Anda di halaman 1dari 17

Sarana

Berfikir
Ilmiah
Tugas Kelompok
Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Program Studi Magister Administrasi Pendidikan


Fakultas Ilmu Pendidikann UPI Bandung
Dosen Pengampu Dipresentasikan oleh :

Prof. Dr. Johar Permana, M. A Andi Iswandi Nurisnaeni Wahid Muhsin


Konsep Dasar

Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Definisi lain menyebutkan bahwa berfikir ilmiah adalah
proses atau aktifitas manusia untuk menemukan atau mendapatkan ilmu yang
bercirikan dengan adanya kausalitas, analisis dan sintesis.

Untuk melakukan kegiatan berfikir ilmiah secara baik diperlukan sarana berfikir
ilmiah. Penguasaan sarana berfikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat
imperatif bagi seorang ilmuwan.

Sarana Berfikir Ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh”. (Surisumantri , 2009:165)
Konsep Dasar

Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah. Suriasumantri (2009 :167), ”... fungsi sarana ilmiah
adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu sendiri”.
Sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kegiatan ilmiah secara
menyeluruh dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Suriasumantri, 2009:165)

Tujuan Sarana Berpikir Ilmiah. Suriasumantri (2009:167) menyebutkan bahwa


Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk
bisa memecahkan masalah kita sehari -hari.
Konsep Dasar

Sarana berpikir ilmiah ada empat, yaitu: bahasa, logika, matematika dan statistika
(Suriasumantri, 2009:167).
Sarana berpikir ilmiah berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk
menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain, logika sebagai alat berpikir agar
sesuai dengan aturan berpikir sehingga dapat diterima kebenarannya oleh orang
lain, matematika berperan dalam pola berpikir deduktif sehingga orang lain dapat
mengikuti dan melacak kembali proses berpikir untuk menemukan kebenarannya,
dan statistika berperan dalam pola berpikir induktif untuk mencari kebenaran
secara umum.
Bahasa

Bahasa merupakan lambang serangkaian bunyi yang membentuk suatu arti


tertentu (Suriasumantri, 2003:175).

Manusia dapat berfikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa. Tanpa Bahasa
maka manusia tidak akan dapat berfikir secara rumit dan abstrak seperti apa yang
kita lakukan dalam kegiatan Ilmiah. Demikian juga tanpa bahasa maka kita tak
dapat mengkomunikasikan pengetahuan kita kepada orang lain.

Dalam komunikasi ilmiah, tentu yang dipakai adalah bahasa ilmiah, lisan mau pun
tulisan. Bahasa ilmiah berbeda dengan bahasa sastra, bahasa agama, bahasa
percakapan sehari - hari, dan ragam bahasa lainnya.
Bahasa

CIRI BAHASA ILMIAH

REPRODUKTIF / INTER
INFORMATIF ANTISEPTIK
INTER SUBJEKTIF
SUBJEKTIF
Bahasa
KELEMAHAN BAHASA
Multi fungsi Bersifat Kabur Pluralistik Sirkular
Bahasa sebuah kata sukar sebuah kata bahasa sering
mempunyai diberi definisi mempunyai bersifat berputar-
multifungsi yang tepat banyak arti atau putar
(ekspresif, konatif, beberapa kata
representasional, yang memberikan
informatif, arti yang sama
deskriptif,
simbolik, emotif,
afektif)
LOGIKA
Dalam bahasa sehari - hari perkataan logika atau logis menunjukkan cara berpikir atau
cara hidup atau sikap hidup tertentu yaitu yang masuk akal, yang wajar, yang beralasan
atau berargumen, yang ada rasionya atau hubungan - hubungan rasionalnya yang dapat
dimengerti walaupun belum tentu disetujui tentang benar atau salahnya.

Menurut Bakhtiar (2009:212), ”Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan
dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan
aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu”.

