Anda di halaman 1dari 8

Tugas Filsafat Ilmu

MEMAHAMI PERAN MATEMATIKA SEBAGAI SARANA


BERFIKIR ILMIAH TERHADAP PERTANIAN INDUSTRIAL

Oleh

ALDHIA SAFIRANISA

062114353008

PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2020

BAB I PANDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berpikir. Hal ini pernah diutarakan oleh
seniman handal, Auguste Rodin lewat karya pahatan yang menjelaskan hakikat manusia
yang sesungguhnya, patung seorang manusia yang sedang berpikir. Proses berpikir
manusia inilah yang memunculkan berbagai ilmu pengetahuan. Ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Untuk melakukan kegiatan
ilmiah secara baik perlu sarana berfikir, yang memungkinkan dilakukannya penelaahan
ilmiah secara teratur dan cermat. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan
mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-
hari.
Kegiatan ilmiah secara baik perlu dilakukan melalui sarana berpikir. Tersedianya sarana
tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat.
Penguanaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi
seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik tidak dapat
dilakukan. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, matematika dan
statistika, agar dalam kegiatan ilmiah tersebut dapat berjalan dengan baik, teratur dan
cermat.
Matematika merupakan bahasa dalam bentuk lambang-lambang yang dapat menutup
kekurangan yang terdapat pada bahasa. Kelebihan dari matematika adalah dapat
mengembangkan bahasa verbal secara kuantitatif. Matematika digunakan sebagai
konsep pengukuran dalam exact sebagai daya prediksi. Sedangkan statistika adalah
salah satu cabang ilmu dari matematika yang merupakan kombinasi bilangan aljabar
yang dapat menarik kesimpulan secara umum. Statistika mampu memberikan
kemampuan hubungan dua faktor kebetulan atau tidak dalam empiris.

Ditinjau dari pola berfikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir
deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada
proses logika deduktif dan logika induktif. Penalaran ilmiah mengharuskan kita
menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan
fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir
ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula.

Berbagai bidang ilmu saat ini memerlukan matematika sebagai sarana berpikir kritis,
sistematis, logis kreatif dan efektif. Salah satu sektor yang membutuhkan matematika
sebagai sarana pengembangan ilmu adalah sektor pertanian. Pertanian menjadi sentra
ekonomi yang strategis bagi Indonesia. Sektor pertanian merupakan bagian integral
dari sistem pembangunan nasional dirasakan akan semakin penting dan strategis. Hal
tersebut dikarenakan sektor pertanian tidak terlepas dan sejalan dengan arah
perubahan dan dinamika lingkup nasional maupun internasional. Oleh karena itu, sistem
pertanian industrial membutuhkan metode pertanian yang lebih modern dengan
memadukan kecanggihan teknologi dan ilmu pertanian yang lebih baik. Dalam penerapan
teknologi tersebut, tentu saja berbagai ilmu pengetahuan dicakup, salah satunya
merupakan matematika dan statistika.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran matematika sebagai sarana berfikir ilmiah?
2. Bagaimana peran matematika terhadap pertanian industrial?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui peran matematika sebagai sarana berfikir ilmiah
2. Untuk mengetahui peran matematika terhadap pertanian industrial
1.4 Manfaat Makalah
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Matematika dan Statistika


Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat
“artifisial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya.
Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.
Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu. Untuk
mengatasi kekurangan kita berpaling kepada matematika. Matematika adalah bahasa
yang berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal
(Rijal dan Sere., 2017).
Secara etimologi, matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau
mathemata yang artinya belajar atau yang dipelajari. Dalam bahasa Belanda disebut
wiskunde yang artinya ilmu pasti. Menurut Prof. Dr. Andi Hakim Nasution,
matematika adalah ilmu struktur urutan (order), dan hubungan yang meliputi dasar-
dasar perhitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek.
Matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual. Disamping
pengetahuan mengenai matematika itu sendiri, matematika juga memberikan bahasa,
proses dan teori yang memberikan ilmu suatu bentuk kekuasaan. Fungsi matematika
menjadi sangat penting dalam perkembangan macam-macam ilmu pengetahuan.
Penghitungan matematis misalnya menjadi dasar desain ilmu teknik, metode
matematis yang dapat memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang sosialdan
ekonomibahkan pemikiran matematis dapat memberikan warna kepada arsitektur dan
seni lukis.
Matematika dalam perkembangannya memberikan masukan-masukan pada
bidang-bidang keilmuan yang lainnya. Konstribusi matematika dalam perkembangan
ilmu alam, lebih ditandai dengan pengunaan lambang-lambang bilangan untuk
menghitung dan mengukur, objek ilmu alam misal gejala-gejalah alam yang dapat
diamatidan dilakukan penelaahan secara berulang-ulang. Berbeda dengan ilmu sosial
yang memiliki objek penelaahan yang kompleks dan sulit melakukan pengamatan.
Disamping objeknya yang tak terulang maka kontribusi matematika tidak
mengutamakan pada lambang-lambang bilangan.
Menurut ahli matematika, Carl Friedrich Gauss, Matematika adalah ratunya
ilmu
pengetahuan. Karena di setiap ilmu pengetahuan pasti akan melibatkan ilmu
matematika. Salah satu cabang ilmu matematika adalah statistika. Statistika berbeda
dengan statistik. Pengertian Statistik secara etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu
Status dan bahasa Belanda yaitu Staat, yang dalam bahasa Indonesia berarti Negara.
Kasih definisi statistic mnrt etiologi

