Anda di halaman 1dari 8

TUGAS GEOINDERAJA

MENCARI LITERATUR

Disusun Oleh :

ATHAARIQ YUDIVRA (111.180.060) KELAS E


ABDALLAH ZEKHARI (111.180.135) KELAS E
M. IRFAN FIRMANSYAH (111.180.085) KELAS A

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
BUKU 1

Pengertian Penginderaan Jauh


Lillesand dan Kiefer (2004) menjelaskan pengertian penginderaan jauh adalah ilmu
dan seni yang dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang suatu objek atau fenomena
dengan alat, tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena tersebut. Alat yang
dimaksud adalah alat pengindera atau sensor yang dipasang pada wahana, biasanya berupa
balon udara, pesawat terbang, pesawat ulang alik, atau satelit (Sutanto,1994).
Sedangkan Lindgren (1985) dalam Sutanto (1994) penginderan jauh didefinisikan
sebagai suatu teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan melakukan analisis tentang
informasi bumi, informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang
dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.
Informasi yang dapat diperoleh dengan teknik penginderaan jauh tidaklah hanya pada
bidang permukaan objek, daerah, atau fenomena yang tampak langsung diatas permukaan
bumi, tetapi sampai pada kedalaman tertentu juga dapat dideteksi/diindera (Sutanto, 1994).
Objek, daerah, atau fenomena tersebut termasuk yang terdapat diluar bumi seperti bulan dan
planet lain maupun yang diluar atmosfir.

Sistem Penginderaan Jauh

Komponen dasar dalam sistem penginderaan jauh adalah sumber energi, atmosfer,
interaksi yang unik antara tenaga dengan benda dimuka bumi, sensor, sistem pengolahan data
yang tepat waktu dan berbagai penggunaan data. Energi berinteraksi dengan benda dan
sekaligus berfungsi sebagai media untuk meneruskan informasi dari benda ke sensor. Sensor
adalah sebuah alat yang mengumpulkan dan mencatat radiasi
elektromagnetik. Setelah dicatat, data dikirimkan ke stasiun penerima dan diproses menjadi
format yang siap pakai, diantaranya berupa citra dan digunakan oleh pemakai (Lillesand et
al., 2004). Tepanjang gelombang tertentu, dengan sejumlah tenaga tertentu (Sutanto,1994).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh adalah teknik
dan ilmu untuk memperoleh data dan informasi permukaan bumi dengan menggunakan alat
yang tidak langsung berhubungan dengan objek atau benda yang dikaji. Contoh : pemotretan
bumi dari udara, foto udara, satelit, dan gantole. Penginderaan jauh memanfaatkan radiasi
gelombang elektromagnetik atau spektrum energi lain, serta mempunyai empat komponen
yang penting, yaitu sumber radiasi, objek, atmosfer, dan sensor. Secara rinci empat
komponen penting tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber radiasi gelombang elektromagnetik, antara lain pantulan cahaya matahari dan
pancaran panas permukaan. Berdasarkan sumber energi penginderaan jauh terbagi
menjadi dua, yaitu : system pasif dan sistem aktif. Penginderaan jauh yang
menggunakan energy matahari sebagai sumber radiasi termasuk pada sistem pasif.
Sedangkan yang menggunakan tenaga pulsa disebut system penginderaan jauh aktif,
contohnya : radar.
2. Objek di permukaan bumi dapat berupa: tanah, air, gegetasi, dan hasil budidaya
manusia dan lainnya. Fenomene_fenomena yang ada di permukaan bumi.
3. Interaksi atmosfer, adalah energi elektromagnetik melalui atmosfer berbentuk distorsi
dan hamburan. Atmosfer sendiri terdiri atas uap air,gas, dan debu.
4. Sensor adalah alat perekam radiasi elektromagnetik yang berinteraksi dengan
permukaan bumi dan atmosfer, contoh: kamera udara, scanner, dan radiometer.
Sensor dalam penginderaan jauh menerima informasi dalam berbagai bentuk, antara
lain : sinar atau cahaya, gelombang bunyi dan daya elektromagnetik. Sensor
digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam daerah
jangkauan tertentu. Sensor berdasarkan proses perekamannyadibedakan atas:
 Sensor Fotografi, dimana tenaga elektromagnetik diterima, direkam pada
emulsi film dan diproses menghasilkan foto. Hasil akhir berupa foto udara
dan perekaman dilakukan dari udara, baik melalui pesawat udara atau wahana
lainnya. Jika dilakukan dari antariksa hasil akhirnya disebut foto satelit,
 Sensor Elektronik, berupa alat yang bekerja secara elektrik dan pemrosesan
menggunakan komputer. Hasil akhirnya berupa data gisual atau data
digital/numerik (Meurah, et.al, 2012).

Citra digital adalah citra yang diperoleh, disimpan, dimanipulasi, dan ditampilkan
dengan basis logika biner. Citra digital biasanya diperoleh atau dihasilkan melalui bantuan
pelarik atau skaner, dewasa ini citra digital bisa diperoleh melalui berbagai kamera digital
bahkan telah terintegrasi dengan telpon seluler. Citra digital penginderaan jauh diperoleh dari
sistem perekaman melalui sensor yang dipasang pada pesawat terbang atau satelit. Citra
dalam format digital ini biasanya disimpan pada media magnetik, optik, ataupun media
lainnya (disket, hard disk, compact disk,optical disk, flash disk, maupun CCT atau computer
compatible tape), dan dapat ditampilkan menjadi gambar pada layar monitor komputer. Citra
digital diperoleh melalui proses peniruan atas penampakan nyata.
Informasi nyata dapat berupa kenampakan di permukaan bumi, dapat pula berupa
gambar atau citra yang diperoleh melalui proses lain, misalnya peta hasil penggambaran
tangan. Sistem penginderaan jauh sebenarnya bekerja dalam dua domain, yaitu spektral dan
domain spasial. Apabila pada suatu luasan tertentu terdapat beberapa jenis benda, maka
masing_masing benda akan memberikan pantulan dan atau pancaran elektromagnetik yang
dapat diterima oleh suatu sensor. Dengan demikian, kehadiran suatu benda dapat dideteksi
berdasarkan pantulan atau pencaran elektromagnetik, asal karakteristik
pantulan/pancaran elektromagnetiknya telah diketahui. Setiap benda mempunyai struktur
partikel yang berbeda, baik mikro maupun makro.
Perbedaan struktur ini mempengaruhi pola respons elektromagnetiknya. Oleh
karena itu, pengenalan atas perbedaan respons elektromagnetik tersebut dapat dijadikan
landasan bagi pembedaan obyek. Cara benda memberikan respons terhadap gelombang
elektromagnetik yang mengenainya berbeda-beda, dari satu jenis ke jenis lain; dan dari satu
spektrum ke spektrum yang lain. Alat yang digunakan untuk mengukur sensor cahaya yang
disebut spektrometer atau radiometer. Pada alat ini terdapat pengatur besarnya panjang
gelombang yang dapat masuk melalui sistem lensanya. Di samping itu, secara otomatis,
besarnya fluks cahaya yang masuk akan dicatat, dan dikongersi baik dalam persen maupun
angka digital. Respons spektral obyek dinyatakan sebagai energi yang mencapai sensor
dengan satuan mWatt/cm2/steradian/Km (Swain dan Dagis, 1978). Mata manusia adalah
sensor alami yang sangat bagus. Mata beroperasi pada rentang panjang gelombang 0,36 _
0,72 4m (Danoedoro, 20012).
Sensor penginderaan jauh yang banyak digunakan adalah sensor sistem pasif, yaitu
sensor yang menangkap pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik dari objek.
Sensor ini pada umumnya sensor elektro optik yang mengkombinasikan fisika optik dengan
mekanisme piranti elektronik (Danoedoro, 2012).
Satelit penginderaan jauh berdasarkan misinya dikelompokkan menjadi satelit cuaca
dan satelit sumberdaya. Sedangkan berdasarkan cara pengorbitannya dibagi atas satelit
geostasioner dan satelit sinkron matahari. Satelit geostasioner diorbitkan pada ketinggian
36.000 km di atas bumi, pada posisi geostasioner. Pada posisi ini pengarus gragitasi dan
sentrafugal bumi kurang lebih sebanding, sehingga satelit yang ada di posisi ini tidak tertarik
ke bumi atau terlempar ke luar orbit.naga yang digunakan dalam penginderaan jauh adalah
tenaga elektromagnetik.
BUKU 2

