PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan
peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung
dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-
paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke
jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Pembekuan darah adalah rangkaian kompleks dan peristiwa dimana fibrinogen,
protein plasma yang larut diubah menjadi bakuan fibrin yang stabil atau dengan
kata lain proses pembekuan darah adalah perubahan fibrinogen (protein yang
larut) menjadi fibrin (protein yang tidak larut) (Gibson, 1996).
1
Mengeluarkan faktor anti haemofilia
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam laporan ini yaitu :
1.3 Tujuan
2
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat :
1. Mikroskop
3
2. Objek glass dan cover glass
3. Lancet
Bahan :
1. Darah segar
2. Kapas
3. Alkohol 96 %
2.3 Metode Praktikum
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum percobaan aliran darah kecebong
sebagai berikut :
1. Ke dalam gelas piala yang berisi larutan alcohol 70 % masukkanlah 2-3 ekor
kecebong, tunggu sampai kecebong tersebut tidak bergerak lagi (terbius).
2. Pindahkan seekor kecebong yang sudah terbius ke dalam cawan petri yang berisi
sedikit air.
3. Amatilah di bawah mikroskop pembukuh-pembuluh darah pada ekor kecebong
yang tampak transparan
4. Perhatikan aliran darah dalam pembuluh-pembuluh tersebut
5. Gambarkan sebagian dari rangkaian pembuluh darah yang anda amati
6. Kemudian cobalah bedakan antara arteri, vena, arteriol, venule dan kapiler
7. Perhatikan pula kecepatan aliran pada masing-masing pembuluh tersebut, catatlah
pada pembuluh darah yang mana kecepatan darah konstan dan yang mana yang
tidak konstan.
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum percobaan sel darah katak
sebagai berikut :
1. Pada gelas objek tarulah setetes darah katak
2. Tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,6 %
3. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop.
4. Lakukanlah prosedur di atas untuk darah anda sendiri dengan menggunakan
larutan NaCl 0,9 %
5. Kemudian perhatikanlah perbedaan antara kedua sel darah yang diamati
6. Buatlah gambar dari masing-masing sel darah tadi.
4
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum percobaan sel darah katak
sebagai berikut :
1. Teteskan sedikit darah anda di atas kaca objek
2. Biarkanlah supaya darah tersebut beku
3. Tambahkanlah beberapa tetes zat warna methylen blue
4. Tutuplah dengan cover glass dan amati di bawah mikroskop
5. Cobalah terangkan bagaimana cara pembentukan fibrin tersebut.
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
1. Percobaan Aliran Darah Kecebong
6
2. Percobaan Sel Darah Katak Dan Sel Darah Manusia
Aliran darah yang berasal dari arah kepala dalam hal ini berasal dari jantung
merupakan pembuluh darah arteri. Aliran darah yang berasal dari ekor atau
seluruh tubuh merupakan pembuluh vena.
Aliran darah pada pembuluh arteri lebih cepat dikarenakan ventrikel kiri pada
jantung mempunyai kontraksi yang terkuat, ia harus mendorong darah ke seluruh
tubuh untuk mempertahankan tekanan darah arteri sistemik. Sedangkan,
pembuluh vena alirannya lebih lambat di karenakan arah alirannya berlawanan
dengan gaya gravitasi, faktor lainnya juga dikarenakan adanya pompa jantung,
ada tekanan tertentu dipindahkan melalui kapiler – kapiler dari arteri.
7
kecil, sedangkan aliran darah yang berjalan lambat serta aliran darahnya berasal
dari ekor berada di pembuluh yang lebih besar. Dengan demikian, pembuluh
darah arteri mempunyai diameter yang lebih kecil dibandingkan dengan pembuluh
vena.
Dinding arteri tebal, kuat, dan elastis, karena mempunyai fungsi yang penting
yaitu berperan sebagai pengurang tekanan, berperan sebagai pengatur jumlah
aliran darah di suatu tempat tertentu, berperan mempertahankan tekanan darah dan
juga arteriol – arteriol itu sendiri mempunyai aktifitas siklis, membuka dan
menutup lagi setiap beberapa menit. Lapisan paling dalam pada arteri adalah
endotelium yang dikelilingi otot polos. Dinding arteri terdiri dari tiga lapisan:
1. Tunika Intima
yang terdiri dari lapisan sel endotel yang halus dan lapisan jaringan elastin
2. Tunika Media
yang merupakan campuran jaringan elastin dan otot polos
3. Tunika Eksterna
yang merupakan jaringan penyambung fibro-elastin
Dinding vena tipis dan tidak elastis. Lapisan dalamnya bersifat licin karena
dilapisi endotelium yang dikelilingi oleh otot polos. Sama seperti arteri, vena juga
memiliki tiga lapisan pada dindingnya. Hanya saja lebih tipis serta lebih mudah
direnggangkan. Otot polos pada dinding vena berada di bawah di bawah kontrol
saraf autonomik.
