Anda di halaman 1dari 60

TUGAS AKHIR

PROSES PENSERTIPIKATAN TANAH


SECARA MASSAL SWADAYA DI
KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN
BATANG

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Manajemen Pertanahan

Disusun oleh:

NAMA : HENDRA SYARIFUDIN


NIM : 3451304038
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PERTANAHAN D3

JURUSAN HUKUM KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas Akhir ini telah siap dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Tugas

Akhir Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : RABU

Tanggal : 15 AGUSTUS 2007

Pembimbing,

Puji Lestari, S.Pd., M.Si


NIP. 132 296 576

Mengetahui,

Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Drs. Slamet Sumarto, M.Pd


NIP. 131 570 070
PENGESAHAN KELULUSAAN

Tugas Akhir ini telah siap dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Tugas

Akhir Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : SABTU

Tanggal : 25 AGUSTUS 2007

Penguji Tugas Akhir

Penguji Utama Penguji I

Drs. Slamet Sumarto, M.Pd Puji :Lestari, S.Pd., M.Si


NIP. 131 570 070 NIP. 132 296 576

Mengetahui :

Dekan,

Drs. Sunardi M, M

NIP.130 367 998


PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Tugas Akhir ini benar-benar hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tugas akhir ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juni 2007

Hendra Syarifudin
NIM. 3451304038
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. Kerjakanlah suatu kebajikan hanya karena ALLAH SWT.

2. Ridha ALLAH SWT tergantung pada ridha kedua ibu bapak.

3. Barang siapa menginginkan dunia ia harus berilmu, barang siapa


menginginkan

akhirat ia harus berilmu dan barang siapa menginginkan kedua-duanya


ia harus

berilmu.

4. Orang yang berhasil adalah orang yang pernah mengalami kegagalan


dan Ia belajar

untuk jadi lebih baik.

5. Jika kamu menangisi hati dengan penyesalan masa lalu dan kecemasan-
kecemasan

hari esok, kamu tak punya hari ini untuk disyukuri.

6. Hidup berawal dari mimpi.

7. Tak ada gading yang tak retak.

Persembahan

1. Ayah Bunda tercint atas do’a dan


a

dukungannya.

2. Adik-adikku yang kusayangi.

3. Teman- seperjuanag Manajemen


teman an

Pertanahan D3 2004

4. Teman-teman Kos Berkah

5. Almamater tercinta
PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan taufik, rahmat serta hidayahNya kepada penulis berupa ketabahan,

ketekunan, dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

dengan judul ” Proses Pensertipikatan Tanah Secara Massal Swadaya di

Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang” untuk mendapatkan gelar Ahli

Madya.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis sudah banyak menerima

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada pihak yang telah membantu, yakni kepada :

a. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si Rektor Universitas Negeri

Semarang.

b. Drs. Sunardi M.M, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

c. Drs. Slamet Sumarto, M.Pd Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Fakultas Ilmu Sosial.

d. Drs. Rustopo, SH. M.Hum Ketua Program Studi Manajemen Pertanahan D3

Fakultas Ilmu Sosial.

e. Puji Lestari, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang menyempatkan waktunya

memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

f. Ir. Sri Astuti Soekarhar, M.M, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Batang.

g. Bapak Drs. Saroji, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Pertanahan
Kabupaten Batang.

h. Bapak Abdul Razak, SH Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

Kantor Pertanahan Kabupaten Batang selaku pembimbing lapangan.

i. Ayah Bundaku tercinta (kesabaranmu, keikhlasanmu tak akan ku durhakai)

serta adik-adikku (thanks guys keep spirit yakh, ganbatte kudasai).

j. Teman-teman satu kelas Manajemen Pertanahan D3 Angkatan 2004.

k. Sahang Chaz_towo, aLphE_eS 2, thEjak666 (nGebarke mas) dan semua

teman-teman kos BERKAH.

l. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu.

Dalam menyusun Tugas Akhir ini tidak lepas dari adanya kekurangan

karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu

penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya

kesempurnaan dalam menyusun Tugas Akhir ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati yang tulus, penulis berharap

semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-

pihak yang bersangkutan.

Semarang, Juni 2007

Penulis
SARI

Hendra Syarifudin. 2007. Proses Pensertipikatan Tanah Secara Massal


Swadaya di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Tugas Akhir D3
Manajemen Pertanahan Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang Tahun 2007. Dosen pembimbing : Puji
Lestari, S.Pd., M.Si.

Kata kunci : Sertipikasi Massal Swadaya.

Sertipikasi massal swadaya (SMS) adalah adalah suatu kegiatan yang


dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota membangkitkan minat
masyarakat untuk mansertipikatkan tanahnya dengan biaya swadaya. Obyek
sertipikasi massal swadaya adalah tanah adapt dan tanah negara yang dikuasai
masyarakat. Proses penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Penelitian ini menggunakan metode analisis diskriptif kualitatif. Analisis
diskriptif yaitu mengumpulkan data dengan membuat pencadaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
daerah. Metode kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis
yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.
Pelaksanaan program sertipikasi massal swadaya meliputi penyuluhan yang
dilakukan sebelum pendaftaran SMS dimulai di lokasi SMS oleh Kepala Kantor
Pertanahan/ petugas yang ditunjuk. Setelah itu dilakukan pengumpulan data fisik
dan data yuridis. Selanjutnya petugas Kantor Pertanahan melakukan pengukuran
dan pemetaan bidang tanah. Kegiatan selanjutnya yaitu penelitian data fisik dan
yuridis kemudian mengumumkannya kepada masyarakat. Kemudian petugas
Kantor Pertanahan membuat berita acara pangesahan data fisik dan data yuridis.
Selanjutnya petugas Kantor Pertanahan melakukan pencatatan sanggahan dan
pengesahan pengumuman. Dan yang terakhir adalah penegasan konversi dan
pengakuan hak.
Kendala yang muncul dalam program sertipikasi massal swadaya adalah
kurangnya respon dari pemerintah desa terhadap program sertipikasi massal
swadaya serta administrasi pertanahan di tingkat desa rata-rata kurang lengkap.
Berdasarkan penelitian ini, disarankan agar petugas Kantor Pertanahan
bekerja sama dengan pemerintah desa/ kelurahan lebih pro aktif dalam sosialisasi
program sertipikasi massal swadaya. Masyarakat juga diharapkan menyadari
pentingnya sertipikat sebagai bukti terkuat atas kepemilikan tanah.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................

PENGESAHAN KELULUSAN.....................................................................

LEMBAR PERNYATAAN............................................................................

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................

PRAKATA......................................................................................................

SARI................................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN..................................................................

A. Latar Belakang Masalah...................................................

B. Perumusan Masalah..........................................................

C. Tujuan Penelitian..............................................................

D. Manfaat Penelitian............................................................

E. Sistematika Penulisan.......................................................

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA..........................................................

A. Pengertian Pendaftaran Tanah..........................................

B. Asas dan Tujuan Pendaftaran Tanah................................

C. Pokok-Pokok Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah.........

D. Typologi Pendaftaran Tanah...........................................

E. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah.....................................

BAB III
BAB IV

: METODE PENELITIAN........................................................

A. Lokasi Penelitian..............................................................

B. Fokus Penelitian...............................................................

C. Sumber Pengumpulan Data..............................................

D. Teknik Analisis Data........................................................

: HASIL PENELITIAN.............................................................

A. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi

Kantor Pertanahan Kabupaten Batang............................

B. Prosedur Pensertipikatan Tanah Secara Massal Swadaya

di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang ..................


BAB IV
C. Proses Penerbitan Sertipikat massal Swadaya.................

D. Faktor-Faktor Yang Mendukung Proses pensertipikatan tanah

secara Massal Swadaya di Kecamatan Gringsing Kabupaten

Batang..............................................................................

E. Hambatan dan cara mengatasinya...................................

F. Target dan Realisasi.........................................................

: PENUTUP..............................................................................

A. Kesimpulan......................................................................

B. Saran................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi cantor pertanahan kabupaten batang

Lampiran 2 : Surat permohonan Melakukan Penmelitian

Lampiran 3 : Surat kerterangan dariKantor pertanahan Kabupaten batang

Lampiran 4 : Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan pelayanan Sertipikasi

Massal Swadaya

Lampiran 5 : Surat Edaran Bupati Batang Nomor 590/ 857/ 2005 Tanggal 13

September 2005

Lampiran 6 : Sertipikat
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman seperti saat ini menuntut para pemilik tanah untuk

mensertipikatkan tanahnya. Tanah yang tidak bersertipikat bisa saja diserobot

oleh pihak lain yang meng-klaim bahwa tanah tersebut adalah miliknya.

Bahkan yang kerap menjadi masalah adalah bahwa kedua belah pihak yang

meng-klaim memiliki tanah tersebut sama-sama memiliki sertipikat tanah

yang kedua-duanya sah menurut hukum. Ini yang sering menjadi polemik

sistem pertanahan kita. Seperti kita ketahui bahwa tanah merupakan sumber

daya yang mutlak bagi semua makhuk yang hidup di bumi, karena tanpa tanah

kehidupan di bumi ini tidak akan bisa dipertahankan. Tanah merupakan hal

terpenting dalam kehidupan manusia, sejak mereka lahir sampai mereka

meninggal dunia. Sehingga dapat dikatakan sampai kapanpun manusia akan

terus berhubungan dengan tanah. Hal ini seperti tertera dalam Undang-Undang

Pokok Agraria pasal 6 yang berbunyi ”semua hak atas tanah mempunyai

fungsi sosial”. Pengelolaan tanah yang benar sangat penting bagi kehidupan

generasi sekarang maupun generasi yang akan datang, karena tanah adalah

komoditi fisik dan sekaligus juga konsep abstrak untuk memiliki atau juga

menggunakannya.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Pasal 1

disebutkan bahwa pengertian Pendaftaran tanah adalah :


”Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus
menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan,
pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik
dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-
bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian
surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada
haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu
yang membebaninya.”

Pemberian jaminan kepasitan hukum memerlukan tersedianya perangkat

hukum yang tertulis, lengkap dan jelas serta dilaksanakan secara konsisten

sesuai dengan jiwa dan isi ketentuan-ketentuannya. Dengan terselenggaranya

pendaftaran tanah diharapkan para pemegang hak atas tanah mudah

membuktikan hak atas tanah yang dikuasainya, para pihak yang

berkepentingan seperti calon pembeli atau calon kreditor mudah memperoleh

informasi mengenai tanah yang akan menjadi objek perbuatan hukum yang

akan ilakukan, bagi pemerintah dapat menjadi bahan dan acuan dalam

penentuan dan pelaksanaan kebijakan hukum.

Pelaksanaan Pendaftaran tanah yang selama ini dilaksanakan oleh pemerintah,

dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961. Namun,

dalam kenyataannya pelaksanaan kegiatan tersebut selama lebih dari 40 tahun

belum memberikan hasil sebagaimana diharapkan, karena ketentuan tersebut

belum cukup memberikan kemungkinan untuk melaksanakan Pendaftaran

Tanah dalam waktu singkat dan dengan hasil yang memuaskan. Untuk itu

Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997

tentang ”pendaftaran tanah”, sebagai penyempurnaan Peraturan Pemerintah

Nomor 10 Tahun 1961 meliputi penegasan berbagai hal yang belum jelas,

antara lain mengenai pendaftaran tanah, azas-azas dan tujuan


penyelenggaraannya. Tujuan Pendaftaran Tanah pada hakekatnya adalah

memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, memberikan

informasi dan terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Penyelenggaraan pendaftaran tanah secara garis besar meliputi kegiatan

pendaftaran tanah untuk pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran

tanah. Kedua hal tersebut sama pentingnya, kekurang-perhatian terhadap salah

satu dari keduanya akan mendatangkan hal-hal yang tidak diharapkan

dikemudian hari.

Sertipikasi Massal Swadaya, berarti bahwa masyarakat peserta

sertipikasi massal swadaya ini terlibat langsung dan menanggung semua biaya

pendaftaran tanah scara swadaya tanpa adanya bantuan dari pemerintah. Tapi

dengan biaya yang lebih murah tentunya. Dengan ini diharapkan program

pemerintah dalam kegiatan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia

yang notabene masih banyak yang belum bersertipikat bisa terwujud.

B. Perumusan Masalah

Untuk perumusan masalah tersebut di atas, penulis perlu merumuskan

masalah-masalah yang hendak penulis teliti. Adapun masalah tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pelaksanaan pensertipikatan tanah massal swadaya di

Kantor Pertanahan Kabupaten Batang ?

2. Faktor-faktor yang mendukung atau mempengaruhi proses pensertipikatan

tanah secara massal swadaya di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang?


3. Kendala-kendala apa yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Batang

dalam melakukan pensertipikatan tanah secara massal swadaya di

Kecamatan Gringsing?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sbagai

berikut :

1. Mendiskripsikan tugas, fungsi dan kedudukan Kantor Pertanahan

Kabupaten Batang.

2. Mendiskripsikan secara prosedural proses pelaksanaan permohonan

pensertipikatan tanah secara massal swadaya di Kecamatan Gringsing

Kabupaten Batang.

3. Mendiskripsikan secara empiris hambatan-hambatan yang dihadapi dalam

proses permohonan pensertipikatan tanah scara massal swadaya di

Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta untuk

menerapkan disiplin ilmu yang diperoleh di perkuliahan ke dalam praktek

kerja, khususnya untuk mengetahui proses pelaksanaan pensertipikatan

tanah secara massal swadaya di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang


2. Bagi masyarakat

Dengan adanya tugas akhir ini masyarakat diharapkan lebih

mengetahui tentang proses pensertipikatan tanah secara massal swadaya di

Kantor Pertanahan Kabupaten Batang. Selain itu masyarakat juga

diharapkan dapat memperoleh pelayanan secara cepat kerena telah

mengetahui bagaimana cara serta syarat-syarat yang diperlukan dalam

proses pensertipikatan tanah secara massal swadaya.

3. Bagi Kantor Pertanahan

Dapat menjadi masukan bagi petugas Kantor Pertanahan dalam

program Seatipikat Massal Swadaya selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Dalam rangka penyusunan tugas akhir ini penulis membuat sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari lima sub bab, yaitu : Latar

Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian,Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA terdiri dari : Pengertian Pendaftaran

Tanah, Asas dan Tujuan Pendaftaran Tanah, Pokok-Pokok

Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah, Typologi Pendaftaran Tanah,

Pelaksanaan Pendaftaran Tanah, Sertipikasi Massal Swadaya

BAB III METODE PENELITIAN terdiri dari : Lokasi Penelitian, Fokus

Penelitian, Sumber Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data

BAB IV HASIL PENELITIAN


DAN ANALISIS
Kedudukan, Tugas,

Fungsi dan Susunan Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten

Batang, Prosedur Pensertipikatan Tanah Secara Massal Swadaya di

Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang , Proses Penerbitan

Sertipikat Massal Swadaya, Faktor-Faktor yang Mendukung Proses

Pensertipikatan Tanah Secara Massal Swadaya di Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang, Hambatan dan Cara Mengatasinya

BAB V PENUTUP terdiri dari Kesimpulan dan Saran


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendaftaran Tanah

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

pendaftaran tanah, pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan

teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta

pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,

mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk

pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada

haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang

membebaninya.

