Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Integrasi Article History

vol. 4, no. 1, 2012, 68-77 Received 13 February 2012


ISSN: 2085-3858 (print version) Accepted 16 March 2012

Pengembangan Pengukuran Kinerja dengan PendekatanBalance scorecard


(studi kasus pada politeknik negeri batam)
Irsutami
Chici Ramdhaniah

ABSTRAK

Sistem pengukuran kinerja yang dilakukan di Politeknik Negeri Batam belum memperlihatkan dengan jelas
pencapaian visi organisasi, karena hanya menggambarkan penilaian pencapaian kinerja program dan kegiatan
serta upaya organisasi dalam menyerap anggaran. Dengan demikian, pencapaian kinerja organisasi hanya dinilai
dari aspek keuangan saja. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja yang
lebih komprehensif dan dapat menggambarkan dengan jelas pencapaian visi organisasi. Salah satu sistem
pengukuran kinerja yang dapat mengatasi hal tersebut adalah Balance Scorecard (BSC) karena lebih mampu
menjabarkan visi organisasi ke dalam tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran strategis yang saling kait mengait
menuju ke pencapaian visi dan misi organisasi. Untuk itu, studi kasus penelitian telah dilakukan di Politeknik
Negeri Batam sebagai objek penelitian dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis dimulai dengan
menguraikan sistem pengukuran kinerja yang dilakukan di Politeknik Negeri Batam, kemudian merancang
pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC dan membuat pembuatan indikator pencapaian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sistem pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC memungkinkan untuk
diimplementasikan di Politeknik Negeri Batam dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
pendidikan kepada masyarakat serta mampu mewujudkan akuntanbilitas pengelolaan dana yang dialokasikan.

Kata Kunci: Pengukuran Kinerja, Kinerja Instansi Pendidikan, dan Balance Scorecard.

Pendahuluan menggunakan BSC antara lain adalah Department


of Agriculture, Natural Resource Conservation,
1.1 Latar Belakang Forrest Service, Department of Commerce, Fish &
Pengukuran kinerja perguruan tinggi negeri pada Wildlife Service, Bureau of Reclamation,
dasarnya sama dengan perguruan tinggi swasta jika Environmental Protection Agency, Council on
ditinjau dari aspek akademik, dimana keduanya Environmental Quality, sedangkan negara bagian
menginginkan agar lulusan yang dihasilkan dapat yang sudah menerapkan balanced scorecard antara
terserap oleh pasar tenaga kerja namun dari aspek lain; Alaska, Oregon, Washington, California,
keuangan, perguruan tinggi swasta mengukur Idaho, dan Montana. Pada tingkat lokal, setingkat
kinerja institusinya dari kemampuannya dalam kabupaten di Indonesia, BSC sudah dipergunakan
memperoleh laba, sedangkan untuk perguruan di 39 Countries, 277 Cities, 44 Sewer Districts, 125
tinggi negeri dapat dilihat dari keterserapan Water Districts, 36 Irrigation Districts, 32 Public
anggarannya. Anggaran yang telah ditetapkan di Utility Districts, 14 Port Districts, 48 Conservation
awal tahun yang jika dapat terserap 100%, maka Districts, dan 170 Municipal Water Suppliers.
dapat dikatakan perguruan tinggi tersebut memiliki Balance Scorecard seyogyanya bisa dikembangkan
kinerja yang baik. Sebenarnya pengukuran kinerja di setiap organisasi pemerintah untuk mempertajam
tersebut sedikit mengabaikan visi misi yang telah perannya dalam menjalankan fungsi-fungsi
ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi pemerintahan sehingga membedakannya dengan
negeri karena program kerja yang telah organisasi swasta.
direncanakan tidak semuanya mendapatkan
persetujuan untuk direalisasikan, selain itu, output 1.2 Rumusan Masalah
yang sudah ditetapkan oleh DIKTI, harus menjadi Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan
acuan dalam merancang program dan kegiatan masalah untuk penelitian ini adalah:
sehingga pencapaian visi misi menjadi tidak terlihat a. Alternatif pengukuran kinerja yang lebih
jelas. signifikan dengan pencapaian visi dan misi
Balance Scorecard belum sepenuhnya Politeknik Negeri Batam
diterapkan oleh organisasi pemerintah di Indonesia, b. Pembuktian bahwa pengukuran kinerja dengan
baik pada tingkat pusat maupun daerah. Lain halnya pendekatan BSC akan mampu meningkatkan
di Amerika Serikat, instansi Federal yang kualitas yang berkesinambungan.

68 | Jurnal Integrasi | 2012 Vol. 4(1) 68-77 | ISSN: 2085-3858


organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku
1.3 Tujuan Penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya agar
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
berikut: Penilaian kinerja dilakukan pula untuk menekan
a. Untuk suatu alternatif pengukuran kinerja yang perilaku yang tidak semestinya (disfunctional
lebih signifikan dengan pencapaian visi dan behaviour) dan untuk mendorong perilaku yang
misi Politeknik Negeri Batam. semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil
b. Untuk suatu pembuktian bahwa pengukuran kinerja pada waktunya serta imbalan balik yang
kinerja dengan pendekatan BSC akan mampu bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi,
meningkatkan kualitas yang 2001:416).
berkesinambungan.
2.1.3 Manfaat Pengukuran Kinerja
Mulyadi (2001:416) menyebutkan beberapa
1.4 Manfaat Penelitian manfaat dari pengukuran kinerja sebagai berikut:
Adapun manfaat dari penelitian adalah: 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan
a. Memberikan alternatif penilaian kinerja kepada efisien melalui pemotivasian personel secara
Politeknik Negeri Batam sebagai salah satu maksimum.
upaya meningkatkan kinerja yang 2. Membantu pengambilan keputusan yang
berkelanjutan. berkaitan dengan penghargaan personel seperti;
b. Sebagai sumber referensi bagi para mahasiswa promosi, transfer dan pemberhentian.
dan dosen dalam proses belajar mengajar 3. Mengidentifikasi kebutuhan penelitian dan
terkait dengan topik yang diteliti. pengembangan personel dan untuk
c. Sebagai acuan dan sumber referensi untuk menyediakan kriteria seleksi evaluasi program
melakukan penelitian dengan topik yang sama. pelatihan personel.
4. Menyediakan suatu dasar untuk
TINJAUAN LITERATUR mendistribusikan penghargaan.
2.1 Pengukuran Kinerja
Untuk dapat menjamin suatu organisasi 2.2 Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard
berlangsung dengan baik, maka organisasi perlu 2.2.1 Pengertian Balanced Scorecard
mengadakan evaluasi. Evaluasi tersebut dapat Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu
dilakukan dengan cara mengukur kinerjanya balanced dan scorecard. Scorecard artinya kartu
sehingga aktivitas organisasi dapat dipantau secara skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan
periodik. Pengukuran kinerja merupakan salah satu digunakan untuk merencanakan skor yang
faktor yang penting dalam menjamin keberhasilan diwujudkan di masa yang akan datang, sedangkan
strategi organisasi. balanced artinya berimbang, maksudnya adalah
untuk mengukur kinerja seseorang dilakukan secara
2.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan
Pengukuran kinerja menurut Siegel dan Marconi non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,
(1998) dalam Mulyadi (2001:415-416) adalah intern dan eksteren (Mulyadi, 2005:1).
penentuan secara periodik efektivitas operasional
suatu organisasi, bagian organisasi, dan 2.2.2 Manfaat Balance Scorecard
karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan Kaplan dan Norton (2000:17) mengemukakan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hansen beberapa manfaat dari konsep pengukuran kinerja
dan Mowen (1995) membedakan pengukuran Balanced Scorecard yaitu:
kinerja secara tradisional dan kontemporer. 1. Mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus
Pengukuran kinerja tradisional dilakukan dengan mengenai strategi,
membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang 2. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh
dianggarkan atau biaya standar sesuai dengan perusahaan,
karakteristik pertanggungjawabannya, sedangkan 3. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen
pengukuran kinerja kontemporer menggunakan dan pribadi dengan strategi perusahaan,
aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja 4. Mengkaitkan berbagai tujuan strategis dengan
dirancang untuk menilai seberapa baik aktivitas sasaran jangka panjang dan anggaran tahunan,
dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah 5. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan
dilakukan perbaikan yang berkesinambungan. berbagai inisiatif strategis,
6. Melaksanakan peninjauan ulang strategis
