Anda di halaman 1dari 41

PENGURANGAN RESIKO

PASIEN JATUH
w pasien (patient safety) adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. (Depkes 2008).

Pasien Safety merupakan salah satu standar


yang harus dipenuhi sebuah rumah sakit dalam
memberikan pelayanan pada pasien.
Tujuan Patient Safety di Rumah Sakit

Untuk menciptakan budaya keselamatan


pasien di rumah sakit
Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit
Menurunkan KTD di rumah sakit
Terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit terdiri dari:

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan


pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
1691/MENKES/PER/VIII/2011
Enam Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Sasaran I : Identifikasi pasien dengan tepat


Sasaran II : Tingkatkan komunikasi yang efektif
Sasaran III : Tingkatkan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
Sasaran lV : Pastikan tepat-lokasi, tepat- prosedur,
tepat-pasien operasi
Sasaran V : Kurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh
SASARAN VI : PENGURANGAN
RISIKO PASIEN JATUH

Standar SKP.VI

Rumah sakit
mengembangkan
suatu pendekatan
untuk mengurangi
risiko pasien dari
cedera karena
jatuh
TOLO
N
SAYA G
.!!
!!
PENGERTIAN

Jatuh adalah kejadian tiba-tiba,


tidak terkontrol, tidak terduga,
yang mengakibatkan tubuh
terhempas ke lantai atau lainnya,
namun tidak termasuk kejadian
jatuh yang diakibatkan kekerasan
ataupun tindakan lain yang
Beberapa Contoh Kasus Pasien
Jatuh di Berbagai RS di Indonesia
Contoh 1 :
Pasien yang bernama Tn.Z (53) Asal Woyla Barat tersebut
mederita pendarahan bagian anus, yang dirawat inap
ruangan penyakit dalam di salah satu RS di Meulaboh.
Pada saat kejadian pasien tidak tahan panas, dan kondisi
ruangan rumah sakit tersebut kurang memadai, kipas
angina yang ada diruangan tersebut tidak berfungis, kata
Sudirman (25) selaku anak kandung pasien kepada
Diliputnews.com Rabu 27 Juni 2012.
Jatuhnya ayah dari tempat tidur, karena rungan bagian
dalam cukup panas, fasilitas yang ada di ruagan tidak
berfungsi sama sekali, seperti Kipas Angin, Ac, Kipas Angin
hanya untuk panjangan aja, ungkap Sudirman.

Sumber : diliputnews.com
Contoh 2

Seorang pasien bernama Ny.A (66) jatuh dari ranjang


hingga tangan kirinya patah. Korban asal Desa
Pamekasan ini dirawat di salah satu RS Pamekasan.

Diduga jatuhnya pasien yang akan menjalani operasi


payudara itu karena ketelodaran perawat. Kini, nenek 5
orang cucu itu terbaring lemah dengan lengan kiri digip.

Kini Ny.A terpaksa menunggu lebih lama untuk menjalani


operasi, lantaran harus menunggu lengannya yang patah
itu sembuh.

"Karena keteledoran perawat, kami sekeluarga harus


mengeluarkan biaya lebih besar," sambat Tn.D, putra
bungsu Ny A, (19/7/2011).

Sumber: detiksurabaya.com
Contoh 3

Pasalnya, akibat buruk dan lalainya perawat jaga, satu pasien rawat inap di salah
satu RS di Aceh atas nama Tn A (44) terjatuh dari ranjang hingga mengalami
benturan kepala keras pada lantai, Sabtu malam (25/8). Istri pasien, Ny I (39) yang
menjaga suaminya kepada koran ini di ruang rawat inap mengatakan, peristiwa itu
terjadi pada Sabtu (25/8) malam sekira pukul 24.00 Wib. Dimana saat itu dirinya
sedang pergi mengambil air minum di dapur umum untuk keperluan suaminya.

Namun, saat kembali ternyata dirinya mendapati suaminya telah terjatuh dilantai
dalam kondisi tidak berdaya dan kotoran telah berselemak dilantai kamar. Karena
panik, dirinya langsung memanggil perawat jaga untuk minta tolong, Namun
respon dari perawat jaga itu lambat, hingga suami saya terkapar dilantai selama
lebih kurang satu jam baru diangkat keatas ranjang, sebut Ny I seraya
menambahkan bahkan perawat itu tidak mau menangani suaminya sebelum
dibersihkan kotoran yang berselamak dilantai dan ditubuh pasien.

Dijelaskannya, suaminya yang menurut dokter mengidap saraf masuk ke IGD pada
Sabtu (25/8) malam sekira pukul 22.00 Wib. Selanjutnya usai diagnosa sekira
pukul 23.00 Wib, langsung diinapkan di kamar inap untuk menunggu penanganan
dokter.
Sebelumnya, saat masuk rumah sakit ini, suami saya masih mampu bicara dan
bergerak, namun setelah jatuh tadi malam (kemarin-red), dia langsung tidak
berdaya lagi dan tidak bisa bicara atau bergerak, bahkan kondisinya semakin tidak
sadarkan diri seperti ini, mungkin akibat kepalanya terbentur keras di lantai saat
jatuh, ungkap Iriani lagi sambil menangis.

Sumber ; rakyataceh.com
FAKTOR RISIKO JATUH
1. Faktor risiko instriksik antara lain:
a. Karakteristik pasien dan fungsi fisik umum
b. Diagnosis /perubahan fisik
c. Medikasi dan interaksi obat

2. Faktor ekstrinsik ( lingkungan ) antara lain :


d. Tingkat pencahayaan
e. Permukaan lantai
f. Furnitur
g. Ketinggian tempat tidur, kunci tempat tidur
h. call bell
i. Penggunaan alat bantu
j. Lama dirawat
PENGKAJIAN PASIEN JATUH

PENGERTIAN
JATUH ADALAH KEJADIAN TIBA-TIBA, TIDAK
TERKONTROL, TIDAK TERDUGA, YANG MENGAKIBATKAN
TUBUH TERHEMPAS KE LANTAI ATAU LAINNYA, NAMUN
TIDAK TERMASUK KEJADIAN JATUH YANG DIAKIBATKAN
KEKERASAN ATAUPUN TINDAKAN LAIN YANG
DIHARAPKAN.

PENGKAJIAN PASIEN JATUH DILAKUKAN :


PASIEN MULAI MASUK RUMAH SAKIT
PASIEN PINDAH KE UNIT LAIN
SETIAP ADA PERUBAHAN REJIMEN PENGOBATAN DAN
KONDISI PASIEN
SETELAH JATUH
PASIEN RISIKO TINGGI JATUH SETIAP 48 JAM
PENGKAJIAN PASIEN JATUH

MORSE FALL SCALE


Score
Variabel Nilai numerik /tgl/jam Tgl/jam Tgl/jam

1. Riwayat jatuh Tidak 0

Ya 25 _______
2. Diagnosa tambahan Tidak 0

Ya 15 _______
3. Alat bantu
Tidak ada/bed rest/dibantu perawat 0
Kruk/tongkat/alat bantu jalan 15
(walker)
30 _______
Perabotan
4. Terapi intra vena Tidak 0

Ya 20 _______
5. Gaya berjalan / gait
Normal/bed rest/imobilisasi 0
_______
Kelemahan

Kerusakan 10

20
6. Status mental

Orientasi baik 0 _______


= Total ______
Interpretasi Skor :
Respon pasien tidak konsisten 15
Tingkat Skala Morse Penatalaksanaan
risiko untuk risiko
pasien jatuh

Tidak 0 24 Melaksanakan Perawatan Dasar


ada yang baik
risiko
Risiko 25 44 Melaksanakan intervensi
rendah pencegahan jatuh risiko rendah
Risiko Lebih dari 44 Melaksanakan intervensi
tinggi pencegahan risiko tinggi jatuh
PENILAIAN
PENILAIANSCORE
SCORE
1. Riwayat jatuh .

Dinilai 25 jika penderita jatuh 3 bulan terakhir, apabila pasien jatuh

untuk pertama kalinya, maka segera meningkatkan score menjadi 25.

Jika pasien tidak ada riwayat jatuh dinilai 0.