Secara umum fungsi statistik adalah sebagai alat bantu dalam mengolah,
menganalisis dan menyimpulkan hasil yang telah dicapai. Secara khusus, statistik
dapat juga berfungsi sebagai :

1. Bank Data, yaitu menyediakan data untuk diolah dan diinterpretasikan agar
dapat
dipakai untuk memberikan keterangan tentang keadaan yang perlu diketahui atau
diungkapkan.

2. Alat Quality control, yaitu dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
standarisasi dan sekaligus sebagai alat pengawas.

3. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, sebagai dasar penetapan


kebijakan lebih lanjut. Berdasarkan cara pengolahan atau analisis data, maka

Statistik secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : Statistik
Deskriptif dan Statistik Inferensial.

1. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif juga sering disebut Statistik Deduktif.


Statistik Deskriptif adalah Statistik yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis data statistik hasil survei atau penelitian tetapi tidak
digunakan atau ditujukan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas atau
dalam arti kata tidak untuk melakukan Generalisasi atau Inferensi. Sehingga
Statistik Deskriptif hanya berfungsi untuk mengorganisasi, menganalisa serta
memberikan pengertian tentang data, baik yang menunjukkan tentang
keadaan, gejala atau persoalan/permasalahan dalam bentuk angka supaya
dapat meberikan gambaran yang teratur, jelas dan ringkas.
2. Statistik Inferensial
Statistik Inferensial disebut juga Statistik Induktif. Statistik Inferensial
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sample dimana
hasilnya akan „di-Generalisasi-kan‟ (di-Inferensi-kan) pada populasi tempat
pengambilan sample. Dengan kata lain, Statistik Inferensial berfungsi
menyediakan aturan atau cara-cara yang dapat dipergunakan sebagai alat
untuk menarik kesimpulan (Conclussion) baik yang bersifat umum maupun
khusus, penyusunan atau pembuatan ramalan (Prediction) dan penaksiran
(Estimation) berdasarkan hasil dari pengolahan data.
2.2 Pengertian Berfikir ilmiah
Pemikiran ilmiah adalah pemikiran logis dan empiris. Logika itu logis dan empiris
dibahas secara mendalam atas dasar fakta yang dapat dibenarkan, selain
menggunakan akal untuk merenung, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir
ilmiah adalah proses berpikir atau mengembangkan pemikiran yang tersusun
secara sistematis berdasarkan pengetahuan ilmiah yang ada. Salam (1997)
mengartikan tentang berfikir ilmiah, yaitu proses atau aktivitas seseorang untuk
menemukan atau memperoleh pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah proses berpikir
yang mengarah pada suatu kesimpulan berupa pengetahuan.
Suriasumantri (1999) menyatakan bahwa berpikir adalah bekerjanya pikiran untuk
memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah merupakan metode berpikir
yang didasarkan pada logika deduktif dan induktif. merupakan upaya untuk
menemukan fakta dan ide yang sebelumnya tidak diketahui. Metode ilmiah
dilakukan dengan melakukan prosedur yang digunakan para ilmuan dalam pencarian
kebenaran baru. Dilakukannya dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru, dan
melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang telah ada (Kattsoff, 1992). Tujuan
dari penggunaan metode ilmiah ini yaitu agar ilmu berkembang dan tetap eksis dan mampu
menjawab berbagai tantangan yang dihadapi. Kebenaran dan kecocokan kajian ilmiah, akan
terbatas pada ruang, waktu, tempat dan kondisi tertentu (Milton, 2004). Dengan
ditemukannya metode berfikir ilmiah, secara langsung telah menyebabkan terjadinya
kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Manusia bukan saja hidup dalam ritmis modernisasi yang
serba mudah dan menjanjikan. Lebih dari itu semua, manusia dapat menggapai sesuatu yang
sebelumnya seolah tidak mungkin. Manusia tidak lagi berpangku tangan, terhadap apa yang
menjadi kehendak alam (Peursen, 2003).

2.3 Matematika sebagai Sarana Berfikir Ilmiah


Matematika dibandingkan dengan disiplin-disiplin ilmu yang lain mempunyai
karakteristik tersendiri.

Bahasa sebagai alat komunikasi verbal mempunyai banyak kelemahan, karena tidak
semua pernyataan dapat dilambangkan dengan bahasa. Untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan bahasa tersebut maka digunakanlah sarana matematika. Suriasumantri
(2003:191), ”Matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat
kubur (pen: kabur), majemuk dan emosional dari bahasa verbal”. Matematika sebagai
sarana berpikir deduktif menggunakan bahasa artifisial, yakni murni bahasa buatan
manusia. Keistimewaan bahasa ini adalah terbebas dari aspek emotif dan efektif serta
jelas terlihat bentuk hubungannya. Matematika lebih mementingkan kelogisan
pernyataan- pernyataannya yang mempunyai sifat yang jelas (Tim Dosen Filsafat
Ilmu UGM, 2010:107).
Dengan matematika, sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa dapat
dihilangkan. Lambang yang digunakan dalam matematika lebih eksak dan jelas,
lambang-lambang tersebut tidak bisa dicampuri oleh emosional seseorang, suatu
lambang dalam matematika jelas hanya mengandung satu arti sehingga orang lain
tidak dapat memberikan penafsiran selain dari maksud pemberi informasi.

2.4 Peran Matematika dan Statistik terhadap pertanian industrial


Dalam era globalisasi saat ini, hampir semua bidang pekerjaan, baik instansi
pemerintah, industri, pendidikan, perdagangan, pertanian, dan lapangan pekerjaan
lain menerapkan ilmu matematika dan statistika dalam kegiatannya. Dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan, seorang pemimpin/pelaku ekonomi harus
mengamati data dan fakta yang tersaji dalam bentuk tabel, diagram atau grafik.
Sehingga keputusan yang akan diambil akan tepat.
Di bidang pertanian khususnya, matematika dan statistika mempunyai fungsi dan
peranan penting, antara lain yaitu:
1. Sebagai Alat Komunikasi
Statistik dapat digunakan sebagai penghubung antara beberapa pihak yang
menghasilkan data statistik atau analisis statistik dengan penikmat data
sebagai sarana untuk pengambilan keputusan. Contoh konkretnya, yaitu
pemerintah dalam menentukan kebijakan impor beras akan menggunakan
data yang dihasilkan pihak terkait selaku penghasil data, yaitu BPS atau
Dinas Pertanian. Apakah kondisi beras surplus atau minus. Sehingga
kebijakan yang dikeluarkan akan tepat dan sesuai kebutuhan. Contoh lain
yaitu penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan bibit, dll harus tepat sasaran
dengan melihat data sebaran barang yang telah disalurkan.
2. Sebagai alat atau metode Deskripsi.
Yaitu penyajian data atau memberikan gambaran data hasil survei atau
penelitian dengan berbagai teknik atau cara seperti tabel, grafik maupun
diagram. Seperti laporan hasil produksi, laporan kejadian penyakit/ hama,
dsb yang bisa dibaca, dipahami dan dimengerti secara sederhana oleh
penikmat data.
3. Sebagai alat atau metode Regresi
Yaitu meramalkan pengaruh data yang satu dengan data yang lain serta
mengantisipasi gejala-gejala yang akan datang. Contohnya meramalkan waktu
datangnya musim penghujan dengan mengamati data curah hujan tahun-tahun
sebelumnya (statistik inferensial).
4. Sebagai alat atau metode Korelasi
Yaitu untuk mengukur kekuatan hubungan atau besarnya hubungan antara
suatu data dalam suatu penelitian. Sebagai contoh, data tentang penggunaan
pupuk dengan penggunaan bibit tanaman tertentu. Apakah saling berpengaruh
atau tidak.
5. Sebagai alat atau metode Komparasi
yaitu untuk membandingkan data statistik terhadap dua kelompok data atau
lebih. Contoh membandingkan penggunaan pupuk organik dan pupuk an-
organik untuk menentukan pupuk yang lebih menguntungkan bagi petani.

Dengan memahami fungsi serta peranan matematika dan statistika dalam bidang
pertanian, diharapkan semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung akan lebih banyak memanfatkan ilmu, metode dan data yang dihasilkan
untuk mewujudkan terciptanya pertanian industrial yang tetap memperhatikan
keasrian alam dalam rangka mewujudkan swasembada pangan.

Anda mungkin juga menyukai