2.1.2 Tujuan Pengukuran Kinerja secara periodik dan sistematis,
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk 7. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan
memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan untuk mempelajari dan memperbaiki stretegi.
69 | Jurnal Integrasi | 2012 Vol. 4(1) 68-77 | ISSN: 2085-3858
2.2.3 Perspektif-Perspektif dalam Balanced 3.3 Data dan Sumber Data
Scorecard Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
Balanced Scorecard mengukur empat perspektif data primer dan data sekunder.
yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama 3.3.1 Data Primer
yaitu mencapai sasaran strategis yang sudah Data Primer adalah data yang diperoleh secara
direncanakan oleh perusahaan. Keempat perspektif langsung melalui wawancara kepada beberapa
tersebut saling berkaitan yang nantinya akan pejabat di lingkungan Politeknik Negeri Batam.
berusaha meningkatkan kinerja perusahaan. 3.3.2 Data Sekunder
Keempat perspektif tersebut diuraikan berikut ini. Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui
1. Perspektif Keuangan (Financial dokumen/laporan yang dihasilkan terkait kinerja
Perspective). Politeknik Negeri Batam. Referensi lainnya yakni
2. Perspektif Pelanggan/Konsumen (Customer dari hasil penelitian yang berkaitan dengan analisis
Perspective). pengukuran kinerja di sektor bisnis dan sektor
3. Perspektif Proses Internal Bisnis (Intenal publik dengan konsep Balanced Scorecard, peneliti
Business Process Perspective). juga mempelajari undang-undang pendidikan
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan sebagai rujukan.
(learning and growth perspective).
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
2.2.4 Keunggulan Balanced Scorecard Adapun teknik pengumpulan data yang penulis
Keunggulan konsep Balanced Scorecard dalam dilakukan adalah sebagai berikut:
system perencanaan strategik adalah mampu 1. Wawancara
menghasilkan rencana strategik yang memiliki 2. Inspeksi Dokumen
karakteristik sebagai berikut (Mulyadi, 2005:11- 3. Observasi
15):
1. Komprehensif. 3.5 Metode Analisis Data
2. Koheren. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian
3. Berimbang ini adalah metode analisis deskriptif yakni
4. Terukur. melakukan analisis terhadap berbagai aspek-aspek
BSC secara kualitatif. Analisis akan dimulai dengan
METODOLOGI PENELITIAN urutan sbb:
3.1 Jenis Penelitian 3.5.1 Sistem Pengukuran Kinerja Politeknik
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus Negeri Batam.
yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari 3.5.2 Perancangan Balance Scorecard
obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan yakni Politeknik Negeri Batam.
dengan mempelajari secara langsung bagaimana 3.5.3 Pengukuran Kinerja Politeknik Negeri
Politeknik Negeri Batam dalam mengukur kinerja Batam.
organisasinya dan apakah pengukuran kinerja yang 3.5.4 Strategi Map Politeknik Negeri Batam.
selama ini dilakukan sudah mampu menjawab 3.5.5 Hubungan Sebab Akibat Antara
harapan dari stakeholder seperti yang dirumuskan Tujuan Strategis Pada Masing-masing
dalam visi dan misi organisasi. Kegiatan ini Perspektif Balance Scorecard.
dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data-
data yang berkaitan pengembangan pengukuran
kinerja dengan konsep Balanced Scorecard. DEKSRIPSI OBJEK PENELITIAN
4.1 Data Umum Penelitian
3.2 Obyek Penelitian Politeknik Batam adalah lembaga pendidikan
Obyek dalam penelitian ini adalah Politeknik tinggi vokasi yang bertujuan untuk
Negeri Batam yang meliputi pengukuran kinerja meningkatkan sumber daya manusia di
dari aspek keuangan dan non keuangan. Aspek non Batam dan Provinsi Kepulauan Riau.
keuangan terdiri dari tiga perspektif pengukuran Didirikan pada tahun 2000 berdasar pada SK
yang meliputi perspektif customers yang Mendiknas No 235/D/O/2000. Sejak
selanjutnya dimodifikasi menjadi perspektif pendiriannya, Politeknik Batam berkembang
customers & stakeholders, perspektif internal sebagai organisasi yang berorientasi mutu.
process, dan perspektif learning and growth yang Pada tanggal 18 Oktober 2010, Politeknik
selanjutnya menjadi perspektif employess and Batam berubah status menjadi Politeknik Negeri
organization capacity. Batam yang dituangkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 26 tahun 2010.