B. Asas dan Tujuan Pendaftaran Tanah

Pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman,

terjangkau, mutakhir dan terbuka. Sedangkan tujuan dari pendaftaran tanah

adalah :

1. untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada

pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak

lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai

pemegang hak yang bersangkutan,


2. untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan

termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang

diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang

tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar,

3. untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum, maka pemegang

hak yang bersangkutan diberikan sertipikat hak atas tanah.

Sedangkan untuk melaksanakan fungsi informasi, data fisik dan data yuridis

dari bidang tanah dan satuan rumah susun yang sudah terdaftar terbuka untuk

umum.

Dan untuk mencapai tertib administrasi, setiap bidang tanah dan satuan rumah

susun termasuk peralihan, pembebanan, dan hapusnya hak atas bidang tanah

dan hak milik atas satuan rumah susun wajib didaftar.

C. Pokok-Pokok Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah

1. Penyelenggara Pendaftaran Tanah

Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan nasional.

Penyelenggaraannya secara garis besar meliputi dua hal, yaitu pendaftaran

untuk pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah.

2. Pelaksana Pendaftaran Tanah

Pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan oleh Kepala Kantor

Pertanahan. Dalam melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor

Pertanahan dibantu oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan Pejabat
lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

Dalam hal pendaftaran tanah sistematis, Kepala Kantor Pertanahan

dibantuoleh Panitia Ajudikasi.

Panitia Ajudikasi adalah pelaksana kegiatan dalam rangka proses

pendaftaran tanah untuk pertama kali, yang meliputi pengumpulan dan

penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau

beberapa objek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya.

Penunjukan Panitia Ajudikasi untuk membantu tugas Kepala Kantor

Pertanahan dalam pendaftaran tanah sistematis dimaksudkan agar tugas-

tugas rutin para Kepala Kantor tidak terganggu, mengingat kegiatan

pendaftaran tanah secara sistematis pada umumnya bersifat massal dan

besar-besaran.

3. Obyek Pendaftaran Tanah

Obyek Pendaftaran tanah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24

Pasal 9 ayat 1 meliputi :

a. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha,

hak guna bangunan dan hak pakai,

b. Tanah hak pengelolaan,

c. Tanah wakaf,

d. Hak milik atas satuan rumah susun,

e. Hak tanggungan,

f. Tanah negara.
Untuk tanah negara yang dijadikan sebagai obyek pendaftaran tanah,

pendaftarannya dilakukan dengan cara membukukan bidang tanah yang

merupakan tanah negara dalam daftar tanah.

D. Typologi Pendaftaran Tanah

1. Pendafataran Tanah Secara sistematik

a. Pengertian

Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan

pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak

yang meliputi semua obyek pendaftaran yang belum didaftar dalam

wilayah atau bagian wilayah suatu desa

b. Dasar

1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria.

2) Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Pasal tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah,

3) Peraturan Pemerintah Nimor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah.

2. Pendaftaran tanah secara Sporadik


a. Pengertian

Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran

tanah untuk pertama kali nmengenai satu atau beberapa obyek

pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu

desa/kelurahan secara individual atau massal.

b. Dasar

1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria.

2) Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Pasal 77-93 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah,

3) Peraturan Pemerintah Nimor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah.

3. Sertipikasi Massal Swadaya

Sertipikasi Massal Swadaya (SMS) adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota membangkitkan minat

masyarakat untuk mensertipikatkan tanahnya dengan biaya swadaya.

Pendaftaran tanah secara massal dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara,

yakni secara sistematik dan sporadik. Pendaftaran tanah secara sistematik

dilakukan atas prakarsa pemerintah yang didasarkan pada suatu rencana

kerja dan dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh Menteri

Agraria. untuk melaksanakan tugas ini Kepala Kantor Pertanahan dibantu


oleh Panitia Ajudikasi yang dibentuk oleh Menteri atau Pejabat yang

ditunjuk.

Pendaftaran tanah secara massal dengan cara sporadik dilakukan dalam hal

satu desa atau kelurahan yang belum ditetapkan sebagai wilayah

pendaftaran tanah secara perorangan yang diajukan oleh seseorang untuk

mendapatkan hak atas tanah atau bidang tanah tidak secara kolektif.

a. Dasar hukum pelaksanaan Pensertipikatan tanah secara massal

swadaya:

1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria,

2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah,

3) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2002 tentang Tarif Atas

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan

Pertanahan Nasional,

4) Peraturan menteri Negara Agraria/ Kepala BPN Nomor 3 Tahun

1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor

24 tentang Pendaftaran Tanah,

5) Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala BPN Nomor 3 Tahun

1999 Tentang Pelimpahan Kewenangan pemberian dan Pembatalan

Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara,


6) Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala BPN Nomor 9 Tahun

1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas

Tanah Negara dan Hak Pengelolaan,

7) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Pertanahan Nasional Republik Indonesia,

8) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi dan Kantor

Pertanahan Kabupaten/ Kota,

9) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2006 tentang Rencana Strategis Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia (Renstra BPN RI) Tahun 2007-2009,

10) Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 600-1900

tanggal 3 Juli 2003.

b. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Sertipikasi Massal Swadaya

Pelaksanaan pendaftaran tanah melalui kegiatan sertipikasi

massal swadaya dapat dilaksanakan secara Sistematik maupun

Sporadik, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 1997, Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 dan standar Prosedur

Operasi Pengaturan dan Pelayanan (SPOPP).


E. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997, pelaksanaan

pendaftaran tanah meliputi kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali dan

pemeliharaan data pendaftaran tanah.

1. Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali

Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran

tanah yang dilakukan terhadap obyek pendaftaran tanah yang belum

didaftar berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961 tentang

pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan

melalui pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara

sporadik.

Pendaftaran tanah secara sistematik didasarkan pada suatu rencana

kerja dan dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh menteri.

Jika suatu desa/kelurahan belum ditetapkan sebagai wilayah pendaftaran

tanah secara sistematik, pendaftarannya dilaksanakan melalui pendaftaran

tanah secara sporadik. Pendaftara tanah secara sporadik dilaksanakan atas

permintaan pihak yang berkepentingan.

Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data fisik

Untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik,

dilakukan kegiatan pengukuran dan pemetaan. Kegiatan pengukuran

dan pemetaan tersebut meliputi :

1. Pembuatan peta dasar pendaftaran,


2. Penetapan batas bidang-bidang tanah,

3. Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan

peta pendaftaran,

4. Pembuatan daftar tanah,

5. Pembuatan surat ukur.

b. Pembuktian hak dan pembukuan

Kegiatan yang dilakukan dalam pembuktian dan pembukuan

meliputi :

1. Pembuktian hak baru

2. Pembuktian hak lama

3. Pembukuan hak

c. Penerbitan sertipikat

Sertipikat diterbitkan untuk kepentingan pemegag hak yang

bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah

didaftar dalam buku tanah.

d. Penyajian data fisik dan data yuridis

Dalam rangka penyajian data fisik dan data yuridis, Kantor

Pertanahan menyelenggarakan tata usaha pendaftaran tanah dalam

daftar umum yang terdiri dari peta pendaftaran, daftar tanah, surat

ukur, buku tanah dan daftar nama. Bentuk, cara pengisian,

penyimpanan, pemeliharaan dan penggantian peta pendaftaran, daftar

tanah, surat ukur, buku tanah,dan daftar nama ditetapkan oleh menteri.

e. Penyimpanan daftar umum dan dokumen


Dokumen-dokumen yang merupakan alat pembuktian yang telah

digunakan sebagai dasar pendaftaran diberi tanda pengenal dan

disimpan di Kantor Pertanahan yang bersangkutan atau tempat lain

yang ditetapkan oleh Menteri, sebagai bagian yang tidak terpisahkan

dari daftar umum.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Kantor Pertanahan Kabupaten Batang Jalan

Dr. Sutomo Nomor 20 Batang.

B. Fokus Penelitian

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis memberikan batasan masalah

terhadap uraian tugas akhir agar dalam pembahasannya tidak jauh dari

masalah yang ditimbulkan oleh tanah. Penulis membatasi mengenai prosedur

pelaksanaan permohonan pensertipikatan tanah secara massal swadaya.

C. Sumber Pengumpulan Data

Sumber pengumpulan data merupakan subyek dari mana data diperoleh.

Data yang digunakan penulis untuk memperjelas suatu gambaran yang nyata

di dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah kata-kata atau tindakan yang diamati dalam

proses penelitian. Pengambilan data primer ini melalui :

a. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan

komunikasi langsung kepada sumber yang sangat dipercaya


kebenarannya terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga penulis

dapat memperoleh data yang diperlukan dan tidak menyimpang dari

apa yang penulis kemukakan.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pencarian data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

notulen rapat, agenda maupun dokumen-dokumen yang diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk melengkapi

data primer, yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara tidak

langsung dalam bentuk studi pustaka atau dokumenter.

D. Teknik Analisa Data

Untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah terkumpul,

akan digunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis

statistik atau cara kuantifikasi lainnya.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan metode analisis

diskriptif. Analisis diskriptif yaitu mengumpulkan data dengan membuat

pencadaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi atau daerah.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Kantor Pertanahan

Kabupaten Batang

Kantor Pertanahan Kabupaten Batang adalah instansi vertikal Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten/Kota yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Badan Petanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah

Badan Pertanahan Nasional.

Kantor Pertanahan Kabupaten Batang mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten/Kota

yang bersangkutan.

Kantor Pertanahan Kabupaten Batang mempunyai fungi antara lain :

a. Penyusunan rencana, program dan penganggaran dalam rangka

pelaksanaan tugas pertanahan

b. Pelayanan, perijinan, dan rekomendasi di bidang pertanahan

c. Pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan dasar, pengukuran dan

pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survei potensi

tanah

d. Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan

penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan

wilayah tertentu
e. Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak tanah, pendaftaran hak tanah,

pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah aset negara

f. Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengolahan tanah negara, tanah

terlantar dan tanah kritis, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan

masyarakat

g. Penaganan konflik, sengketa, dan perkara pertanahan

h. Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah

i. Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional

(SIMTANAS)

j. Pemberian penerangan dan infrmasi pertanahan kepada masyarakat,

pemerintah, dan swasta

k. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan

l. Pengkoordinasian pengembangan sumber daya manusia pertanahan

m. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan

prasarana, perundang-undangan serta pelayanan pertanahan.

Susunan Organisasi di Kantor Pertanahan Kabupaten Batang

a. Kepala Kantor Pertanahan ;

b. Sub.Bagian Tata Usaha ;

c. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan;

d. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah;

e. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan;

f. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan;

g. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara.


Tugas Masing-Masing Seksi di Kantor Pertanahan:

a. Sub.Bagian Tata Usaha, mempunyai fungsi:

1) Pengelolaan data dan informasi;

2) Penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan akuntabilitas

kinerja pemerintah;

3) Pelaksanaan urusan kepegawaian;

4) Pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran;

5) Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan prasarana;

6) Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program;

7) Koordinasi pelayanan pertanahan.

Subbagian Tata Usaha terdiri dari:

1) Urusan Perencanaan dan Keuangan, mempunyai tugas menyiapkan

penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan akuntabilitas

kinerja pemerintah, keuangan dan penyiapan bahan evaluasi.

2) Urusan Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan

surat menyurat, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, sarana dan

prasarana, koordinasi pelayanan pertanahan serta pengelolaan data dan

informasi.

b. Seksi Survei dan Pemetaan, mempunyai tugas melakukan survei,

pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan

kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan

survei potensi tanah penyiapan pembinaan surveyor berlisensi dan pejabat

penilai tanah.
Dalam menyelenggarakan tugas, seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan

mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan

perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas

kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah,

pembinaan surveyor berlisensi;

2) Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas

kawasan/wilayah;

3) Pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang dan perairan;

4) Survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik

dan potensi tanah;

5) Pelaksanaan kerjasama teknis surveeyor berlisensi dan pejabat penilai

tanah;

6) Pemeliharaan peralatan teknis.

Seksi survei, pengukuran dan pemetaan terdiri dari :

1) Sub seksi pengukuran dan pemetaan mempunyai tugas menyiapkan

kerangka dasar orde 4, penetapan batas bidang tanah dan pengukuran

bidang tanah, batas kawasan/wilayah, kerja sama teknis surveyor

berlisensi pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara peta

pendaptaran, daftar tanah, bidang tanah, surat ukur, gambar ukur dan

daftar – daftar lainnya di bidang pengukuran.

2) Sub seksi temetik dan potensi tanah mempunyai tugas menyiapkan

survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik,


survei potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan

pembinaan pejabat penilai tanah.

c. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, mempunyai tugas menyiapkan

bahan dan melakukan penetapan hak dalam rangka pembelian,

perpanjangan dan pembaharuan hak tanah, pengadaan tanah, perjanjian,

pendataan dan penertiban bekas tanah hak; pendaftaran, peralihan,

pembebanan hak atas tanah serta pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah

(PPAT).

Dalam menyelenggarakan tugas, seksi Hak tanah dan Pendaftaran tanah

mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah;

2) Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga dan tukar

menukar, saran dan pertimbangan serta melakukan kegiatan perijinan,

saran dan pertimbangan usulan penetapan hak pengelolaan tanah;

3) Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi

perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau

pendaftaran hak;

4) Pengadministrasian atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara,

daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum

pemerintah;

5) Pendataan dan penertiban tanah bekas tanah hak;

6) Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan pertanahan;

7) Pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak;


8) Pelaksanaan peralihan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan

PPAT.

Seksi hak tanah dan pendaftaran tanah terdiri dari :

1) Sub seksi penetapan hak tanah mempunyai tugas menyiapkan

pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai

penetapan hak milik, hak guna bangunan, dan hak pakai, perpanjangan

jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah ;

penetapan dan/atau rekomendasi perpanjangan jangka waktu

pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak tanah

perorangan.

2) Sub seksi pengaturan tanah pemerintah mempunyai tugas menyiapkan

pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai

penetapan hak milik dan hak pakai, hak guna bangunan dan hak

pengelolaan bagi instansi pemerintah, badan hukum pemerintah,

perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak

atas tanah; rekeomendasi pelepasan dan tukar menukar tanah

pemerintah.

3) Subseksi pendaftaran hak, mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan

pendafaran hak atas tanah, pengakuan dan penegasan konversi hak –

hak lain, hak milik atas satuan rumah susun, tanah hak pengelolaan,

tanah wakaf, data yuridis lainnya, data fisik bidang tanah data

komputerisasi pelalyanan pertanahan serta memelihara daftar buku


tanah, daftar nama, daftar hak atas tanah, dan warkah serta daftar

lainnya di bidang pendaftaran tanah.

4) Sub seksi peralihan, pembebanan hak dan pejabat pembuat akta tanah

mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan,

pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan dan

bimbingan PPAT serta sarana daftar isian di bidang pendaftaran tanah.

d. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan

bahan dan melakukan penatagunaan tanah, landreform, konsulidasi tanah,

penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau – pulau kecil, perbatasan dan

wilayah tertentu lainnya.

Dalam menyelenggarakan tugas, seksi Pengaturan dan Penataan

Pertanahan mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan

penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan

wilayah tertentu lainnya, penetapan kriteria kesesuaian penggunaan

dan pemanfaatan tanah serta penguasaan dan pemilikan tanah dalam

rangka perwujudan fungsi kawasan/zoning, penyesuaian penggunaan

dan pemanfaatan tanah, penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah,

penataan tanah bersama untuk peremajaan kota, daerah bencana dan

daerah bekas konflik serta pemukiman kembali;

2) Penyusunan rencana persediaan, peruntukan, penggunaan dan

pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten/kota dan

kawasan lainnya;
3) Pemeliharaan basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota atau

kawasan;

4) Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan

dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan/zoning dan

redistribusi tanah, pelaksanaan konsolidasi tanah, pemberian tanah

obyek landreform, dan pemanfaatan tanah bersama serta pernertiban

administrasi landreform;

5) Pengusulan penetapan/penegasan tanah menjadi obyek landreform;

6) Pengambilalihan dan/atau penerimaan penyerahan tanah-tanah yang

terkena ketentuan landreform;

7) Penguasaan tanah-tanah obyek landreform;

8) Pemberian ijin peralihan hak atas tanah pertanian dan ijin redistribusi

tanah dengan luasan tertentu;

9) Penyiapan usulan penetapan surat keputusan redistribusi tanah dan

pengeluaran tanah dari obyek landreform;

10) Penyiapan usulan ganti kerugian tanah obyek landreform dan

penegasan obyek konsolidasi tanah;

11) Penyediaan tanah untuk pembangunan;

12) Pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan;

13) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan dokumentasi data

landreform.

Seksi pengaturan dan penataan pertanahan terdiri dari :


1) Sub seksi penataan tanah dan kawasan tertentu mempunyai tugas

menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan,

pemeliharaan dan penggunaan tanah, rencana penataan kawasan,

pelaksanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah,

perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi

kawasan / zoning. Penertiban pertimbangan teknis penatagunaan tanah,

penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah, penyusunan neraca

penatagunaan tanah, penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah,

penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah, serta malaksanakan

pengumpulan dan pemeliharaan data tekstual dan spasial.

2) Sub seksi landreform dan konsolidasi tanah mempunyai tugas

menyiapkan bahan usulan penetapan / penegasan tanah menjadi obyek

landreform; penguasaan tanah – tanah obyek landreform; pemberian

ijin peralihan hak atas tanah dan ijin redistribusi tanah luasan tertentu;

usulan penerbitan surat keputusan redistribusi tanah dan pengeluaran

tanah dari obyek landreform; monitoring dan evaluasi redistribusi

tanah, ganti kerugian, pemanfaatan tanah bersama dan penertiban

administrasi landreform serta fasilitasi bantuan keuangan atau

permodalan, teknis dan pemasaran; usulan penegasan obyek penataan

tanah bersama untuk peremajaan permukiman kumuh, daerah bencana

dan daerah bekas konflik serta permukiman kembali; penyediaan tanah

dan pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan; pembangunan

teknik dan metode; fasilitasi; pengelolaan basis data dan informasi;


monitoring dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan konsolidasi

tanah.

e. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai tugas menyiapkan

bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan, pengelolaan

tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan

masyarakat.

Dalam menyelenggarakan tugas, seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah

terlanar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat;

2) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan

kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan dan evaluasi

penerapan kebijakan dan program

3) Pertanahan dan program sektoral, pengelolaan tanah negara, tanah

terlantar dan tanah kritis;

4) Pengkoordinasian dalam rangka penyiapan rekomendasi, pembinaan,

peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program

pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan

tanah terlantar dan tanah kritis;

5) Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan

rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian

kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan

tanah negara serta penaganan tanah terlantar dan tanah kritis;


6) Inventarisasi potensi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan

kelompok masyarakat, fasilitasi dan peningkatan akses ke sumber

produktif;

7) Peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan

mitra kerja teknis pertanahan dalam rangka pemberdayaan mesyarakat;

8) Pemanfaatan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis untuk

pembangunan;

9) Pengelolaan basis data hak atas tanah, tanah negara, tanah terlantar,

dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat;

10) Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan

hukum atas tanah terlantar.

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari :

1) Sub seksi Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan

pengelolaan basis data, dan melakukan inpentarisasi dan identifikasi,

penyusunan saran tindak dan langkah penanganan, serta menyiapkan

bahan koordinasi usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka

menegakan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah; pemantauan,

evaluasi, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program

pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan

tanah terlantar dan tanah kritis.

2) Sub seksi pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas menyiapkan

bahan inventarisasi petensi, asistensi, fasilitasi dalam rangka penguatan

penguasaan, dan melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat,


lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengelolaan pertanahan,

serta melakukan kerja sama pemberdayaan dengan pemerintah

kabupaten / kota, lembaga keuangan dan dunia usaha, serta bimbingan

dan pelaksanaan kerja sama pemberdayaan

f. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai tugas menyiapkan bahan

dan melakukan kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara

pertanahan.

Dalam menyelenggarakan tugas, seksi Segketa, Konflik dan Perkara

mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan penaganan sengketa, konflik, dan perkara pertanahan

2) Pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan

3) Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan

secara hukum dan non hukum, penanganan dan penyelesaian perkara,

pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan

melalui bentuk mediasi, fasilitasi dan lainnya, usulan dan rekomendasi

pelaksanaan putusan-putusan lembaga peradilan, serta usulan

rekomendasi pembatalan dan penghentianhubungan hukum antara

orang dan/atau badan hukum dengan tanah

4) Pengkoordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara

pertanahan

5) Pelaporan penanganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara

pertanahan.

Seksi Konflik, Sengketa dan Perkara terdiri dari :


1) Subseksi sengketa dan konflik pertanahan mempunyai tugas

menyiapkan pengkajian hukum, sosial, budaya, ekonomi dan politik

terhadap sengketan dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi

pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan / atau

badan hukum dengan tanah, pelaksanaan alternatif penyelesaian

sengketa melalui mediasi, fasilitasi, dan koordinasi penanganan

sengketa dan konflik.

2) Sub seksi perkara pertanahan mempunyai tugas menyiapkan

penanganan dan penyelesaian perkara, koordinasi penanganan perkara,

usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum

antara orang dan / atau badan hukum dengan tanah sebagai

pelaksanaan putusan lembaga peradilan.

B. Prosedur Pensertipikatan Tanah Secara Massal Swadaya di Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang

1. Dasar

a. Instruksi Kepala Badan Pertanahan Nasional tanggal 20 Juli 1988

Nomor 3 Tahun 1988 tantang Peningkatan Efisiensi dan Kualitas

Pelayanan Masyarakat di Bidang Pertanahan,

b. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63/Kep/M.DAN/7?2003 tentangf Pedoman Umum Penyelenggaraan

Pelayanan Publik,
c. Surat Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi

Jawa Tengah tanggal 19 Agustus 2004 Nomor: 200/2037/33/2004

perihal Percepatan Tertib Administrasi Pertanahan Melalui Kegiatan

Sertipikasi Tanah Secara Massal Swadaya (SMS).

2. Tujuan

Memberikan kemudahan pelayanan bidang pertanahan dalam rangka

mewujudkan Catur Tertib Pertanahan.

3. Target

Target yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program Sertipikasi

Massal Swadaya untuk tahun 2005 adalah 5.000 bidang tanah dengan

lokasi desa-desa/ kelurahan di wilayah Kecamatan Batang, Tulis, Subah,

Gringsing, Limpung Bandar dan Blado.

4. Waktu Pelaksanaan

a. Program ini dimulai dari awal Januari sampai dengan 31 Desember

2005,

b. Penyuluhan kepada masyarakat dan sekaligus pembekalan/ pendidikan

terhadap Pokmas desa/ kelurahan dilaksanakan pada Januari 2005,

c. Pendaftaran calon peserta dimulai dari bulan Maret dan dibuatkan

dalam bentuk daftar kolektif/ daftar nominatif calon peserta,

d. Batas akhir penyerahan daftar kolektif/ daftar nominatif desa/

kelurahan ke Kantor Pertanahan Kabupaten Batang tanggal 30 April

2005, sedangkan berkas lengkap (sesuai dengan daftar kolektif/ daftar

nominatif) diterima Kantor Pertanahan paling lambat akhir Mei 2005.


e. Pendataan dari Kantor Pertanahan akan dimulai pada bulan Mei atau

Juni 2005 setelah desa/ kelurahan menyerahkan berkas permohonan

pensertipikatan tanah kepada Kantor Pertanahan.

5. Persyaratan

a. Persyaratan Umum

1) Warga Negara Indonesia yang mempunyai tanah dengan status hak

milik adat/Yasan/Letter C di lokasi program Sertipikat Massal

Swadaya,

2) Tanah tidak dalam sengketa, baik sengketa batas maupun

penguasaan,

3) Tanah belum bersertipikat,

4) Tanah tidak sedang menjadi agunan/ jaminan di bank atau lembaga

keuangan lainnya,

5) Tanah dalam penguasaan pemohon, baik fisik maupun yuridis,

6) Bidang tanah yang didaftarkan harus sudah terpasang tanda batas

dengan persetujuan tetangga batas sebelum pelaksanaan

pengukuran,

7) Jumlah peserta tiap desa/ Kelurahan minimal 50 (lima puluh)

bidang tanah dan mengelompok dalam satu desa/ kelurahan

(apabila kurang dari 50 bidang tanah diperlukan ijin dari Kepala

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa

Tengah).
b. Syarat Khusus

1) Jika perolehan tanahnya terjadi sebelum tanggal 8 Oktober 1997

dan tidak ditemukan bukti peralihan tanahnya (segel, kwitansi atau

perjanjian lain yang memenuhi syarat) supaya dilengkapi dengan

pernyataan dari pihak yang mengalihkan haknya (penjual/ pemberi

hibah, dll) dengan disaksikan oleh minimal 2 (dua) orang saksi dan

disahkan oleh Kepala Desa.

Dalam hal penjual/ pemberi hibah, dll. Sudah meninggal dunia atau

tidak ditemukan keberadaannya, maka harus dilengkapi berita

acara kesaksian

2) Jika perolehan tanahnya (jual beli/ hibah) terjadi setelah tanggal 8

Oktober 1997, maka harus dilengkapi dengan akta PPAT yang

dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah.

c. Syarat Administratif

Surat-surat yang harus diserahkan untuk keperluan pendaftaran

adalah :

1) Foto copy KTP yang masih berlaku atau surat keterangan domisili

yang dibuat leh Kepala Desa/ Kelurahan tempat tinggal pemohon

2) Bukti Pemilikan tanah ( foto copy C desa yang disahkan Kepala

Desa, asli segel perjanjian/ kwitansi/ surat pernyataan jual beli/

hibah/ tukar menukar atau bukti lainnya yang memenuhi syarat)

3) Akta jual beli/ hibah yang dibuat oleh PPAT jika perolehan

tanahnya terjadi setelah tanggal 8 Oktober 1997


4) Foto copy SPPT PBB tahun terakhir

5) Surat-surat lainnya yang formulir/ blankonya disediakan oleh

Kantor Pertanahan.

6. Tata Cara Pelaksanaan

a. Pemohon

Pemohon menyiapkan dokumen kepemilikan tanah dan

dokumen lainnya serta memenuhi kewajiban-kewajiban yang meliputi:

1) Fotocopy KTP yang masih berlaku atau surat keterangan domisili,

2) Bukti kepemilikan tanah (misalnya: asli segel perjanjian/ kuitansi/

surat-surat jual beli, tukar menukar atau bukti lainnya),

3) Foto copy SPPT PBB tahun 2005 atas bidang tanah yang dimohon,

4) Surat pernyataan bahwa tanah belum bersertipikat, tidak dalam

sengketa dan dikuasai oleh pemohon,

5) Memasang tanda batas, dengan persetujuan tetangga yang

berbatasan,

6) Membayar biaya pensertipikatan tanah,

7) Menyerahkan berkas permohonan kepada Kantor Pertanahan

melalui Desa/ Kelurahan,

8) Menberikan keterangan/ penjelasan yang sebenar-benarnya dan

sejujur-jujurnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

permohonan sertipikat yang diajukan.

b. Tim tingkat Desa/ Kelurahan dan atau Kepala Desa/ Kelurahan:


Tim tingkat Desa/ Kelurahan dan atau Kepala Desa/ Kelurahan

berkewajiban :

1) Membantu peserta Sertipikasi Massal Swadaya dalam pengadaan

blangko pendaftaran, materai, patok batas, sampul sertipikat

(didapat di koperasi BPN),

2) Membantu pengisian formulir permohonan,

3) Membuat daftar kolektif / daftar nominatif peserta pensertipikatan

tanah,

4) Menyiapkan kutipan Buku C desa atas tanah yang dimohon,

dimulai dari C desa tahun 1960 sampai dengan kondisi sekarang

sesuai dengan riwayat perolehan tanahnya,

5) Melegalisir foto copy surat-surat tanah dan data pendukung lainnya

yang dilampirkan,

6) menyaksikan dan membenarkan atas Surat Keterangan Warisan,

jika dalam riwayat perolehan tanahnya memerlukan Surat

Keterangan Warisan,

7) Membantu menyiapkan berita acara kesaksian dalam hal penjual/

pemberi hibah/ yang melepaskan sudah meninggal atau tidak

diketahui lagi keberadaannya,

8) Memfasilitasi petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Batang dalam

pengukuran tanah maupun petugas pengumpul data atau Panitia

Pemeriksa Tanah ”A” (Panitia A),


9) Membantu terselenggaranya kelancaran sidang Panitia Pemeriksa

Tanah ”A”,

10) Bertanggung jawab tentang kelengkapan dan kebenaran dokumen

yang dilampirkan,

11) Membverikan keterangan/ penjelasan yang sebenar-benarnya dan

sejujur-jujurnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

permohonan sertipikat yang diajukan,

12) Menerima berkas permohonan dari warga,

13) Meneliti kelengkapan dan kebenaran dokumen,

14) Menggandakan warkah/ berkas permohonan rangkap 3 (tiga), 2

(dua) berkas dikirim ke Kantor Pertanahan, 1 (satu) berkas arsip

Desa/ Kelurahan,

15) Mengirim berkas permohonan ke Kantor Pertanahan Kabupaten

Batang.

c. Tim Tingkat Kecamatan dan atau Camat

Tim tingkat Kecamatan dan atau Camat berkewajiban:

1) Membantu tim desa/ kelurahan dalam hal pengisian formulir

permohonan pensertipikatan tanah,

2) Membantu tim desa/ kelurahan dalam hal meneliti kelengkapan

dan kebenaran berkas,

3) Membantu tim desa/ kelurahan dalam hal membuat daftar kolektif/

daftar nominatif peserta pensertipikatan tanah,


4) Memfasilitasi petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Batang dalam

pengukuran tanah maupun petugas pendata atau Panirtia Pemeriksa

Tanah ”A”,

5) Menguatkan surat keterangan warisan yang telah dibuat oleh para

ahli waris dan telah disahkan dan dibenarkan oleh Kepala Desa/

Kelurahan setempat,

6) Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Sertipikasi Massal

Swadaya di lapangan.

d. Kantor Pertanahan Kabupaten Batang

Kantor Pertanahan Kabupaten Batang berkewajiban :

1) Mensosialisasikan program Sertipikasi Massal Swadaya kepada

Tim Kecamatan, Tim Desa/ Kelurahan dan masyarakat,

2) Mengadakan koordinasi dengan Tim Kecamatan dan Tim Desa/

Kelurahan,

3) Menerima daftar kolektif/ daftar nominatif berkas permohonan

pensertipikatan tanah dari desa/ kelurahan,

4) Mengusulkan ke Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Propinsi Jawa Tengah sebagai obyek/ lokasi sertipikasi massal

swadaya,

5) Meneliti kelengkapan dan kebenaran berkas permohonan,

6) Memberitahukan Tim Kecamatan atau Tim Desa/ Kelurahan jika

masih terdapat kekurangan kelengkapan berkas,

7) Memproses terbitnya sertipikat tanah,


8) Bertanggung jawab tentang proses penerbitan sertipikat tanah,

9) Membuat laporan secaraberkala kepada Bupati.

e. Tim Tingkat kabupaten

Tim tingkat Kabupaten bertugas:

1) Mengadakan koordinasi,

2) Melaksanakan Monitoring,

3) Melaksanakan evaluasi,

4) Membuat laporan kepada Bupati,

5) Menyiapkan petunjuk pelaksanaan program sertipikasi missal

swadaya.

Propsedur dan Tata Cara Sertipikasi Massal Swadaya :

Mengisi Formulir Pendaftaran


PEMOHON dan memohon Pengesahan
Kepala Desa/kelurahan

Petugas Desa/Kelurahan
Membuat akta Jual mendaftarkan berkas
Beli dihadapan permohonan secara kolektif ke
PPAT/Notaris Kantor Pertanahan

Petugas Kantor Pertanahan


melakukan pengukuran Tanah

Panitia Ajudikasi melakukan


Sidangmengenai data fisik dan
data yuridis

Data fisik dan yuridis


diumumkan di desa/kelurahan
dan kantor pertanahan selama
60 hari

Jika tidak ada sanggahan,


sertipikat diterbitkan dan
diserahkan bersama-samadi
Desa/kelurahan
7. Biaya

a. Umum

1) Biaya di Kantor Pertanahan merupakan biaya tunggal sebesar Rp.

290.100,- (dua ratus sembilan pulh ribu seratus rupiah), dengan

rincian:

a) Biaya ukur : Rp. 122.100,-

b) Biaya Panitia A : Rp. 63.000,-

c) Biaya Pendaftaran : Rp. 25.000,-

d) Transport Petugas Kantor

Pertanahan (petugas ukur, penyuluh,

Pengumpul data yuridis) : Rp. 80.000,-

2) Biaya kelengkapan berkas permohanan sebesar Rp. 62.500,- (enam

puluh dua ribu lima ratus rupiah), dangan rincian :

a) Blangko Permohonan/ Map : Rp. 5.500,-

b) Patok Batas : Rp. 24.000,-

c) Stiker : Rp. 5.000,-

d) Sampul Sertipikat : Rp. 5.000,-

e) Biaya foto copy bukti kepemilikan

tanah, bukti diri dan SPPT PBB : Rp. 5.000,-

Jadi total biaya untuk angka nomor 1 dan nomor 2 : Rp.352.600,- (tiga

ratus lima puluh dua ribu enam ratus rupiah).

3) Guna menunjang kelancaran pelaksanaan program sertipikasi

massal swadaya ini didukung oleh Tim Desa/ Kelurahan, Tim


Kecamatan dan Tim Kabupatenyang tentunya tidak terlepas dari

pembiayaan, adapun biaya operasionalnya dimusyawarahkan di

desa/ kelurahan setinggi-tingginya Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima

ribu rupiah).

b. Khusus

Terhadap bidang tanah yang diperoleh pemohon (melalui jual

beli, hibah, atau tukar menukar) setelah tanggal 8 Oktober 1997

dikenakan biaya tambahan sebagai berikut :

1) Biaya administrasi Desa/ Kelurahan (Polorogo) setinggi-tingginya

Rp. 100.000,-

2) Biaya pembuatan akta PPAT setinggi-tingginya sebesar Rp.

100.000,-

3) Biaya BPHTB sebesar 5% dari NPOPKP (Nilai Perolehan Obyek

Pajak Kena Pajak)

NPOPKP dikenakan pada perolehan hak atas tanah dan atau

bangunan diatas Rp. 15.000.000,-, artinya apabila perolehan hak

atas tanah dan atau bangunan tidak lebih dari Rp. 15.000.000,-

BPHTBnya nihil.

Terhadap perolehan karena warisan NPOPKP ditetapkan sebesar

Rp. 200.000.000,-, Artinya apabila perolehan hak atas tanah dan/

atau bangunan tidak lebih dari Rp. 200.000.000,- maka BPHTBnya

nihil.
Yang perlu diperhatikan oleh PPAT sebelum membuat Akta

Peralihan Hak (jual beli, hibah, tukar menukar) salah satunya

adalah mengenai pengenaan PPh, dengan ketentuan bahwa PPh

sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/

atau bangunan.

PPh dikenakan pada pengalihan hak atas tanah dan/ atau

bangunan yang nilai transaksinya di atas Rp. 60.000.000,- artinya

apabila pengalihan tanah nilai transaksinya tidak lebih dari Rp.

60.000.000,- maka PPh-nya nihil.

8. Mekanisme Pembayaran Biaya

Untuk meringankan pembiayaan serta memperkecil resiko

penyalahgunaan biaya, maka mekanisme pembayaran dilakukan sebagai

berikut :

a. Pembayaran biaya sebagaimana tersebut pada angka 7 huruf a (1 dan

2) di atas total biaya sebesar Rp. 352.600,- (tiga ratus lima puluh dua

ribu enam ratus rupiah) dibayarkan melalui perbankan setempat,

b. Bagi masyarakat yang belum mampu membayar secara tunai dapat

meminjam ke Lembaga Keuangan setempat dengan jaminan sertipikat

tanah yang sedang dimohon, lebih-lebih yang sudah menjadi agunan

untuk didaftarkan,

c. Pembayaran biaya yang bersifat khusus sebagaimana tersebut pada

angka 7 huruf b (1, 2 dan 3) diatas dibayarkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.


C. Proses Penerbitan Sertipikat Massal Swadaya

Penerbitan sertipikat melalui sertipikasi massal swadaya terdapat

beberapa tahapan, yaitu:

1. Pemohon manyerahkan Surat Tanda Terima Dokumen (STTD) kepada

satgas yuridis, kemudian Satgas yuridis meniliti kelengkapannya.Jika

sudah lengkap dilanjutkan ke tahap berikutnya, namun jika belum lengkap

dikembalikan lagi kepada pemohon untuk dilengkapi.

2. Satgas yuridis melakukan entry data permohonan, generate nomor berkas,

mencetak STTD dan SPS (Surat Perintah Setor), memberikan STTD dan

SPS kepada pemohon danmenyerahkan dokumen kepada satgas

administrasi.

3. Setelah menerima biaya dari pemohon sesuai SPS, Satgas Administrasi

membuat DI 306, DI 301, DI 302.Setelah selesai kemudian mencetak

kuitansi (DI 306) dan menyerahkan dokumen kepada satgas ukur.

4. Satgas Ukur mempelajari peta pendaftaran atau peta lain dan memasang

titik dasar teknik orde 4 (jika diperlukan). Kemudian melaksanakan

penetapan batas sesuai sesuai kontradiktur delimitasi, melaksanakan

persiapan pengukuran dan mengikatkan ke titik ikat. Setelah itu membuat

Gambar Ukur dan DI 301.

5. Satgas ukur melakukan pengukuran dan pemetaan sistematik.

6. Setelah satgas ukur selesai melakukan pengukuran dan pemetaan, satgas

yuridis membuat dokumen pengumuman (DI 201), dan menyerahkan

dokumen ke Waka Teknis.


7. Waka teknis melakukan Koreksi dan validasi. Jika dokumen benar, maka

waka teknis memaraf DI 291 (III), DI 201C, dan peta bidang. Namun jika

salah, dokumen dikembalikan ke satgas ukur untuk diperbaiki.Setelah

dokuen benar diparaf, Waka teknis menyerahkan dokumen kepada Kepala

Kantor Pertanahan.

8. Kepala kantor mengoreksi dan validasi dokumen.Jika sudah benar,

dokumen diserahkan kepada Panitia Ajudikasi.

9. Panitia Ajudikasi melakukan sidang. Setelah sidang selesai, hasil sidang

diserahkan pada kantor ajudikasi.

10. Kantor ajudikasi melakukan pengumuman di Kantor P\ertanahan selama

30 hari. Jika dokumen tanah yang diumumkan ada sanggahan yuridis,

maka dikembalikan ke satgas ukur untuk dibuatkan surat ukur dan

pembukuan hak sistematik. Setelah mesalah selesai kemudian diserahkan

kepada satgas yuridis.

11. Satgas yuridis membuat DI 201, DI 202, Nomor Hak, DI 208, dan DI

307.Kemudian membuat buku tanah dan sertipikat serta menyerahkan

dokumen kepada waka yuridis.

12. Waka yuridis melakukan koreksi dan validasi.Jika benar, memaraf DI 202,

buku tanah dan sertipikat HAT.Jika salah, dikembalikan ke satgas yuridis

untuk diperbaiki. Jika sudah diperbaiki dokumen diserahkan kembali

kepada waka yuridis untuk diserahkan kepada Kepala Kantor.

13. Kepala kantor melakukan koreksi dan validasi.Jika sudah benar kemudian

menandatangani DI 202, Buku Tanah dan sertipikat HAT. Namun jika


salah dikembalikan pada satgas yuridis untuk diperbaiki. Jika dokumen

sudah benar semua dan ditandatangani, kemudian diserahkan kepada

satgas administrasi.

14. Satgas administrasi memberikan stempel kantor dan mengembalikan buku

tanah serta menyerahkan dokumen warka kepada petugas arsip untuk

diarsipkan. Setalah pengarsipan kemudian membuatDI 301A dan

mencetak bukti penyerahan produk (sertipikat).Setelah jadi, sertipikat

diserahkan kepada pemohon.

D. Faktor yang Mendukung Proses Pensertipikatan Tanah Secara Massal

Swadaya di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang

Faktor yang mendukung terselenggaranya kegiatan sertipikasi massal

swadaya di Kecamatan Gringsing adalah adanya kerjasama yang baik antara

Kantor Pertanahan Kabupaten Batang, Pemerintah Kecamatan dan desa, serta

masyarakat peserta program sertipikasi massal swadaya. Disamping itu juga

adanya respon positif dari masyarakat terhadap program sertipikasi massal

swadaya.

E. Hambatan dan Cara Mengatasinya

1. Hambatan

Hambatan yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Batang

dalam pelaksanaan program Sertipikat Massal Swadaya ini secara teknis

adalah rata-rata administrasi pertanahan di tingkat desa kurang lengkap


dan bukti penguasaan tanah kurang mendukung. Sedangkan hambatan non

tehnisnya adalah kurangnya respon dari pemerintah desa terhadap program

sertipikkat massal swadaya.

2. Cara mengatasi

Untuk mengatasi hambatan-hambatan secara taknis, Petugas

Kantor Pertanahan membantu penyelidikan atau penelusuran riwayat

tanah. Sementara untuk mengatasi hambatan non teknis, petugas Kantor

Pertanahan memberikan pencerahan atau motifasi kepada para aparat desa/

kelurahan, khususnya pada Kepala Desa/ Kelurahan agar dapat

mensuksuskan program sertipikat massal swadaya.

F. Taeget dan Realisasi

1. Target

Program sertipikasi missal swadaya tahun 2005 di Kabupaten

Batang, Kantor Pertanahan dan Pemerintah Kabupaten batang

menargetkan 5000 bidang tanah yang tersebar di kecamatan-kecamatan

seluruh wilayah Kabupaten Batang.

2. Realisasi

Realisasi program sertipikasi missal swadaya di Kabupaten Batang

adalah 790 bidang tanah yang hanya tersebar di 5 (lima) keramatan dari

seluruhnya 11 (sebelas) Kecamatan yang ada di Kabupaten Batang.

Kelima kecamatan itu adalah Kecamatan Batang (Kelurahan

Proyonanggan Utara, Kelurahan Klidang Wetan, Kelurahan Sambong,


Kelurahan Watesalit, Kelurahan Karang Asem Selatan dan Kelurahan

Kecepak), Kecamatan Blado (Desa Blado), Kecamatan Gringsing (Desa

Kebondalem, Desa Surodadi, Desa Penundan, DesaSentul, Desa Kutosari),

Kecamatan Limpung (Desa Limpung dan Desa Kalisalak), Kecamatan

Tulis (Desa Tulis dan Desa Bakalan).


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai program sertipikat

massal swadaya di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, dapat

ditarik beberapa kesimpukan, antara lain :

1. Kegiatan selama proses pembuatan sertipikat secara massal

swadaya meliputi kegiatan dalam bidang yuridis, kegiatan dalam

bidang pengukuran, administrasi dan pelayanan kepada

masyarakat.

2. Faktor yang mendukung terselenggaranya kegiatan sertipikasi

massal swadaya di Kecamatan Gringsing adalah adanya kerjasama

yang baik antara Kantor Pertanahan Kabupaten Batang, Pemerintah

Kecamatan dan desa, serta masyarakat peserta program sertipikasi

massal swadaya. Disamping itu juga adanya respon positif dari

masyarakat terhadap program sertipikasi massal swadaya.

3. Hambatan yang dihadapi bKantor pertanahan Kabupaten Batang

dalam pelaksanaan program sertipikat tanah secara massal swadaya

adalah administrasi/ data pemilikan tanah kurang lengkap,

sehingga proses pensertipikatan jadi terhambat.


B. SARAN

Saran penulis kapada Kantor Pertanahan mengenai program

sertipikat massal swadaya antara lain :

1. Jumlah tenaga pelaksana di lapangan perlu ditambah

2. Perlu adanya birokrasi pertanahan yang cepat, tepat, murah dan

tidak berbelit-belit

3. Perlu adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya sertipikat

tanah. Dan bagi yang sudah tahu akan pentingnya sertipikat tanah

hendaknya memberitahukan masyarakat yang lain yang belum

mengetahui.

4. Diharapkan bagi masyarakat yang benar-benar tidak mampu untuk

membayar pembuatan sertipikat massal swadaya hendaknya dapat

dibebaskan dari segala biaya yang dibebankan dalam pendaftaran

tanah.

5. Sertipikasi massal swadaya ini hendaknya dikembangkan dan

ditingkatkan pelayanannya sampai ke pelosok desa, yang dampak

positifnya akan dirasakan oleh masyarakat dan pemerintah.

6. Petugas Kantor Pertanahan dan aparat desa/ kelurahan diharapkan

lebih pro aktif dalam sosialisasi program sertipikat massal

swadaya.

Anda mungkin juga menyukai