Anda di halaman 1dari 3

AYU LISTIAN TARIGAN & SITTI ABIDAH

A. Pendahuluan
CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu proses pendidikan yang
holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari
(konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang
secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke permasalahan lainnya.
CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah sistem yang menyeluruh. CTL
terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain,
maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara
terpisah. Setiap bagian CTL (Contextual Teaching and Learning) yang berbeda-beda ini
memberikan sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas sekolah. Secara bersama-sama,
mereka membentuk suatu sistem yang memungkinkan para siswa melihat makna di dalamnya, dan
memperoleh ilmu pengetahuan.

B. Kegiatan dan Aktivitas Belajar Konstektual


Contoh 1. Penerapan Model Pembelajaran CTL dalam Pembelajaran di Kelas
Pola pembelajaran CTL rumpun IPS
Topik : Fungsi Pasar
Kompetensi Dasar : Siswa memahami fungsi dan jenis pasar
Indikator Hasil Belajar:
 Siswa dapat menjelaskan pengertian pasar
 Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pasar
 Siswa dapat menjelaskan perbedaan karakteristik pasar tradisional dan pasar
modern
 Siswa dapat menyimpulkan fungsi pasar
 Siswa dapat membuat karangan terkait tenaga pasar

Proses Pembelajaran :
a) Pendahuluan
 Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai siswa dan pentingnya materi
ajar dalam kehidupan ekonomi social
 Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL
 Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
 Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi ke pasar tradisional
dan pasar modern
 Melalui instrument observasi atau angket siswa diminta mencatat mengenai
berbagai hal yang ditemukan di pasar
 Guru melakukan Tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa
b) Kegiatan Inti
 Di lapangan
 Siswa melakukan observasi ke pasar sesuai dengan pembagian tugas
kelompok
 Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di pasar sesuai alat observasi
angket yang telah mereka susun sebelumnya
 Di dalam kelas
 Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya
masing-masing
 Siswa melaporkan hasil diskusi
 Setiap kelompok saling menjawab terhadap pertanyaan yang diajukan oleh
kelompok lainnya
c) Penutup
 Dipimpin oleh guru, siswa menyimpulkan hasil observasi dan diskusi tentang
fungsi dan jenis pasar sesuai dengan indikator belajar yang dicapai
 Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar
mereka dengan tim pasar

Contoh 2. Skenario Pembelajaran Konstektual untuk Ilmu Alam atau SAINS


Pengorganisasian: Kelompok kecil 4-5 orang
Pertemuan 1: Menyelidiki perubahan air menjadi uap dan kembali lagi menjadi air
 Tanya jawab tentang terjadinya hujan
 Penjelasan penggunaan alat
 Melakukan kegiatan percobaan
 Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
 Menyimpulkan hasil kegiatan
 Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari

Pertemuan 2: Menyelidiki wujud lilin yang dipanaskan kemudian didinginkan


 Tanya jawab tentang terjadinya perubahan wujud pada lilin
 Penjelasan penggunaan alat
 Melakukan kegiatan percobaan
 Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
 Menyimpulkan hasil percobaan
 Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari

Alat dan bahan:


 Air, lilin, korek api
 Kompor atau pemasan, cawan
Penilaian:
1. Penilaian tertulis (mengenal perubahan wujud, mengenal benda yang berubah wujud dapat
kembali ke wujud semula)
2. Penilaian kinerja (mengamati kinerja siswa atau melakukan percobaan)
3. Penilaian produk (merancang dan membuat alat penyulingan air)

C. Teknik Penilaian
1. Penilaian Kinerja (Performance), merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu pekerjaan/tugas. Tujuannya adalah untuk
mengetahui apa yang siswa ketahui dan apa yang mereka lakukan. Dengan demikian
penilaian tersebut harus bermakna, autentik dan dapat mengukur penguasaan siswa.
Autentik artinya realistis atau sesuai dengan kehidupan nyata. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian penguasaan kompetensi yang menuntut peserta
didik melakukan tugas tertentu, seperti:, praktik sholat, praktik olah raga, presentasi,
diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi. Cara
penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis, karena apa yang dinilai lebih
mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
2. Penilaian Portofolio, merupakan kumpulan hasil karya seorang peserta didik, sebagai hasil
pelaksanaan tugas kinerja yang ditentukan oleh guru atau oleh peserta didik bersama guru,
sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang
ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan karya seorang peserta didik
disebut portofolio. Portofolio digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu
komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi peserta didik, atau menilai
hasil belajar peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai