Oleh
ALDHIA SAFIRANISA
062114353008
SURABAYA
2020
BAB I PANDAHULUAN
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir
deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada
proses logika deduktif dan logika induktif. Penalaran ilmiah mengharuskan kita
menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan
fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir
ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula.
Berbagai bidang ilmu saat ini memerlukan matematika sebagai sarana berpikir kritis,
sistematis, logis kreatif dan efektif. Salah satu sektor yang membutuhkan matematika
sebagai sarana pengembangan ilmu adalah sektor pertanian. Pertanian menjadi sentra
ekonomi yang strategis bagi Indonesia. Sektor pertanian merupakan bagian integral
dari sistem pembangunan nasional dirasakan akan semakin penting dan strategis. Hal
tersebut dikarenakan sektor pertanian tidak terlepas dan sejalan dengan arah
perubahan dan dinamika lingkup nasional maupun internasional. Oleh karena itu, sistem
pertanian industrial membutuhkan metode pertanian yang lebih modern dengan
memadukan kecanggihan teknologi dan ilmu pertanian yang lebih baik. Dalam penerapan
teknologi tersebut, tentu saja berbagai ilmu pengetahuan dicakup, salah satunya
merupakan matematika dan statistika.
Secara umum fungsi statistik adalah sebagai alat bantu dalam mengolah,
menganalisis dan menyimpulkan hasil yang telah dicapai. Secara khusus, statistik
dapat juga berfungsi sebagai :
1. Bank Data, yaitu menyediakan data untuk diolah dan diinterpretasikan agar
dapat
dipakai untuk memberikan keterangan tentang keadaan yang perlu diketahui atau
diungkapkan.
2. Alat Quality control, yaitu dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
standarisasi dan sekaligus sebagai alat pengawas.
Statistik secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : Statistik
Deskriptif dan Statistik Inferensial.
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal mempunyai banyak kelemahan, karena tidak
semua pernyataan dapat dilambangkan dengan bahasa. Untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan bahasa tersebut maka digunakanlah sarana matematika. Suriasumantri
(2003:191), ”Matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat
kubur (pen: kabur), majemuk dan emosional dari bahasa verbal”. Matematika sebagai
sarana berpikir deduktif menggunakan bahasa artifisial, yakni murni bahasa buatan
manusia. Keistimewaan bahasa ini adalah terbebas dari aspek emotif dan efektif serta
jelas terlihat bentuk hubungannya. Matematika lebih mementingkan kelogisan
pernyataan- pernyataannya yang mempunyai sifat yang jelas (Tim Dosen Filsafat
Ilmu UGM, 2010:107).
Dengan matematika, sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa dapat
dihilangkan. Lambang yang digunakan dalam matematika lebih eksak dan jelas,
lambang-lambang tersebut tidak bisa dicampuri oleh emosional seseorang, suatu
lambang dalam matematika jelas hanya mengandung satu arti sehingga orang lain
tidak dapat memberikan penafsiran selain dari maksud pemberi informasi.
Dengan memahami fungsi serta peranan matematika dan statistika dalam bidang
pertanian, diharapkan semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung akan lebih banyak memanfatkan ilmu, metode dan data yang dihasilkan
untuk mewujudkan terciptanya pertanian industrial yang tetap memperhatikan
keasrian alam dalam rangka mewujudkan swasembada pangan.