Anda di halaman 1dari 15

BIOTEKNOLOGI

OLEH
DANIATUL ISRA
1705113853

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PEKANBARU
2020
1. Jelaskan Proses pembuatan Bioetanol
Bioetanol adalah sebuah terminologi untuk etanol yang dibuat dari proses alamiah.
Dalam hal ini, bioetanol adalah etanol yang dibuat dari bahan baku nabati. Bioetanol
berwujud cairan tak berwarna yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Istilah lain
menyebutkan Bio-etanol adalah bahan bakar berbasis alkohol yang terbuat dari gula dan
pati (jagung, sorgum biji-bijian, gandum, dll) melalui proses fermentasi.
Proses pembuatan bioetanol secara umum terdiri dari 3 tahap, yaitu persiapan alat dan
bahan, fermentasi, distilasi/pemurnian.
Berikut dijelaskan secara rinci contoh pembuatan bioetanol dari Tongkol Jagung
1. Persiapan bahan baku

Tongkol jagung dicuci bersih terlebih dahulu. Kemudian dihancurkan dengan


mesin penghancur. Lalu diayak dengan ayakan tepung dan diambil bagian terhalus
(tepung tongkol jagung). Menimbang tepung tongkol jagung sebanyak 1 ton.
Kemudian dimasukan kedalam wadah (drum besar)
2. Tahap Hidrolisis
Larutan tongkol jagung kemudian ditambahkan 1.000 L larutan HCl 0,1 N.
Setelah itu dihidrolisis pada suhu 100°C selama 2 jam. Kemudian disaring dengan
saringan manual untuk memisahkan filtrat dan residu
3. Tahap Pembuatan Starter
Pada tahap ini, langkah-langkah yang dilakukan yaitu menambahkan 0,9 kg
Ammonium sulfat dan 0,48 kg Urea sebagai nutrisi pada filtrat hasil hidrolisis
yang memiliki kadar glukosa terbanyak lalu mengatur pH sekitar 4-4,5
4. Tahap Fermentasi
Kemudian menyiapkan wadah lainnya dan pada wadah tersebut dimasukkan
sampel (larutan campuran tepung tongkol jagung dan air). Setelah itu disterilisasi
hingga suhu mencapai ±121°C. Kemudian didinginkan sampai suhunya turun
hingga 30-40 (suhu kamar) selama ±24 jam. Kemudian ditambahkan mikroba
Saccharomyces cerevisiae pada masing-masing wadah
5. Tahap Destilasi
Pada tahap ini filtrat hasil fermentasi kemudian didestilasi pada suhu 78°C-
80°C (suhu alkohol). Pada suhu ini bioetanol sudah menguap, tetapi air tidak
menguap. Tongkol jagung berpotensi menjadi bioetanol bahan bakar nabati
(BBN) karena kandungan karbohidratnya cukup tinggi, sekitar 74%. Jadi
diperkirakan jika menggunakan tepung tongkol jagung tersebut dari 1000 kg
tepung akan dihasilkan 44 liter bioethanol
Diagram Alir Proses Pembuatan Bioetanol
2. Jelaskan proses pembuatan Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan oleh proses fermentasi
bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi
kedap udara).
Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu :
1) Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik mudah larut
dan pencernaan bahan organik kompleks menjadi sederhana;
2) Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer yang terbentuk
pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bakteri asam. Produk akhir
dari perombakan gula-gula sederhana ini yaitu asam asetat, propionat, format,
laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan amonia.
3) Metanogenik, pada tahap ini terjadi proses pembentukan gas metan. Bakteri
pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini, yaitu untuk mereduksi sulfat
dan komponen sulfur lainnya menjadi hidrogen sulfida
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar dibawah
Proses pembuatan Biogas dengan Teknik Digester

Secara umum terdapat dua teknologi yang digunakan untuk memperoleh biogas. Pertama,
proses yang sangat umum yaitu fermentasi kotoran ternak menggunakan digester yang
didesain khusus dalam kondisi anaerob. Kedua, teknologi yang baru dikembangkan yaitu
dengan menangkap langsung gas metan dari lokasi tumpukan sampah tanpa harus membuat
digester khusus. Peralatan dan proses pengolahan dan pemanfaatan biogas dengan teknik
digester sebagai berikut.

1) Mencampur kotoran ternak dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan
1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan
kedalam digester
2) Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian
pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan
udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini
dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3) Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi
rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas
digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses
fermentasi.
4) Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang
terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru
terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan
CO2 27% maka biogas akan menyala.
5) Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada
kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa
menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti
bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran ternak secara
kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal
3. Jelaskan proses pembuatan Biodisel
Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati,
baik minyak baru maupun bekas penggorengan dan melalui proses transesterifikasi.
Proses ini menghasilkan dua produk yaitu metil esters (biodiesel)/monoalkyl esters dan
gliserin yang merupakan produk samping. Contoh Biodiesel yang dihasilkan dari
tanaman Jarak Pagar merupakan minyak lemak semimulus (semi refined fatty oil), yang
telah dibersihkan dari fosfor dan asam-asam lemak. Dalam hal ini fosfor merupakan zat
yang merugikan karena mesin diesel dapat mengubah fosfor ini menjadi garam atau asam
fosfat yang mengendap menjadi kerak di dalam kamar pembakaran atau terbawa keluar
sebagai pencemar udara oleh emisi gas buang.
Berikut dijelaskan proses pembuatan biodisel dari biji jarak
1. Cara pembuatan Biodiesel dari Pohon Jarak cukup mudah, untuk menghasilkan
minyak dalam skala kecil (0,5 - 0,6 ton perawatan hari) cukup dengan mengepres
biji jarak yang sudah kering menggunakan mesin diesel satu silinder, sehingga
menghasilkan minyak jarak kasardan bungkil.
2. Menyaring menggunakan mesin penyaring sehingga dihasilkan minyak jarak
bersih.
3. Pemurnian terhadap minyak jarak yang sudah bersih sampai menghasilkan
minyak jarak murni yang siap dijual.
Pemanfaatan jelantah sebagai bahan pembuatan biodiesel
1) Bahan pelarut (metoxida) dibuat dengan mencampurkan 900 ml methanol dan 21
gram NaOH hingga larut selama 15 menit.
2) Campurkan metoxida ke dalam ember berisi 3 liter minyak jelantah dan aduk
memakai sendok plastik selama 30 menit atau campuran sudah rata.
3) Biarkan 4-12 jam sampai terjadi pengendapan.
4) Pengendapan ditandai dengan dua lapisan berbeda warna dengan lapisan gelap
berada di bawah yang disebut crude gliserin, sedangkan lapisan atas berwarna
bening, crude BD.
5) Pisahkan crude biodiesel dari crude gliserin lalu masukkan ke ember untuk dicuci
dengan cara mencampurkan air bersih sebanyak dua liter. 11
6) Pompakan udara melalui pompa udara akuarium dan biarkan beberapa saat
sehingga muncul warna putih susu.
7) Pisahkan crude biodiesel yang berwarna kuning dengan air warna putih melalui
selang
8) Biodiesel yang telah bening dimasukkan ke panci lalu panaskan hingga 100
derajat beberapa menit agar air dan sisa methanol menguap.
9) Biodiesel yang telah dipanaskan dan didinginkan dapat langsung dipergunakan
untuk mobil maupun mesin diesel industri.

Gambar Proses Pembuatan Biodisel dari Minyak Jelantah


4. Jelaskan Proses Pembuatan Biobriket
Biobriket merupakan bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa
bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan tekan tertentu. Bahan
baku biobriket dapat berupa sekam, bungkil jarak pagar, dan tempurung kelapa.
Pembuatan biobriket menggunakan sekam, sekam yang telah kering diarangkan terlebih
dahulu dengan tujuan memperbaiki sifat fisik sekam. Pengarangan dilakukan dengan
memanaskan sekam dalam drum. Proses berakhir jika sekam terlihat berwarna gelap
seperti terbakar. Berikut proses pembuatan briket secara umum.
1) Pengurangan Kadar Air
Bahan baku yang akan digunakan untuk membuat briket pertama harus dikurangi
kadar airnya, sehingga proses pemanasan pada ruang vakum akan sempurna. apabila
terdapat air dalam bahan baku tersebut akan merusak hasil pembakaran bahan baku.
Proses pengurangan kadar air ini bisa dilakukan dengan penjemuran. Apabila bahan
baku pembuatan briket sudah memiliki kadar air yang sangat sedikit maka bisa
langsung melakukan tahapan proses berikutnya.
2) Pirolisis
Proses ini merupakan proses utama dalam pembuatan briket yaitu pemanasan atau
pembakaran bahan baku. Proses ini dapat dikatakan sebagai proses
pengarangan. Bahan baku dibuat arang dengan cara pengarangan manual melalui tong
kemudian dibakar atau dipanaskan dan ditutup hingga hanya ada sedikit ventilasi pada
tong tersebut. Proses pengarangan menggunakan sistem pembakaran tidak sempurna.
Maksud pembakaran tidak sempurna adalah pembakaran dimana pasokan oksigen
dibatasi. Pembakaran dilakukan diruangan tertutup dengan adanya sedikit pemasukan
oksigen. Dengan metode pembakaran seperti ini maka apabila bahan baku telah
dibakar hingga hitam tapi tidak sampai menjadi abu. Berbeda dengan pembakaran
sempurna yang dilakukan di ruang terbuka, maka benda yang dibakar akan habis
hingga menjadi abu. biasanya proses ini terjadi pada suhu 150oC – 300oC
3) Perekatan
Bahan baku yang telah menghitam setelah melalui proses pirolisis kemudian
dikumpulkan dan dibentuk. Namun sebelum dibentuk material di haluskan hingga
menjadi serbuk atau bentuk yang kecil-kecil lalu dicampur dengan bahan perekat.
Bahan perekat yang dapat digunakan bermacam-macam, bisa tepung kanji atau tanah
liat. Kita contohkan proses ini menggunakan tepung kanji karena memiliki kerekatan
yang kuat. Perbandingan berat untuk mencampur tepung kanji dengan material adalah
10 : 1 . Dimana materialnya 10 dan tepung kanjinya adalah 1. Lalu ditambahkan air
dengan perbandingan berat 1 : 1 terhadap material, kemudian diaduk hingga rata lalu
dipanaskan sebentar.
4) Pembentukan
Bahan hasil campuran antara material hasil pirolisis, air dan tepung kanji selanjutnya
dibentuk menggunakan cetakan. Bahan hasil campuran dimasukan kedalam cetakan
dan ditekan dengan tekanan yang besar sekitar 140-200 kg/cm^2. Dengan tekanan ini
membuat hasil cetakan benar-benar terbentuk sesuai dengan cetakannya. Lalu setelah
dicetak material dikurangi kadar airnya lagi karena dalam proses perekatan terjadi
penambahan air. Cara yang digunakan bisa dengan penjemuran atau dengan dioven
dalam suhu tinggi hingga benar-benar kering.

Berikut contoh pembuatan briket dari tempurung kelapa


1) Sortir
Proses membersihkan bahan baku yaitu batok areng kelapa yang sudah di bakar
dari kotoran-kotoran & batok mentah agar siap untuk diproses lebih lanjut yaitu
di proses giling.
2) Giling
Proses menggiling bahan baku yaitu batok  areng bakar yang sudah di sortir
menjadi bubuk areng  yanng  lebih halus.
3) Mixer
Proses pencampuran bubuk areng halus dengan bahan perekat (tepung tapioca &
air) dengan menggunakan mesin mixer agar campuran rata.di proses  mixer bahan
baku  yang  dihasilkan dalam bentuk  serbuk seperti  tepung.
4) Masak i & masak ii
Proses memasak bahan setengah jadi untuk dijadikan bahan yang lebih pulen lagi
agar mudah untuk di cetak. dengan pemanasan suhu hingga 100°c yang
berfungsi  untuk membuat  bahan baku  lebih pulen & mematikan bakteri-bakteri 
dari pencampuran bahan baku  di proses mixer.
5) Pencetakan
Proses lanjutan dari proses memasak,yaitu mencetak bahan baku menjadi
bentuk sisha atau barbeque sesuai dengan cetakandengan  menggunakan piasau
pemotong yang di  desain khusus untuk bentuk yang di inginkan.
6) Penjemuran
Proses pengeringan kadar air  yang  terkandung di  dalam briket setelah proses
pencetakan,hingga  sekitar 80%  tingkat kekeringannya (tergantung pada kondisi
cuaca atau iklim) sebelum proses oven untuk memaksimalkan tingkat kekeringan 
hingga  benar-benar produk tidak mengandung  kadar air.
7) Oven
Proses untuk memaksimalkan barang jadi agar benar-benar kering.
8) Packing
Proses pengemasan barang jadi dengan menggunakan inner plastic sebelum di
kemas sesuai dengan permintaan buyer.
9) Barang jadi
Barang yang sudah siap untuk dieksport dengan kemasan sesuai dengan order
dari buyer
5. Proses Pembuatan Pure Plan Oil
Pure Plant Oil (PPO) adalah minyak yang diperoleh secara langsung baik dari
pemerahan atau pengempaan biji sumber minyak, minyak yang telah dimurnikan. PPO
dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung minyak baik yang berasal dari hewan
maupun tumbuh-yumbuhan melalui proses pemerahan. Pengembangan PPO ini bertujuan
sebagai solusi terhadap kelangkaan BBM dan isu lingkungan yang ditimbulkan akibat
penggunaan BBM. Dalam aplikasinya, PPO tidak dapat digunakan secara langsung pada
mesin diesel, karena membutuhkan modifikasi atau tambahan peralatan khusus untuk
mesin.
1) Proses Degumming
Degumming adalah proses penghilangan gum (getah). Biasanya menggunakan asam
phospat, karena asam phospat ini dapat mengikat fosfor yang merupakan komposisi
getah, kemudian mengendapkannya. Proses ini disertai pemanasan untuk
mengoptimalkan proses degumming, biasanya pemanasan dilakukan sampai suhu
sekitar 60oC. Ada sumber lain yang mengatakan bahwa proses ini dapat dilakukan
dengan menggunakan air saja.
2) Proses Netralisasi
Netralisasi adalah proses penambahan suatu basa ke dalam minyak untuk
menetralkan minyak, karena sebelumnya minyak mengandung FFA (asam lemak
bebas) yang kemudian direaksikan dengan basa kuat/larutan caustic yang akhirnya
membentuk sabun. Basa kuat yang pada umumnya untuk reaksi ini adalah sodium
hidroksida (NaOH) dan potassium hidroksida (KOH). Proses ini disertai dengan
pemanasan sampai suhu sekitar 60oC. Namun, proses ini tidak dapat digunakan untuk
FFA tinggi, karena bila proses pemurnian minyak secara kimia ini dilakukan,
hasilnya akan menjadi sabun semua.
3) Proses Pengeringan
Proses pengeringan pada minyak bertujuan menguapkan terutama air dan mungkin
pengotor lain yang volatile. Minyak hasil dipanaskan hingga >100oC (cukup suhu
dimana air akan menguap), kemudian dalam kondisi vakum rendah. Karena bila
masih ada kandungan air, maka memungkinkan terjadinya hidrolisa, yang bila
bereaksi, hasil akhirnya asam lemak bebas dan menjadi digliserida atau menjadi
monogliserida.
4) Proses Bleaching
Bleaching adalah memucatkan minyak atau menghilangkan komponen warna yang
tidak diinginkan. Proses pemucatan ini ada 4 macam:
 Pemucatan dengan absorbsi : Biasanya digunakan bleaching earth (tanah
pemucat) dan karbon aktif sebagai absorben.
 Pemucatan dengan oksidasi : Proses ini dikembangkan di industri sabun.
 Pemucatan dengan panas : Pada umumnya, pada suhu tinggi warna akan
menjadi lebih pucat, karena zat-zat warna akan menguap. Namun proses ini,
biasanya kondisi di bawah atmosfir atau vakum, karena untuk menghindari
rusaknya minyak karena suhu yang terlalu tinggi.
 Pemucatan dengan hidrogenasi : Hal ini dilakukan dengan penambahan
hidrogen, reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi, pemecahan rantai. Misalnya
untuk beta karoten yang mempunyai ikatan rangkap kemudian diadisi, warna
menjadi lebih pucat.

Diagram alir proses Pure Plant Oil


6. Proses Pembuatan Gasohol
1) Pemanenan Tebu
2) Ekstraksi Gula dengan memecah dan menggiling tebu
3) Pengkristalan Sukrosa, yang menyisakan sirup glukosa yang disebut molase
4) Fermentasi molase oleh khamir Saccharomyces cerevisiae menjadi alkohol pekat
5) Destilasi (penyulingan) alkohol pekat menjadi alkohol murni (gasohol), memakai
sumber tenaga dari baggase

Contoh pembuatan gasohol dari Tebu

Pengkristalan glukosa
Tebu Ekstraksi Gula sehingga
menghasilkan molase

Destilasi Fermentasi
(Penyulingan) molase

7. Kelebihan dan kekurangan Bahan Bakar Alternatif


Kelebihan bahan bakar alternatif sebagai berikut :
1) Energi alternatif dapat terus menerus digunakan karena tidak akan habis.
2) Energi yang dihasilkan besar, seperti pada energi panas dan cahaya pada matahari.
3) Energi alternatif tidak mencemari lingkungan karena tidak menghasilkan zat
buangan kelingkungan
4) Energi alternatif merupakan sumber energi terbarukan sehingga tidak akan terjadi
kelangkaan.
5) Energi alternatif tidak menghasilkan limbah yang membahayakan lingkungan dalam
jangka waktu yang panjang, terkecuali Nuklir.
6) Energi didapatkan secara cuma-cuma, hanya memerlukan biaya awal pemasangan
saja.
7) Karena energi didapatkan di alam, maka pasokan akan selalu ada tergantung untuk
tiap lokasinya.
Kekurangan Bahan bakar alternatif sebagai berikut :
1) Biaya awal instalasi cukup tinggi.
2) Tidak dapat diandalkan, karena energi didapatkan alam maka tergantung dengan
faktor alam.
3) Belum cukup efisien

Anda mungkin juga menyukai