Penafsiran Morfologi Dari Citra Penginderaan Jauh


Penggunaan data penginderaan jauh dalam bidang kebumian pada dasarnya adalah mengenal
dan memetakan obyek dan parameter kebumian yang spesifik, menafsirkan proses
pembentukannya dan menafsirkan kaitannya dengan aspek lain. Untuk melakukan hal di atas
dua metoda yang umum dilakukan melalui metoda visual/manual yaitu mengenal obyek
obyek geomorfologi seperti perbukitan, dataran, gunungapi, delta dan gejala geologi spesifik
seperti perbedaan jenis batuan, bidang perlapisan, struktur sesar. Pada tabel dibawah
diberikan unsur unsur dasar penafsiran citra.

Analisa geomorfologi biasanya dilakukan berdasarkan metoda analisa visual. Analisa visual
untuk geomorfologi didasarkan atas unsur unsur dasar dari citra. Pengetahuan tentang daerah
yang di analisa menjadi faktor yang sangat penting untuk mencapai hasil yang maksimal.
Sebagai contoh tekstur suatu obyek juga akan berguna untuk membedakan obyek obyek yang
mungkin terlihat sama jika penentuan hanya didasarkan pada satu kriteria saja, yaitu tonanya
saja. (karena air dan tutupan lahan kemungkinan bisa mempunyai nilai kecerahan (brightness)
yang sama, akan tetapi teksturnya sangat berbeda. Asosiasi diantara beberapa kriteria yang
terdapat dalam citra dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam analisa citra. Dengan
demikian, analisa citra secara visual dengan menerapkan kriteria dari berbagai sifat dasar
yang terdapat pada citra akan menjadi kunci dalam keberhasilan penafsiran.

Cara kedua dilakukan melalui ekstraksi otomatis dari obyek dengan memakai cara dan
formula tertentu dengan menggunakan software yang ada (digital processings). Kedua cara di
atas mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga pemilihan penggunaan kedua metoda
tersebut perlu dipertimbangkan secara seksama sesuai dengan keperluaannya. Dalam bidang
kebumian, geologi pada khususnya, interpretasi dan analisis secara visual menempati bagian
paling utama dalam mendapatkan informasi geologi dibandingkan metoda pemrosesan digital
misalnya au tomatic extraction . Meskipun demikian penerapan pemrosesan digital, dalam
batas tertentu, sangat membantu kelancaran analisis visual. Data geologi yang diberikan citra
inderaja dapat bersifat tidak jelas, dapat pula berupa data baru yang tidak dapat diperoleh dari
survei konvensional. Oleh sebab itu penggunaan data inderaja seyogyanya dipakai sebagai
pelengkap, penunjang bentuk survei yang lazim dipakai. Seyogyanya data inderaja sebagai
data sementara (tentatif) yang perlu divalidasi dan dikonfirmasi lebih lanjut di lapangan.
Berikut akan dibahas bagaimana data dan informasi geologi dapat diperoleh dari citra
penginderaan jauh.

