Anda di halaman 1dari 10

DOI. 10.5281/zenodo.

1464347
Yulianto et al. Jurnal Nurse and Health. 2018 January-June; 7 (1): 13-22
Accepted: January 17, 2018
http://ejournal-kertacendekia.id/index.php/jnh/

© 2018 Jurnal Nurse and Health

ORIGINAL RESEARCH ISSN : 2088-9909

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS


DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM
PENATALAKSANAAN STANDAR PRAKTIK
PROFESSIONAL DI RUANG MAWAR MERAH KELAS II
RSUD ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO

Yulianto 1*, Nasrul Hadi Purwanto1, Ricco Risky Firmansyah 1

1
STIKES Dian Husada Mojokerto

*Correspondence:
Yulianto
Email: yulisiiip@gmail.com

ABSTRACT
Background: Kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan adalah petugas yang mempunyai kinerja tinggi. Kinerja
menjadi tolak ukur keberhasilan pelayanan kesehatan yang menunjukkan akuntabilitas lembaga pelayanan dalam kerangka tata
pemerintahan yang baik. Sehingga bila kinerja petugas baik maka kualitas pelayanan yang akan diberikan akan baik pula.
Purpose: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang dengan kinerja perawat
dalam penatalaksanaan standar praktik professional di ruang mawar merah kelas II RSUD Asembagus Kab. Situbondo.
Method: Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di ruang mawar merah kelas II
RSUD Asembagus Kab. Situbondo. Sampel yang diambil sebanyak 20 orang responden. Metode sampling yang digunakan adalah Non-
Probability Sampling tipe Sampling Jenuh. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Setelah ditabulasi
data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji spearman correlation dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Results: Hasil penelitian menunjukkan gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang dengan kategori gaya kepemimpinan demokratis
perilaku baik sebanyak 13 responden (65%) dan kinerja perawat pelaksana dengan kinerja baik sebanyak 8 responden (40%). Ada
hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana dalam penatalaksanaan standar praktik
professional di ruang mawar merah kelas II RSUD Asembagus Kab. Situbondo dengan koefisiensi kolerasi sebesar -525 dengan tingkat
signifikan 0,018 (ρ< 0,05).
Conclusion: Upaya untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana dengan cara mengadakan pelatihan dan seminar kesehatan yang
lengkap, mendorong untuk berinisiatif dan kreatif dalam melaksanakan tugas, menetapkan target pencapaian yang layak dan jelas. Dengan
gaya kepemimpinan demokratis kepala ruang yang baik dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam pelayanan kesehatan dan
akan berdampak pada kepuasan pasien.

Key words: Gaya kepemimpinan demokratis, kinerja perawat, standar praktik profesional

PENDAHULUAN memiliki produktivitas dan motivasi kerja


Perawat dan rumah sakit merupakan yang tinggi, maka laju roda pun akan
dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Perawat berjalan baik, yang akhirnya akan
memegang peran utama dalam menghasilkan kinerja dan pencapaian yang
menjalankan roda kehidupan pada baik bagi rumah sakit. Di sisi lain, roda
pelayanan rumah sakit. Apabila perawat tidak akan berjalan baik kalau perawat

