Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………… 2


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………3
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan ……………………………………………………………………………..4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………..6

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..10

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kandang adalah bangunan sebagai tempat tinggalnya ternak yang bertujuan untuk

melindungi dari berbagai gangguan. Disamping melindungi dari gangguan, yang datang

dari luar dan tentu saja merugikan seperti hujan, angin, terik matahari, binatang buas dan

lain-lain, kandang juga dibutuhkan untuk memudahkan peternak dalam melakukan

pengelolaan ternaknya.

Kandang yang baik harus memberikan kenyamanan pada ternaknya. Dengan

kenyamanan, akan membuat ternak dapat mencapai produksi yang optimal. Kandang sapi

perah rakyat di perdesaan umumnya menggunakan bangunan yang sudah ada. Misalnya

bekas dapur atau bangunan lain yang sudah tidak lagi digunakan. Hal ini tentu saja

dengan kondisi seadanya sehingga baik lokasi, arah maupun kebersihan kandang tidak

memenuhi persyaratan.

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang

dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu
jajaran. Sedangkan kandang yang bertipe ganda, penempatannya dilakukan pada dua

jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran

tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.

Kandang di daerah tropik tidak perlu dibatasi dengan dinding yang rapat. Daerah tropik

sebaiknya menggunakan kandang terbuka atau tanpa dinding. Dengan demikian, ventilasi

berjalan baik, temperatur tidak panas dan sinar matahari dapat masuk kedalam kandang.

Yang perlu diperhatikan hanyalah tiupan angin keras yang langsung masuk ke kandang.

2
Letak kandang perlu diatur atau diberi pelindung angin. Atap sebaiknya dibuat tinggi.

Jika perlu, kandang diberi alat tambahan pengatur udara.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud tentang Perkandangan?
1.2.2 Bagaimana manajemen kendang yang baik untuk ternak sapi perah?
1.2.3 Bagaimana tipe kandang yang baik untuk sapi perah?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengedukasi pembaca dengan mengetahui
bagaimana manajemen kesehatan kandang sapi perah yang baik untuk membuat pertumbuhan
ternak yang normal dan sehat sehingga akan memberikan hasil yang optimal.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan

Perkandangan merupakan suatu lokasi atau lahan khusus yang diperuntukkan sebagai

sentra kegiatan peternakan yang di dalamnya terdiri atas bangunan utama (kandang), bangunan

penunjang (kantor, gudang pakan, kandang isolasi) dan perlengkapan lainnya (Sugeng,

1998).Menurut Siregar (1993) dalam pembuatan kandang sapi perah diperlukan beberapa

persyaratan yaitu : terdapat ventilasi, memberikan kenyamanan sapi perah, mudah dibersihkan,

dan memberi kemudahan bagi pekerja kandang dalam melakukan pekerjaannya. Sistem

perkandangan ada dua tipe yaitu stanchion barn dan loose house. Stanchion barn yaitu sistem

perkandangan dimana hewan diikat sehingga gerakannya terbatas sedangkan loose house yaitu

sistem perkandangan dimana hewan dibiarkan bergerak dengan batas – batas tertentu (Davis,

1962).

Perkandangan merupakan kompleks tempat tinggal ternak dan pengelola yang digunakan

untuk melakukan kegiatan proses produksi dari sebagian atau seluruh kehidupannya dengan

segala fasilitas dan peralatannya. Kandang adalah tempat tinggal ternak untuk melakukan

kegiatan produksi maupun reproduksi dari sebagian atau seluruh kehidupannya ( Sudarmono,

1993 ). Pembuatan kandang sapi perah diperlukan beberapa persyaratan yaitu : terdapat

ventilasi, memberikan kenyamanan sapi perah, mudah dibersihkan, dan memberi kemudahan

bagi pekerja kandang dalam melakukan pekerjaannya (Siregar, 1990).

Kandang didirikan untuk melindungi ternak dari hujan dan sengatan sinar matahari yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatannya. Keseimbangan energi dari hewan sangat

dipengaruhi oleh suhu pertukaran di dalam kandang, kelembaban, makanan, kebasahan,

kelembaban lantai kandang dan ketebalan kulit dari hewan itu sendiri (Sudarmono, 1993).

4
Lokasi kandang harus dekat dengan sumber air, mudah terjangkau, tidak membahayakan

ternak, tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk. Lokasi usaha peternakan diusahakan

bukan areal yang masuk dalam daerah perluasan kota dan juga merupakan daerah yang nyaman

dan layak untuk peternakan sapi perah (Syarief dan Sumoprastowo, 1985). Ditambahkan, hal-hal

lain yang perlu diperhatikan pada kandang sapi perah adalah lantai, selokan, dinding, atap,

ventilasi serta tempat pakan dan minum. Lokasi kandang sebaiknya berada pada tanah yang

datar, tidak becek dan lembab, cukup sinar matahari, ventilasi lancar, agak jauh dari pemukiman

penduduk dan ukurannya sesuai dengan umur ternak (Setiadi, 1982).

Menurut Siregar (1993), sebaiknya kandang 20-30 cm lebih tinggi dari tanah sekitarnya,

jauh dari keramaian lalu lintas, manusia dan kendaraan. Kandang harus dibangun dekat sumber

air, sebab sapi perah memerlukan air untuk minum, pembersihan lantai dan memandikan sapi.

Kandang sebaiknya diarahkan ke timur atau membujur ke utara selatan agar bagian dalam

kandang memperoleh sinar matahari pagi yang memadai. Sinar matahari bermanfaat untuk

mengeringkan lantai kandang sehingga mengurangi resiko terjangkitnya penyakit (Siregar,

1993).

Konstruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara

yang baik, tidak lembab, tidak menyebabkan licin dan mempunyai tempat penampungan

kotoran beserta saluran drainasenya. Konstruksi kandang harus mampu menahan beban

benturan dan dorongan yang kuat dari ternak, serta menjaga keamanan ternak dari pencurian.

Mendesain konstruksi kandang harus didasarkan agroekosistem silayah setempat, tujuan

pemeliharaan dan status fisiologi ternak. Tipe dan bentuk kandang dibedakan menjadi

berdasarkan status fisiologis ternak. Tipe dan Bentuk kandang dibedakan berdasarkan status

fisiologis dan pola pemeliharaan dibedakan yaitu kandang pembibitan, pembesaran, kandang

beranak/ menyusui, kandang pejantan (Williamson dan Payne, 1993). Atap kandang bisa berupa

genting atau asbes. Ketinggian atap setinggi 5 meter agar sirkulasi udara berjalan dengan baik.

5
Dinding kandang berupa semen setinggi 1,5 meter sedangkan bagian atasnya terbuka. Fungsinya

untuk mencegah terpaan angin langsung mengenai sapi. Sedangkan alas berupa tanah yang

dilapisi semen agar mudah dalam membersihkannya (Syarief dan Harianto, 2011).

Bahan yang digunakan untuk pembuatan atap antara lain asbes, rumbai, genting dan seng.

Keuntungan rumbai dan genting adalah kandang tidak terlalu panas pada siang hari dan tidak

terlalu dingin pada malam hari. Lantai kandang dapat dibuat agak miring, dari bahan beton

dengan perbandingan 1 bagian semen 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil, atau tanah biasa.

Menurut Sudarmono (1993), lantai kandang sebaiknya dibuat dari bahan yang cukup keras dan
tidak licin untuk dapat menjaga kebersihan dan kesehatan kandang. Kebersihan kandang sangat

diperlukan karena akan mempengaruhi kesehatan sapi.

Bagian kandang yang penting adalah tempat pakan dan minum. Hendaknya tempat

tersebut dibuat sekuat mungkin dan mudah dibersihkan.

Selokan atau drainase lebarnya minimal 30–40 cm. Kedalaman selokan atau drainase 20–

25 cm (Siregar, 1993). Selokan dibuat dengan lebar 20 cm dan kedalaman 15 cm yang

dimaksudkan untuk memudahkan pembuangan kotoran yang cair, air minum maupun air untuk

memandikan sapi.

Kandang diperlukan untuk melindungi ternak sapi dari keadaan lingkungan yang

merugikan dengan adanya kandang ini ternak akan memperoleh kenyamanan. Kandang sapi

salah satunya dapat kandang barak. Hampir selama hidupnya sapi perah berada dalam kandang.

Hanya kadang- kadang saja sapi perah dibawa keluar kandang bahkan sapi perah di Indonesia

pada umumnya jarang dikeluarkan dari dalam kandang. Oleh karena itu kandang bagi sapi perah

tidak hanya bersifat sebagai tinggal saja,akan tetepi juga harus dapat memberi perlindungan dari

segala aspek yang mengganggu. Dengan perkataan lain, kandang harus dapat mengeliminir

segala faktor luar yang dapat menimbulkan gangguan sapi perah yang ada

6
didalamnya.Disamping faktor luar tadi,hal-hal lainnya yang menyangkut pembuatan kandang

perlu pula diperhatikan (Siregar, 1996)

Bentuk kandang sapi perah ada dua macam, yaitu kandang konvensional dan kandang

bebas. Kandang konvensional berarti sapi ditempatkan pada jajaran yang dibatasi dengan

penyekat, sedangkan kandang bebas yaitu kandang yang ruangannya bebas tanpa penyekat

(Williamson dan Payne, 1993). Kandang yang biasa digunakan yaitu jenis tail to tail atau saling

membelakangi dan head to head atau saling berhadapan (Blakely dan Bade, 1998).

Terdapat dua jenis struktur kandang pemeliharaan sapi perah, yaitu kandang tunggal

dan kandang ganda. Kandang tunggal adalah penempatan sapi pada satu baris dan biasanya

dibuat di peternakan skala kecil. Kandang individu atau kandang tunggal, merupakan model

kandang satu ternak satu kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat palungan

(tempat pakan dan air minum), sedangkan bagian belakang adalah selokan pembuangan

kotoran.Sekat pemisah pada kandang tipe ini lebih diutamakan pada bagian depan ternak mulai

palungan sampai bagian badan ternak atau mulai palungan sampai batas pinggul ternak Tinggi

sekat pemisah sekat sekitar 1 m atau setinggi badan sapi. Sapi di kandang ndividu diikat dengan

tali tampar pada lantai depan guna menghindari perkelahian sesamanya. Luas kandang individu

disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi yaitu sekitar panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter

(Anonim, 2009). Kandang ganda adalah penempatan sapi pada dua jajaran yang saling

berhadapan atau saling membelakangi (Syarief dan Harianto, 2011). Kandang dengan jenis

ganda adalah lebih ekonomis mengandangkan ternak lebih dari 16- 20 sapi betina yang sedang

laktasi. Kandang ganda dapat dirancang sehingga sapi dapat menghadap kedepan kearah pusat

tempat makanan atau kebelakang dengan tempat makanan pada keedua sisi bangunan. Bentuk

dan tipe kandang sapi perah pada dasarnya tergantung pada jumlah sapi perah yang dipelihara,

keadaan iklim dan luas lahan yang dipelihara, selera dari peternak sendiri (Siregar, 1990).

7
Macam-macam kandang sapi perah antara lain kandang pedet dan kandang sapi induk.

Kandang pedet dibedakan menjadi kandang observasi (observasi pens), kandang individu

(individual pans), kandang kelompok (group pens), kandang pedet berpindah (portable calf

pens). Kandang sapi induk atau sapi dara antara lain kandang tambat (stanchion bain), pada

kandang ini kebebasan sapi bergerak sangat terbatas, sehingga kondisi sapi kurang baik.

Kandang ini ada dua jenis yaitu kandang bertingkat dan kandang tunggal atau satu lantai, dengan

tujuan mengurangi resiko angin topan, mengurangi resiko kebakaran, murah dan membuatnya,

serta mudah perawatannya.

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perkandangan merupakan suatu lokasi atau lahan khusus yang diperuntukkan sebagai sentra
kegiatan peternakan yang di dalamnya terdiri atas bangunan utama (kandang), bangunan
penunjang (kantor, gudang pakan, kandang isolasi) dan perlengkapan lainnya. Konstruksi
kandang harus kuat, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik, tidak
lembab, tidak menyebabkan licin dan mempunyai tempat penampungan kotoran beserta
saluran drainasenya. Bentuk kandang sapi perah ada dua macam, yaitu kandang konvensional
dan kandang bebas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Davis, R.F. 1962. Modern Dairy Cattle Management. Prentice Hall, Inc. Amerika Serikat

Siregar, Soribasya, M.S. 1990. Sapi Perah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sudarmono. 1993. Kandang Ternak Perah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Frey, J.K.R., Frahm,
J.V. Whitemen J.E., Tamer & D.F. Stephen. 1972. Evaluation of Cow Type Classification
Score and Its Relationship to Cow Productivity. J. of An. Sci., 31 : 171 (Abstr)

Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo.1990. Ternak Perah. CV. Yasaguna. Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai