P17120018013 ELLSA AULIA-CA Nasofaring
P17120018013 ELLSA AULIA-CA Nasofaring
Disusun oleh:
Kelas II A
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
- Nama: Terdapat nama lengkap dari pasien penderita penyakit tumor
nasofaring.
- Jenis Kelamin: Penyakit tumor nasofaring ini lebih banyak di derita oleh
laki-laki daripada perempuan.
- Usia: Tumor nasofaring dapat terjadi pada semua usia dan usia terbanyak
antara 45-54 tahun.
- Alamat: Lingkungan tempat tinggal dengan udara yang penuh asap dengan
ventilasi rumah yang kurang baik akan meningkatkan resiko terjadinya
tumor nasofaring serta lingkungan yang sering terpajan oleh gas kimia, asap
industry, asap kayu, dan beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan.
- Agama: Agama tidak mempengaruhi seseorang terkena penyakit tumor
nasofaring.
- Suku Bangsa: Karsinoma nasofaring jarang sekali ditemukan di benua
Eropa, Amerika, ataupun Oseania.Namun relatif sering ditemukan di
berbagai Asia Tenggara dan China.
- Pekerjaan: Seseorang yang bekerja di pabrik industry akan beresiko terkena
tumor nasofaring, karena akan sering terpajan gas kimia, asap industry, dan
asap kayu.
b. Status Kesehatan
Keluhan Utama
Biasanya di dapatkan adanya keluhan suara agak serak, kemampuan
menelan terjadi penurunan dan terasa sakit waktu menelan atau nyeri dan
rasa terbakar dalam tenggorok.Pasien mengeluh rasa penuh di telinga, rasa
berdengung kadang-kadang disertai dengan gangguan pendengaran.Terjadi
pendarahan dihidung yang terjadi berulang-ulang, berjumlah sedikit dan
bercampur dengan ingus, sehingga berwarna kemerahan.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai klien dirawat
di RS. Menggambarkan keluhan utama klien, kaji tentang proses perjalanan
penyakit samapi timbulnya keluhan, factor apayang memperberat dan
meringankan keluhan dan bagaimana cara klien menggambarkan apa yang
dirasakan, daerah terasanya keluhan, semua dijabarkan dalam bentuk
PQRST. Penderita tumor nasofaring ini menunjukkan tanda dan gejala
telinga kiri terasa buntu hingga peradangan dan nyeri, timbul benjolan di
daerah samping leher di bawah daun telinga, gangguan pendengaran,
perdarahan hidung, dan bisa juga menimbulkan komplikasi apabila terjadi
dalam tahap yang lebih lanjut
Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya yang
ada hubungannya dengan penyait keturunan dan kebiasaan atau gaya hidup.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit tumor
nasofaring maka akanmeningkatkan resiko seseorang untuk terjangkit tumor
nasofaring pula.
c. Pemeriksaan Fisik
Sistem Penglihatan
Pada penderita karsinoma nasofaring terdapat posisi bola mata klien
simetris, kelompak mata klien normal, pergerakan bola mata klien normal,
konjungtiva klien anemis, kornea normal, sclera anikterik, pupil mata klien
isokor, otot mata klien tidak ada kelainan, namun fungsi penglihatan kabur,
tanda-tanda radang tidak ada, reaksi terhadap cahaya baik (+/+). Hal ini
terjadi karena pada karsinoma nasofaring, hanya bagian tertentu yang
mengalami beberapa gejala yang tidak normal seperti konjungtiva klien yang
anemis disebabkan klien memiliki kekurangan nutrisi dan fungsi penglihatan
kabur.
Sistem pendengaran
Pada penderita karsinoma nasofaring, daun telinga kiri dan kanan
pasien normal dan simetris, terdapat cairan pada rongga telinga, ada nyeri
tekan pada telinga. Hal ini terjadi akibat adanya nyeri saat menelan
makanan oleh pasien dengan tumor nasofaring sehingga terdengar suara
berdengung pada telinga.