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 7, ISSUE 1, JULY 2018 13
bekerja tidak produktif, arinya perawat kinerja dalam standar praktik professional
tidak memeiliki semangat kerja yang tinggi, sesuai dengan kebiasannya, mereka
tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril melaksanakan pengkajian pada saat klien
yang rendah (Depkes RI, 2004). Gambaran masuk ruangan dan melengkapi format
kinerja dalam penatalaksanaan kegiatan catatan pengkajian, tetapi 3 diantaranya
merupakan seperangkat fungsi tugas dan kurang dalam melaksanakan standar asuhan
tanggung jawab. Masalah utama kinerja keperawatan karena perawat tidak sesuai
perawat dalam memberikan standar asuhan melakukan rencana keperawatan
keperawatan adalah kurangnya perawat berdasarkan kebutuhan klien dan juga
yang berpendidikan tinggi, kemampuan perawat kurang sesuai ntuk melakukan
yang tidak memadai, banyaknya perawat evaluasi praktik keperawatan, dalam
yang kasar (kurang ramah terhadap pasien), melakukan standar praktik professional
kurang sabar dalam menghadapi pasien. karena sesuai melakukan rencana
Masalahya bukan hanya itu saja melainkan keperawatan berdasarkan kebutuhan klien
soal sikap ramah atau penyabar, tetapi juga dan juga sesuai dalam mengevaluasi
beban kinerja yang tinggi, peraturan yang praktik keperawatan. Hasil wawancara
belum jelas kepada perawat (Aditama, dengan 6 pasien, 3 diantaranya pasien
2003). Banyak beberapa keluhan yang mengatakan kurang puas terhadap
diungkapkan dari pasien terutama di RSUD pelayanan keperawatan yang kurang
Asembagus Kabupaten Situbondo terhadap tanggap terhadap keluhan klien, 1 pasien
kinerja perawat yang kurang baik seperti mengatakan cukup dan 2 pasien
kurangnya respon perawat dan sikap yang mengatakan puas terhadap kinerja perawat
kurang bersahabat dalam pelayanan. di RSUD Asembagus Kabupaten
Kinerja tidak baik juga diungkapkan oleh Situbondo
pimpinan ruangan bahwa kurangnya Ada beberapa hal diduga berperan
disiplin kerja terhadap jam kehadiran yang dalam peningkatan kinerja perawat antara
rata-rata terlambat, dan rasa tanggung lain, adanya hadiah sarana yang
jawab kerja yang rendah serta tidak adanya mendukung, gaya kepemimpinan, motivasi
keinginan untuk maju dalam kerja oleh dan disiplin kerja. Terdapat faktor negatif
perawat menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan kinerja karyawan,
permasalahan dalam kualitas kerja. diantaranya adalah menurunnya keinginan
Menurut penelitian yang dilakukan karyawan untuk mencapai prestasi kerja,
J. Thomson (2012) di amerika dari 10 kurangnya ketepatan waktu dalam
rumah sakit yang terdiri dari 43 kepala penyelesaian pekerjaan sehingga kurang
ruangan didapatkan 60% penampilam menaati peraturan, pengaruh yang berasal
karyawan dapat dipengaruhi oleh motivasi, dari lingkungannya, teman sekerja yang
tidak pernah ada titik nol atau tingkat juga menurun semangatnya dan tidak
tertinggi dalam kinerja karyawan. adanya contoh yang harus dijadikan acuan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di dalam pencapaian prestasi kerja yang baik.
RSUD Asembagus tanggal 23 bulan Semua itu merupakan sebab menurunnya
November 2016 melakukan wawancara kinerja perawat dalam bekerja. Gaya
dengan 5 perawat pelaksana menyebutkan kepemimpinan yang tepat akan
bahwa selama ini mereka melaksanakan menimbulkan motivasi seseorang untuk

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 7, ISSUE 1, JULY 2018 14
berprestasi. Sukses tidaknya dalam prestasi responden perawat yang bukan menjabat
kerja dapat dipengaruhi oleh gaya kepala ruangan, yang setuju dilakukan
kepemimpinan atasannya (Hardini, 2001 penelitian dengan menandatangani surat
dalam suranta, 2012). persetujuan, yang hadir pada saat
Kepemimpinan adalah kemampuan penelitian. Sampel berjumlah 20 responden
untuk mempengaruhi orang lain untuk dengan pemilihan sampel menggunakan
mencapai tujuan upaya yang harus teknik sampling jenuh.
dilakukan agar memiliki gaya Penelitian pada variabel gaya
kepemimpinan yang efektif dan perawat kepemimpinan demokratismenggunakan
mengikuti pelatihan, seminar, dan studi kuisioner peryataan berbentuk scala likert
banding pada pelayanan kesehatan yang yang berjumlah Terdiri dari 18 pernyataan
lain, sehingga mutu pelayanan rumah sakit favourable dan unfavourable, 9 favourable
dapat meningkat sesuai kinerja yang di (pernyataan mendukung) dan 9
harapkan. Berdasarkan masalah diatas unfavourable (pernyataan tidak
tersebut maka peneliti tertarik melakukan mendukung) dengan alternatif jawabannya
penelitian gaya kepemimpinan terhadap menggunakan skala likert yaitu dengan
kinerja perawat di ruang mawar merah menggunakan pilihan jawaban: Sangat
kelas II RSUD Asembagus Kabupaten setuju (SS), setuju (S), ragu (R), tidak
Situbondo. setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS).Ketentuan untuk pernyataan
METODE DAN BAHAN favourable interpretasi penilaiannyaSangat
Jenis penelitian ini menggunakan setuju (SS) skor 5, setuju (S) skor 4,
metode analitic dengan pendekatan cross Netral/Ragu (N) skor 3, tidak setuju (TS)
sectional dimana penelitian yang bertujuan skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) skor 1
menemukan ada tidaknya hubungan antara dan sebaliknya untuk pernyataan
dua variabel (gaya kepemimpinan unfavourableSangat setuju (SS) skor 1,
demokratis dengan kinerja perawat dalam setuju (S) skor 2, ragu (R) skor 3, tidak
penatalaksanaan standar praktik setuju (TS) skor 4, dan sangat tidak setuju
professional di ruang mawar merah kelas II (STS) skor 5. Sedangkan untuk variabel
RSUD Asembagus). Pendekatan Cross kinerja perawat menggunakan observasi
Sectional, adalah rancangan penelitian dengan scale likert dalam sebuah
dengan melakukan pengukuran atau pernyataan yang berjumlah 25 item
pengamatan observasi data gaya menggunakan jawaban: Tidak pernah
kepemimpinan dengan kinerja perawat dilaksanakan (TPD): 1, Kadang-kadang
hanya diobservasi satu kali dan pengukuran dilaksanakan (KKD): 2, Sebagian
dilakukan satu kali. dilaksanakan (SBD): 3, Sering
Populasi dalam penelitian gaya dilaksanakan (SRD): 4, Selalu
kepemimpinan demokratis dengan kinerja dilaksanakan (SLD): 5.
perawat adalah seluruh perawat yang Hasil kuisioner gaya kepemimpinan
bekerja di Ruang Mawar Merah kelas II (20 demokratis dan kinerja yang sudah
Perawat) di RSUD Asembagus Kabupaten terkumpul diolah menggunakan rumus:
Situbondo dengan total berjumlah 20 𝑆𝑝
N= 𝑋 100%
responden. Penelitian dilakukan pada 𝑆𝑚

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 7, ISSUE 1, JULY 2018 15
Keterangan: Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
N : Nilai yang didapat bahwa sebagian besar dari jumlah
Sp : Skor yang didapat responden berjenis kelamin perempuan
Sm : Skor yang diharapkan sebanyak 13 responden (65%) dan hampir
Sehingga ditemukan presentase setengah yang berjenis kelamin laki-laki
gaya kepemimpinan demokratis yang yaitu sebanyak 7 responden (35%).
dirumuskan kedalam tiga kategori, yaitu:
Baik 76-100%; Cukup 56-75%; Kurang ≤ Karakteristik Responden Berdasarkan
55% (Sugiono 2010). Untuk variabel Pendidikan.
kinerja perawat dilakukan dengan
menggunakan skoring. Karakteristik Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
skoring untuk kinerja perawat, antara lain: Berdasarkan Pendidikan di Ruang Mawar
Tidak pernah dilaksanakan (TPD) = 1; Merah kelas II di RSUD Asembagus Kab.
Situbondo.
Kadang-kadang dilaksanakan (KKD) = 2;
Sebagian dilaksanakan (SBD) = 3; Sering No Riwayat Jumlah Persen
dilaksanakan (SRD) = 4; Selalu (%)
1 D3 keperawatan 17 85%
dilaksanakan (SLD) = 5 (Notoatmodjo, S., 2 S1 keperawatan 3 15%
2012). Total 20 100%
Analisis data untuk
mengidentifikasi hubungan gaya Berdasarkan tabel diatas
kepemimpinan demokratis dengan kinerja menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
perawat mengunakan uji korelasi spearman dari jumlah responden berpendidikan D3
rank dengan α = 0,05 dan tingkat keperawatan sebanyak 17 responden (85%)
kepercayaan 95% signifikan atau dan sebagian kecil responden yang
bermakna, apabila ρ value = < α maka H0 berpendidikan S1 keperawatan sebanyak 3
ditolak dan H1 diterima, artinya ada responnden (15%).
hubungan antara gaya kepemimpinan
demokratis kepala ruang dengan kinerja Karakteristik Responden Berdasarkan
perawat dalam standar praktik professional Umur.
di ruang mawar merah kelas II RSUD
Asembagus Kab. Situbondo. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Umur di Ruang Mawar Merah
kelas II di RSUD Asembagus Kab.
HASIL PENELITIAN Situbondo
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin. No Umuur Jumlah Persen
(%)
1 20-30 tahun 11 55%
Tabel 1. Karakteristik responden 2 31-40 tahun 8 40%
berdasarkan jenis kelamin di Ruang Mawar 3 41-50 tahun 1 5%
Merah kelas II di RSUD Asembagus Kab. 4 >50 tahun - -
Total 20 100%
Situbondo.
No Jenis kelamin Jumlah Persen Berdasarkan tabel 3 diatas
(%)
1 Laki-laki 7 35% menunjukkan bahwa sebagian besar dari
2 Perempuan 13 65% responden berusia 20-30 tahun yaitu
Total 20 100%

