 3%
7) Gangguan visus : 3 %
8) Tidak diketahui : 18%
C. Kunci Keberhasilan Program Pencegahan Cedera Akibat Resiko Jatuh
1) Prioritas utama adalah keselamatan pasien
2) Gunakan pendekatan yang sederhana dan terstandarisasi
3) Kata Kunci : Semua pasien beresiko jatuh, semua petugas berperan serta
dalam pencegahan kejadian jatuh.
4) Pelatihan dan edukasi staf
5) Perlengkapan dan sumberdaya yang mendukung dan adekut
D. Pencegahan dan Manajemen Jatuh.
     Mengevaluasi faktor risiko
a) Pencegahan standar:
1)      Mengenalkan pasien dengan lingkungan sekitarnya
2)      Menempatkan tombol panggilan di tempat yang mudah dijangkau
pasien dan mengajari pasien bagaimana cara menggunakannya
3)      Meletakkan benda-benda penting yang dibutuhkan pasien di tempat
yang mudah dijangkau pasien
4)      Tempat tidur pasien disiapkan dalam posisi rendah dan dalam
keadaan terkunci
5)      Memastikan pasien menggunakan alas kaki yang tidak licin dan
ukurannya sesuai
6)      Menyediakan pencahayaan yang cukup, terutama pada malam hari
7)      Pastikan lantai dalam keadaan bersih dan kering
8)      Sediakan pengaman (handrails) di kamar mandi dan kamar pasien,
serta di lorong rumah sakit
b) Pencegahan khusus:
1)      Gunakan tanda visual untuk memberitahukan risiko jatuh (seperti:
tanda yang dipasang di pintu kamar pasien/di dalam kamar pasien, gelang
penanda, kaos kaki/selimut berwarna, tanda di berkas rekam medis
pasien)
2)      Dampingi pasien saat pasien ke kamar mandi
3)      Tanyakan apakah pasien ingin ke kamar mandi setiap 2 jam sekali
(apabila pasien dalam keadaan sadar)
4)      Gunakan tempat tidur yang rendah
5)      Bila diperlukan, observasi pasien secara berkala
c) Hourly Rounding
Meliputi 4P: Position, Pain assessment, Personal needs (BAK/BAB),
Placement
d) Tempat tidur yang rendah
e) Pemasangan alarm bila ada pasien yang jatuh
f) Observasi secara berkala
g) Komunikasi
  Komunikasi visual (pada rekam medis pasien, gelang pasien diberi
tanda “fall risk”; pemberian kaos kaki atau selimut berwarna).
  Komunikasi dengan pasien dan keluarga pasien
-    Jelaskan bahwa pasien memiliki risiko untuk jatuh
-    Jelaskan program pencegahan pasien jatuh yang dimiliki rumah
sakit
-          Libatkan pasien dan keluarganya dalam program pencegahan
dan beri kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk memberi
masukan.

E. Assasment Resiko Jatuh


1) Morse Fall Scale
Penilaian, diagnosis, dan intervensi terhadap risiko jatuh dalam bidang
keperawatan mengikuti Skala Jatuh Morse (Morse Fall Scale, MFS).
MFS digunakan secara luas dalam kondisi perawatan akut, di rumah sakit
dan di ruang perawatan inap jangka panjang. MFS membutuhkan
penilaian sistematik dan dapat dipercaya terhadap faktor-faktor risiko
jatuh pada pasien saat masuk perawatan, jatuh, perubahan status dan
dipulangkan atau dipindahkan ke tempat yang lain. Subskala MFS
mencakup penilaian hal-hal berikut :
No Kriteria Skor
Riwayat jatuh: baru saja atau dalam
1 Tidak = 0      Ya = 25
3 bulan
2 Diagnosis lain Tidak = 0      Ya = 15
Tidak ada, tira baring, di kursi roda, bantuan
perawat = 0

Tongkat ketiak (crutch), tongkat (cane), alat


3 Bantuan berjalan
bantu berjalan (walker) = 15

Furnitur= 30
4 IV/heparin lock Tidak = 0       Ya = 20
Normal, tirah baring, tidak bergerak = 0

5 Cara berjalan/berpindah Lemah = 10

Terganggu = 20
6 Status mental Mengetahui kemampuan diri = 0
 

Lupa keterbatasan = 15
Keterangan :

