Anda di halaman 1dari 5

Homeostatis (keadaan tetap) mengacu pada mempertahankan kondisi fisik dan kimia relative

konstan dalam lingkungan sel organisme.

Mekanisme homeostatis melibatkan hamper semua system tubuh. Walaupun kondisi internal
berubah secara konstan, tubuh dilindungi terhadap perubahan yang besar dengan mekanisme
kontrol pengaturan sendiri seperti system umpan balik. System ini mengacu pada pemberian
informasi dari suatu sistem (output) kembali kedalam sitem (input) untuk menimbulkan respons.

1) Komponen sitem umpan balik


a) Setpoint adalah nilai fisiologis normal dari masing-masing variable tubuh, seperti
suhu normal, konsentrasi zat dalam cairan ekstra selullar atau kadar keasaman dan
kadar kebasaan darah
b) Sensor (penerima) mendeteksi suatu penyimpangan dari setiap variabel normal.
c) Pusat pengendali menerima informasi dari berbagai sensor, meng-integrasi dan
memproses informasi tersebut, kemudian menentukan respons balasan untuk
kembali ke setpoint.
d) Efektor menjalankan respons, yang terus berlangsung sampai setpoint tercapai
kembali.

2) Contoh sistem umpan balik


a) Mekanisme umpan balik positif adalah mekanisme dimana informasi balasan ke
sistem (input) mengurangi perubahan (output) sehingga dapat kembali ke
setpoint yang sesuai. Salah satu contoh adalah kemampuan untuk
mempertahankan glukosa darah pada kadar yang relative konstan yaitu 90 sampai
110/100 ml darah.
1) Setelah makan, peningkatan kadar glukosa darah merangsang keluarnya
insulin dari sel-sel khusus dalam pangkreas .
2) Insulin memfasilitasi masuknya glukosa ke dalam sel-sel tubuh sehingga
mengurangi kadar glukosa darah.
3) Penurunan faktor glukosa darah kemudian mempengaruhi sel-sel pelepas
insulin (umpan balik negatif) untuk mengurangi pelepasan insulin dan
glukosa darahdipertahankan pada kadar yang sesuai.
b) Mekanisme umpan balik positif adalah mekanisme di mana informasi balasan
ke sistem meningkatkan atau memperlama, bukannya mengurangi penyimpangan
dari kondisi fisiologis asal.
1) Salah satu umpan balik positif terjadi saat membrane saraf dirangsang.
a) Rangsang mengubah permeabilitas membrane terhadap ion – ion
natrium, yang kemudian mengalir melewati membran.
b) Arus ion natrium ini kemudian menambah permeabilitas
membrane terhadap ion natrium sehingga ion natrium yang
melewatinya semakin banyak. Hasil dari kejadian tersebut adalah
cetusan impuls saraf.
2) Umpan balik positif juga bisa terjadi dalam mekanisme pembekuan darah.
Cetusan pada proses pembekuan darah menyebabkan keluarnya zat-zat
kimia yang mempercepat proses pembekuan darah.

A. Gambaran Singkat. Pertahanan tubuh nospesifik dan sistem imun melindungi tubuh terhadap
agens lingkungan eksternal yang asing bagi tubuh. Agens asing di lingkungan eksternal dapat
berupa pathogen (virus,bakteri,jamur,protozoa< atau produknya) produk tumbuhan atau
hewan (makanan tertentu, serbuk sari, atau rambut atau bulu binatang ) . atau zat kimia ( obat
atau polutan )
1) Pertahanan nonspesifik memberikan perlindungan umum terhadap baerbagai jenis
agens.
a) Pertahanan nonspesifik terdiri dari semua barrier fisik,mekanik, dan kimia sejak
lahir yang melawan
b) Barrier tersebut meliputi kulit , membrane mukosa, sel – sel fagositik, dan zat
yang dilepas leukosit
2) Imunitas didapat adalah pertahanan spesifik, yang diiduksi (didapat) melalui
pajanan terhadap agens infeksius spesifik. Jaringan limfatik dan organ tubuh
membentuk sistem imun.
a) Komponen system imun meliputi organ – organ limfoid primer (sumsum tulang
dan kelenjar timus), jaringan limfoid sekunder (nodus limfe, limfa, adenoid,
amandel, bercak peyer pada usus halus, dan apendiks juga beberapa sel lain dan
produk sel.
b) Ada dua jenis respons imun, imunitas humoral dan imunitas selular
( diperantarai sel ).
i. Imunitas humoral dengan perantara antibody, di produksi limfosit yang
berasal dari sumsum tulang (sel- sel B) dan di temukan dalam plasma
darah.
ii. Imunitas selular diperantarai limfosit yang berasal dari timus (sel – sel T)

PERTAHANAN NONSPESIFIK
A. Barier fisik, kimia, dan mekanik terhadap agama infeksius
1) Kulit yang utuh menjadi salah satu garis pertahanan pertama karena sifatnya yang
impermeable terhadap infeksi berbagai organisme.
2) Membran mukosa yang melapasi permukaan bagian dalam tubuh mensekresi mucus
untuk menjebak mikroba dan partikel asing lainnya serta menurtup jalur masuknya ke sel
epitel.
3) Sebagian cairan tubuh mengandung agens antimikroba.
4) Faktor mekanik seperti aksi pembilasan oleh air mata, saliva, dan urine juga turut
berperan dalam perlindungan.
B. Fagositosis adalah garis pertahanan kedua tubuh terhadap agens infeksius. Pertahanan ini
terdiri dari proses penelanan dan pencernaan mikroorganisme serta toksin setelah berhasil
menembus tubuh.
1) Fagosit utama tubuh adalah neutrofil darah dan makrofag jaringan yang merupakan
derivate monosit darah.
2) Neutrofil dan makrofag bergerak keseluruh jaringan melalui kemotaksis, yaitu
gerakan sel leukosit yang dipengaruhi zat kimia. Kemotaksin yang menarik sel darah
putih diproduksi oleh mikroorganisme, leukosit lain, atau komponen lain darah.
Makrofag jaringan ikat (histosit) adalah makrofag menetap atau berkeliaran
(bergerak), bergantung pada perbedaan tahap perkembangan dari sel yang sama.
a) Makrofag dan prekursornya (monosit) berdifusi untuk membentuk sel
raksasa asing pada tubuh, yaitu sel multinuk
b) leus yang berfungsi sebagai barrier di antara massa benda asing yang besar
dan jaringan tubuh.
c) Makrofag juga berperan penting dalam memfasilitasi respons imun.
3) Sistem fagositik mononuklear, sebelumnya dikenal sebagai sistem
retikuloendotelial, melipouti kombinasi monosit fagositik, makrofag yang khusus
pada berbagai jaringan. Nama – nama tersebut antara lain :
a) Makrofag alveolar pada paru – paru
b) Sel Kuffer dalam hati
c) Sel Langerhans pada epidermis
d) Mikrogia pada system saraf pusat
e) Sel mesangial dalam ginjal
f) Sel reticular dalam limpa, nodus limfe, sumsum tulang, dan timus.
C. Imflamasi adalah respons jaringan terhadap cedera akibat infeksi, pungsi,
abrasi,terbakar,objek asing, atau toksin (produk bakteri yang merusak sel yang dapat bersifat
akut (jangka pendek) kronik.
D. Zat antivirus dan antibakteri nonspesifik diproduksi tubuh untuk perlindungan tubuh
terhadap infeksi. Cara kerja zat ini tidak membutuhkan interaksi antigen – antibodi sebagai
pemicunya.

PERTAHANAN SPESIFIK
A. Sistem imun adalah suatu sistem kompleks yang memberikan respons imun ( humoral dan
selular ) untuk menghadapi agens asing spesifik seperti bakteri,virus,toksin, atau zat lain
oleh tubuh dianggap “bukan bagian diri”
B. Karakter
1. Spesifitas. Sistem imun dapat membedakan berbagai zat asingdan responsnya
terutama jika dibutukan.
2. Memori dan amplifikasi. Respons imun memiliki kemampuan untuk mengingat
kembali kontak sebelumnya dengan suatu agens tertentu, sehingga pajanan
berikutnya akan menimbulkan respons yang lebih cepat dan lebih besar
3. Pengenalan bagian diri dan bukan bagian diri (asing). Sistem imun dapat
membedakan agens-agens asing, dan sel – sel tubuh sendiri serta protein.

C. Komponen
1. Antigen adalah suatu zat yang menyebabkan respons imun spesifik. Antigen biasanya
berupa zat dengan berat molekul besar dan juga kompleks zat kimia seperti protein
dan polisakarida
2. .terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi khususnya dengan antigen tersebut.
3. Interaksi antibodi-antigen. Sisi pengikat antigen pada region variabel antibodi akan
berkaitan dengan sisi penghubung determinan antigenik pada antigen untuk
membentuk kompleks antigen-antibodi (atau imun).
D. Jenis imunitas
1. Imunitas aktif didapat akibat kontak langsung denga mikroorganisme atau toksin
sehingga tubuh memproduksi antibodinya sendiri.
2. Imunitas pasif terjadi jika antibody dipindah dari satu individu ke individu lain.
E. Sel-sel yang terlibat dalam respon imun. Tiga jenis sel yang memegang peranan penting
dalam imunitas : Sel B (limfosit B), sel T (limfosit T) dan makrofag.
F. Efek merusak dari system imun
1. Hipersensitivitas atau alergi adalah respons imun yang terjadi pada beberapa orang
tertentu terhadap zat yang walaupun asing, tidak membahayakan tubuh.
2. Penyakit autoimun terjadi akibat kegagalan toleransi-diri imunologis yang
menyebabkan respons system imun melawan sel tubuh sendiri.
3. Imunodefisiensi adalah kondisi yang menurunkan keekfetifan system imun atau
suatu kondisi yang tidak mampu merespons antigen.

Anda mungkin juga menyukai