Jtptunimus GDL Novinurcah 5123 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Novinurcah 5123 2 Babii PDF
KONSEP DASAR
A. Pengertian
suatu bagian seperti kantung yang non fungsional dan terletak di bagian
akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum
infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa
mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa
pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan
menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu
besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kuadran kanan bawah.
(http://www.google.com).
vermi formis atau peradangan infeksi pada usus buntu (apendiks) yang
6
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi
muncul seperti corong dari akhir seikum pintu keluar yang sempit tetapi
7
2. Fisiologi
1) Duodenum
terdapat pancreas.
cm.
b. Usus besar
1) Seikum
2) Kolon asenden
8
Bagian dari usus besar muncul seperti corong dari akhir seikum
4) Kolon transfersum
5) Kolon desendens
6) Kolon sigmoid
7) Rektum
8) Anus
9
menurut kehendak, spinter levatop Ani bekerja juga tidak menurut
C. Etiologi
D. Patofisiologi
apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, struktur karena
adalah antibiotik profilaksia untuk mengurangi luka sepsis pasca operasi yaitu
metronidazol supositoria.
mengakibatkan edema, diapedesis, bakteri dan ulserasi mukosa. Pada saat ini
terjadi apendisitis akut local yang ditandai oleh nyeri epigastrum. Bila sekresi
mukus terus berlanjut tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan
10
Bila aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang
Bila dinding yang telah rapuh itu pecah akan terjadi apendisitis perforasi.
Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang
berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal
dinding apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan
orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah
(Mansjoer, 2000).
E. Manifestasi Klinik
: nyeri kuadran kanan bawah disertai dengan mual, muntah, dan anoreksia,
pada titik mc. Burney nyeri tekan setempat karena tekanan, leukosit PMN
meningkat, obstruksi fekalit atas massa fekal padat, suhu kurang lebih 37,50 C
F. Komplikasi
11
setelah nyeri. Gejala nyeri antara lain demam suhu 37,50 C – 38,50 C atau
perut kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang
2000).
G. Penatalaksanaan
atau kronis.
Penatalaksanaan bedah ada dua cara yaitu non bedah (non surgical)
a. Batasi diet dengan makan sedikit dan sering (4-6 kali perhari)
pasase makanan
pada makanan
12
g. Turunkan berat badan bila kegemukan untuk menurunkan gradient
esofagistis
2. Pembedahan
sebagai berikut :
Insisi tranversal 5 cm atau oblik dibuat di atas titik maksimal nyeri tekan
atau massa yang dipalpasi pada fosa iliaka kanan. Otot dipisahkan ke
H. Pengkajian Fokus
1. Biodata
nomor register.
13
2. Pola Nutrisi
3. Lingkungan
Dengan adanya lingkungan yang bersih maka daya tahan tubuh penderita
4. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
sama.
kesehatan bagi klien dan keluarga serta upaya apa yang dilakukan
14
b. Pola nutrisi dan metabolik
Bagaimana pola nutrisi klien sebelum dan selama dirawat, apa porsi
dengan PQRST.
6. Pemeriksaan fisik
Hipertensi
d. Kepala : Mesochepal
15
e. Mata : Konjungtiva anemis atau tidak, sclera ikterik atau tidak
g. Jantung
h. Abdomen
7. Pemeriksaan Penunjang
non spesifik seperti fekalit dan pola gas dan cairan yang abnormal
16
c. Radiografi torak menyingkirkan penyakit lapangan paru kanan bawah
yang dapat menyerupai nyeri kuadran kanan bawah karena iritasi saraf
17
I. Pathways Keperawatan
Hiperplasis folikel limfoid, fekalit, benda asing, cacing, tumor, atau neoplasma
Apendisitis
Kronik Akut
18
J. Diagnosa Keperawatan
post operasi dimulai dengan tidak diterapkannya adanya tanda dan gejala
(Ulric, 1990).
dengan tepat
Intervensi :
19
Rasional : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
posisi terlentang
kemampuan koping
post operasi
Intervensi :
peritonitis
c. Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka yang aseptik
20
Rasional : Menurunkan resiko penyebaran bakteri
Intervensi :
21
Rasional : Alat dalam memperbaiki hipoksemia yang dapat terjadi
permukaan alveolar
saluran pernafasan
jelas
nafas
Intervensi :
Rasional : Batuk paling efektif pada pasien posisi duduk, tinggi atau
adventinus
ekspirasi
22
inflamasi akut pernasafan dapat merambat dan frekuensi
23