8
Sistem peredaran darah pada kecebong dipelajari melalui aliran darah pada
ekor kecebong. Setelah ekor kecebong diamati di bawah mikroskop terlihat
pembuluh darah pada ekor kecebong yang nampak transparan beserta aliran-aliran
darahnya.Sistem peredaran darah kecebong merupakan sistem peredaran darah
tunggal, yaitu darah melewati jantung sekali dalam setiap peredaran.
Mekanisme peredaran darh pada kecebong adalah sebagai berikut:
Seluruh darah yang mempunyai kadar oksigen rendah dan karbon dioksida tinggi
masuk ke jantung melalui pembuluh vena (darah tersebut disebut darah vena).
Otot bilik akan memompa darah keluar dari jantung lewat arteri menuju
kapiler di dalam insang.
Daerah insang merupakan tempat terjadinya pertukaran gas, karbon
dioksida dibebaskan dan oksigen diikat (darah yang kaya oksigen disebut darah
arteri).
Darah arteri kemudian mengalir menuju ke kapiler sistemik, yaitu kapiler
yang menyebar ke seluruh tubuh.
Darah dari sel-sel tubuh dikumpulkan, kemudian di bawa lagi ke jantung
melalui pembuluh vena.
Pembuluh arteri dan vena mengalirkan darah lebih cepat daripada pembuluh
arterior, venula dan kapiler karena ukuran pembuluh darah arteri dan vena
tersebut lebih besar dari ukuran pembuluh arterior. Pada masa larva (berudu/
kecebong), sistem peredaran transportasinya menyerupai sistem transportasi pada
ikan. Setelah mengalami metamorfosis menjadi katak, sistem transformasinya
mengalami perubahan yang sesuai dengan kehidupan di lingkungan darat. Sistem
peredaran darah kecebong merupakan sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah
melewati jantung sekali dalam setiap peredaran. Jantung ikan terbagi menjadi dua
ruangan. Yaitu satu serambi dan satu bilik. Arteri adalah pembuluh dangan
tekanan terbesar, sehingga memungkinkan untuk menyalurkan darah sampai ke
kapiler-kapiler. Kapiler memiliki tekanan paling kecil, dan setelah keluar ke vena
tekanannya lebih besar di banding kapiler. (Kartolo 1993).
9
Perbedaan pembuluh darah vena dengan pembuluh darah arteri
Vena Arteri
Membawah darah kotor kecuali vena Membawa darah bersih kecuali
pulmonalis arteri kumonalis
Mempunyai dinding yang tipis Mempunyai dinding yang tebal
Jaringannya kurang elastis Mempunyai jaringan yang elastis
Mempunyai katup-katup sepanjang Katup hanya pada permulaan keluar
jalannya mengarah ke jantung dari jantung
Tidak menunjukan adanya tempat Menunjukan adanya tempat untuk
mendengar denyut jantung. mendengar denyut jantung.
Struktrur sel darah pada manusia pada pengamatan lebih kecil dibandingkan
pada sel darah katak sawah (Fejervarya cancrivora), berbentuk bulat bikonkaf dan
tidak berinti, dimana katak lebih berbentuk lonjong, dan berinti. Menurut
Soedjono (1998) tidak adanya inti dan degenerasi pada inti sel darah di mamalia
terjadi ketika mamalia menjadi dewasa dikarenakan aktivitas mamalia yang tinggi
dan hidup di daerah yang paparan oksigennya lebih banyak sehingga sel darah
yang kecil dan tidak berinti mampu secara efisien menangkap lebih banyak
oksigen. Kecilnya ukuran sel darah menjadi indikator luas bidang pengikatan
oksigen, sedangkan menurut Watson (1997) bentuk sel darah yang pipih bikonkaf
memiliki tujuan untuk mudahnya sel darah masuk ke dalam kapiler.
Struktur sel darah merah sendiri sangat mudah berubah jika konsentrasi di
dalam darah berbeda dengan di lingkungan. Hal ini terjadi karena adanya
peristiwa osmosis, yaitu proses perpindahan zat pelarut tinggi menuju zat pelarut
rendah. Pada percobaan kita membuat eritosit dalam keadaan hipotonis dengan
memberikan larutan NaCl. Hipotonis sendiri merupakan keadaan dimana
konsentrasi larutan di sel lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungan,
sebaliknya dengan hipertonis yang konsentrasi larutan sel lebih tinggi
dilingkungan, dan isotonis memiliki konsentrasi yang sama antara sel dengan
lingkungan luarnya (Yuwono, 2001). Pada penelitian yang dilakukan Tan, et al.