Sistem pernafasan
Jalan nafas bersih tidak ada sumbatan, klien tampak sesak, tidak
menggunakan otot bantu nafas dengan frekuensi pernafasan 26 x/ menit,
irama nafas klien teratur, jenis pernafasan spontan, nafas dalam, klien
mengalami batuk produktif dengan sputum kental berwarna kuning, tidak
terdapat darah, palpasi dada klien simetris, perkusi dada bunyi sonor, suara
nafas klien ronkhi, namun tidak mengalami nyeri dada dan menggunakan
alat bantu nafas. Pada sistem ini akan sangat terganggu karena akan
mempengaruhi pernafasan, jika dalam jalan nafas terdapat sputum maka
pasien akan kesulitan dalam bernafas yang bisa mengakibatkan pasien
mengalami sesak nafas. Gangguan lain muncul seperti ronkhi karena suara
nafas ini menandakan adanya gangguan pada saat ekspirasi.
Sistem kardiovaskular
Pada sirkulasi perifer kecepatan nadi perifer klien 82 x/menit
dengan irama teratur, tidak mengalami distensi vena jugularis, temperature
kulit hangat suhu tubuh klien 36°C, warna kulit tidak pucat, pengisian
kapiler 2 detik, dan tidak ada edema. Sedangkan pada sirkulasi jantung,
kecepatan denyut apical 82 x/menit dengan irama teratur tidak ada kelainan
bunyi jantung dan tidak ada nyeri dada. Tumor nasofaring tidak menyerang
peredaran darah pasien sehingga tidak akan mengganggu peredaran darah
tersebut.
Sistem saraf pusat
Tidak ada keluhan sakit kepala, migran atau pertigo, tingkat
kesadaran pasien kompos mentis dengan Glasgow Coma Scale (GCS) E: 4,
M: 6, V: 5. Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, tidak ada gangguan
sitem persyarafan dan pada pemeriksaan refleks fisiologis klien normal.
Tumor nasofaring juga bisa menyerang saraf otak karena ada lubang
penghubung di rongga tengkorak yang bisa menyebabkan beberapa
gangguan pada beberapa saraf otak. Jika terdapat gangguan pada otak
tersebut maka pasien akan memiliki prognosis yang buruk.
Sistem pencernaan
Keadaan mulut klien saat ini gigi caries, tidak ada stomatitis lidah
klien tidak kotor, saliva normal, tidak muntah, tidak ada nyeri perut, tidak
ada diare, konsistensi feses lunak, bising usus klien 8 x/menit, tidak terjadi
konstipasi, hepar tidak teraba, abdomen lembek. Tumor tidak menyerang
di saluran pencernaan sehingga tidak ada gangguan dalam sistem
percernaan pasien.
Sistem endokrin
Pada klien tidak ada pembesaran kalenjar tiroid, nafas klien tidak
berbau keton, dan tidak ada luka ganggren. Hal ini terjadi karena tumor
nasofaring tidak menyerang kalenjar tiroid pasien sehingga tidak
menganggu kerja sistem endoktrin.
Sistem urogenital
Balance cairan klien dengan intake 1300 ml, output 500 ml, tidak
ada perubahan pola kemih (retensi urgency, disuria, tidak lampias, nokturia,
inkontinensia, anuria), warna BAK klien kuning jernih, tidak ada distensi
kandung kemih, tidak ada keluhan sakit pinggang. Tumor nasofaring tidak
sampai melebar sampai daerah urogenital sehingga tidak mengganggu
sistem tersebut.
Sistem integumen
Turgor kulit klien elastic, temperature kulit klien hangat, warna
kulit pucat, keadaan kulit baik, tidak ada luka, kelainan kulit tidak ada,
kondisi kulit daerah pemasangan infuse baik, tekstur kulit baik, kebersihan
rambut bersih. Warna pucat yang terlihat pada pasien menunjukkan adanya
sumbatan yang ada di dalam tenggorokan sehingga pasien terlihat pucat.
Sistem musculoskeletal
Saat ini klien tidak ada kesulitan dalam pergerakan, tidak ada sakit
pada tulang, sendi dan kulit serta tidak ada fraktur. Tidak ada kelainan pada
bentuk tulang sendi dan tidak ada kelainan struktur tulang belakang, dan
keadaan otot baik. Pada tumor ini tidak menyerang otot rangka sehingga
tidak ada kelainan yang mengganggu sistem musculoskeletal.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang berupa endoscopy-guided
biopsy adalah pemeriksaan yang penting untuk menegakkan
diagnosis definitif dari karsinoma nasofaring. Untuk
menentukan stadium kanker, dapat dilakukan pemeriksaan
MRI atau CT Scan.
