Anda di halaman 1dari 19

LAJU REAKSI

I.Tujuan
1. Dapat memahami pengertian laju reaksi
2. Memahami faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
3. Dapat menghitung laju reaksi
4. Dapat memahami bagaimana laju reaksi berlangsung
II. Dasar Teori
A. Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi adalah laju penurunan reaktan (pereaksi) atau laju bertambahnya produk (hasil
reaksi). Laju reaksi ini juga menggambarkan cepat lambatnya suatu reaksi kimia, sedangkan
reaksi kimia merupakan proses mengubah suatu zat (pereaksi) menjadi zat baru yang disebut
sebagai produk. Reaksi kimia digambarkan seperti pada bagan berikut.
Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung cepat. Natrium yang dimasukkan ke dalam air
akan menunjukkan reaksi hebat dan sangat cepat, begitu pula dengan petasan dan kembang
api yang disulut. Bensin akan terbakar lebih cepat daripada minyak tanah. Namun, ada pula
reaksi yang berjalan lambat. Proses pengaratan besi, misalnya, membutuhkan waktu sangat
lama sehingga laju reaksinya lambat. Cepat lambatnya proses reaksi kimia yang berlangsung
dinyatakan dengan laju reaksi. Dalam mempelajari laju reaksi digunakan besaran konsentrasi
tiap satuan waktu yang dinyatakan dengan molaritas. Apakah yang dimaksud molaritas?
Simak uraian berikut.
-Molaritas sebagai Satuan Konsentrasi dalam Laju Reaksi
Molaritas menyatakan jumlah mol zat dalam 1 L larutan, sehingga molaritas yang dinotasikan
dengan M, dan dirumuskan sebagai berikut.

M = n/V

Keterangan :
n = jumlah mol dalam satuan mol atau mmol
V = volume dalam satuan L atau mL

1
Gambar 2. Larutan asam sulfat 97%.
Apabila yang tersedia di laboratorium hanya larutan pekat yang diketahui massa jenis dan
kadarnya tanpa diketahui konsentrasinya, misalnya larutan asam sulfat dengan kadar 97% dan
massa jenisnya 1,8 kg/L, maka molaritas H2SO4 tersebut dapat ditentukan dengan rumusan
berikut.

Untuk menghitung molaritas larutan H2SO4 dengan kadar 97% dan massa jenis 1,8 kg/L, kita
tinggal memasukkan data ke dalam rumus hingga diperoleh molaritas asam sulfat tersebut
sebesar 17,82 M seperti pada perhitungan berikut.

-Rumus Laju Reaksi


Laju reaksi kimia bukan hanya sebuah teori, namun dapat dirumuskan secara matematis
untuk memudahkan pembelajaran. Pada reaksi kimia: A → B, maka laju berubahnya zat A
menjadi zat B ditentukan dari jumlah zat A yang bereaksi atau jumlah zat B yang terbentuk
per satuan waktu. Pada saat pereaksi (A) berkurang, hasil reaksi (B) akan bertambah.
Perhatikan diagram perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada Gambar 3.

2
Gambar 3. Diagram perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi.
Berdasarkan gambar tersebut, maka rumusan laju reaksi dapat kita definisikan sebagai:
a. berkurangnya jumlah pereaksi (konsentrasi pereaksi) per satuan waktu,

atau :  , dengan r = laju reaksi, - d[R] = berkurangnya reaktan (pereaksi), dan dt

= perubahan waktu. Untuk reaksi : A → B, laju berkurangnya zat A adalah : 

b. bertambahnya jumlah produk (konsentrasi produk) per satuan waktu, atau :  ,


dengan +Δ[P] = bertambahnya konsentrasi produk (hasil reaksi). Untuk reaksi : A → B, laju

bertambahnya zat B adalah :  .


Bagaimana untuk reaksi yang lebih kompleks, semisal : pA + qB → rC.
Untuk reaksi demikian, maka :
Dalam perbandingan tersebut, tanda + atau – tidak perlu dituliskan karena hanya
menunjukkan sifat perubahan konsentrasi. Oleh karena harga dt masing-masing sama, maka
perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan konsentrasi. Di sisi lain, konsentrasi
berbanding lurus dengan mol serta berbanding lurus pula dengan koefisien reaksi, sehingga
perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan koefisien reaksi. Perbandingan tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut.
rA : rB : rC = p : q : r
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Laju reaksi suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi pereaksi,
luas permukaan zat yang bereaksi, suhu pada saat reaksi kimia terjadi, dan ada tidaknya
katalis. Sehubungan dengan proses reaksi kimia, maka ada satu hal penting yang harus

3
dipelajari untuk menentukan berjalan tidaknya sebuah reaksi kimia, yakni tumbukan. Suatu
reaksi kimia dapat terjadi bila ada tumbukan antara molekul zat-zat yang bereaksi. Apakah
setiap tumbukan pasti menyebabkan berlangsungnya reaksi kimia? Akan kita ketahui
jawabannya dengan mempelajari teori tumbukan dahulu sebelum melangkah pada
pembahasan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Gambar 4. Konsentrasi reaktan sangat berpengaruh pada laju reaksi seng dengan asam sulfat.
Laju reaksi lambat dalam larutan berkonsentrasi rendah (kiri) dan cepat dalam larutan
berkonsentrasi tinggi.
Tumbukan sebagai Syarat Berlangsungnya Reaksi Kimia
Tumbukan yang menghasilkan reaksi hanyalah tumbukan yang efektif. Tumbukan efektif
harus memenuhi dua syarat, yaitu posisinya tepat dan energinya cukup. Bagaimanakah posisi
tumbukan yang efektif? Dalam wadahnya, molekul-molekul pereaksi selalu bergerak ke
segala arah dan sangat mungkin bertumbukan satu sama lain. Baik dengan molekul yang
sama maupun dengan molekul berbeda. Tumbukan tersebut dapat memutuskan ikatan dalam
molekul pereaksi dan kemudian membentuk ikatan baru yang menghasilkan molekul hasil
reaksi. Contoh tumbukan antarmolekul yang sama terjadi pada pereaksi hidrogen iodida
berikut.
HI(g) + HI(g) → H2(g) + I2(g)
Secara umum, dituliskan:
AB + AB → A2 + B2
Tumbukan yang efektif terjadi bila keadaan molekul sedemikian rupa sehingga antara A dan
B saling bertabrakan (Gambar 5(a)). Jika yang bertabrakan adalah atom yang sama, yaitu
antara A dan A (Gambar 5(b)) atau atom A dan B namun hanya bersenggolan saja (Gambar
5(c)), maka tumbukan tersebut merupakan tumbukan yang tidak efektif.

4
Gambar 5. (a) tumbukan yang efektif karena posisi tumbukan tepat, (b) tumbukan tidak
efektif karena molekul yang bertabrakan sama (c) tumbukan tidak efektif karena posisinya
tidak tepat.
Selanjutnya apa yang dimaksud energi tumbukan harus cukup? Jika kalian melemparkan batu
pada kaca dan kacanya tidak pecah, berarti energi kinetik batu tidak cukup untuk
memecahkan kaca. Demikian juga tumbukan antarmolekul pereaksi, meskipun sudah terjadi
tumbukan dengan posisi tepat, namun apabila energinya kurang, maka reaksi tidak akan
terjadi. Dalam hal ini diperlukan energi minimum tertentu yang harus dipunyai molekul-
molekul pereaksi untuk dapat menghasilkan reaksi.
Energi tersebut dinamakan energi aktivasi atau energi pengaktifan (Ea).
Perhatikan Gambar 6. tentang tumbukan dengan energi yang cukup dan tidak cukup.

Gambar 6. (a) energi cukup menghasilkan reaksi dan (b) energi tidak cukup tidak
menghasilkan reaksi.

5
Bila gerakan molekul AB dan C lambat, maka tidak akan terjadi ikatan antara B dan C saat
bertumbukan. Akibatnya, keduanya terpental tanpa ada perubahan (Gambar 6(a)). Dengan
mempercepat gerakan molekul, maka akan membuat tumpang tindih B dan C serta membuat
ikatan, dan akhirnya terjadi ikatan kimia (Gambar 6(b)).
Dalam suatu reaksi terdapat tiga keadaan yaitu keadaan awal (pereaksi), keadaan transisi, dan
keadaan akhir (hasil reaksi). Keadaan transisi disebut juga komplek teraktivasi. Pada keadaan
ini ikatan baru sudah terbentuk namun ikatan lama belum putus. Keadaan tersebut hanya
berlangsung sesaat dan tidak stabil. Keadaan transisi ini selalu mempunyai energi lebih tinggi
daripada keadaan awal dan akhir, sedangkan energi keadaan awal dapat lebih tinggi atau
lebih rendah daripada energi keadaan akhir.
Bila keadaan awal lebih tinggi energinya, reaksi mcnghasilkan kalor atau dinamakan reaksi
eksoterm, dan bila yang terjadi adalah sebaliknya, dinamakan reaksi endoterm. Perhatikan
Gambar 7. yang menggambarkan tentang energi aktivasi pada reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm.

Gambar 7. (a) Diagram potensial reaksi eksoterm dan, (b) Diagram potensial


reaksi endoterm.
Dengan mengetahui teori tumbukan ini, kalian akan lebih mudah memahami penjelasan
tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi. Percepatan gerakan molekul akan
memperbesar kemungkinan tumbukan efektif karena percepatan gerakan memberikan energi
lebih besar. Percepatan gerakan molekul berarti percepatan laju reaksi. Dengan dipercepatnya
laju reaksi menggunakan salah satu faktor-faktor berikut, diharapkan energi yang dibutuhkan
untuk tumbukan dapat tercukupi sehingga bisa menghasilkan tumbukan yang efektif. Faktor-
faktor tersebut akan segera diuraikan dalam penjelasan berikut ini.
-Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah partikel
semakin banyak sehingga partikel-partikel tersebut akan tersusun lebih rapat dibandingkan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Susunan partikel yang lebih rapat memungkinkan
terjadinya tumbukan semakin banyak dan kemungkinan terjadi reaksi lebih besar. Makin
besar konsentrasi zat, makin cepat laju reaksinya. Perhatikan Gambar 8. tentang pengaruh
konsentrasi berikut.

6
Gambar 8. (a) tumbukan yang terjadi pada konsentrasi kecil, (b) tumbukan yang terjadi pada
konsentrasi besar.
Apabila dibuat sebuah grafik yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi dengan laju
reaksi, maka dihasilkan grafik seperti pada Gambar 9. Grafik menunjukkan bahwa semakin
besar konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.

Gambar 9. Grafik pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

-Pengaruh Luas Permukaan terhadap Laju Reaksi


Pada saat zat-zat pereaksi bercampur, maka akan terjadi tumbukan antar partikel pereaksi di
permukaan zat. Laju reaksi dapat diperbesar dengan memperluas permukaan bidang sentuh
zat yang dilakukan dengan cara memperkecil ukuran zat pereaksi. Perhatikan Gambar 10.

7
Gambar 10. Tumbukan antar partikel pada (a) permukaan kecil dan (b) permukaan besar.
Semakin luas permukaan bidang sentuh zat, semakin besar laju reaksinya, seperti yang
ditunjukkan oleh grafik hubungan luas permukaan dengan laju reaksi pada Gambar 11.

Gambar 11. Grafik pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.


-Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi
Partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Jika suhu zat dinaikkan, maka energi kinetik
partikel-partikel akan bertambah sehingga tumbukan antar partikel akan mempunyai energi
yang cukup untuk melampaui energi pengaktifan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak
terjadi tumbukan yang efektif dan menghasilkan reaksi (Gambar 12).

8
Gambar 12. (a) tumbukan antarpartikel pada suhu rendah, (b) tumbukan antarpartikel pada
suhu tinggi.
Pada umumnya, setiap kenaikan suhu sebesar 10 oC, reaksi akan berlangsung dua kali lebih
cepat. Dengan demikian, apabila laju reaksi awalnya diketahui, kita dapat memperkirakan
besarnya laju reaksi berdasarkan kenaikan suhunya. Lebih mudahnya, lihat perumusan
berikut.

Karena besarnya laju berbanding terbalik dengan waktu yang ditempuh, maka perumusan di
atas dapat dituliskan sebagai berikut.

Keterangan :
∆r = kenaikan laju reaksi
∆T = kenaikan suhu = T2 –T1
T2 = suhu akhir
T1 = suhu awal
t0 = waktu reaksi awal
tt = waktu reaksi akhir
-Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi
Reaksi yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan memberi zat lain tanpa menambah
konsentrasi atau suhu reaksi. Zat tersebut disebut katalis. Katalis dapat mempercepat laju
reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara permanen sehingga pada akhir reaksi
zat tersebut dapat diperoleh kembali.

9
Fungsi katalis dalam reaksi adalah menurunkan energi aktivasi sehingga jumlah molekul
yang dapat melampaui energi aktivasi menjadi lebih besar. Gambar 14 menunjukkan peranan
katalis dalam menurunkan energi aktivasi.

Gambar 14. Diagram energi potensial reaksi tanpa katalis dan dengan katalis. Energi aktivasi
reaksi dengan katalis (EaK) lebih kecil dari reaksi tanpa katalis.
Katalis memiliki beberapa sifat, di antaranya:

1. Katalis tidak bereaksi secara permanen.


2. Jumlah katalis yang diperlukan dalam reaksi sangat sedikit.
3. Katalis tidak mempengaruhi hasil reaksi.
4. Katalis tidak memulai suatu reaksi, tetapi hanya mempengaruhi lajunya.
5. Katalis hanya bekerja efektif pada suhu optimum, artinya di atas atau di bawah suhu
tersebut kerja katalis berkurang.
6. Suatu katalis hanya mempengaruhi laju reaksi secara spesifik, artinya suatu katalis
hanya mempengaruhi laju satu jenis reaksi dan tidak dapat untuk reaksi yang lain.
7. Keaktifan katalis dapat diperbesar oleh zat lain yang disebut promotor.
8. Hasil suatu reaksi dapat bertindak sebagai katalis, sehingga zat tersebut disebut
autokatalis.
9. Katalis dalam senyawa organik disebut enzim.
10. Terdapat katalis yang dapat memperlambat suatu reaksi, sehingga katalis itu disebut
katalis negatif atau inhibitor.

10
Gambar 15. Dekomposisi H2O2 dengan katalis MnO2 menjadi air dan oksigen.
Berdasarkan wujudnya, katalis dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:

1. Katalis homogen adalah katalis yang mempunyai wujud sama dengan pereaksi. Katalis ini
dapat berada dalam dua wujud:
a. dalam wujud gas, contoh:

NO(g)
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)

b. dalam wujud larutan, contoh:

H+
C12H22O11(aq) + H2O(l) → C6H12O6(aq) + C6H12O6(aq)

2. Katalis heterogen adalah katalis yang mempunyai wujud berbeda dengan pereaksi.


Biasanya katalis ini berwujud padat dan pereaksinya cair atau gas. Contohnya:
Fe(s)
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

11
Ni(s)
C2H4(g) + H2(g) → C6H6(g)
III.Alat dan Bahan

1. Pipet 5. HCl 0,1 M, 1 M, 1,5 M


2. Beker glass 100 ml 6. Batu pualam (CaCO3)
3. Thermometer 7. Pembakar spirtus
4. Mortir dan stemper

IV.Cara Kerja

1. Masukkan 50ml HCl 0,1 M kedalam 2. Masukkan 50ml HCl 1 M kedalam becker
becker glass lalu tambahkan 1g glass lalu tambahkan 1g serbuk halus
serbuk halus CaCO3, kemudian catat CaCO3, kemudian catat waktunya sampai
waktunya sampai tidak terbentuk tidak terbentuk gelembung gelembung gas
gelembung gelembung gas

4. Masukkan 50ml HCl 0,1 M kedalam 3. Masukkan 50ml HCl 1 M


becker glass lalu dipanaskan hingga kedalam becker glass lalu
suhu 40oC, tambahkan 1g serbuk tambahkan 1g serbuk halus
halus CaCO3, kemudian catat
CaCO3, kemudian catat
waktunya sampai tidak
waktunya sampai tidak terbentuk
terbentuk gelembung
gelembung gelembung gas.
gelembung gas

5. Masukkan 50ml HCl 0,1 Masukkan 50ml HCl 0,1 M


M kedalam becker glass kedalam becker glass lalu
lalu dipanaskan hingga dipanaskan hingga suhu
suhu 50oC, tambahkan 1g 60oC, tambahkan 1g
serbuk halus CaCO3, serbuk halus CaCO3,
kemudian catat waktunya kemudian catat waktunya
sampai tidak terbentuk sampai tidak terbentuk
gelembung gelembung gas. gelembung gelembung gas.

12
V. Hasil Praktikum
Laju reaksi terhadap perubahan reaksi terhadap perubahan konsentrasi

No HCl (M) CaCO3 Waktu


1 0,1 Serbuk ( 1g ) 61:25
2 1 Serbuk ( 1g ) 6:11
3 1,5 Serbuk ( 1g ) 12:13

Laju reaksi terhadap perubahan suhu


No HCl CaCO3 Suhu ( T ) Waktu

1 0,1 M Serbuk 40⁰C 29:18


2 0,1 M Serbuk 50⁰C 24:18
3 0,1 M Serbuk 60⁰C 15:48

Grafik
-Laju reaksi terhadap perubahan konsentrasi

70

60

50

40
HCl
Column1
30

20

10

-Laju reaksi terhadap perubahan suhu

13
70

60

50

40
HCl
30 Column1

20

10

0
29 24 15

Gambar
- Laju reaksi terhadap konsentrasi
1. Konsentrasi 0,1 M

2. Konsentrasi 1 M

14
3. Konsentrasi 1,5 M

-Laju reaksi terhadap perubahan suhu


1. Laju reaksi dengan suhu 40ºC

2. Laju reaksi dengan suhu 50ºC

15
3. Laju reaksi dengan suhu 60ºC

VI. Pembahasan
Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung atau
perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksiterhadap
perubahan waktu.
Kecepatan di setiap larutan yang dilarutkan di dalam temperatur air yang
berbeda-beda. Menurut pengamatan, kami menemukan banyak
perubahan yang terjadi disebabkan oleh perbedaan temperature suhu dan
konsentrasi.Karena menurut teori, faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi adalah konsentrasi, suhu,temperatur, serta luas penampang.

16
Pada percobaan ini ,kami mengamati dengan seksama CaCO3 yang
dilarutkan ke dalam Hcl yang memiliki konsentrasi berbeda-beda.
Terdapat perbedaan yang jelas terlihat, terlebih ketika dilarutkan ke
dalam Hcl yg suhunya lebih besar, begitu cepat kelarutan CaCO3 tersebut.
Fase padat tersebut berupa endapan. Pada Hcl yg suhunya lebih besar
CaCO3 bereaksi begitu cepat. Dalam teori, semakin tinggi temperatur
maka energi gerak atau energi kinetik partikel bertambah, sehingga
tumbukan lebih sering terjadi. Frekuensi tumbukan yang semakin besar,
maka kemungkinan terjadi tumbukan efektif yang mampu menghasilkan
reaksi juga bertambah.

VII. Kesimpulan
 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah :

- Suhu

- Luas permukaan

- Konsentrasi

- Tekanan

- Katalis

 Dari percobaan ini didapat pengaruh konsentrasi dan suhu. Pengaruh konsentrasi yaitu
apabila konsentrasi suatu reaktan semakin besar, maka laju reaksi juga meningkat. Dan
pengaruh suhu yaitu apabila suhu dinaikkan maka laju suatu reaksi juga meningkat.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://alexschemistry.blogspot.com/2013/10/laporan-praktikum-kimia-dasar-
laju.html

http://ceengineermu.weebly.com/laju-reaksi.html

http://zeldaamini.blogspot.com/2017/01/laporan-praktikum-laju-reaksi.html

http://www.nafiun.com/2013/06/pengertian-laju-reaksi-kimia-rumus-soal-orde.html

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai