“STUDI KASUS”
OLEH :
KELAS :C
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2020
TUGAS
1. Remaja datang ke apotek untuk membeli laxative. Dia memang membeli laxative
secara regular. Bagaimana anda sebagai seorang farmasis untuk mengatasi
persoalan ini? Apa yang anda pikirkan dari situasi tersebut?
Jawab :
Sebagai seorang farmasis, kita harus menanyakan konstipasi yang terjadi terlebih
dahulu pada keadaan remaja tersebut. Apabila konstipasinya berlangsung kurang
dari seminggu maka seorang farmasis dapat memberikan laxative kepada remaja
tersebut serta informasi mengenai penggunaan laxative, selain itu dapat juga
memberitahukan informasi mengenai terapi non farmakologinya seperti
mengonsumsi air putih dengan cukup dan makanan yang berserat seperti buah-
buahan dan sayur-sayuran. Jika konstipasi yang dirasakan tidak kunjung sembuh
dalam waktu seminggu maka penggunaan laxative harus dihentikan karena akan
menyebabkan efek samping dan harus dikonsultasikan ke dokter, atau jika
konstipasi telah sembuh (BAB sudah lancar) maka harus menghentikan
penggunaan laxative karena bahaya akan efek samping jika penggunaan jangka
panjang.
2. Seorang pecandu datang ke apotek untuk membeli spuitinsulin 1 ml. Apa yang
anda nasehatkan pada orang tersebut? Bagaimana kira-kira reaksi orang tersebut?
Jawab :
Hal pertama yang dilakukan farmasis adalah harus menanyakan untuk apa dibeli
dan digunakannya spoit tersebut. Apabila diberikan jawaban yang tidak sesuai,
maka seorang apoteker memberikan informasi kepada orang yang membeli spoit
tersebut bahwa penjualan spoit di apotek tersebut memilki batasan misalnya spoit
insulin tidak dapat dibeli dalam selang waktu yang berdekatan kecuali ada resep
dari dokter bahwa pasien tersebut memerlukan insulin.
3. Anda menerima resep pethidine injeksi dari RS dan yang menulisnya adalah
perawat. Bagaimana anda menjelaskan kepada dokter? Bagaimana dokter akan
bereaksi?
Jawab :
Pertama yang harus dilakukan Seorang farmasis yaitu harus melihat terlebih
dahulu apakah pada resep tersebut tertera tanda tangan dari dokter atau arahan dari
dokter. Jika tidak terdapat tanda tangan atau arahan dari dokter pada resep tersebut,
maka seorang apoteker tidak boleh memberikan obat kepada pasien karena resep
adalah permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker. Selain itu, Pethidine
merupakan golongan obat narkotika sehingga harus dengan resep dari dokternya
langsung. Tetapi jika terdapat tanda tangan ataupun arahan dari dokter maka
seorang apoteker harus menghubungi dokter penanggung jawab dan bisa
memberikan resep tersebut kepada pasien.
4. Anda bekerja di industry farmasi. Bos anda meminta merealese obat yang tidak
memenuhi persyaratan. Bagaimana anda menyampaikan kepada menejer anda?
Jawab :
Saya akan menyampaikan kepada menejer saya bahwa obat-obatan yang tidak
memenuhi persyaratan tidak bisa direlease, karena dikhawatirkan akan
memberikan efek terapi yang kurang baik dan bahkan dapat memberikan efek
samping yang lebih besar pada pasiennya.