Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke


seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan
dari tubuh. Alat transportasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh
darah beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh
darah. Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah
bening) dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe.
Fungsi sistem ini adalah menyediakan darah untuk melayani kebutuhan sel
dan jaringan, mentranspor nutrien dan oksigen ke semua sel, mentranspor produk-
produk yang tidak berguna serta mentranspor hormon dari bagian tubuh satu ke
bagian tubuh lainnya.
Katak atau kecebong termasuk dalam amfibia atau amfibi (Amphibia),
umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang
hidup di dua alam, yakni di air dan di daratan.

Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan
peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung
dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-
paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke
jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Pembekuan darah adalah rangkaian kompleks dan peristiwa dimana fibrinogen,
protein plasma yang larut diubah menjadi bakuan fibrin yang stabil atau dengan
kata lain proses pembekuan darah adalah perubahan fibrinogen (protein yang
larut) menjadi fibrin (protein yang tidak larut) (Gibson, 1996).

Pembekuan atau penggumpalan darah atau disebut juga koagulasi terjadi


apabila darah ditampung dan dibiarkan begitu saja. Akan terjadilah suatu mass
yang menyerupai jelly, yang kemudian menjadi massa yang memadat dengan
meninggalkan cairan jernih, yang disebut serum darah. Gumpalan itu sendiri
terdiri dari filamen fibrin yang mengikat sel darah merah, sel darah putih dan
platelet. Kloting (penggumpalan) mulai 15 detik sampai 2 menit setelah luka, dan
umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit (Frandson, 1996).

Menurut Wulangi (1993), mekanisme pembekuan darah digambarkan dalam


skema seperti berikut :

1
Mengeluarkan faktor anti haemofilia

Luka trombosit pecah tromboplastin

(aktifator protrombin )protrombin trombin


vit K dan ion Ca

(faktor penstabilitas fibrin) fibrinogen fibrin

Darah normal membeku dalam 4 – 8 menit. Penderita yang diobati dengan


heparin dapat memilki masa pembekuan darah yang panjang. Heparin merupakan
anti koagulan injeksi yang bekerja dengan cara mengikat anti trombin dimana
menghasilkan peningkatan yang sangat besar pada aktivitas anti thrombin atau
menghambat perubahan fibrinogen menjadi fibrin. Waktu koagulasi adalah saat
mulai keluarnya tetesan darah pertama sampai mulai terlihat benang – benang
fibrin pada tetes kedua (Seeley,2000).

1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam laporan ini yaitu :

1. Bagaimana proses aliran darah pada kecebong?


2. Bagaimana bentuk dan struktur sel darah katak dan manusia?

Dengan modal pertanyaan di atas, kami berharap akan menemukan jawaban


yang tepat supaya kita dapat mengetahui labih jauh tentang aliran darah pada
tubuh kecebong.

1.3 Tujuan

1. Memahami sistem peredaran darah pada kecebong.


2. Membedakan antara pembuluh darah arteri, vena dan kapiler
berdasarkan kecepatan aliran darah.
3. Memahami bentuk da struktur sel darah dan membandingkan bentuk dan
struktur sel darah katak dan manusia.
4. Mempelajari proses pembentukan fibrin serta mempelajari bentuk dan
struktur fibrin.

2
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 15 Oktober 2019 pukul
15.10 – 16.50 WIB, dan bertempat di Laboratorium PMIPA, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau.

2.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum percobaan kecebong, yaitu :
1. Kecebong
2. Mikroskop
3. Cawan petri
4. Alkohol 96 % atau 70 %
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum percobaan sel darah katak,
yaitu:
Bahan :
1. Larutan NaCl 0,6 %
2. Larutan NaCl 0,9 %
3. Darah katak dan manusia
4. Kloroform
5. Alkohol 96 %
Alat :
1. Mikroskop
2. Objek glass dan kaca penutup
3. Lancet
4. Syring
5. Kapas
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum percobaan sel darah
manusia, yaitu:

Alat :
1. Mikroskop

3
2. Objek glass dan cover glass
3. Lancet
Bahan :
1. Darah segar
2. Kapas
3. Alkohol 96 %