(2010) dengan memakai alat dimana didapatkan komparasi dimana pada hipotonik
10
memiliki kondisi deformasi yang besar pada sel, sedangkan pada keadaan
hipertonik hanya mengalami deformasi yang kecil.
Pada percobaan masa pembekuan darah, jari probandus di bersihkan dengan
alkohol 70% kemudian di tusuk dengan jarum Francke. Ujung jari di hadapkan
vertikal ke bawah, hal ini dilakukan agar darah dapat keluar. Tetesan pertama di
hapus dan tetesan darah kedua di teteskan pada gelas benda sambil stopwatch di
hidupkan.
Tiap 30 detik tetesan darah pertama ditarik – tarik dengan tusuk gigi sampai
terbentuk benang fibrin. Perlakuan tersebut agar dapat melihat pembentukan
benang fibrin. Waktunya kemudian dicatat dan pada tetesan kedua ditarik – tarik
dengan tusuk gigi serta waktunya di catat.
Menurut Seeley, (2000) Darah normal membeku dalam 4 – 8 menit. Jika lebih
dari 8 menit disebabkan karena terjadi defisiensi vitamin K. Penetapan masa
pembekuan probandus dari kelompok satu sampai dengan tiga melebihi 8 menit.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Sedangkan probandus dari kelompok
empat sampai dengan delapan memiliki penetapan masa pembekuan dengan
waktu yang normal.
Menurut Pearce (2009:166-167), empat faktor yang mempengaruhi
pembekuan darah adalah :
1. Garam kalsium dalam keadaan normal ada dalam darah.
2. Sel yang terluka yang membebaskan trombokinase.
3. Thrombin yang terbentuk dari protrombin bila ada trombokinase,
4. Fibrin yang terbentuk dari fibrinogen di samping thrombin.
Percobaan ini dimulai dengan membersihkan gelas benda dengan kapas
beralkohol. Gelas benda digunakan untuk tempat tetesan darah, sedangkan
pembersihan menggunakan kapas alcohol bertujuan untuk sterilisasi. Sterilisasi
bertujuan agar darah tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme, mikroorganisme
dapat menurunkan akurasi dari hasil praktikum.
Kemudian, jari probandus dibersihkan juga dengan kapas beralkohol,
kemudian ditusuk dengan jarum Francke. Tujuan dari kapas beralkohol adalah
sama yaitu sterilisasi, sterilisasi pada probandus sangatlah penting, agar tidak ada
mikroorganisme yang masuk ke sistem sirkulasi probandus yang dapat
11
mengakibatkan infeksi. Setelah itu, penusukan jarum Francke dibantu oleh auto-
click. Caranya dengan memasang jarum Francke ke dalam auto-click.
Setelah itu, tetesan darah pertama probandus dihapus. Pembuangan dilakukan
karena pada tetesan pertama umumnya darah tidak steril atau terkontaminasi,
walaupun sudah dilakukan pensterilan, tindakan ini hanya sebagai pencegahan
saja. Baru setelah itu 2 tetes darah berturut-turut diteteskan pada gelas benda dan
stopwatch dinyalakan.
Setiap 30 detik, darah probandus diangkat dan ditarik perlahan (sampai
terbentuk benang fibrin). Pemilihan waktu 30 detik bertujuan agar kita dapat
mendeteksi benang-benang fibrin dalam waktu sesegera mungkin, bila waktunya
1 menit (contoh), deteksi semakin lama dan dapat menyebabkan standar deviasi
yang besar dari waktu asli. Segera setelah terjadi benang fibrin, tetesan kedua
ditarik-tarik. Bila belum terjadi benang-benang fibrin, penarikan diteruskan tiap
30 detik. Mengapa segera setelah terjadi benang fibrin, tetesan kedua ditarik-
tarik? Hal tersebut karena waktu koagulasi adalah saat mulai keluarnya tetesan
darah pertama sampai mulai terlihat benang-benang fibrin pada tetes kedua.
Penarikan bertujuan sebagai deteksi terhadap terbentuknya benang fibrin.
12
BAB IV
KESIMPULAN
3.3 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Eckert, R., and D. Randall. 1978. Animal Physiologi : Mechanism and Adaptation, W.H.
Freeman and company
Jasin, Maskoeri. 1989. Biologi Umum, untuk perguruan tinggi. Surabaya : Bina Pustaka
Tama
14
LAMPIRAN
15
Gambar sel darah katak
16