Puji dan syukur Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa penulis
mengucapkan Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing umatnya dari masa zaman Jahilliyah ke zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat Lomba Tenaga Kesehatan Tingkat Kabupaten Sumedang Tahun 2011.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu penulis berharap, semoga makalah ini dapat dipahami dengan
mudah dan bermanfaat bagi seluruh pembaca walaupun masih terdapat
kekurangan maupun kekhilafan dalam penulisannya. Atas kekurangan dalam
penulisan ini, penulis berharap adanya kritik dan saran sehingga penulis dapat
membuat tulisan yang lebih baik di kemudian hari. Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.2.Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui status gizi balita gizi kurang sebelum mendapatkan
PMTP di Puskesmas Jatigede Kecamatan Jatigede Kabupaten
Sumedang.
2. Untuk mengetahui status gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan
PMTP di Puskesmas Jatigede Kecamatan Jatigede Kabupaten
Sumedang.
3. Untuk mengetahui pemberian makanan tambahan pemulihan (PMTP) di
Puskesmas Jatigede Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang Tahun
2010.
1.4. Manfaat
1.4.1.Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan bagi petugas gizi puskesmas agar dapat
menjalankan dan meningkatkan program penanggulangan gizi kurang pada
balita.
3.1.2.Demografi
Kecamatan Jatigede berjumlah 24.896 jiwa dengan jumlah Kepala
Keluarga (KK) sebanyak 8.167 jiwa.
Jumlah
No Desa
n %
1 Sukakersa 1.697 6,8
2 Mekarasih 1.865 7,5
3 Ciranggem 2.824 11,3
4 Cisampih 2.467 9,9
5 Karedok 2.157 8,7
6 Kadu 2.073 8,3
7 Lebaksiuh 1.683 6,8
8 Cintajaya 2.044 8,2
9 Cipicung 2.965 11,9
10 Cijeungjing 2.278 9,2
11 Kadujaya 1.366 5,5
12 Jemah 1.477 5,9
Jumlah 24.896 100,0
Sumber : Laporan Tahunan Progran Gizi Puskesmas Jatigede
Tahun 2010
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi penduduk yang
terbanyak terdapat di Desa Cipicung yaitu sebanyak 2.965 orang (11,9%)
dan yang paling sedikit di Desa Kadujaya yaitu sebanyak 1.366 orang
(5,5%).
Jumlah
No Desa
n %
1 Sukakersa 513 6,3
2 Mekarasih 581 7,1
3 Ciranggem 999 12,2
4 Cisampih 839 10,3
5 Karedok 769 9,4
6 Kadu 626 7,7
7 Lebaksiuh 657 8,0
8 Cintajaya 772 9,5
9 Cipicung 892 10,9
10 Cijeungjing 609 7,5
11 Kadujaya 436 5,3
12 Jemah 474 5,8
Jumlah 8.167 100,0
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Jatigede
Tahun 2010
Jumlah
No Desa
n %
1 Sukakersa 78 5,1
2 Mekarasih 150 9,8
3 Ciranggem 166 10,9
4 Cisampih 143 9,4
5 Karedok 128 8,4
6 Kadu 126 8,3
Jumlah
No Desa
n %
7 Lebaksiuh 97 6,4
8 Cintajaya 126 8,3
9 Cipicung 193 12,6
10 Cijeungjing 142 9,3
11 Kadujaya 83 5,4
12 Jemah 94 6,2
Jumlah 1.526 100,0
Sumber : Laporan Tahunan Program Gizi Puskesmas Jatigede
Tahun 2010
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 13 balita gizi kurang
yang berumur 12-35 bulan terdapat 2 orang laki-laki dan 11 orang
perempuan. Sedangkan dari 7 balita gizi kurang yang berumur 36-59 bulan
terdapat 4 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.
3.2.2.Riwayat Penyakit
Karakeristik balita dilihat dari riwayat penyakit dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.6. Distribusi Balita Gizi Kurang Berdasarkan Riwayat
Penyakit di Puskesmas Jatigede Kecamatan Jatigede
Kabupaten Sumedang
Jumlah
No Riwayat Penyakit
n %
1 Asma 2 10
2 Tb Kelenjar 2 10
3 Kelainan Jantung 1 5
Dari tabel diatas dapat diketahui dari 20 orang balita gizi kurang,
5 0rang (25%) diantaranya mempunyai riwayat penyakit, penyakit asma
2 orang (10%), penyakit Tb kelenjar 2 orang (10%) dan kelainan jantung
1 orang (5%).