2.3  Metode Praktikum
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum percobaan aliran darah kecebong
sebagai berikut :
1. Ke dalam gelas piala yang berisi larutan alcohol 70 % masukkanlah 2-3 ekor
kecebong, tunggu sampai kecebong tersebut tidak bergerak lagi (terbius).
2. Pindahkan seekor kecebong yang sudah terbius ke dalam cawan petri yang berisi
sedikit air.
3. Amatilah di bawah mikroskop pembukuh-pembuluh darah pada ekor kecebong
yang tampak transparan
4. Perhatikan aliran darah dalam pembuluh-pembuluh tersebut
5. Gambarkan sebagian dari rangkaian pembuluh darah yang anda amati
6. Kemudian cobalah bedakan antara arteri, vena, arteriol, venule dan kapiler
7. Perhatikan pula kecepatan aliran pada masing-masing pembuluh tersebut, catatlah
pada pembuluh darah yang mana kecepatan darah konstan dan yang mana yang
tidak konstan.

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum percobaan sel darah katak
sebagai berikut :
1. Pada gelas objek tarulah setetes darah katak
2. Tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,6 %
3. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop.
4. Lakukanlah prosedur di atas untuk darah anda sendiri dengan menggunakan
larutan NaCl 0,9 %
5. Kemudian perhatikanlah perbedaan antara kedua sel darah yang diamati
6. Buatlah gambar dari masing-masing sel darah tadi.

4
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum percobaan sel darah katak
sebagai berikut :
1. Teteskan sedikit darah anda di atas kaca objek
2. Biarkanlah supaya darah tersebut beku
3. Tambahkanlah beberapa tetes zat warna methylen blue
4. Tutuplah dengan cover glass dan amati di bawah mikroskop
5. Cobalah terangkan bagaimana cara pembentukan fibrin tersebut.

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
1. Percobaan Aliran Darah Kecebong

Gambar 1. Aliran predaran darah pada kecebong

No Kategori Arteri Vena


1 Arah aliran Kepala ke ekor Ekor ke kepala
2 Diameter pembuluh darah Sempit/kecil Lebar
3 Kecepatan aliran darah Cepat Lambat
4 Dinding pembuluh darah Tebal Tipis

Pada percobaan yang pertama, setelah ekor kecebong diamati dibawah


mikroskop, kami dapat melihat bagian-bagian dalam dari ekor kecebong. Terlihat
pembuluh darah pada ekor kecebong yang nampak transparan beserta aliran-aliran
darahnya. Aliran-aliran darahnya terlihat seperti aliran zat-zat cair yang bergerak
dengan arah dan kecepatan yang berbeda-beda. Ada yang ke depan ada juga yang
ke belakang, ada yang alirannya cepat namun ada juga yang lambat.

6
2. Percobaan Sel Darah Katak Dan Sel Darah Manusia

Sistem peredaran darah pada kecebong berupa sistem peredaran tertutup


karena berada di dalam pembuluh darah. Selain itu, sistem peredaran nya pun
berupa peredaran darah tunggal, yaitu predaran darah yang hanya melalui jantung
satu kali. Hal ini di karenakan tidak di temukan peredaran darah yang lain dalam
hal ini paru – paru. Pada fase kecebong pernapasan menggunakan insang, ketika
bermetamorfosa menjadi katak barulah makhluk hidup tersebut bernapas
menggunkan paru- paru. Berbeda dengan manusia yang mempunyai sisitem
peredaran darah ganda, yaitu sistem peredaran kecil yang mengalirkan darah dari
jantung ke paru-paru kembali ke jantung dan sistem peredaran darah besar yang
mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh lalu kembali ke jantung.

Aliran darah yang berasal dari arah kepala dalam hal ini berasal dari jantung
merupakan pembuluh darah arteri. Aliran darah yang berasal dari ekor atau
seluruh tubuh merupakan pembuluh vena.

Aliran darah pada pembuluh arteri lebih cepat dikarenakan ventrikel kiri pada
jantung mempunyai kontraksi yang terkuat, ia harus mendorong darah ke seluruh
tubuh untuk mempertahankan tekanan darah arteri sistemik. Sedangkan,
pembuluh vena alirannya lebih lambat di karenakan arah alirannya berlawanan
dengan gaya gravitasi, faktor lainnya juga dikarenakan adanya pompa jantung,
ada tekanan tertentu dipindahkan melalui kapiler – kapiler dari arteri.

