Anda di halaman 1dari 17

Critical Journal Review (CJR)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan


Mata Kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran

oleh:

SITTI ‘ABIDAH
NIM. 8196181001

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd

PENDIDIKAN DASAR KELAS REGULER


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas critical journal review untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya. Ucapan terimakasih saya kepada Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M. Pd.
selaku Dosen mata kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran Pascasarjana Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap kiranya critical journal review ini dapat bermanfaat bagi pembaca
untuk mengetahui informasi tentang isi materi beserta kelebihan dan kekurangan dari jurnal
tersebut. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam critical journal review ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan critical journal review yang telah penulis buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................... i


Daftar Isi ..................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Identitas Jurnal .................................................................................................................. 1
B. Latar Belakang ................................................................................................................... 3
C. Tujuan ................................................................................................................................. 3
BAB II ANALISIS JURNAL
A. Ringkasan Isi Jurnal .......................................................................................................... 5
BAB III KESIMPULAN ANALISIS JURNAL
A. Pembahasan Isi Jurnal ....................................................................................................... 10
B. Kelebihan Jurnal ................................................................................................................ 12
C. Kekurangan Jurnal ............................................................................................................ 12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Identitas Jurnal
1. Jurnal Pertama
Judul : Pengembangan Asesmen Proyek dalam Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar
Penulis : I Wayan Widiana
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Indonesia
P-ISSN : 2303-288X
E-ISSN : 2541-7207
Vol / No : Vol. 5, No.2, Oktober 2016
Halaman : 854 – 864
Sumber : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/view/8154
Reviewer : Sitti ‘Abidah
Tanggal Review : 21 Maret 2020

2. Jurnal Kedua
Judul : Pengembangan Asesmen Alternatif dalam Pembelajaran Matematika
dengan Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar
Penulis : Fatimah Setiani
Nama Jurnal : Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Vol / No : 15 / 2 (2011)
Halaman : 250 – 19268
Sumber : https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/1096
Reviewer : Sitti ‘Abidah
Tanggal Review : 21 Maret 2020

3. Jurnal Ketiga
Judul : Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Kompetensi pada Ranah
Keterampilan untuk Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
Penulis : Heri Setiawan, Cholis Sa’dijah, Sa’dun Akbar.

1
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan
E-ISSN : 2502-471X
Vol / No : 2/ 7 Bulan Juli Tahun 2017
Halaman : 874 – 882
Sumber : http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/9602
Reviewer : Sitti ‘Abidah
Tanggal Review : 21 Maret 2020

4. Jurnal Keempat
Judul : Model Asesmen Autentik untuk Menilai Hasil Belajar Siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP): Implementasi Asesmen Autentik di SMP
Penulis : Badrun Kartowagiran, Amat Jaedun.
Nama Jurnal : Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
P-ISSN : 1410-472
E-ISSN : 2338-6061
Vol / No : 20/ 2, Desember 2016
Halaman : 131 – 141
Sumber : https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/viewFile/10063/8450
Reviewer : Sitti ‘Abidah
Tanggal Review : 21 Maret 2020
5. Jurnal Kelima
Judul : Prevalensi Anak Kesulitan Berhitung di SD: Asesmen Matematika
Berbasis Kurikulum
Penulis : Fatoni Army Bintoro
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Khusus
Tahun : 2016
Halaman : 1 - 10
Sumber : https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-
khusus/article/view/17669/16113
Reviewer : Sitti ‘Abidah
Tanggal Review : 21 Maret 2020

2
B. Latar Belakang
Tujuan penilaian (asesmen) adalah untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan
pembelajaran dan melihat keefektifan proses belajar mengajar (dalam Rasyid, 2007:26). Hal ini
penting, mengingat tidak jarang ada sebagian guru yang melakukan penilaian hanya sekedar
melakukan kewajiban. Karena itu terkadang ada siswa yang karena rajin diberi nilai lebih
sedangkan siswa yang malas diberi nilai yang rendah. Perlu diingat bahwa seperti yang
didefinisikan Weeden, Winter & Broadfoot (dalam Rasyid 2007:7) penilaian merupakan
pengumpulan informasi tentang kinerja siswa, untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat
keputusan, semua penilaian harus diacukan pada tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Jenis
dan model penilaian yang digunakan bisa beragam tergantung pada jenis kompetensi, indikator
hasil belajar yang ingin dicapai, materi pembelajaran dan tujuan penilaian itu sendiri.
Jadi penilaian itu untuk melihat keefektifan proses belajar mengajar dan untuk menafsirkan
data hasil pengukuran pembelajaran. Penilaian yang diwujudkan di sekolah memiliki tujuan dan
karakteristik masing-masing, seperti halnya penilaian dalam mata pelajaran IPA. IPA pada
hakekatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk IPA merupakan
sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA
merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan
membangun produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi
yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan (dalam Trianto 2007:137), berdasarkan hal
tersebut maka penilaian dalam IPA perlu menggunakan penilaian yang tidak hanya mengacu pada
ranah kognitif saja tetapi perlu penilaian yang dapat mengukur keterampilan siswa. Sehubungan
dengan hal tersebut guru harus memberikan tugas proyek untuk siswa. Tugas proyek adalah tugas
yang harus diselesaikan siswa dalam periode waktu tertentu (Wahyuni dan Ibrahim, 2012). Tugas
tersebut berupa suatu ivestigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasi hingga
menyajikan data. Dalam tugas proyek siswa mendapat kesempatan mengaplikasikan
ketrampilannnya

C. Tujuan
Adapun tujuan dari critical journal review ini adalah sebagai berikut:
1. Mengulas isi jurnal yang berkaitan dengan Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang terdapat dalam jurnal.

3
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam menggali informasi yang disajikan pada setiap
pembahasan jurnal.
4. Memberikan masukan terhadap penulis jurnal untuk melengkapi isi jurnal agar menjadi
lebih baik dan mudah dipahami.

4
BAB II
ANALISIS JURNAL

A. Ringkasan Isi Jurnal


1. Jurnal Pertama: Pengembangan Asesmen Proyek dalam Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar
Karena guru perlu menggunakan penilaian proyek untuk menilai pembelajaran dalam
pembelajaran IPA, maka pada tahap perencanaan, siswa merumuskan pokok permasalahan yang
nantinya akan diteliti dan diamati. Selain itu, pada tahap perencanaan ini siswa juga membuat
jadwal pelaksanaan proyek, tempat/lokasi, alat dan bahan, dan lainnya sesuai dengan guru
pembingbing. Setelah pokok masalah dirumuskan, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan
proyek. Pada tahap ini siswa dapat terjun ke lapangan untuk mengamati dan menghimpun data.
Pengumpulan data akan tergantung dengan masalah pokok dan proyek. Apakah proyek difokuskan
pada proses atau produk.
Langkah selanjutnya adalah pengorganisasian, yaitu data yang telah dihimpun dari
lapangan kemudian dikelompokkan sesuai dengan pokok-pokok masalah maka data tersebut di
interpretasikan atau dianalisis, tahapan ini dinamakan pengolahan data dan setelah data dianalisis
sampai pada pengambilan kesimpulan selanjutnya adalah menyusun laporan atau penyajian data.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tangga 30 Oktober 2015 yang dilakukan
dengan guru IPA di kelas V SD Negeri 1 Sangsit diperoleh hasil bahwa guru belum pernah
melakukan penilaian proyek (asesmen proyek) dalam mengevaluasi pembelajaran IPA di kelas V,
guru hanya menggunakan tes sebagai cara mengevaluasi kemampuan siswa, sehingga guru
mengalami kesulitan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa mengaplikasikan materi
yang sudah dipelajari, selain itu hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA sangat rendah karena
siswa didalam kelas kurang begitu aktif, siswa dituntut untuk menghafalkan teori dan jarang
diberikan tugas setiap akhir pembelajaran sehingga kemampuan siswa dalam memahami dan
mengingat materi dalam jangka waktu panjang masih rendah.
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah buku pedoman untuk guru yang berupa
instrumen Asesmen proyek. Kualitas hasil pengembangan produk dalam hal ini dipaparkan empat
hal pokok, yaitu hasil uji ahli isi mata pelajaran, uji ahli desain pembelajaran, uji ahli asesmen

5
pembelajaran, dan uji coba apangan. keempat data tersebut akan disajikan secara berturut-turut
sesuai dengan hasil yang diperoleh dari masing-masing tahapan uji coba.

2. Jurnal Kedua: Pengembangan Asesmen Alternatif dalam Pembelajaran Matematika dengan


Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menemukan asesmen alternatif
yang valid, praktis dan efektif berlandaskan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik
di Sekolah Dasar (SD). Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada
model pengembangan pendidikan dari Plomp dengan mengacu pada kriteria kualitas produk
pengembangan yang dikemukakan Nieveen, yang meliputi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan
keefektifan. Hasil penelitian ini adalah seperangkat penilaian dalam pembelajaran matematika
dengan pendekatan realistik. Hasil uji coba, menunjukkan bahwa asesmen alternatif telah
memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Kevalidan asesmen alternatif beserta
perangkat asesmen yang digunakan termasuk dalam kategori sangat baik. Kepraktisan dan
keefektifan asesmen alternatif beserta seluruh perangkat asesmen yang digunakan dalam
pelaksanaan asesmen di dalam kelas termasuk kategori sangat praktis dan efektif. Ketercapaian
keefektifan asesmen alternatif berdasarkan proses dan hasil pembelajaran cenderung meningkat
dengan kategori baik. Demikian juga respons siswa dan guru terhadap penerapan asesmen
alternatif yang cenderung positif.
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan diatas, dapat dirumuskan beberapa simpulan: (1)
Asesmen alternatif yang dikembangkan berlandaskan pembelajaran dengan pendekatan realistik
melalui penelitian pengembangan, yang ditempuh melalui dua tahap yakni tahap pra-
pengembangan yang terdiri atas: (i) fase investigasi awal; (ii) fase perancangan desain; (iii) fase
realisasi, dan tahap pengembangan meliputi fase tes, evaluasi, dan revisi dengan persyaratan
kualitas produk: valid, praktis, dan efektif. (2) Asesmen alternatif yang valid, praktis, dan efektif
yang dihasilkan berupa perangkat penilaian dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan
realistik. Perangkat penilaian tersebut terdiri atas: (i) Perangkat Asesmen Aktivitas Siswa (AAS);
(ii) Perangkat Penilaian Diri Siswa (PDS); dan (iii) Perangkat Asesmen Kemampuan Pemecahan
Masalah (AKPM), dan (3) Seluruh perangkat asesmen yang dihasilkan termasuk kategori sangat
valid, praktis, dan efektif dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika

6
yang cenderung meningkat, dengan kategori baik. Demikian juga, respons siswa dan guru terhadap
penerapan asesmen alternatif yang cenderung positif.

3. Jurnal Ketiga: Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik Kompetensi pada Ranah


Keterampilan untuk Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan instrumen asesmen autentik kompetensi
keterampilan siswa kelas IV SD yang valid dan praktis. Model pengembangan yang digunakan
yaitu model ADDIE dengan tahapan Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate. Subjek coba
dalam penelitian ini yaitu ahli asesmen, ahli bahasa, dan guru kelas IV sekolah dasar. Data
penelitian berupa data validasi ahli asesmen, ahli bahasa, serta data hasil ujicoba pengguna. Hasil
validasi ahli dan uji kepraktisan produk terhadap instrumen asesmen kinerja, proyek dan portofolio
yang dikembangkan masuk kategori sangat valid, praktis, dan efektif sehingga layak digunakan
untuk mendata kompetensi keterampilan siswa kelas IV SD.
Hasil validasi oleh ahli asesmen dan ahli bahasa menunjukan instrumen asesmen kinerja,
proyek, dan portofolio layak dari segi validitas isi dan validitas konstruk, serta validitas dari segi
kebahasaan. Hal ini dapat dilihat persentase nilai oleh validator pada aspek validitas konstruk dan
isi serta validitas kebahasaan masuk dalam kategori sangat valid. Uji coba dilakukan di satu
sekolah di Kota Malang menunjukkan bahwa instrumen asesmen kinerja, proyek, dan portofolio
memeroleh persentase nilai kepraktisan dan keefektifan sangat tinggi. Berdasarkan analisis ini
dapat disimpulkan bahwa instrumen asesmen autentik kompetensi keterampilan di sekolah dasar
ini valid, praktis, efektif, dan layak untuk digunakan dalam proses asesmen. Pengembangan
instrumen asesmen autentik pada ranah keterampilan belum banyak dilakukan oleh guru di sekolah
dasar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk membuat
instrumen asesmen autentik pada ranah keterampilan untuk tema lain. Penelitian selanjutnya dapat
dilakukan uji reliabilitas serta diseminasi hasil pengembangan instrumen asesmen autentik pada
skala yang lebih luas.

4. Jurnal Keempat: Model Asesmen Autentik untuk Menilai Hasil Belajar Siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP): Implementasi Asesmen Autentik di SMP.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi guru yang melaksanakan penilaian
dan mendeskripsikan kualitas pelaksanaan asesmen autentik di SMP yang berada di Daerah

7
Istimewa Yogyakarta (DIY). Penelitian tahun pertama ini termasuk penelitian survei dengan
rancangan crossectional survey. Penelitian dilaksanakan di 15 SMP yang ada di DIY. Semua
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, yakni: daftar dokumen, panduan
wawancara, lembar observasi, lembar telaah, dan kuesioner termasuk katagori valid dan reliabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi guru yang melaksanakan asesmen autentik masih
memerlukan perbaikan dan kualitas pelaksanaan penilaian autentik di SMP yang berada di DIY
belum baik. Hal ini ditengarai dengan belum baiknya rancangan penilaian yang tertulis pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), baru sebagian kecil guru yang melakukan penilaian
kompetensi sikap dalam pembelajaran, baru sebagian kecil guru yang disiplin melakukan
penilaian, dan masih sedikit guru yang mempersiapkan perangkat penilaian. Hal ini dikarenakan
sebagian besar guru merasa bahwa waktu pelatihan kurang sehingga mereka kurang paham
terhadap materi yang dilatihkan, utamanya tentang materi penilaian.
Kondisi guru yang melaksanakan asesmen autentik di SMP yang berada di DIY masih
memerlukan perbaikan. Hal ini ditengarai: (a) hampir semua guru merasa senang mengajar di
sekolah tempat mereka bertugas, (b) sebagian besar guru SMP masih menggunakan kurikulum
2006 (KTSP) meskipun sebagian besar guru tersebut telah mengikuti pelatihan/sosialisasi
Kurikulum 2013, (c) materi yang paling sulit dipahami oleh sebagian besar guru pada saat
pelatihan adalah materi penilaian, dan (4) secara keseluruhan menunjukkan bahwa kemampuan
guru dalam melakukan penilaian masih rendah. Kualitas pelaksanaan penilaian autentik di SMP
yang berada di DIY masih memerlukan perbaikan. Hal ini ditengarai oleh beberapa hal, yakni: (a)
masih sedikit guru yang membuat rancangan penilaian (RP), (b) kualitas RPP masih perlu
peningkatan karena sebagian besar RPP itu tidak menampakkan rancangan penilaian sikap, tidak
menampakkan penilaian yang menyatu dengan pembelajaran, dan tidak menampakkan penilaian
yang berkelanjutan, (c) kualitas pelaksanaan penilaian autentik selama pembelajaran masih perlu
ditingkatkan, karena lebih dari setengah jumlah guru tidak melakukan penilaian sikap, (d) semua
guru melakukan penilaian pengetahun tetapi teknik penilaiannya kurang bervariatif, (e) hampir
semua guru menilai keterampilan namun teknik penilaiannya tidak bervariasi, hanya sedikit sekali
yang menggunakan portofolio. Kedisiplinan guru melaksanakan prinsip-prinsip penilaian autentik
masih perlu diperbaiki. Hal ini ditengarai: (a) lebih dari separuh guru tidak melakukan penilaian
secara terpadu dengan pembelajaran, dan (b) baru 68% siswa yang mengatakan bahwa guru
mengembalikan soal yang telah dikoreksi. Masukan para guru untuk perbaikan penilaian adalah:

8
(a) sebagian besar guru memerlukan panduan penilaian autentik dan pelatihan tentang cara
melakukan penilaian autentik, (b) pelatihan yang diperlukan guru adalah pelatihan yang aplikatif,
banyak contoh-contohnya. Pelatihan yang difasilitasi oleh instruktur yang menguasai materi
pelatihan dan memiliki waktu untuk memberikan contoh penilaian autentik.

5. Jurnal Kelima: Prevalensi Anak Kesulitan Berhitung di SD: Asesmen Matematika Berbasis
Kurikulum
Prevalensi adalah jumlah masalah yang diukur dengan menggunakan instrumen
identifikasi dan penilaian untuk menentukan jumlah dan persentasenya. Masalah utama dari
penelitian ini adalah kesulitan anak dalam berhitung. Sulit menghitung adalah ketidakmampuan
dalam melakukan keterampilan aritmatika yang diharapkan untuk tingkat pendidikan intelektual
dan siswa yang diberikan melalui tes individu. Kurikulum berbasis tes penilaian matematika
digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang mendapatkan kesulitan berhitung di SDN Jabon
1 Jombang.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengumpulkan informasi tentang seorang anak yang
digunakan sebagai pertimbangan dan penilaian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi prevalensi anak dalam menghitung masalah di SDN Jabon 1 Jombang.
Kuantitatif deskriptif digunakan dalam penelitian metodologi ini. Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian survei sebagai desain penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan
tes, observasi (checklist) dan dokumentasi. Untuk analisis data penelitian, peneliti menggunakan
persentase statistik formulasi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang
mendapat masalah penghitungan di SDN Jabon 1 Jombang dari kelas satu hingga kelas empat
adalah 16 siswa (24%) 10 siswa laki-laki (15%) 6 siswa perempuan (9%)
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana prosentase
yang dilakukan pada kelas I sampai kelas IV di SDN Jabon 1 Jombang yang berjumlah 66 siswa
didapatkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan berhitung di SDN Jabon 1 Jombang berjumlah
sebanyak 16 siswa (24%) yang terdiri dari 10 siswa (15%) yang berjenis kelamin laki-laki dan 6
siswa (9%) yang berjenis kelamin perempuan. Disini dapat dilihat bahwa Prevalensi Anak
Kesulitan Berhitung di SDN Jabon 1 Jombang : Asesmen Matematika Berbasis Kurikulum lebih
banyak siswa yang berjenis kelamin laki-laki dengan 10 siswa (15%) dibandingkan siswa yang
berjenis kelamin perempuan dengan 6 siswa (9%)

9
BAB III
KESIMPULAN ANALISIS JURNAL

A. Pembahasan Isi Jurnal


1. Jurnal Pertama
a. Guru perlu menggunakan penilaian proyek untuk menilai pembelajaran dalam
pembelajaran IPA
b. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tangga 30 Oktober 2015 yang dilakukan
dengan guru IPA di kelas V SD Negeri 1 Sangsit diperoleh hasil bahwa guru belum
pernah melakukan penilaian proyek (asesmen proyek) dalam mengevaluasi pembelajaran
IPA di kelas V, guru hanya menggunakan tes sebagai cara mengevaluasi kemampuan
siswa.
c. Guru mengalami kesulitan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari
d. Hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA sangat rendah karena siswa didalam kelas kurang
begitu aktif
e. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah buku pedoman untuk guru yang
berupa instrumen Asesmen proyek.

2. Jurnal Kedua
a. Asesmen alternatif yang dikembangkan berlandaskan pembelajaran dengan pendekatan
realistik melalui penelitian pengembangan, yang ditempuh melalui dua tahap yakni tahap
pra-pengembangan yang terdiri atas: (i) fase investigasi awal; (ii) fase perancangan
desain; (iii) fase realisasi, dan tahap pengembangan meliputi fase tes, evaluasi, dan revisi
dengan persyaratan kualitas produk: valid, praktis, dan efektif.
b. Asesmen alternatif yang valid, praktis, dan efektif yang dihasilkan berupa perangkat
penilaian dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik. Perangkat
penilaian tersebut terdiri atas: (i) Perangkat Asesmen Aktivitas Siswa (AAS); (ii)
Perangkat Penilaian Diri Siswa (PDS); dan (iii) Perangkat Asesmen Kemampuan
Pemecahan Masalah (AKPM)

10
c. Seluruh perangkat asesmen yang dihasilkan termasuk kategori sangat valid, praktis, dan
efektif dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika yang
cenderung meningkat, dengan kategori baik. Demikian juga, respons siswa dan guru
terhadap penerapan asesmen alternatif yang cenderung positif.

3. Jurnal Ketiga
a. Uji coba dilakukan di satu sekolah di Kota Malang menunjukkan bahwa instrumen
asesmen kinerja, proyek, dan portofolio memeroleh persentase nilai kepraktisan dan
keefektifan sangat tinggi.
b. Berdasarkan analisis ini dapat disimpulkan bahwa instrumen asesmen autentik
kompetensi keterampilan di sekolah dasar ini valid, praktis, efektif, dan layak untuk
digunakan dalam proses asesmen.
c. Pengembangan instrumen asesmen autentik pada ranah keterampilan belum banyak
dilakukan oleh guru di sekolah dasar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dan
pengembangan lebih lanjut untuk membuat instrumen asesmen autentik pada ranah
keterampilan untuk tema lain.
d. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan uji reliabilitas serta diseminasi hasil
pengembangan instrumen asesmen autentik pada skala yang lebih luas.

4. Jurnal Keempat
a. Kondisi guru yang melaksanakan asesmen autentik di SMP yang berada di DIY masih
memerlukan perbaikan.
b. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam melakukan penilaian
masih rendah. Kualitas pelaksanaan penilaian autentik di SMP yang berada di DIY masih
memerlukan perbaikan.
c. Kedisiplinan guru melaksanakan prinsip-prinsip penilaian autentik masih perlu
diperbaiki.
d. Masukan para guru untuk perbaikan penilaian adalah: (a) sebagian besar guru
memerlukan panduan penilaian autentik dan pelatihan tentang cara melakukan penilaian
autentik, (b) pelatihan yang diperlukan guru adalah pelatihan yang aplikatif, pelatihan

11
yang difasilitasi oleh instruktur yang menguasai materi pelatihan dan memiliki waktu
untuk memberikan contoh penilaian autentik.

5. Jurnal Kelima
a. Prevalensi adalah jumlah masalah yang diukur dengan menggunakan instrumen
identifikasi dan penilaian untuk menentukan jumlah dan persentasenya.
b. Masalah utama dari penelitian ini adalah kesulitan anak dalam berhitung.
c. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi prevalensi anak dalam
menghitung masalah di SDN Jabon 1 Jombang.
d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mendapat masalah penghitungan di
SDN Jabon 1 Jombang dari kelas satu hingga kelas empat adalah 16 siswa (24%) 10 siswa
laki-laki (15%) 6 siswa perempuan (9%)

B. Kelebihan Jurnal
a. Keterkaitan antar bab: Dalam jurnal-jurnal ini keterkaitan antar pembahasan sudah sangat
baik, hal tersebut dapat dilihat dari susunan materi yang diuraikan pada jurnal tersebut.
Selain itu, jurnal ini juga menyajikan materi yang sangat jelas dan mudah dipahami oleh
pembaca.
b. Kemutakhiran jurnal: Dalam jurnal-jurnal ini memiliki teori-teori yang benar dan akurat,
hal tersebut dapat dibuktikan dengan penulis yang mencantumkan sumber-sumber
kutipan dari setiap buku, jurnal atau teori yang digunakan. Jurnal ini juga memberikan
materi-materi yang berkaitan dengan perkuliahan, selain itu dapat dijadikan sebagai
sumber atau acuan dalam penelitian.

C. Kekurangan Jurnal
a. Keterkaitan antar bab: Dalam jurnal ini tidak banyak ditemukan kekurangan antar
pembahasan, kesesuaian antar pembahasan sudah sangat baik, namun ada beberapa kata
yang sulit dipahami.
b. Kemutakhiran Jurnal: Pada kemutakhiran jurnal penulis mengambil kutipan-kutipan dari
beberapa jurnal dan buku, secara keseluruhan referensi dari jurnal ini sudah banyak.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa critical journal
review ini merupakan kegiatan untuk mengkritisi jurnal dengan tujuan untuk mengetahui
kelemahan dan kekurangan dalam isi jurnal tersebut, baik dalam sistematika penulisan,
penggunaan bahasa, isi materi dan tampilan jurnal. Hal tersebut dilakukan agar isi jurnal yang di
kritik dapat direvisi agar menjadi lebih baik dan mudah dipahami.

B. Saran
a. Kepada Guru:
 Disarankan agar lebih intens menggunakan Asesmen Proyek dalam pembelajaran IPA,
mengingat fasilitas lingkungan sekolah dan siswa sangat mendukung dalam penyampaian
dan penyerapan materi dalam pembelajaran IPA kepada siswa.
 disarankan untuk memanfaatkan produk asesmen hasil pengembangan sebagai salah satu
pendekatan asesmen dalam pembelajarannya, yang mana guru selama ini mengalami
kesulitan dalam melakukan penilaian, khususnya penilaian dalam pembelajaran
matematika dengan pendekatan realistic.
 Perlu dilakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk membuat instrumen
asesmen autentik pada ranah keterampilan.
 Seharusnya guru terlebih dahulu memahami pengertian kesulitan berhitung. Lalu
mengadakan asesemen kepada setiap siswa sehingga dapat ketahui siswa tersebut
mengalami kesulitan berhitung atau tidak, agar anak yang mengalami kesulitan berhitung
tidak mempunyai kendala lagi dalam proses belajar.
 Guru juga harus bekerja sama dengan orang tua murid.

b. Kepada Pengelola Sekolah:


 Sekolah perlu mengadakan in-house training untuk membuat perangkat penilaian secara
bersama-sama.

13
 Sebaiknya pihak pengelola sekolah harus lebih bekerja sama dengan pihak dinas terkait
agar dapat memberi penanganan kepada anak yang mengalami kesulitan berhitung,
bukan hanya dengan mendatangkan GPK saja tapi memberikan layanan khusus sesuai
dengan tingkat kesulitan yang dialami anak.

c. Kepada Pemerintah:
 Pemerintah perlu menyiapkan Buku Panduan Penilaian Autentik dan menyelenggarakan
pelatihan bagi guru tentang cara melakukan penilaian autentik
 Kualitas pelatih penilaian autentik untuk guru perlu ditingkatkan dan jumlah jam
pelatihan juga

d. Kepada peneliti lain:


 Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan diharapkan dapat menarik minat peneliti
yang lain untuk mengembangkan lagi penelitian pengembangan asesmen ini yang
nantinya akan lebih diteliti secara lebih mendalam dalam pembelajaran yang berbeda.
 Sebaiknya jika ingin mengadakan penelitian sejenis atau lanjutan, disarankan agar lebih
diperdalam dan diperluas serta dapat melengkapi kekurangan penelitian ini.

14

Anda mungkin juga menyukai