Morfologi Gunungapi
Data penginderaan jauh untuk kegunungapian dapat memberikan informasi mengenai bentuk
dan sebaran produk erupsi seperti endapan piroklastik, aliran dan kubah lava dari bentuknya
yang khas. Disamping itu data penginderaan jauh dapat juga memberikan gambaran
mengenai komplek gunungapi dan sejarah erupsinya yang tercermin dari perbedaan derajat
erosi, gunungapi aktif dengan sebaran piroklastik dan aliran lahar. Kenampakan pada citra
diperlihatkan pada gambar 10.9 sampai dengan 10.13. Pada gambar 10.9 adalah citra dari
Kaldera Tengger yang memperlihatkan kerucut tua A dengan ekspresi derajat erosi yang
kasar dan kerucut muda dengan derajat erosi yang relatif halus. Gambar 10.10 adalah citra
dari suatu komplek gunungapi aktif yang memperlihatkan bentuk-bentuk dari aliran lava
yangdicirikan oleh bentuk (shape), pattern (pola) yang khas dari suatu aliran lava, sedangkan
endapan piroklastik dicirikan oleh tekstur citra yang relatif kasar.

Morfologi Batuan Sedimen Terlipat.


Batuan sedimen terlipat dicirikan oleh bentuk dan pola topografi yang khas dan dapat dikenal
dengan baik pada citra satelit inderaja, dengan kenampakan sebagai berikut:

a. Susunan topografi yang terdiri dari perselingan antara lembah dan pematang bukit
memanjang saling sejajar. Morfologi lembah ditempati oleh jenis batuan lunak yang mudah
tertoreh (batulempung, serpih, napal) dan pematang bukit ditempati oleh lapisan batuan yang
lebih keras (batupasir, konglomerat, breksi, batugamping). Arah memanjang dari bentuk
morfologi ini merupakan jejak dari bidang perlapisan.

b. Batuan karbonat yang umumnya keras biasanya menempati topografi tinggi, dikenal
dengan baik apabila menunjukkan bentuk morfologi karst. Breksi juga menempati topografi
tinggI, homogen dan memperlihatkan tekstur topografi kasar-sangat kasar.

c. Bidang perlapisan seringkali dapat dikenal dari kesejajaran jejak bidang perlapisannya.
Kemiringan bidang perlapisan dapat dikenal dari bentuk morfologi messa, cuesta atau
hogback tergantung pada besarnya sudut kemiringan bidang perlapisan tersebut.

d. Sumbu lipatan dapat dikenal dari punggungan atau lembah berbentuk bulat, lonjong atau
tapal kuda (horse shoe shapes).
e. Struktur sesar dapat dikenal dengan baik pada citra yang diperlihatkan oleh beberapa
kenampakan di antaranya adanya pergeseran bidang perlapisan, kelurusan topografi dalam
skala regional, gawir topografi, kelurusan segmen sungai, pergeseran aliran sungai, orientasi
bukit dan gejala geologi lain dan sebagainya. Kelurusan topografi yang berpola teratur
menunjukkan adanya suatu pola rekahan pada batuan/kelompok batuan.

Morfologi Daerah Pantai dan Pesisir


Pemetaan pada daerah pantai dan pesisir sulit dilakukan karena sukarnya diperoleh singkapan
batuan, asesibilitas sukar (rawa pantai) dan mahal karena sebagian besar harus dilakukan
melalui survei bawah permukaan (geofisika dan pemboran). Sebaliknya daerah pantai dan
pesisir merupakan wilayah ekonomi yang potensial sebagai lahan pemukiman, prasarana
perhubungan, jasa industri dan sebagainya. Kepincangan dari kedua masalah tersebut perlu
dipecahkan secara cermat.
Dengan bantuan citra satelit maka pemetaan pada daerah pantai dan pesisir akan menjadi
mudah, dikarenakan citra satelit dapat meliput area yang cukup luas, sehingga kenampakan
bentangalam dapat dipetakan dengan baik. Dengan menggunakan berbagai kombinasi band
yang ada, kita dapat juga memetakan batas pesisir maupun kedalaman (batimetri) air laut
disekitar pesisir.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU 1

Farid, Firman. 2015. Penginderaan Jauh. UTM Press. Halaman 1-48

BUKU 2

Noor, Djauhari. ; 2010. ; Geomorfologi edisi pertama 2010. ; Bogor. ; Program Studi Teknik
Geologi – Fakultas Teknik Universitas Pakuan. ; halaman 135-145

Anda mungkin juga menyukai