Dalam pengamatan, untuk pembuluh darah yang mengalirkan darah lebih


cepat serta berasal dari arah kepala atau jantung berada di pembuluh darah yang

7
kecil, sedangkan aliran darah yang berjalan lambat serta aliran darahnya berasal
dari ekor berada di pembuluh yang lebih besar. Dengan demikian, pembuluh
darah arteri mempunyai diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan pembuluh
vena.

Dinding arteri tebal, kuat, dan elastis, karena mempunyai fungsi yang penting
yaitu berperan sebagai pengurang tekanan, berperan sebagai pengatur jumlah
aliran darah di suatu tempat tertentu, berperan mempertahankan tekanan darah dan
juga arteriol – arteriol itu sendiri mempunyai aktifitas siklis, membuka dan
menutup lagi setiap beberapa menit. Lapisan paling dalam pada arteri adalah
endotelium yang dikelilingi otot polos. Dinding arteri terdiri dari tiga lapisan:

1. Tunika Intima
yang terdiri dari lapisan sel endotel yang halus dan lapisan jaringan elastin
2. Tunika Media
yang merupakan campuran jaringan elastin dan otot polos
3. Tunika Eksterna
yang merupakan jaringan penyambung fibro-elastin
Dinding vena tipis dan tidak elastis. Lapisan dalamnya bersifat licin karena
dilapisi endotelium yang dikelilingi oleh otot polos. Sama seperti arteri, vena juga
memiliki tiga lapisan pada dindingnya. Hanya saja lebih tipis serta lebih mudah
direnggangkan. Otot polos pada dinding vena berada di bawah di bawah kontrol
saraf autonomik.

Gambar 1. Aliran Darah pada Kecebong

8
Sistem peredaran darah pada kecebong dipelajari melalui aliran darah pada
ekor kecebong. Setelah ekor kecebong diamati di bawah mikroskop terlihat
pembuluh darah pada ekor kecebong yang nampak transparan beserta aliran-aliran
darahnya.Sistem peredaran darah kecebong merupakan sistem peredaran darah
tunggal, yaitu darah melewati jantung sekali dalam setiap peredaran.
Mekanisme peredaran darh pada kecebong adalah sebagai berikut:
Seluruh darah yang mempunyai kadar oksigen rendah dan karbon dioksida tinggi
masuk ke jantung melalui pembuluh  vena (darah tersebut disebut darah vena).  

 Otot bilik akan memompa darah keluar dari jantung lewat arteri menuju
kapiler di dalam insang.
 Daerah insang merupakan tempat terjadinya pertukaran gas, karbon
dioksida dibebaskan dan oksigen diikat (darah yang kaya oksigen disebut darah
arteri).
 Darah arteri kemudian mengalir menuju ke kapiler sistemik, yaitu kapiler
yang menyebar ke seluruh tubuh.
 Darah dari sel-sel tubuh dikumpulkan, kemudian di bawa lagi ke jantung
melalui pembuluh vena.

Pembuluh arteri dan vena mengalirkan darah lebih cepat daripada pembuluh
arterior, venula dan kapiler karena ukuran pembuluh darah arteri dan vena
tersebut lebih besar dari ukuran pembuluh arterior. Pada masa larva (berudu/
kecebong), sistem peredaran transportasinya menyerupai sistem transportasi pada
ikan. Setelah mengalami metamorfosis menjadi katak, sistem transformasinya
mengalami perubahan yang sesuai dengan kehidupan di lingkungan darat. Sistem
peredaran darah kecebong merupakan sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah
melewati jantung sekali dalam setiap peredaran. Jantung ikan terbagi menjadi dua
ruangan. Yaitu satu serambi dan satu bilik. Arteri adalah pembuluh dangan
tekanan terbesar, sehingga memungkinkan untuk menyalurkan darah sampai ke
kapiler-kapiler. Kapiler memiliki tekanan paling kecil, dan setelah keluar ke vena
tekanannya lebih besar di banding kapiler. (Kartolo 1993).

9
Perbedaan pembuluh darah vena dengan pembuluh darah arteri
Vena Arteri
 Membawah darah kotor kecuali vena Membawa darah bersih kecuali
pulmonalis arteri kumonalis
Mempunyai dinding yang tipis Mempunyai dinding yang tebal
Jaringannya kurang elastis Mempunyai jaringan yang elastis
Mempunyai katup-katup sepanjang Katup hanya pada permulaan keluar
jalannya mengarah ke jantung dari jantung
Tidak menunjukan adanya tempat Menunjukan adanya tempat untuk
mendengar denyut jantung. mendengar denyut jantung.

Struktrur sel darah pada manusia pada pengamatan lebih kecil dibandingkan
pada sel darah katak sawah (Fejervarya cancrivora), berbentuk bulat bikonkaf dan
tidak berinti, dimana katak lebih berbentuk lonjong, dan berinti. Menurut
Soedjono (1998) tidak adanya inti dan degenerasi pada inti sel darah di mamalia
terjadi ketika mamalia menjadi dewasa dikarenakan aktivitas mamalia yang tinggi
dan hidup di daerah yang paparan oksigennya lebih banyak sehingga sel darah
yang kecil dan tidak berinti mampu secara efisien menangkap lebih banyak
oksigen. Kecilnya ukuran sel darah menjadi indikator luas bidang pengikatan
oksigen, sedangkan menurut Watson (1997) bentuk sel darah yang pipih bikonkaf
memiliki tujuan untuk mudahnya sel darah masuk ke dalam kapiler.
Struktur sel darah merah sendiri sangat mudah berubah jika konsentrasi di
dalam darah berbeda dengan di lingkungan. Hal ini terjadi karena adanya
peristiwa osmosis, yaitu proses perpindahan zat pelarut tinggi menuju zat pelarut
rendah. Pada percobaan kita membuat eritosit dalam keadaan hipotonis dengan
memberikan larutan NaCl. Hipotonis sendiri merupakan keadaan dimana
konsentrasi larutan di sel lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungan,
sebaliknya dengan hipertonis yang konsentrasi larutan sel lebih tinggi
dilingkungan, dan isotonis memiliki konsentrasi yang sama antara sel dengan
lingkungan luarnya (Yuwono, 2001). Pada penelitian yang dilakukan Tan, et al.
(2010) dengan memakai alat dimana didapatkan komparasi dimana pada hipotonik

10
memiliki kondisi deformasi yang besar pada sel, sedangkan pada keadaan
hipertonik hanya mengalami deformasi yang kecil.
Pada percobaan masa pembekuan darah, jari probandus di bersihkan dengan
alkohol 70% kemudian di tusuk dengan jarum Francke. Ujung jari di hadapkan
vertikal ke bawah, hal ini dilakukan agar darah dapat keluar. Tetesan pertama di
hapus dan tetesan darah kedua di teteskan pada gelas benda sambil stopwatch di
hidupkan.
Tiap 30 detik tetesan darah pertama ditarik – tarik dengan tusuk gigi sampai
terbentuk benang fibrin. Perlakuan tersebut agar dapat melihat pembentukan
benang fibrin. Waktunya kemudian dicatat dan pada tetesan kedua ditarik – tarik
dengan tusuk gigi serta waktunya di catat.
Menurut Seeley, (2000) Darah normal membeku dalam 4 – 8 menit. Jika lebih
dari 8 menit disebabkan karena terjadi defisiensi vitamin K. Penetapan masa
pembekuan probandus dari kelompok satu sampai dengan tiga melebihi 8 menit.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Sedangkan probandus dari kelompok
empat sampai dengan delapan memiliki penetapan masa pembekuan dengan
waktu yang normal.
Menurut Pearce (2009:166-167), empat faktor yang mempengaruhi
pembekuan darah adalah :
1. Garam kalsium dalam keadaan normal ada dalam darah.
2. Sel yang terluka yang membebaskan trombokinase.
3. Thrombin yang terbentuk dari protrombin bila ada trombokinase,
4. Fibrin yang terbentuk dari fibrinogen di samping thrombin.
Percobaan ini dimulai dengan membersihkan gelas benda dengan kapas
beralkohol. Gelas benda digunakan untuk tempat tetesan darah, sedangkan
pembersihan menggunakan kapas alcohol bertujuan untuk sterilisasi. Sterilisasi
bertujuan agar darah tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme, mikroorganisme
dapat menurunkan akurasi dari hasil praktikum.
Kemudian, jari probandus dibersihkan juga dengan kapas beralkohol,
kemudian ditusuk dengan jarum Francke. Tujuan dari kapas beralkohol adalah
sama yaitu sterilisasi, sterilisasi pada probandus sangatlah penting, agar tidak ada
mikroorganisme yang masuk ke sistem sirkulasi probandus yang dapat

11
mengakibatkan infeksi. Setelah itu, penusukan jarum Francke dibantu oleh auto-
click. Caranya dengan memasang jarum Francke ke dalam auto-click.
Setelah itu, tetesan darah pertama probandus dihapus. Pembuangan dilakukan
karena pada tetesan pertama umumnya darah tidak steril atau terkontaminasi,
walaupun sudah dilakukan pensterilan, tindakan ini hanya sebagai pencegahan
saja. Baru setelah itu 2 tetes darah berturut-turut diteteskan pada gelas benda dan
stopwatch dinyalakan.
Setiap 30 detik, darah probandus diangkat dan ditarik perlahan (sampai
terbentuk benang fibrin). Pemilihan waktu 30 detik bertujuan agar kita dapat
mendeteksi benang-benang fibrin dalam waktu sesegera mungkin, bila waktunya
1 menit (contoh), deteksi semakin lama dan dapat menyebabkan standar deviasi
yang besar dari waktu asli. Segera setelah terjadi benang fibrin, tetesan kedua
ditarik-tarik. Bila belum terjadi benang-benang fibrin, penarikan diteruskan tiap
30 detik. Mengapa segera setelah terjadi benang fibrin, tetesan kedua ditarik-
tarik? Hal tersebut karena waktu koagulasi adalah saat mulai keluarnya tetesan
darah pertama sampai mulai terlihat benang-benang fibrin pada tetes kedua.
Penarikan bertujuan sebagai deteksi terhadap terbentuknya benang fibrin.

12
BAB IV
KESIMPULAN

Dari kesimpulan pada hasil pengamatan ,menghasilkan :


1. Aliran darah pada kecebong pada arteri di mulai pada kepala menuju ekor Arteri 
atau (pembuluh nadi) pada kecebong, membawa darah meninggalkan jantung,
dan sebaliknya pada pembuluh darah vena, dimulai dari ekor menuju kepala,
karena pembuluh darah vena pembawa darah.
2. Diameter pembuluh darah pada kecebong, diameter arteri lebih kecil di
bandingkan diameter pembuluh darah vena, ukuran dimeter arteri 25 mm.
3. Kecepatan aliran darah arteri lebih cepat karena adanya oksigen yang
mempercepat aliran darah dan adanya serat elastis.
4. Dinding pembuluh darah pada arteri lebih tebal dan elastis. Arteri memeliki 4
dinding pembuluh darah, ini yang menyebabkan diameter pembuluh darah lebih
kecil. Arteri tidak mempunyai katup (pembuluh darah balik)
 Lapisan pertama, pelindung luar
 Lapian kedua, otot (otot polos) dan erat elastic
 Lapisan ketiga, jaringan ikat berwarna kuning
 Lapisan keempat, didalam (endothelium)
5. Sedangkan vena,dinding pembuluh darah tipis dan lebar vena memiliki dua
dinding lapisan luar dan dalam. Vena memiliki daun katup yang berfungsi
sebagai faktor cepat atau lambat darah mengalir.
6. Fungi arteri dan vena sama-sama berfungsi sebagai oksigen untuk pernafasan,
sebagai sumber kehidupan,proses nutrisi dan proses pada otak.

3.3 Saran

13
DAFTAR PUSTAKA

Eckert, R., and D. Randall. 1978. Animal Physiologi : Mechanism and Adaptation, W.H.
Freeman and company

Jasin, Maskoeri. 1989. Biologi Umum, untuk perguruan tinggi. Surabaya : Bina Pustaka
Tama

Tobin, Muhammad. 1994. Fisiologi Hewan : Mekanisme Fungsi Tubuh. Yogyakarta :


Angkasa

Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan : Biologi FMIPA-ITB

www.google.com. Proses Pembekuan Darah.


http://cimobi.blogspot.com/2009/11/proses-pembekuan-darah.html

14
LAMPIRAN

15
Gambar sel darah katak

Gambar sel darah Manusia

16

Anda mungkin juga menyukai