2. Sekunder diagnosis.

Dinilai 15 apabila lebih dari satu diagnosis medis, jika tidak skor 0

3. Ambulasi Bantuan.

Dinilai 30 jika pasien ambulasi dengan menggunakan

peralatan/furniture yang tidak standar misal kursi, meja Dinilai 15 jika

menggunakan kruk / tongkat, walker.

Dinilai 0 jika pasien berjalan tanpa bantuan


4. Terapi intravena
Dinilai 20 jika pasien terapi intra vena
atau mendapatkan pengobatan heparin.
Dinilai 0 jika pasien tidak mendapatkan
terapi intra vena atau pengobatan heparin

5. Gaya berjalan / gait


Dinilai 20 bila mengalami kesulitan dalam bangkit dari
tempat tidur dan tidak dapat berjalan tanpa bantuan.
Dinilai 10 bila gaya berjalan lemah , pasien
membungkuk tetapi mampu mengangkat kepala sambil
berjalan tanpa kehilangan keseimbangan.
mengalami kelemahan.
Dinilai 0 bila gaya berjalan normal

6. Status mental
Dinilai 15 bila respon pasien tidak konsisten dengan perintah atau jika
respon pasien tidak realistik.
Dinilai 0 bila dapat berorientasi kemampuan sendiri
INTERVENSI PASIEN JATUH
A. Intervensi Risiko Tinggi
Menganjurkan pasien untuk meminta bantuan bila membutuhkan bantuan
pemenuhan KDM
Memastikan tempat tidur dalam posisi rendah dan terkunci
Menutup pagar tempat tidur
Memastikan panjang celana/sarung di atas tumit
Menganjurkan pasien pada posisi postural hipotension
Meletakkan bel panggilan di tempat yang mudah diraih
Meletakkan tanda kewaspadaan jatuh pada panel informasi
Menyarankan penunggu selalu berada di sekitar pasien
Bantu pasien untuk berpindah / ambulasi
Orientasikan pasien /penunggu tentang keamanan pribadi serta lingkungan sekitar
Lakukan pemasangan fiksasi fisik apabila diperlukan dengan persetujuan keluarga
Jelaskan efek samping pengobatan
Melakukan observasi secara berkala dan menyarankan toeliting.
Pastikan pasien memiliki gelang identifikasi bagi penanda resiko tinggi jatuh
B. Intervensi Risiko Rendah

Menganjurkan pasien untuk meminta bantuan bila


membutuhkan bantuan pemenuhan KDM
Memastikan tempat tidur dalam posisi rendah dan
terkunci
Menutup pagar tempat tidur
Memastikan panjang celana/sarung di atas tumit
Menganjurkan pasien pada posisi postural hipotension
Meletakkan bel panggilan di tempat yang mudah
diraih
Menyarankan penunggu selalu berada di sekitar
pasien
Bantu pasien untuk berpindah / ambulasi
Orientasikan pasien /penunggu tentang keamanan
pribadi serta lingkungan sekitar
Pengkajian Pasien Jatuh Pada Anak-Anak
The Humpty Dumty Fall Scale

Tanggal
Pengkajian Faktor Resiko
(Dilakukan Oleh Perawat Primer) Jam

Kurang dari 3 tahun 4

3 tahun 7 tahun 3
Umur
7 tahun 13 tahun 2

Lebih 13 tahun 1

Laki-laki 2
Jenis Kelamin
SEK wanita 1
OR
RESI Neurologi 4
KO
JAT Respiratori, dehidrasi, 3
UH Diagnosa anemia, aeorexia, syncope
Perilaku 2

Lain-lain 1

Keterbatasan daya pikir 3


Riwayat jatuh atau bayi/ balita 4
yang ditempatkan di tempat
tidur
Pasien yang menggunakan alat 3
Faktor bantu/bayi balita pada
Lingkungan ayunan
Pasien di tempat tidur 2

Area pasien rawat jalan 1

Dalam 24 jam 3
Respon terhadap
Dalam 48 jam 2
pembedahan,
sedasi dan anetesi Lebih dari 48 jam/ tidak ada 1
respon
Penggunaan bersama sedativ, 3
barbiturate, anti depresan,
diuretic, narkotika,
Penggunaan Phnothiznes)
Obat-Obatan Salah satu dari obat diatas 2

