P17120018012 Dyah Wulandari-Katarak
P17120018012 Dyah Wulandari-Katarak
KATARAK
DISUSUN OLEH
Dyah Wulandari
P17120018012
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KATARAK
1. Pengkajian
a. Anamnesa
Keluhan Utama
- Apakah ada keluhan mata ? (benda tidak jelas, benda terlihat dobel, distorsi,
warna benda berubah dari warna sebenarnya)
- Apakah ada nyeri mata ?
- Apakah ada yang membuat mata menjadi tidak nyaman atau ada benda asing ?
- Sudah berapa lama keluhan yang dirasa ?
- Berapa lama durasi keluhan ?
- Apakah sering kambuh ?
- Apa yang dilakukan untuk mengurangi gejala ?
- Adakah penyakit sistemik ?
- Adakah obat yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama ?
- Apakah mempunyai riwayat operasi mata ?
- Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang sama ?
Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan masalah
primer pasien, seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur, pandangan ganda,
atau hilangnya daerah penglihatan soliter. Perawat harus menemukan apakah
masalahnya hanya mengenai satu mata atau dua mata dan berapa lama pasien
sudah menderita kelainan ini. Riwayat mata yang jelas sangat penting. Apakah
pasien pernah mengalami cedera mata atau infeksi mata, penyakit apa yang
terakhir diderita pasien.
2. Diagnosis Keperawatan
(pre-OP)
a. Penurunan persepsi sensori : penglihatan yang berhubungan dengan penurunan tajam
penglihatan dan kejelasan penglihatan.
b. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian operasi
(post-OP)
a. Gangguan Rasa Aman Nyaman (Nyeri Akut)
b. Resiko Infeksi Akibat Prosedur Invasif (pembedahan)
c. Gangguan Sensori Perseptual berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori
organ indera ditandai dengan menurunnya ketajaman penglihatan
d. Kurang Pengetahuan tentang kondisi Prognosis Pengobatan berhubungan dengan
tidak mengetahui sumber informasi, salah interpretasi informasi ditandai dengan tidak
akurat mengikuti intruksi
3. Rencana Keperawatan
(Pre-OP)
a. Penurunan persepsi sensori penglihatan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien
melaporkan atau memeragakan kemampuan yang lebih baik untuk proses
rangsang penglihatan dan mengkomunikasikan perubahan visual.
Kriteria hasil :
Klien mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi
penglihatan. Klien mengidentifikasi dan menunjukan pola-pola alternative untuk
meningkatkan penerimaan rangsang penglihatan.
Intervensi :
- Kaji ketajaman penglihatan klien
- Identifikasi alternative untuk optimalisasi sumber rangsanga
- Orientasikan klien terhadap ruang rawat.
- Letakan alat yang sering digunakan di dekat klien atau pada sisi
mata yang lebih sehat.
- Berikan pencahayaan cukup.
- Letakan alat di tempat yang tepat.
- Hindari cahaya menyilaukan.
- Anjurkan penggunaan alternative rangsang lingkungan yang dapat
diterima: auditorik, taktil
b. Ansietas
Tujuan :
Pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tidak
terjadi kecemasan
Kriteria Hasil :
Klien mengungkapkan kecemasan hilang atau minimal. Klien
berpartisipasi dalam persiapan operasi
Intervensi :
- Jelaskan gambaran kejadian pre dan paska operasi, manfaat
operasi, dan sikap yang harus dilakukan klien selama masa
operasi.
- Menjawab pertanyaan khusus tentang pembedahan.
- Berikan waktu untuk mengekspresikan perasaan.
- Informasikan bahwa perbaikan penglihatan tidak terjadi secara
langsung, tetapi bertahap sesuai penurunan bengkak pada mata dan
perbaikan kornea.
(post-OP)
a. Nyeri Akut
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri
berkurang, hilang dan terkontrol.
Kriteria hasil :
Klien mendemonstrasikan tehnik penurunan nyeri. Klien melaporkan nyeri
berkurang atau hilang
Intervensi :
- Kaji derajat nyeri setiap hari. Normalnya nyeri terjadi dalam waktu
kurang dari lima hari setelah operasi dan berangsur menghilang.
Nyeri dapat meningkat karena peningkatan TIO 2-3 hari paska
operasi.Nyeri mendadak menunjukan peningkatan TIO massif.
- Anjurkan untuk melaporkan perkembangan nyeri setiap hari atau
segera saat terjadi peningkatan nyeri mendadak.
- Anjurkan klien untuk tidak melakukan gerakan tiba-tiba yang
dapat memprovokasi nyeri. Beberapa kegiatan klien dapat
meningkatkan nyeri seperti gerakan tiba-tiba, membungkuk,
mengucek mata, batuk, mengejan.
- Ajarkan tehnik distraksi dan relaksi untuk menurunkan
ketegangan, mengurangi nyeri.
- Lakukan tindakan kolaboratif untuk pemberian analgesic topical
atau sistemik.
b. Resiko Infeksi
Tujuan :
Pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan tidak akan menunjukkan
tanda-tanda infeksi
Kriteria Hasil :
Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen,
eritema dan demam. Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah dan
menurunkan resiko infeksi.
Intervensi :
- Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum
menyentuh/mengobati mata.
- Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat untuk membersihkan mata
dari dalam ke luar dengan tisu basah/bola kapas untuk tiap usapan,
ganti balutan dan masukan lensa kontak bila menggunakan.
- Tekankan pentingnya tidak menyentuh/ menggaruk mata yang
dioperasi.
- Berikan obat sesuai indikasi : Antibiotic (topical, parenteral,atau
subkonjungtival).
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan atau implementasi keperawatan terhadap pasien yang
mengalami katarak disesuaikan dengan intervensi yang telah dirancang atau disusun
sebelumnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan implementasi pada pasien
dengan gangguan mata : katarak adalah memastikan bahwa pasien terhindar dari hal-hal
yang dapat membahayakan pasien, seperti barang penting yang seharusnya diletakkan
dekat dengan pasien, pastikan cahaya pada ruangan pasien cukup. Perawat harus dapat
mengedukasi pasien mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan baik sebelum maupun
setelah dilakukan operasi.
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil Asuhan Keperawatan pada klien yang menderita katarak adalah sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan pada intervensi. Evaluasi ini berdasarkan pada hasil yang di harapkan atau
perubahan yang terjadi. Evaluasi diharapkan pasien dapat menunjukkan data-data perbaikan :
- Klien mendemonstrasikan tehnik penurunan nyeri.
- Klien melaporkan nyeri berkurang atau hilang
- Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase
purulen, eritema dan demam.
- Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah dan menurunkan
resiko infeksi
- Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap
perubahan, mengidentifkasi atau memperbaiki potensial bahaya
dalam lingkungan
- Klien mampu mengidentifikasi kegiatan keperawatan rumah
(lanjutan) yang diperlukan. Keluarga menyatakan siap untuk
mendampingi klien dalam melakukan perawatan
DAFTAR PUSTAKA