Tabel 3.7. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks BB/U Sebelum dan
Sesudah PMTP Bulan I, II dan III Pada Balita Gizi Kurang di
Puskesmas Jatigede Kecamatan Jatigede Kabupaten
Sumedang
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa status gizi balita menurut
BB/U sebelum mendapatkan PMTP balita yang mempunyai status gizi
kurang sebanyak 16 orang (80%) dan terdapat balita yang mempunyai
status gizi buruk sebanyak 4 orang (20%). gizi baik dan gizi buruk. Pada
bulan I setelah mendapatkan PMTP mengalami perubahan status gizi,
yakni balita dengan status gizi baik sebanyak 9 orang (45%) dan status gizi
kurang sebanyak 10 orang (50%) serta status gizi buruk menjadi 3 orang
(15%). Tetapi pada bulan II setelah mendapat PMTP adalah balita yang
mempunyai status gizi baik menjadi 5 orang (25%), status gizi kurang
menjadi 13 orang (65%) dan status gizi buruk menjadi 2 orang (10%). Hal
ini terjadi karena sebagian balita menderita sakit diantaranya diare dan
ISPA.
Dampak penyakit infeksi terhadap pertumbuhan dan status gizi
adalah menurunnya berat badan. Keadaan demikian disebabkan oleh
hilangnya nafsu makan pada penderita penyakit infeksi (ISPA) sehingga
masukan zat gizi dan energi kurang dari kebutuhan(Pudjiadi, 2003).
Dari tabel diatas diperoleh gambaran status gizi mengalami
peningkatan setelah diberikan PMTP selama 3 bulan. Keadaan sebelum
pemberian PMTP balita tidak terdapat balita dengan status gizi baik, balita
dengan status gizi kurang 16 orang (80%) dan status gizi buruk sebanyak 4
orang (20%). Status gizi setelah pemberian PMTP menjadi balita dengan
status gizi baik sebanyak 8 orang (40%), status gizi kurang menjadi 9 orang
(45%) dan status gizi buruk 3 orang (15%).
Tabel 3.8. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks BB/TB Sebelum dan
Sesudah PMTP Bulan I, II dan III Pada Balita Gizi Kurang di
Puskesmas Jatigede Kecamatan Jatigede Kabupaten
Sumedang
Hasil Konsumsi
Total
No PMTP Habis Tidak
n % n % n %
1 Bulan I 9 45 11 55 20 100
2 Bulan II 11 55 9 45 20 100
3 Bulan III 10 50 10 50 20 100
Dari tabel diatas dapat diketahui hasil konsumsi pada bulan I yang
habis sebanyak 9 orang (45%) dan yang tidak habis sebanyak 11 orang
(55%). Pada bulan II yang habis sebanyak 11 0rang (55%) dan yang tidak
habis sebanyak 9 orang (45%). Sedangkan pada bulan III balita yang
dengan hasil konsumsi habis sebanyak 10 orang (50%) dan yang tidak
habis sebanyak 10 orang (50%).
Dari hasil wawancara jenis makanan yang tidak habis bubur
lanjutan dan multivitamin. Alasan tidak habis karena sasaran PMTP
semuanya berumur diatas 12 bulan sehingga enggan untuk makan bubur
lanjutan, untuk multivitamin rasanya tidak disukai sasaran dan cenderung
agak pahit.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Dengan PMTP semakin banyak balita yang mempunyai status gizi baik
berdasarkan indikator BB/U dibandingkan dengan sebelum PMTP yaitu
dari 0% menjadi 40%.
2. Dengan PMTP semakin banyak balita yang mempunyai status gizi
normal berdasarkan indikator BB/TB dibandingkan dengan sebelum
PMTP yaitu dari 75% menjadi 90%.
3. Dengan PMTP terdapat penurunan jumlah balita dengan status gizi
buruk berdasarkan indikator BB/U dibandingkan dengan sebelum PMTP
yaitu dari 20% menjadi 15%.
4. Dengan PMTP terdapat penurunan jumlah balita dengan status gizi
kurus berdasarkan indikator BB/TB dibandingkan dengan sebelum
PMTP yaitu dari 25% menjadi 10%.
5. Rata-rata hasil konsumsi PMTP yang habis 50% dan yang tidak habis
50% dan jenis makanan yang tidak habis yaitu bubur lanjutan dan
multivitamin.
4.2. Saran
1. Diharapkan untuk PMTP selanjutnya agar jenis dan bentuk makanan
untuk PMTP disesuaikan dengan umur balita.
2. Diharapkan untuk ibu balita untuk memperhatikan kesehatan anak
selama pemberian makanan tambahan pemulihan agar tidak terjadi
penurunan status gizi.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes, RI, 2011. Buku Saku MDG’s Tahun 2011. Biro Perencanaan dan
Anggaran Kementerian Kesehatan RI, Jakarta
Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Supariasa, dkk, 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta
Pudjiadi. S, 2003. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak Edisi Ke Empat. Penerbit
Fakultas Kedokteran UI, Jakarta