Obat-obatan lainnya/ tanpa 1


obat
TOTAL SKOR 51

Lingkari resikp jatuh berdasarkan sekor RR/RT


INTERVENSI RISIKO TINGGI
1. Identifikasi pasien dengan pasien jatuh di gelang pasien dan panel
informasi pasien.
2. Observasi pasien tiap jam
3. Evaluasi sewaktu pemberian obat
4. Pasang pagar/penyangga tempat tidur
5. Posisikan tempat tidur pada posisi rendah dan terkunci

INTERVENSI RISIKO RENDAH


6. Posisi tempat tidur rendah, terkunci
7. Penyangga/pagar sisi tempat tidur dalam posis berdiri/terpasang
8. lingkungan bebas dari peralatan yang tidak digunakan.
9. Berikan penjelasan orang tua tentang pencegahan jatuh.
UPAYA MENURUNKAN RISIKO JATUH

IDENTIFIKASI : OBAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN


RISIKO JATUH: SEDATIF, DIURETIK, ANALGESIK, ANTIHIPERTENSI
LAXATIF, PSYCHOTROPIKA.
GUNAKAN PROTOKOL PEMINDAHAN PASIEN SECARA AMAN :
BRANKARD, KURSI RODA , TEMPAT TIDUR
EVALUASI BERAPA LAMA RESPON STAF TERHADAP PANGGILAN
PASIEN (TOILET, MAKAN, INFUS HABIS, DLL)
GUNAKAN INSTRUMEN UNTUK MEMPREDIKSI RISIKO PASIEN JATUH
KOMUNIKASIKAN DENGAN PASIEN / KELUARGA , BERI
TANDA/WARNA
PERHATIKAN LINGKUNGAN : CAHAYA, KONTROL SUARA /
KEBISINGAN.
Setelah pasien jatuh
PERAWATAN
1. Menilai cedera (misalnya abrasi, kontusio, laserasi, fraktur, cedera kepala)dan menentukan
Tingkat Cedera (0, 1, 2, 3). (Lihat Definisi )
Tingkat Cedera 0 = Tidak ada
Tingkat Cedera 1= Kecil (abrasi, memar, luka gores
kecil)
Tingkat cidera 2 = Cedera Mayor (patah tulang pinggul,
trauma kepala, fraktur lengan)
Tingkat cidera 3 = Kematian

2. Melakukan observasi dengan duduk / berdiri tanda-tanda vital.


3. Menilai perubahan neurologis.
4. Dokumen keadaan di rekam medis
5. Menilai faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Medis
1. Menilai dan mengobati luka.
2. Memulai intervensi diagnostik dan pengobatan
3. Tentukan kemungkinan penyebab jatuhnya (sejarah, faktor
fisik, obat-obatan, nilai-nilai laboratorium).
4. Konsultasikan layanan yang tepat.
5. Mengevaluasi dan mengobati rasa sakit.
PROSEDUR SETELAH JATUH

1. Pengkajian awal setelah jatuh


Prioritas pertama penilaian untuk pasien jatuh bila
menemukan kejadian informasi yang dibutuhkan adalah
:
a. Tanggal / jam jatuh
b. Gambaran pasien jatuh
- Pasien mencoba menyelesaikan kegiatan apa
sewaktu jatuh
- Dimana waktu pasien jatuh ( ruang pasien, kamar
mandi)
c. Pemberitahuan keluarga/wali
d. Pengobatan saat ini (obat yang diberikan)
e. Penilaian Pasien
- Injury / cidera
- Kemungkinan penyebab jatuh
- Kondisi comorbid ( dementia, Heart disease, neuropathy)

f. Faktor lain
- Pasien mobilisasi menggunakan bantuan, jika ya
menggunakan apa
- Memakai kaos kaki dengan benar
- Bantuan sensori ( kaca mata, alat pendengaran)
- Lingkungan :
1. Posisi tempat tidur tinggi atau rendah
2. Tempat tidur dalam terkunci
3. Kursi roda terkunci
4. Lantai licin
5. Penyediaan penerangan
6. Bel bisa tercapai / tersedia
7. meja dekat tempat tidur
ALUR PASIEN JATUH

PASIEN JATUH

MEMBERI PERTOLONGAN PRINSIP ABC

LAPOR DOKTER RUANGAN / DOKTER JAGA

MENILAI CIDERA

TIDAK ADA CIDERA ADA CIDERA

OBSERVASI VITAL SIGN / RAWAT LUKA / OBSERVASI


NEUROLOGIS VITAL SIGN / NEUROLOGIS

KOMUNIKASI ANTAR SHIF RUJUKAN SESUAI INDIKASI


PASIEN JATUH
KOMUNIKASI ANTAR SHIF PASIEN JATUH

INSIDEN REPORT

LAPORAN HARIAN UNIT KKPRS


PERENCANAAN RANCANGAN TEKNOLOGI
INFORMASI
Dalam mengembangkan aplikasi pencegahan pasien
jatuh sebelumnya dilakukan identifikasi perilaku pasien
sebelum kejadian.
Berdasarkan kajian perilaku, kejadian pasien jatuh
disebabkan oleh adanya gerakan atau keinginan pasien
baik secara sadar atau tidak untuk bangun dan turun
dari tempat tidur. Pada pasien yang kesadaran dan
kemampuan yang baik tidak terjadi masalah, namun
pada pasien dengan kesadaran dan kemampuan tubuh
yang tidak optimal optimal akan sangat beresiko.
Perawat merupakan orang yang berada disisi pasien
secara terus menerus selama 24 jam sehari.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi pasien
merupakan tanggung jawab perawat. Berdasarkan tugas
dan peran tersebut, maka dapat disimpulkan pencegahan
pasien jatuh merupakan tanggung jawab sepenuhnya.
Walaupun demikian tidak seimbangnya perbandingan
jumlah tenaga perawat dan tingginya beban kerja, maka
tidak semua pekerjaan dapat dilakukan secara optimal.
Untuk meningkatkan optimalitas pekerjaan yang
dilakukan maka dibutuhkan teknologi yang mampu
mempermudah dan membantu pekerjaan khususnya
dalam mendeteksi dan mencegah pasien cidera jatuh dari
tempat tidur
Kejadian jatuh ditempat tidur dimulai dengan
adanya gerakan atau perpindahan posisi tubuh
pasien ke arah samping tempat tidur baik
sebelah kiri maupun kanan, usaha untuk bangun
dengan memegang side rail, menurunkan side
rail dan mengeluarkan anggota badan dari
tempat tidur.
Artikel American Heart Association
{23 Mei 2012}

Para peneliti di Pusat Medis Universitas Vanderbilt meninjau


literatur terbaru mengenai pencegahan jatuh dan merancang suatu
program pendidikan. Memakai panduan dari Ryu, Roche, dan
Bruton (2009), program ini mencakup pendidikan bagi pasien
maupun keluarga dan menyertakan sebuah booklet dan poster
untuk setiap ruang pasien.
Dalam 2 bulan sebelum program dimulai, tingkat jatuh 12.73 per
seribu hari pasien di suatu unit kardiovaskuler. Dalam 2 bulan
setelah program ini dilaksanakan, laju jatuh menurun menjadi 4.59
per seribu pengurangan 64%.

Informasi pasien meminta orang untuk Please call, Dont fall


(tolong telpon/panggil, Jangan jatuh). Pasien dididik mengenai
faktor2 yg memberi merka resiko jatuh, seperti : mengalami jatuh
dalam 3 bulan terakhir, lebih tua dari 70 th, dan memiliki masalah
penglihatan.
Seandainya sarana kita
seperti di bawah ini
Alangkah amannya pasien
kita
KESIMPULAN

ASSESMENT RISIKO JATUH MONITOR SEJAK


ADMISSION
MONITOR KETAT PASIEN RISIKO TINGGI ( beri
tanda pada TT/stiker pada gelang tangan dan
panel informasi)
LIBATKAN PASIEN / KELUARGA DALAM
PENCEGAHAN PASIEN JATUH
BILA ADA KEJADIAN PASIEN JATUH BUAT LAPORAN
PERISTIWA PASIEN JATUH / INSIDENT REPORT DAN
LAPORKAN KE KKPRS DALAM WAKTU 2 X 24 JAM
GOOD LUCK!

You dont have to be great to get


started, but you have to get
started to be great

Anda mungkin juga menyukai