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 7, ISSUE 1, JULY 2018 16
sebanyak 11 responden (55%) dan sebagian dengan perilaku cukup sebanyak 6
kecil responden berusia 41-50 tahun responden (30%).
sebanyak 1 responden (5%).
Kinerja Perawat di Ruang Mawar kelas
Karakteristik Responden Berdasarkan II RSUD Asembagus Kabupaten
Lama Kerja. Situbondo.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Tabel 6. Kinerja Perawat di Ruang Mawar


Berdasarkan Lama kerja perawat di Ruang Kelas II RSUD Asembagus Kabupaten
Mawar Merah kelas II di RSUD Situbondo.
Asembagus Kab. Situbondo.
No Kinerja perawat Jumlah Persen
No Lama kerja Jumlah Persen pelaksana (%)
(%) 1 Baik sekali 6 30%
1 1-5 tahun 8 40% 2 Baik 8 40%
2 6-10 tahun 7 35% 3 Cukup 4 20%
3 >10 tahun 5 25% 4 Kurang 2 10%
Total 20 100% 5 Kurang sekali - -
Total 20 100%

Berdasarkan tabel 4 diatas


Berdasarkan tabel 6 diatas
menunjukkan bahwa hampir setengah dari
menunjukkan bahwa hampir setengah dari
jumlah responden lama kerja 1-5 tahun
responden mempunyai kinerja baik
sebanyak 8 responden (40%) dan sebagian
sebanyak 8 (40%) dan sebagian kecil
kecil responden lama kerja >10 tahun
responden dengan kinerja kurangsebanyak
sebanyak 5 responden (25%).
2 (10%).
Gaya Kepemimpinan Demokratis di
Hubungan Gaya Kepemimpinan
Ruang Mawar Merah Kelas II.
Demokratis Dengan Kinerja Perawat
Penatalaksaan Standar Praktik
Tabel 5. Gaya kepemimpinan Demokratis
di Ruang Mawar Merah Kelas II RSUD Professional di Ruang Mawar Merah
Asembagus Kabupaten Situbondo. Kelas II RSUD Asembagus Kabupaten
Situbondo.
No Gaya jumlah Persen
kepemimpinan (%)
demokratis Tabel 7. Tabulasi Silang Gaya
1 Perilaku baik 13 65% Kepemimpinan Demokratis Dengan
2 Perilaku cukup 6 30% Kinerja Perawat Penatalaksaan Standar
3 Perilaku kurang 1 5%
Total 20 100% Praktik Professional di Ruang Mawar
Merah Kelas II RSUD Asembagus
Kabupaten Situbondo.
Berdasarkan tabel 5 diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar Gaya Kinerja Total
kepemimpinan Baik Baik Cukup Kurang Kurang
responden menilai pemimpin atau kepala demokratis Sekali sekali
Baik 0 7 4 2 0 13
ruangan dengan perilaku baik sebanyak 13 0% 35% 20% 10% 0% 65%
Cukup 6 0 0 0 0 6
responden (65%) dan hampir setengah 30% 0% 0% 0% 0% 30%
Kurang 0 1 0 0 0 1
menilai pemimpin atau kepala ruangan 0% 5% 0% 0% 0% 5%
Total 15 5 0 0 0 20
30% 40% 20% 10% 0% 100%

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 7, ISSUE 1, JULY 2018 17
Berdasarkan tabel 7 diatas Berdasarkan hasil analisa data gaya
menunjukkan bahwa hampir setengah kepemimpinan demokratis kepala ruang
responden dengan gaya kepemimpinan sebagian besar responden menilai gaya
yang baik dan kinerja baik sebanyak 7 kepemimpinan demokratis didapatkan
responden (35%) dan sebagian kecil bahwa gaya kepemimpinan demokratis
responden dengan gaya kepemimpinan kepala ruang sebagian besar responden
kurang dan kinerja baik sebanyak 1 menilai gaya kepemimpinan demokratis
responden (5%). perilaku baik sebanyak 13 responden (65%)
dan hampir setengah responden menilai
Tabel 8. Korelasi Gaya kepemimpinan gaya kepemimpinan perilaku cukup
Demokratis dengan Kinerja Perawat Dalam sebanyak 6 responden (30%) dari 20
Penatalaksanaan Standar Praktik responden. Dan yang menilai gaya
Professional di Ruang Mawar Kelas II
kepemimpinan demokratis perilaku baik
RSUD Asembagus Kabupaten Situbondo.
sebanyak 5 responden (25%) berjenis
Correlations kelamin laki-laki, 8 responden (40%)
Gaya
Kepemimpinan Kinerja
berjenis kelamin perempuan, 12 responden
Demokratis Perawat (60%) pendidikan D3 keperawatan, 1
Spearman's Gaya Correlation
rho Kepemimpinan Coefficient
1.000 -.525* responden (5%) pendidikan S1
Demokratis
Sig. (2-tailed) . .018 keperawatan, 8 responden (40%) umur 20-
N 20 20 30 tahun, 4 responden (20%) umur 31-40
Kinerja Correlation
Perawat Coefficient
-.525* 1.000 tahun,1 responden (5%) umur >11 tahun, 6
Sig. (2-tailed) .018 . responden (30%) lama kerja 1-5 tahun, 4
N 20 20
responden (20%) lama kerja 6 -10 tahun, 3
responden (15%) lama kerja >10 tahun.
Berdasarkan tabel 8 diatas Dan yang menilai gaya kepemimpinan
menunjukkan bahwa dari hasil analisa data demokratis perilaku cukup sebanyak 2
hubungan gaya kepemimpinan demokratis responden (10%) berjenis kelamin laki-
kepala ruang dengan kinerja perawat laki, 4 responden (20%) berjenis kelamin
pelaksana di RSUD Asembagus dengan perempuan, 1 responden (5%) pendidikan
menggunakan uji spearman rho diperoleh S1 keperawatan, 5 responden (25%)
nilai ρ Value = 0,018 < α yang berarti H1 pendidikan D3 keperawatan, 2 responden
diterima yang artinya ada hubungan Gaya (10%) umur 20-30 tahun, 4 responden
Kepemimpinan demokratis dengan kinerja (20%) umur 31-40 tahun, 1 responden (5%)
perawat di Ruang Mawar kelas II RSUD lama kerja 1-5 tahun, 3 responden (15%)
Asembagus dengan nilai korelasi Spearman lama kerja 6 - 10 tahun, 2 responden (10%)
sebesar -525 menunjukkan bahwa arah lama kerja > 11 tahun.
korelasi negatif dengan kekuatan korelasi Gaya Kepemimpinan Demokratis,
yang lemah. yaitu gaya seorang pemimpin yang
menghargai karakteristik dan kemampuan
PEMBAHASAN yang dimiliki oleh setiap anggota
Gaya Kepemimpinan Demokratis organisasi (Prima, A, 2013). Pemimpin
Kepala Ruang di Ruang Mawar Kelas II selalu melibatkan bawahan dalam
RSUD Asembagus Kab. Situbondo. pengambilan keputusan saat ada masalah.

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 7, ISSUE 1, JULY 2018 18
Selain itu pimpinan juga memberikan Kinerja Perawat Dalam
gambaran dan bimbingan yang efisien Penatalaksanaan Standar Praktik
tentang tugas yang akan diberikan Professional Di Ruang Mawar Kelas II
kepadabawahannya. Lebih dari itu seorang RSUD Asembagus Kab. Situbondo
pemimpin yang mempunyai gaya Data mengenai kinerja perawat
kepemimpinan demokratis akan pelaksana di ruang mawar kelas II RSUD
menggunakan jabatan dan kekuatan Asembagus Kab. Situbondo berdasarkan
pribadinya untuk memaksimalkan potensi data hasil penelitian didapatkan bahwa
yang ada pada bawahannya sehinga baik kinerja perawat hampir setengah kinerja
karyawan maupun perusahaan dapat perawat baik diantaranya sebanyak 8
berkembang bersama-sama. Pada gaya responden (40%) dan hampir setengah
kepemimpinan demokratis ini terdapat responden kinerja perawat cukup sebanyak
koordinasi yang kuat atas pekerjaan yang 4 responden (20%) dari 20 responden. Dan
diemban masing-masing bawahan sehingga dari penilaian 2 responden (10%) adalah
kekuatan utama bukan pada pimpinan kinerja baik pendidikan S1 keperawatan, 6
melainkan partisipasi aktif dari semua responden (30%) pendidikan D3
anggota. Rasa tanggung jawab internal keperawatan, 2 responden (10%) kinerja
pada masing-masing bawahan juga menjadi perawat kurang pendidikan D3.
salah satu dasar dalam gaya kepemimpinan Dari hasil penelitian ini sebagian
ini. Selain melibatkan bawahan dalam responden kinerja yang baik sekali
pengambilan keputusan, seorang pemimpin berpendidikan S1 keperawatan yaitu
yang menerapkan gaya kepemimpinan ini sebagian kecil 1 responden (5%), dan
juga harus bersedia mengakui keahlian para sebagian kecil lainnya responden kinerja
spesialis dengan bidangnya masing- baik berpendidikan S1 keperawatan yaitu 2
masing. Juga mampu memanfaatkan responden (10%), dan sebagian kecil
kapasitas setiap anggota seefektif mungkin responden kinerja cukup yang
pada saat-saat dan kondisi yang tepat berpendidikan D3 keperawatan yaitu 4
(Sasongko, F, 2014). responden (20%), dan sebagian kecil
Gaya kepemimpinan demokratis lainnya responden kinerja kurang
kepala ruang yang diterapkan di ruang berpendidikan D3 keperawatan yaitu 2
Mawar kelas II RSUD Asembagus Kab. responden (10%). Dalam penelitian ini
Situbondo sangat berpengaruh terhadap didapatkan kinerja perawat yang baik sekali
kinerja perawat pelaksana dalam hal ini didapatkan banyak perawat dari S1
penatalaksanaan standar praktek Keperawatan dan yang kinerja cukup dan
professional di ruang mawar kelas II kurang didapatkan dari D3 Keperawatan,
menilai gaya kepemimpinan demokratis hal ini sesuai dengan pendapat Gibson,
kepala ruang perilaku baik dan cukup dan dkk, (1997) didalam Nursalam (2013)
tidak ada yang menilai perilaku kurang. Hal bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
itu dikarenakan pemimpin selalu perilaku dan kinerja adalah faktor individu
memberikan bimbingan, arahan, (internal), meliputi: kemampuan, latar
komunikasi yang baik sesama perawat dan belakang, demografi, faktor organisasi
menghargai ide-ide dari bawahan. (external), meliputi: sumber daya manusia,
kepemimpinan, hal ini terlihat pada

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 7, ISSUE 1, JULY 2018 19
sebagian dari responden pada pernyataan perawat dalam penatalaksanaan standar
kinerja perawat lembar observasi. Faktor- praktik professional di ruang mawar
faktor yang mempengaruhi perilaku merah kelas II RSUD Asembagus Kab.
individu atau kinerja karyawan terdapat Situbondo.
tiga faktor menurut (Gibson, dkk, 1997) Berdasarkan hasil penelitian diatas
didalam Nursalam (2013) diantaranya menunjukkan bahwa pada hasil analisa data
adalah faktor individu, faktor psikologi, responden dengan gaya kepemimpinan
dan faktor organisasi. Faktor pada demokratis kepala ruang perilaku baik,
kelompok individu merupakan faktor perilaku cukup dan motivasi kerja perawat
utama yang mempengaruhi perilaku pelaksana kuat sebanyak 20 responden
kinerja, yaitu Kemampuan dan (100%). Hasil analisa data hubungan gaya
keterampilan, terdiri dari mental dan fisik, kepemimpinan demokratis kepala ruang
Latar belakang, terdiri dari keluarga, dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD
tingkat sosial, dan pengalaman. Asembagus dengan menggunakan uji
Demografis, terdiri dari umur, etnis, dan spearman rho diperoleh nilai ρ Value =
jenis kelamin. Menurut Notoadmojo (1992) 0,018 < α yang berarti H1 diterima yang
dalam Nursalam (2013). Pendidikan artinya ada hubungan Gaya Kepemimpinan
memberikan pengetahuan yang langsung demokratis dengan kinerja perawat di
bukan saja yang langsung pelaksanaan ruang mawar kelas II RSUD Asembagus
tugas tetapi juga landasan untuk dengan nilai korelasi Spearman sebesar -
mengembangkan diri serta kemampuan 525 menunjukkan bahwa arah korelasi
memanfaatkan semua sarana yang ada di negatif dengan kekuatan korelasi yang
sekitar untuk kelancaran tugas (Nursalam, lemah.
2013). Faktor-faktor gaya kepemimpinan
Dengan hal ini pendidikan sangat demokrasi menururt Nugroho, A (2010)
berkaitan dengan kinerja seseorang, ada 4 (empat macam), yaitu: keputusan
semakin tinggi tingkat pendidikan dibuat bersama antara pemimpin dan
seseorang akan semakin tinggi pula tingkat bawahan, terdapat suasana saling percaya,
kinerja yang efektif. Responden D3 saling hormat, saling harga menghargai,
Keperawatan merupakan perawat vokasi pemimpin mendorong prestasi sempurna
dan S1 Keperawatan merupakan perawat kepada bawahan dalam batas kemampuan
profesi yang seharusnya perawat S1 secara wajar, Pujian dan kritik seimbang.
Keperawatan lebih banyak dan diharapkan Hasil dari penelitian ini sesuai
produktifitas kerja perawat memberikan dengan pernyataan di atas bahwa hubungan
dampak positif kerja yang profesional gaya kepemimpinan kepala ruang dengan
namun tingkat kinerja juga akan dilihat kinerja perawat pelaksana dibuktikan
seberapa disiplin mereka dalam melakukan dengan 7 dari 20 responden (35%) yang
tugas, mematuhi aturan yang berlaku dan gaya kepemimpinan demokratis kepala
penguasaan disiplin ilmu pengetahuan yang ruang perilaku baik dengan kinerja yang
pernah mereka dapatkan. baik dan 4 dari 20 responden (20%) yang
gaya kepemimpinan demokratis kepala
Hubungan gaya kepemimpinan ruang baik dengan kinerja cukup. Hal ini
demokratis kepala ruang dengan kinerja menunjukkan pemimpin yang perilaku

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 7, ISSUE 1, JULY 2018 20
baik, cukup, kurang mempengaruhi kinerja 2. Arwani., Supriyatno, H. 2006.
perawat pelaksana yang baik sekali, baik, Manajemen Bangsal Keperawatan.
cukup, kurang dan kurang sekali. Hal ini Jakarta: EGC.
dapat diartikan bahwa gaya kepemimpinan 3. Bove, C. L. 1995. Management. New
demokratis kepala ruang sangat York: Mc Graw Hill Inc.Buchori
menentukan tingkat kinerja perawat. Zainun.
Sehingga dapat dikatakan semakin baik 4. Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi
gaya kepemimpinan demokratis dalam Kepemimpinan dan Efektivitas
bekerja akan semakin baik pula tingkat Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka
kinerja perawat, dan sebaliknya jika gaya Cipta.
kepemimpinan demokratis kurang maka 5. Departemen Kesehatan RI. 2004.
akan semakin kurang tingkat kinerja Keputusan Menteri Kesehatan Republik
perawat. Indonesia, Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
SIMPULAN 6. Fahriadi. 2008. Determinan Kinerja
Ada hubungan antara gaya Perawat Di Instalasi Rawat Inap Ratu
kepemimpinan demokratis dengan kinerja Zalecha Martapura Kabupaten Banjar
perawat penatalaksanaan standar praktik Kalimantan Selatan. Skripsi.
professional di ruang mawar merah kelas II 7. Fuadiputra, Iqbal Ramadhani, and Dodi
RSUD Asembagus Kabupaten Situbondo, Wirawan Irawanto. 2013. Pengaruh
dengan sebagian besar mempunyai gaya Gaya Kepemimpinan Demokratis
kepemimpinan demokratis perilaku baik 13 Terhadap Kinerja Paramedis Di Rumah
(65%) responden dan hampir setengah Sakit Al-Rohmah. Jurnal Ilmiah
mempunyai kinerja baik sebanyak 8 (40%) Mahasiswa FEB 2.2.
responden. 8. Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., &
Donnelly Jr, J.M. 2006. Perilaku
SARAN Organisasi, (Adiarni, N., Penerjemah).
Saran dalam penelitian ini adalah Jakarta: Binarupa Aksara.
diperlukannya kepala ruangan untuk selalu 9. Gillies, D.A. 1996. Manajemen
meningkatkan gaya kepemimpinan baik keperawatan: Suatu pendekatan sistem.
dalam diri sendiri dan dari luar, sehingga Alihbahasa D. Sukmana, dkk. (edisi
kinerja yang baik diharapkan tetap kedua). WB Saunders Company.
dipertahankan dalam melaksanakan 10. Hersey & Blanchard. 1992.
tanggung jawab kinerja oleh perawat, Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta:
sehingga diharapkan akan dapat PT Indeks Kelompok Gramedia.
menimbulkan pelayanan yang baik serta 11. Hotgetts dan Kuratko. 2004.
membentuk citra yang baik bagi rumah Entrepreneurship (Theory, Process,
sakit dimasyarakat. Practice). USA : Thomson Learning.
12. Huber, D.L. 2006. Leadership and
DAFTAR PUSTAKA nursing care management. 3th edition.
1. Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Philadelphia: Elsevier.
Suatu PendeatanPraktik. Edisi Revisi
6. Jakarta: Rineka Cipta.

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 7, ISSUE 1, JULY 2018 21
13. Jerris, L. A. 1999. Human Resources 24. Robbins, S.P. 2003. Perilaku
Management for Hospitality. New organisasi. (jilid 1). (Tim Indeks,
Jersey: Prentice Hall. penerjemah).Jakarta:Indeks
14. Kartini Kartono. 2010. Pemimpin dan 25. Susatyo, H. 2012. Cara Mudah
Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Memahami Manajemen Kesehatan Dan
Grafindo Persada. Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen
15. Marquis, B.L., & Huston, C.J. 2006. Publishing.
Leadership roles and management 26. Sastrohadiwiryo, S. 2005. Manajemen
functions innursing theory and Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
application. (5th Edition). Philadelphia: Administrasi Dan Operasional. Jakarta:
Lippincott Williams and Wilkins. Bumi Aksara.
16. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi 27. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Cipta. 28. _______. 2010 Metode Penelitian
17. Nursalam. 2008. Konsep dan pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
PenerapanMetodologi Penelitian Ilmu Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Keperawatan. Jilid 1. Jakarta: Salemba Alfabeta.
Medika. 29. Suza, S. 2008. Standar untuk praktek
18. ______. 2009. Konsep dan Penerapan keperawatanhttp://library.usu.ac.id/do
Metodologi Penelituan Ilmu wnload/fk/keperawatan-dewi.pdf
Keperawatan Pedoman Skripsi, diunduh tgl 8 januari 2016 jam 11.55
Tesisdan Instrumen Penelitian WIB.
Keperawatan. Jakarta: Salemba 30. Tappen. 2004. Essentials nursing
Medika. leadership and management,
19. ______. 2010. Konsep dan penerapan Philadelphia: F.A. Davis Company.
metodologi penelitian ilmu 31. Timpe, A Dale. 2002. Seri MSDM,
keperawatan. Pendekatan Sistem). kinerja/performance, Cetakan Kelima,
Jakarta. EGC. AlihBahasa Sofyan Cikmat. Jakarta: PT
20. ______. 2012. Management Gramedia Asri Media.
Keperawatan edisi 3, Jakarta: Salemba 32. Wibowo. 2007. Manajemen kinerja.
Medika. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
21. PPNI. 2006. Rancangan pedoman 33. ______. 2013. Manajemen Kinerja E/3.
pengembangan sistem jenjang karir Jakarta: Rajawali Pers.
professional perawat. Jakarta: PPNI.
22. Potter, P.A., & Perry, A.G. 2009. Cite This Article As: Yulianto, Purwanto,
Fundamental Of Nursing E/7. Jakarta. N.H., Firmansyah, R.R. Hubungan Gaya
Salemba Medika Elsevier Mosby. Kepemimpinan Demokratis Dengan Kinerja
23. Robbins, Stephen P dan Coulter, Mary. Perawat Dalam Penatalaksanaan Standar
2002. Manajemen, Edisi ketujuh, jilid Praktik Professional Di Ruang Mawar
2, Terjemahan Sarwiji dan Hermaya. Merah Kelas II RSUD Asembagus
Kabupaten Situbondo. Jurnal Nurse and
Jakarta: PT Indeks Kelompok
Health 2018; 7(1): 13-22.
Gramedia.

JURNAL NURSE AND HEALTH – LPPM AKPER KERTA CENDEKIA SIDOARJO, VOL 7, ISSUE 1, JULY 2018 22

Anda mungkin juga menyukai