Endoskopi
Endoskopi diperlukan untuk melihat lesi atau
visualisasi secara langsung dari tumor primer sambil juga
melakukan biopsi agar sampel jaringan bisa dinilai secara
histopatologi.
Histopatologi
Gambaran histopatologi karsinoma nasofaring terdiri
dari tiga tipe, yaitu non keratinising, keratinising,
dan basalloid.
Pada tipe non keratinising, terdapat dua subtipe yaitu
terdiferensiasi dan tidak terdiferensiasi. Kelompok ini sering
ditemukan berhubungan dengan infeksi virus Epstein-Barr.
Pada subtipe yang terdiferensiasi, sel-sel tumor
menunjukkan diferensiasi dengan urutan maturasi yang
jelas. Pada subtipe tidak terdiferensiasi tampak sel tumor
dengan nukleus berbentuk oval atau bulat dan nukleoli
yang prominen, batas sel tampak tidak jelas, serta sel
tumor berbentuk sinkretial.
Pada tipe keratinising tampak diferensiasi skuamosa
dengan jembatan interseluler dan atau keratinisasi
sepanjang hampir keseluruhan jaringan kanker.
Tipe basalloid adalah tipe yang langka dan biasanya lebih
agresif. Gambaran berupa sel-sel skuamosa tipe basal yang
imatur dengan nukleus hiperkromatik dan sitoplasma yang
sedikit.
MRI atau CT Scan
MRI atau CT Scan daerah kepala dan leher sampai
dengan klavikula diperlukan untuk menilai ekstensi tumor,
basis erosi tulang, dan limfadenopati servikal.
CT Scan thoraks mungkin diperlukan apabila terdapat
kecurigaan metastasis. Bone scan dapat dilakukan untuk
melihat adanya metastasis ke daerah tulang.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah
lengkap dan profil kimiawi diperlukan pada pasien kanker
nasofaring. Adanya hasil tes fungsi liver abnormal dapat
memperlihatkan adanya metastasis ke liver. Pemeriksaan
serologi titer EBV, seperti IgA dan IgG juga dapat dikerjakan
meskipun bukan merupakan alat diagnostik untuk kanker
nasofaring.
Staging Karsinoma Nasofaring
Staging karsinoma nasofaring yang banyak digunakan
adalah sistem TNM dari American Joint Committee on
Cancer (AJCC). [11]
Tabel 1. Staging Karsinoma Nasofaring
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d hipersekresi jalan nafas d/d sputum berlebih,
obstruksi jalan nafas dan ronkhi
2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (neoplasma) dan agen pencedera fisik
(pembedahan, karsinoma).
3. Deficit nutrisi b/d kurangnya asupan makanan
4. Risiko infeksi b/d efek prosedur invasive dan imunosupresi
5. Deficit pengetahuan tentang manajemen kanker b/d kurang terpapar informasi.
C. INTERVENSI
-kultur sputum
membaik
-nafsu makan
membaik
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk pasien kanker nasofaring yang
utama adalah mengatasi jalan nafas yang terganggu, megatasi nyeri yang dirasakan,
mempertahankan / meningkatkan nutrisi yang adekuat, dan memberikan pengetahuan
mengenai kanker nasofaring dan pengobatan yang dilakukan.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan hasil yang diharapkan adalah:
Pasien dapat bernafas dengan mudah, tidak irama, frekuensi pernafasan normal,
pasien mampu menelan, mengunyah tanpa terjadi aspirasi, dan mampu melakukan
oral hygiene, jalan nafas paten, mudah bernafas, tidak merasa tercekik dan tidak
ada suara nafas abnormal.
Pasien dapat mengontrol nyeri, nyeri berkurang, mengenali nyeri, menyatakan
rasa nyaman, tanda vital dalam rentang normal, dan tidak mengalami gangguan
tidur.
Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi, menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi, jumlah leukosit dalam batas normal.
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman dan mampu menjelaskan kembali
tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan, pasien dan keluarga
mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar.