oleh:
SITTI ‘ABIDAH
NIM. 8196181001
Dosen Pengampu:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas critical journal review untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya. Ucapan terimakasih saya kepada Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M. Pd.
selaku Dosen mata kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran Pascasarjana Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap kiranya critical journal review ini dapat bermanfaat bagi pembaca
untuk mengetahui informasi tentang isi materi beserta kelebihan dan kekurangan dari jurnal
tersebut. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam critical journal review ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan critical journal review yang telah penulis buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Jurnal
1. Jurnal Pertama
Judul : Pengembangan Asesmen Proyek dalam Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar
Penulis : I Wayan Widiana
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Indonesia
P-ISSN : 2303-288X
E-ISSN : 2541-7207
Vol / No : Vol. 5, No.2, Oktober 2016
Halaman : 854 – 864
Sumber : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/view/8154
Reviewer : Sitti ‘Abidah
Tanggal Review : 21 Maret 2020
2. Jurnal Kedua
Judul : Pengembangan Asesmen Alternatif dalam Pembelajaran Matematika
dengan Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar
Penulis : Fatimah Setiani
Nama Jurnal : Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Vol / No : 15 / 2 (2011)
Halaman : 250 – 19268
Sumber : https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/1096
Reviewer : Sitti ‘Abidah
Tanggal Review : 21 Maret 2020
3. Jurnal Ketiga
Judul : Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Kompetensi pada Ranah
Keterampilan untuk Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
Penulis : Heri Setiawan, Cholis Sa’dijah, Sa’dun Akbar.
1
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan
E-ISSN : 2502-471X
Vol / No : 2/ 7 Bulan Juli Tahun 2017
Halaman : 874 – 882
Sumber : http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/9602
Reviewer : Sitti ‘Abidah
Tanggal Review : 21 Maret 2020
4. Jurnal Keempat
Judul : Model Asesmen Autentik untuk Menilai Hasil Belajar Siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP): Implementasi Asesmen Autentik di SMP
Penulis : Badrun Kartowagiran, Amat Jaedun.
Nama Jurnal : Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
P-ISSN : 1410-472
E-ISSN : 2338-6061
Vol / No : 20/ 2, Desember 2016
Halaman : 131 – 141
Sumber : https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/viewFile/10063/8450
Reviewer : Sitti ‘Abidah
Tanggal Review : 21 Maret 2020
5. Jurnal Kelima
Judul : Prevalensi Anak Kesulitan Berhitung di SD: Asesmen Matematika
Berbasis Kurikulum
Penulis : Fatoni Army Bintoro
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Khusus
Tahun : 2016
Halaman : 1 - 10
Sumber : https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-
khusus/article/view/17669/16113
Reviewer : Sitti ‘Abidah
Tanggal Review : 21 Maret 2020
2
B. Latar Belakang
Tujuan penilaian (asesmen) adalah untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan
pembelajaran dan melihat keefektifan proses belajar mengajar (dalam Rasyid, 2007:26). Hal ini
penting, mengingat tidak jarang ada sebagian guru yang melakukan penilaian hanya sekedar
melakukan kewajiban. Karena itu terkadang ada siswa yang karena rajin diberi nilai lebih
sedangkan siswa yang malas diberi nilai yang rendah. Perlu diingat bahwa seperti yang
didefinisikan Weeden, Winter & Broadfoot (dalam Rasyid 2007:7) penilaian merupakan
pengumpulan informasi tentang kinerja siswa, untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat
keputusan, semua penilaian harus diacukan pada tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Jenis
dan model penilaian yang digunakan bisa beragam tergantung pada jenis kompetensi, indikator
hasil belajar yang ingin dicapai, materi pembelajaran dan tujuan penilaian itu sendiri.
Jadi penilaian itu untuk melihat keefektifan proses belajar mengajar dan untuk menafsirkan
data hasil pengukuran pembelajaran. Penilaian yang diwujudkan di sekolah memiliki tujuan dan
karakteristik masing-masing, seperti halnya penilaian dalam mata pelajaran IPA. IPA pada
hakekatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk IPA merupakan
sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA
merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan
membangun produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi
yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan (dalam Trianto 2007:137), berdasarkan hal
tersebut maka penilaian dalam IPA perlu menggunakan penilaian yang tidak hanya mengacu pada
ranah kognitif saja tetapi perlu penilaian yang dapat mengukur keterampilan siswa. Sehubungan
dengan hal tersebut guru harus memberikan tugas proyek untuk siswa. Tugas proyek adalah tugas
yang harus diselesaikan siswa dalam periode waktu tertentu (Wahyuni dan Ibrahim, 2012). Tugas
tersebut berupa suatu ivestigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasi hingga
menyajikan data. Dalam tugas proyek siswa mendapat kesempatan mengaplikasikan
ketrampilannnya
C. Tujuan
Adapun tujuan dari critical journal review ini adalah sebagai berikut:
1. Mengulas isi jurnal yang berkaitan dengan Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang terdapat dalam jurnal.
3
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam menggali informasi yang disajikan pada setiap
pembahasan jurnal.
4. Memberikan masukan terhadap penulis jurnal untuk melengkapi isi jurnal agar menjadi
lebih baik dan mudah dipahami.
4
BAB II
ANALISIS JURNAL
5
pembelajaran, dan uji coba apangan. keempat data tersebut akan disajikan secara berturut-turut
sesuai dengan hasil yang diperoleh dari masing-masing tahapan uji coba.
6
yang cenderung meningkat, dengan kategori baik. Demikian juga, respons siswa dan guru terhadap
penerapan asesmen alternatif yang cenderung positif.
4. Jurnal Keempat: Model Asesmen Autentik untuk Menilai Hasil Belajar Siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP): Implementasi Asesmen Autentik di SMP.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi guru yang melaksanakan penilaian
dan mendeskripsikan kualitas pelaksanaan asesmen autentik di SMP yang berada di Daerah
7
Istimewa Yogyakarta (DIY). Penelitian tahun pertama ini termasuk penelitian survei dengan
rancangan crossectional survey. Penelitian dilaksanakan di 15 SMP yang ada di DIY. Semua
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, yakni: daftar dokumen, panduan
wawancara, lembar observasi, lembar telaah, dan kuesioner termasuk katagori valid dan reliabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi guru yang melaksanakan asesmen autentik masih
memerlukan perbaikan dan kualitas pelaksanaan penilaian autentik di SMP yang berada di DIY
belum baik. Hal ini ditengarai dengan belum baiknya rancangan penilaian yang tertulis pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), baru sebagian kecil guru yang melakukan penilaian
kompetensi sikap dalam pembelajaran, baru sebagian kecil guru yang disiplin melakukan
penilaian, dan masih sedikit guru yang mempersiapkan perangkat penilaian. Hal ini dikarenakan
sebagian besar guru merasa bahwa waktu pelatihan kurang sehingga mereka kurang paham
terhadap materi yang dilatihkan, utamanya tentang materi penilaian.
Kondisi guru yang melaksanakan asesmen autentik di SMP yang berada di DIY masih
memerlukan perbaikan. Hal ini ditengarai: (a) hampir semua guru merasa senang mengajar di
sekolah tempat mereka bertugas, (b) sebagian besar guru SMP masih menggunakan kurikulum
2006 (KTSP) meskipun sebagian besar guru tersebut telah mengikuti pelatihan/sosialisasi
Kurikulum 2013, (c) materi yang paling sulit dipahami oleh sebagian besar guru pada saat
pelatihan adalah materi penilaian, dan (4) secara keseluruhan menunjukkan bahwa kemampuan
guru dalam melakukan penilaian masih rendah. Kualitas pelaksanaan penilaian autentik di SMP
yang berada di DIY masih memerlukan perbaikan. Hal ini ditengarai oleh beberapa hal, yakni: (a)
masih sedikit guru yang membuat rancangan penilaian (RP), (b) kualitas RPP masih perlu
peningkatan karena sebagian besar RPP itu tidak menampakkan rancangan penilaian sikap, tidak
menampakkan penilaian yang menyatu dengan pembelajaran, dan tidak menampakkan penilaian
yang berkelanjutan, (c) kualitas pelaksanaan penilaian autentik selama pembelajaran masih perlu
ditingkatkan, karena lebih dari setengah jumlah guru tidak melakukan penilaian sikap, (d) semua
guru melakukan penilaian pengetahun tetapi teknik penilaiannya kurang bervariatif, (e) hampir
semua guru menilai keterampilan namun teknik penilaiannya tidak bervariasi, hanya sedikit sekali
yang menggunakan portofolio. Kedisiplinan guru melaksanakan prinsip-prinsip penilaian autentik
masih perlu diperbaiki. Hal ini ditengarai: (a) lebih dari separuh guru tidak melakukan penilaian
secara terpadu dengan pembelajaran, dan (b) baru 68% siswa yang mengatakan bahwa guru
mengembalikan soal yang telah dikoreksi. Masukan para guru untuk perbaikan penilaian adalah:
8
(a) sebagian besar guru memerlukan panduan penilaian autentik dan pelatihan tentang cara
melakukan penilaian autentik, (b) pelatihan yang diperlukan guru adalah pelatihan yang aplikatif,
banyak contoh-contohnya. Pelatihan yang difasilitasi oleh instruktur yang menguasai materi
pelatihan dan memiliki waktu untuk memberikan contoh penilaian autentik.
5. Jurnal Kelima: Prevalensi Anak Kesulitan Berhitung di SD: Asesmen Matematika Berbasis
Kurikulum
Prevalensi adalah jumlah masalah yang diukur dengan menggunakan instrumen
identifikasi dan penilaian untuk menentukan jumlah dan persentasenya. Masalah utama dari
penelitian ini adalah kesulitan anak dalam berhitung. Sulit menghitung adalah ketidakmampuan
dalam melakukan keterampilan aritmatika yang diharapkan untuk tingkat pendidikan intelektual
dan siswa yang diberikan melalui tes individu. Kurikulum berbasis tes penilaian matematika
digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang mendapatkan kesulitan berhitung di SDN Jabon
1 Jombang.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengumpulkan informasi tentang seorang anak yang
digunakan sebagai pertimbangan dan penilaian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi prevalensi anak dalam menghitung masalah di SDN Jabon 1 Jombang.
Kuantitatif deskriptif digunakan dalam penelitian metodologi ini. Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian survei sebagai desain penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan
tes, observasi (checklist) dan dokumentasi. Untuk analisis data penelitian, peneliti menggunakan
persentase statistik formulasi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang
mendapat masalah penghitungan di SDN Jabon 1 Jombang dari kelas satu hingga kelas empat
adalah 16 siswa (24%) 10 siswa laki-laki (15%) 6 siswa perempuan (9%)
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana prosentase
yang dilakukan pada kelas I sampai kelas IV di SDN Jabon 1 Jombang yang berjumlah 66 siswa
didapatkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan berhitung di SDN Jabon 1 Jombang berjumlah
sebanyak 16 siswa (24%) yang terdiri dari 10 siswa (15%) yang berjenis kelamin laki-laki dan 6
siswa (9%) yang berjenis kelamin perempuan. Disini dapat dilihat bahwa Prevalensi Anak
Kesulitan Berhitung di SDN Jabon 1 Jombang : Asesmen Matematika Berbasis Kurikulum lebih
banyak siswa yang berjenis kelamin laki-laki dengan 10 siswa (15%) dibandingkan siswa yang
berjenis kelamin perempuan dengan 6 siswa (9%)
9
BAB III
KESIMPULAN ANALISIS JURNAL
2. Jurnal Kedua
a. Asesmen alternatif yang dikembangkan berlandaskan pembelajaran dengan pendekatan
realistik melalui penelitian pengembangan, yang ditempuh melalui dua tahap yakni tahap
pra-pengembangan yang terdiri atas: (i) fase investigasi awal; (ii) fase perancangan
desain; (iii) fase realisasi, dan tahap pengembangan meliputi fase tes, evaluasi, dan revisi
dengan persyaratan kualitas produk: valid, praktis, dan efektif.
b. Asesmen alternatif yang valid, praktis, dan efektif yang dihasilkan berupa perangkat
penilaian dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik. Perangkat
penilaian tersebut terdiri atas: (i) Perangkat Asesmen Aktivitas Siswa (AAS); (ii)
Perangkat Penilaian Diri Siswa (PDS); dan (iii) Perangkat Asesmen Kemampuan
Pemecahan Masalah (AKPM)
10
c. Seluruh perangkat asesmen yang dihasilkan termasuk kategori sangat valid, praktis, dan
efektif dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika yang
cenderung meningkat, dengan kategori baik. Demikian juga, respons siswa dan guru
terhadap penerapan asesmen alternatif yang cenderung positif.
3. Jurnal Ketiga
a. Uji coba dilakukan di satu sekolah di Kota Malang menunjukkan bahwa instrumen
asesmen kinerja, proyek, dan portofolio memeroleh persentase nilai kepraktisan dan
keefektifan sangat tinggi.
b. Berdasarkan analisis ini dapat disimpulkan bahwa instrumen asesmen autentik
kompetensi keterampilan di sekolah dasar ini valid, praktis, efektif, dan layak untuk
digunakan dalam proses asesmen.
c. Pengembangan instrumen asesmen autentik pada ranah keterampilan belum banyak
dilakukan oleh guru di sekolah dasar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dan
pengembangan lebih lanjut untuk membuat instrumen asesmen autentik pada ranah
keterampilan untuk tema lain.
d. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan uji reliabilitas serta diseminasi hasil
pengembangan instrumen asesmen autentik pada skala yang lebih luas.
4. Jurnal Keempat
a. Kondisi guru yang melaksanakan asesmen autentik di SMP yang berada di DIY masih
memerlukan perbaikan.
b. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam melakukan penilaian
masih rendah. Kualitas pelaksanaan penilaian autentik di SMP yang berada di DIY masih
memerlukan perbaikan.
c. Kedisiplinan guru melaksanakan prinsip-prinsip penilaian autentik masih perlu
diperbaiki.
d. Masukan para guru untuk perbaikan penilaian adalah: (a) sebagian besar guru
memerlukan panduan penilaian autentik dan pelatihan tentang cara melakukan penilaian
autentik, (b) pelatihan yang diperlukan guru adalah pelatihan yang aplikatif, pelatihan
11
yang difasilitasi oleh instruktur yang menguasai materi pelatihan dan memiliki waktu
untuk memberikan contoh penilaian autentik.
5. Jurnal Kelima
a. Prevalensi adalah jumlah masalah yang diukur dengan menggunakan instrumen
identifikasi dan penilaian untuk menentukan jumlah dan persentasenya.
b. Masalah utama dari penelitian ini adalah kesulitan anak dalam berhitung.
c. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi prevalensi anak dalam
menghitung masalah di SDN Jabon 1 Jombang.
d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mendapat masalah penghitungan di
SDN Jabon 1 Jombang dari kelas satu hingga kelas empat adalah 16 siswa (24%) 10 siswa
laki-laki (15%) 6 siswa perempuan (9%)
B. Kelebihan Jurnal
a. Keterkaitan antar bab: Dalam jurnal-jurnal ini keterkaitan antar pembahasan sudah sangat
baik, hal tersebut dapat dilihat dari susunan materi yang diuraikan pada jurnal tersebut.
Selain itu, jurnal ini juga menyajikan materi yang sangat jelas dan mudah dipahami oleh
pembaca.
b. Kemutakhiran jurnal: Dalam jurnal-jurnal ini memiliki teori-teori yang benar dan akurat,
hal tersebut dapat dibuktikan dengan penulis yang mencantumkan sumber-sumber
kutipan dari setiap buku, jurnal atau teori yang digunakan. Jurnal ini juga memberikan
materi-materi yang berkaitan dengan perkuliahan, selain itu dapat dijadikan sebagai
sumber atau acuan dalam penelitian.
C. Kekurangan Jurnal
a. Keterkaitan antar bab: Dalam jurnal ini tidak banyak ditemukan kekurangan antar
pembahasan, kesesuaian antar pembahasan sudah sangat baik, namun ada beberapa kata
yang sulit dipahami.
b. Kemutakhiran Jurnal: Pada kemutakhiran jurnal penulis mengambil kutipan-kutipan dari
beberapa jurnal dan buku, secara keseluruhan referensi dari jurnal ini sudah banyak.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa critical journal
review ini merupakan kegiatan untuk mengkritisi jurnal dengan tujuan untuk mengetahui
kelemahan dan kekurangan dalam isi jurnal tersebut, baik dalam sistematika penulisan,
penggunaan bahasa, isi materi dan tampilan jurnal. Hal tersebut dilakukan agar isi jurnal yang di
kritik dapat direvisi agar menjadi lebih baik dan mudah dipahami.
B. Saran
a. Kepada Guru:
Disarankan agar lebih intens menggunakan Asesmen Proyek dalam pembelajaran IPA,
mengingat fasilitas lingkungan sekolah dan siswa sangat mendukung dalam penyampaian
dan penyerapan materi dalam pembelajaran IPA kepada siswa.
disarankan untuk memanfaatkan produk asesmen hasil pengembangan sebagai salah satu
pendekatan asesmen dalam pembelajarannya, yang mana guru selama ini mengalami
kesulitan dalam melakukan penilaian, khususnya penilaian dalam pembelajaran
matematika dengan pendekatan realistic.
Perlu dilakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk membuat instrumen
asesmen autentik pada ranah keterampilan.
Seharusnya guru terlebih dahulu memahami pengertian kesulitan berhitung. Lalu
mengadakan asesemen kepada setiap siswa sehingga dapat ketahui siswa tersebut
mengalami kesulitan berhitung atau tidak, agar anak yang mengalami kesulitan berhitung
tidak mempunyai kendala lagi dalam proses belajar.
Guru juga harus bekerja sama dengan orang tua murid.
13
Sebaiknya pihak pengelola sekolah harus lebih bekerja sama dengan pihak dinas terkait
agar dapat memberi penanganan kepada anak yang mengalami kesulitan berhitung,
bukan hanya dengan mendatangkan GPK saja tapi memberikan layanan khusus sesuai
dengan tingkat kesulitan yang dialami anak.
c. Kepada Pemerintah:
Pemerintah perlu menyiapkan Buku Panduan Penilaian Autentik dan menyelenggarakan
pelatihan bagi guru tentang cara melakukan penilaian autentik
Kualitas pelatih penilaian autentik untuk guru perlu ditingkatkan dan jumlah jam
pelatihan juga
14