Logika merupakan kumpulan kaidah-kaidah yang memberi jalan (system) berpikir tertib
dan teratur sehingga kebenarannya dapat diterima oleh orang lain. Logika akan
memberi suatu ukuran (norma) yakni suatu anggapan tentang benar dan salah terhadap
suatu kebenaran. Ukuran kebenarannya adalah logis.
LOGIKA

ASPEK PENTING LOGIKA

PENGERTIAN PROPOSISI PENALARAN


LOGIKA

BENTUK LOGIKA

DEDUKSI INDUKSI

menarik kesimpulan dari pernyataan umum menarik kesimpulan dari pernyataan-


atas hal yang khusus. pernyataan yang bersifat khusus menuju
pernyataan umum
MATEMATIKA

Suriasumantri (2003:191), ”Matematika adalah bahasa yang berusaha untuk


menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal”

Dengan matematika, sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa dapat
dihilangkan. Lambang yang digunakan dalam matematika lebih eksak dan jelas,
lambang-lambang tersebut tidak bisa dicampuri oleh emosional seseorang, suatu
lambang dalam matematika jelas hanya mengandung satu arti sehingga orang lain
tidak dapat memberikan penafsiran selain dari maksud pemberi informasi.

Matematika sebagai sarana berpikir deduktif, memungkinkan manusia untuk


mengembangkan pengetahuannya berdasarkan teori-teori yang telah ada
MATEMATIKA

Menurut Suherman (2003) Peranan Matematika sebagai sarana berfikir ilmiah dapat
menggunakan alat-alat yang mempunyai kemampuan sebagai berikut:
Menggunakan algoritma.
Melakukan manipulasi secara matematika.
Mengorganisasikan data.
Memanfaatkan symbol, table dan grafik.
Mengenal dan menenukan pola.
Menarik kesimpulan.
Membuat kalimat atau model matematika.
Membuat interpretasi bangun geometri.
Memahami pengukuran dan satuanya.
Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel
matematika, kalkulator, dan komputer.
STATISTIKA

Menurut Sudjana (2004) Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan


cara-cara pengumpulan fakta, pengolahan serta pembuatan keputusan yang cukup
beralasan berdasarkan fakta dan penganalisaan yang dilakukan. Sedangkan statistik
dipakai untuk menyatakan kumpulan fakta, umumnya berbentuk angka yang disusun
dalam tabel atau diagram melukiskan menggambarkan suatu persoalan.

Menurut Sudijono tahap-tahap dalam satistika adalah : a) Pengumpulan data angka,


b) Penyusunan atau pengaturan data angka, c) Penyajian atau penggambaran atau
pelukisan data angka, d) Penganalisisan terhadap data angka, e) Penarikan
kesimpulan (conclusion), f) (estimation), g) Penyusunan ramalan (prediction) secara
ilmiah.
STATISTIKA

Statistika merupakan sarana berfikir Induktif.


Jika matematika merupakan sarana berpikir deduktif maka orang dapat
menggunakan statistika untuk berpikir induktif. Matematika dan statistika sama-
sama diperlukan untuk menunjang kegiatan ilmiah yang benar sehingga akan
menghasilkan suatu pengetahuan yang benar pula.

Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah tidak memberikan kepastian namun


memberi tingkat peluang bahwa untuk premis-premis tertentu dapat ditarik suatu
kesimpulan, dan kesimpulannya mungkin benar mungkin juga salah. Langkah yang
ditempuh dalam logika induktif menggunakan statistika adalah: a. Observasi dan
eksperimen b. Memunculkan hipotesis ilmiah c. Verifikasi dan pengukuran d.
Sebuah teori dan hukum ilmiah.
STATISTIKA
Contoh peran statistika sebagai sarana berfikir induktif
Untuk mengetahui keadaan suatu obyek, seseorang tidak harus melakukan
pengukuran satu persatu terhadap semua obyek yang sama, tetapi cukup dengan
melakukan pengukuran terhadap sebagian obyek yang dijadikan sampel. Walaupun
pengukuran terhadap sampel tidak akan seteliti jika pengukuran dilakukan terhadap
populasinya, namun hasil dari pengukuran sampel dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
Suriasumantri (2003) memberikan contoh, “Suatu hari seorang anak kecil disuruh
ayahnya membeli sebungkus korek api dengan pesan agar tidak terkecoh
mendapatkan korek api yang jelek. Tidak lama kemudian anak kecil itu datang
kembali dengan wajah yang berseri-seri, menyerahkan kotak korek api yang kosong,
dan berkata: “Korek api ini benar - benar bagus, pak, semua batangnya telah saya
coba dan ternyata menyala”.
Terima KASIH

Anda mungkin juga menyukai