P17120018008 Bunga Loverdha N-Efusi Pleura
P17120018008 Bunga Loverdha N-Efusi Pleura
Disusun Oleh:
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Kebanyakan efusi pleura bersifat asimptomatik, gejala yang timbul sesuai
dengan penyakit yang mendasarinya. Pneumonia akan menyebabkan demam,
menggigil, dan nyeri dada pleuritik, ketika efusi sudah membesar dan menyebar
kemungkinan timbul dyspnea dan batuk, efusi pleura yang besar akan
mengakibatkan nafas pendek. Tanda fisik meliputi deviasi trakea menjauhi sisi
yang terkena, dullness pada perkusi, dan penurunan bunyi pernapasan pada sisi
yang terkena.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan torak sinar
Terlihat :
Sudut kostofrenik tumpul
Obstruksi diafragma sebagian “putih” komplet (opaqul densitas ) pada
area yang sakit.
b. Torasentesis
Mengambil cairan efusi dan untuk melihat jenis cairannya serta adakah
bakteri dalam cairan
c. Biopsi pleura
Jika penyebab efusi adalah Ca untuk menunjukkan adanya
keganasan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif, yang berhubungan dengan:
Penurunan ekspansi paru (akumulasi dari udara/cairan)
Proses radang
Ditandai dengan:
Dyspnea, takipnea, perubahan kedalaman pernapasan
Penggunaan otot bantu pernapasan, nasal faring
Sianosism ABGs abnormal
Perubahan pergerakan dinding dada
5. Gangguan pemenuhan kebutuan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan
peningkatan metabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan akibat sesak sekunder
terhadap penekanan struktur abdomen.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru
sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura
Tujuan: Dalam waktu 2x24 jam setelah diberikan intervensi klien mampu
mempertahankan fungsi paru secara normal.
5. lakukan auskultasi suara napas tiap 2-4 5. Auskultasi dapat mementukan kelainan
jam suara napas pada bagian paru
6. Bantu dan ajarkan klien untuk batuk 6. Menekan daerah yang nyeri ketika
dan napas dalam yang efektif. batuk atau napas dalam. Penekanan otot-
otot dada serta abdomen membuat batuk
lebih efektif
7. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk 7. pemberian oksigen dapat menurunkan
pemberian oksigen dan obat-obatan serta beban pernapasan dan mencegah
foto thorax terjadinya sianosis akibat hipoksia.
Dengan foto thorax dapat dimonitor
kemajuan dari berkurangnya cairan dan
kembalinya daya kembang paru
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan sekresi mucus yang
kental, kelemahan, upaya batuk buruk dan edema trakeal/faringeal
Tujuan: Dalam waktu 2x24jam setelah diberikan intervensi, bersihan jalan napas
kembali efektif
2. Kaji kemampuan mengeluarkan sekresi, 2. pengeluaran akan sulit bila sekrer sangan
catat karakter dan volume sputum kental (efek infeksi dan hidrasi yang tidak
adekuat)
3. Berikan posisi semifowler/ fowler tinggi 3. posisi fowler memaksimalkan ekspansi
dan bantu klien latihan napas dalam dan paru dan menurunkan upaya bernapas.
batuk efektif Ventilasi maksimal membuka arean
atelectasis dan meningkatkan gerakan sekret
kedalam jalan napas besar untuk dikeluarkan
5. bersihkan sekret dari mulut dan trachea, 5. Mencegah obstruksi dan aspirasi.
bila perlu lakukan pengisapan (suction) Pengisapan diperlukan bila klien tidak
mampu mengeluarkan sekret. Eliminasi
lender dengan suction sebaiknya dilakukan
dalan jangka waktu kurang dari 10 menit
dengan pengawasan efek samping suction
6. kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi 6. Pengobatan antibiotic yang ideal adalah
- Antibiotik dengan adanya dasar dari tes uji resistensi
kuman terhadap jenis antibiotic sehingga
lebih mudah mengobati pneumonia
Muttaqin, Arif. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika
R. Darmanto djojodibroto. 2014. Respirologi: Respiratory Medicine. Jakarta: EGC
Somantri, Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Management of Pleural Effusion, Empyema, and Lung Abscess (Hyeon Yu 2011)
https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/html/10.1055/s-0031-1273942