Tingkat risiko Skor MFS Tindakan


Tidak Ada Risiko 0-24 Tidak ada
Risiko Rendah 25-50 Lakukan pencegahan jatuh standar
Risiko Tinggi ≥ 51 Lakukan intervensi pencegahan jatuh risiko-tinggi

2) Heinrich Fall Risk


Henrich II Fall Risk Model adalah skala untuk menilai risiko jatuh pada
lansia. Skala ini termasuk mudah dan cepat digunakan sehingga banyak
perawat yang menggunakan untuk menilai risiko jauth pada lansia yang
melakukan rawat inap maupun rawat jalan. Skala ini hanya
membutuhkan 3-5 menit dan sudah teruji tingkat validitasnya (Zhang et
al, 2015). Dengan interpretasi nilai 5 atau lebih = risiko tinggi, nilai < 5
= risiko rendah.
RISK FACTOR Risk Point
Confusion/disorientasion 4
Despression 2
Altered Elimination 1
Dizziness/Vertigo 1
Gender 1
Any Prescribed antiepiletic 2
(anticonvulsant)
Any prescribed benzodiazepines 1

3) Get up and Go
Ability to rise in a single 0
movement
Pushes up, succesful in one attempt 1
Multiple attempts, but succesful 3
Unable to rise without assistance 4
during test
A score og 5 or grater = High Risk Total Score :
4) Humpty Dumpty
SKALA RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK
PEDIATRIK
Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia < 3 tahun 4
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Laki-laki 2
Jenis kelamin Perempuan 1
Diagnosis neurologi 4
Diagnosis Perubahan oksigenasi 3
(diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, anoreksia,
sinkop, pusing, dll
Gangguan perilaku/psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatsan 3
lainnya
Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri 1
sendiri
Faktor lingkungan Riwayat jatuh/bayi diletakan di 4
tempat tidur dewasa
Pasien menggunakan alat 3
bantu/bayi diletakan dalam
tempat tidur bayi/perabot
rumah
Pasien diletakan pada tempat 2
tidur
Area diluar rumah sakit 1
Pembedahan/sedasi/anestes Dalam 24 jam 3
i Dalam 48 jam 2
>48 jam atau tidak menjalani 1
pembedahan/sedasi/anestesi
Pengguanaan medika Penggunaan multiple: sedative, 3
mentosa obat hipnosis, barbiturate,
fenotiazi, antidepresan,
pencahar, diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat 2
diatas
Penggunaan medikasi 1
lainnya/tidak ada medikasi
Jumlah skor Humpty Dumpty

Keterangan :
Skor assessment resiko jatuh : (skor minimum 7, skor maksimum 23)
Skor 7-11 : Resiko rendah
Skor ≥12  : Resiko tinggi

5) Little Schmidy
Pengkajian Penjelasan Nilai
mobilitas Tidak bisa bergerak 0
sama sekali

Berjalan tanpa gangguan 0

Berjalan/berpindah
dengan bantuan alat 1

Berjalan dengan tidak


seimbang dan tanpa alat 1
bantu
Status mental Koma/tidak berespon 0

Respons sesuai dan 0


waspada

Respons tertunda 1

Disorientasi 1
Toilet Popok 0

Mandiri 0

Perlu bantuan untuk 1


BAB/BAK

Mandiri dengan adanya 1


poliuria atau diare

Riwayat jatuh Tidak ada 0

Ya, sebelum admisi 1

Ya, setelah admisi 2


obat Antikejang, opoid, 1
diuretik, sedatif
Nilai Total
Ket : Jika nilai sama dengan atau lebih dari 3, atau berdasarkan
diagnosis pasien, atau berdasarkan panduan program pencegahan jatuh
maka segera aktifkan rencana pengelolaan risiko tinggi jatuh.
- Tanda risiko jatuh di tempat tidur pasien (dapat berwarna kuning
maupun merah):

(Sumber: https://google.com)
- Stiker untuk gelang pasien:

(Sumber: https://google.com)
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2009. Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety).
Jakarta : menteri kesehatan republik indonesia.
Jackson, M. dan Jackson L. 2012. Seri Panduan Praktik Keperawatan Klinis.
ERLANGGA: Jakarta

Setyarini, E.2013. Pelaksanaan standar operasional : identifikasi risiko pasien jatuh


menggunakan skala morse di Rumah sakit Santo Borromeus Bandung. Bandung.

Triwibowo, dkk.2016. Handover sebagai upaya peningkatan keselamata pastient safety.


Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.2,
Juli 2016)

Anda mungkin juga menyukai