PENDAHULUAN
unsur yang harus dipenuhi oleh suatu negara hukum, khususnya terhadap
seperti yang tercantum dalam pasal 28 UUD 1945 yang menjadi dasar dari
kemerdekaan, pada saat itu kaum muda menggunakan surat kabar sebagai
orde lama, pers lebih condong dijadikan sebagai alat politik pemerintah
1
2
pada masa orde baru dianggap sebagai masa terburuk bagi kehidupan pers
nasional, karena pada masa itu pers tidak dapat dengan bebas menjalankan
kedudukan pers dan menjadi payung hukum atas kemerdekaan pers yang
didalamnya diatur mengenai asas, fungsi, hak, kewajiban dan peranan pers
nasional.
sebagai penyalur aspirasi, kritik dan kontrol sosial. Kebebasan yang kini
dimiliki pers membuat para pekerja pers lebih mudah menjalankan fungsi
merupakan wujud dari demokrasi dan merupakan salah satu syarat bagi
terkadang kebablasan karena berita atau tayangan yang dimuat sering kali
keluar dari koridor hukum, budaya dan agama. Pemberitaan pers sering
pers saat ini dinilai tidak mencerminkan sifat kebebasan yang sebenarnya,
1 Ali Moertopo, 1982. Strategi Pembangunan Nasional, CSIS, Jakarta, hlm 236
4
Penyelesaian yang ditempuh diharapkan bisa berlaku adil bagi kedua belah
pemberitaan pers dapat diselesaikan dengan Hak Jawab dan Hak Koreksi
Sedangkan Hak Koreksi adalah “hak setiap orang untuk mengoreksi atau
dirinya maupun tentang orang lain.” Namun, sering kali Hak Jawab dan
Hak Koreksi yang telah melewati proses editing oleh redaksi dianggap
belum memulihkan nama baik orang yang dirugikan dan dirasa tidak
jalur hukum melalui peradilan pidana atau pun perdata. Padahal dalam
pasal 5 secara tegas disebutkan bahwa pers wajib melayani Hak Jawab dan
beberapa pasal yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana pers atau
biasa disebut dengan delik pers, yaitu kejahatan penghinaan umum (pasal
310, pasal 311 dan 315 KUHP) , penghinaan terhadap Presiden dan Wakil
Presiden (pasal 134 dan 137 KUHP), kejahatan ketertiban umum (pasal
154, 155, 156 dan pasal 157 KUHP), kejahatan penghasutan (pasal 160
dan 161 KUHP) dan kejahatan kesusilaan (pasal 282 dan 533 KUHP).
asas praduga tak bersalah. Dari sekian banyak pasal diatas, pasal 310 dan
311 KUHP yang paling sering digunakan untuk menuntut perusahaan pers
Pasal 311 KUHP : (1) Jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau
pencemaran tertulis dibolehkan untuk membuktikan apa yang dituduhkan
itu benar, tidak membuktikannya, dan tuduhan dilakukan bertentangan
dengan apa yang diketahui, maka ia diancam melakukan fitnah dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
(2) Pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 nomor 1-3 dapat dijatuhkan.
(Pencabutan hak-hak seperti yang dimaksud pasal 35 nomor 1-3 adalah
hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan yang tertentu, hak
memasuki Angkatan Bersenjata, hak memilih dan dipilih dalam pemilihan
yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum).
Contoh kasus delik pers pencemaran nama baik yang dilakukan oleh
Tandjung yang terjadi pada tahun 2002, Akbar Tandjung yang pada saat
sepuluh bulan.
hubungan antara pers dengan masyarakat tetap terjalin dengan baik demi
TAHUN 1999”.
B. Rumusan Masalah
2. Apa kendala penyelesaian delik pers melalui fasilitas Hak Jawab dan
Hak Koreksi?
8
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
pers.
E. Keaslian Penelitian
9
UAJY.
c. Rumusan Masalah :
d. Tujuan Penelitian :
e. Hasil Penelitian :
ombudsman.
c. Rumusan Masalah :
2) Bagaimanakah pertanggungjawabannya?
d. Tujuan Penelitian :
Indonesia.
pers di Indonesia.
11
pertanggungjawabannya.
e. Hasil Penelitian :
Berita.
c. Rumusan Masalah :
d. Tujuan Penelitian :
pers.
e. Hasil Penelitian :
pers.
F. Batasan Konsep
G. Metode Penelitian
1) Jenis Penelitian
hukum normatif.
2) Sumber Data
Sleman.