Sehingga Politeknik Batam secara signifikan
mengalami perubahan organisasi dan sistem tata
70 | Jurnal Integrasi | 2012 Vol. 4(1) 68-77 | ISSN: 2085-3858
kelola mengikuti sistem tata kelola institusi program kerja lainnya masih dalam
pemerintah. pengerjaan, hal ini karena program kerja
dari program studi akuntansi berhubungan
dengan proses belajar mengajar, dimana
ANALISIS DAN PEMBAHASAN saat penelitian ini dibuat mahasiswa
Di dalam bab analisis dan pembahasan ini, peneliti berada pada minggu ke 12 (dua belas)
akan menjelaskan kemungkinan pengembangan sehingga pencapaian programa untuk 3
Balance Scorecard (BSC) sebagai suatu sistem kegiatan sebesar 75%.
pengukuran kinerja di Politeknik Negeri Batam, c. Bagian Program Studi Elektronika
namun sebelum hal tersebut diuraikan, maka Dari lembar kontrol kegiatan, diketahui
terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai sistem bahwa program studi elektronika memiliki
pengukuran kinerja Politeknik Negeri Batam yang 8 program kerja dan diketahui bahwa 3
selama ini digunakan. program kerja telah selesai dilaksanakan
sedangkan 5 program kerja lainnya
5.1 Sistem Pengukuran Kinerja Politeknik diketahui masih dalam proses
Negeri Batam penyelesaian. Secara rata-rata program
Politeknik Negeri Batam sebagai institusi studi elektronika telah menyelesaikan
Pendidikan Tinggi Negeri dituntut agar senantiasa 62,5% program kerja yang dibuat.
mampu memberikan pelayanan prima kepada d. Bagian Program Studi Informatika
stakeholder. Dalam implementasi pelayanan prima Dari lembar kontrol kegiatan diketahui
maka setiap bagian yang terdapat di Politeknik bahwa program studi informatika memiliki
Negeri Batam harus mampu membuat program 6 kegiatan, dimana dari seluruh kegiatan
kerja yang pada akhirnya tujuan dari programa tersebut program kerja yang selesai baru 1
kerja pada tiap bagian ini adalah untuk kegiatan saja. Secara rata-rata tingkat
melaksanakan visi dan misi Politeknik Negeri pencapaian program kerja informatika
Batam. mencapai 75%.
Setiap bagian yang membuat program kerja akan e. Bagian SBAK
dinilai kinerjanya yang pada akhirnya akan Dari lembar kontrol kegiatan, diketahui
menentukan kualitas kinerja Politeknik Negeri bahwa SBAK memiliki sebanyak 36
Batam secara keseluruhan. Penilaian kinerja dari program kegiatan, dimana dari 36 progran
program tiap bagian dilihat dari tingkat pencapaian tersebut diketahui bahwa baru
dari target yang dibuat. Berikut ini akan dijelaskan menyelesaikan sebanyak 2 kegiatan,
realisasi program dari masing-masing bagian yang sedangkan kegiatan yang lainnya masih
terdapat di Politeknik Negeri Batam. dalam proses pengerjaan. Secara rata-rata
persentasi pencapaian target untuk bagia
a. Bagian P3M SBAK adalah sebesar 32,36%
Dalam lembar kontrol kegiatan yang f. Bagian SBKK
dilampirkan, diketahui bahwa bagian P3M Dari lembar kontrol kegiatan, diketahui
memiliki 7 (tujuh) program kerja yang bahwa SBKK memiliki sebanyak 24
harus diselesaikan, dari tujuh program program kegiatan, dimana dari 24 progran
kerja tersebut 6 (enam) kegiatan telah tersebut diketahui bahwa baru
berhasil dilaksanakan, sedangkan 1 (satu) menyelesaikan sebanyak 4 kegiatan,
program kerja di hapuskan. Penyelesaian sedangkan kegiatan yang lainnya masih
6 (enam) program kerja dari 7 (program) dalam proses pengerjaan. Secara rata-rata
kerja yang tercatat dalam lembar kontrol persentasi pencapaian target untuk bagia
kegiatan menunjukkan bahwan bagian SBKK adalah sebesar 48,375%
P3M telah berhasil melaksanakan program g. Bagian SBPK
kerja dengan tingkat pencapaian 85,71% Dari lembar kontrol kegiatan, diketahui
bahwa SBPK memiliki sebanyak 8
b. Bagian Program Studi Akuntansi program kegiatan, dimana dari 8 program
Dalam lembar kontrol kegiatan yang tersebut diketahui bahwa baru
dilampirkan, diketahui bahwa bagian menyelesaikan sebanyak 2 kegiatan,
Program Studi Akuntansi memiliki 4 sedangkan kegiatan yang lainnya masih
(empat) program kerja yang harus dalam proses pengerjaan. Secara rata-rata
diselesaikan, dari empat program kerja persentasi pencapaian target untuk bagia
tersebut secara keseluruhan telah SBPK adalah sebesar 56,875%.
terlaksana dengan baik, dimana 1 program h. Bagian SBUM
kerja telah selesai 100%, sedangkan 3
71 | Jurnal Integrasi | 2012 Vol. 4(1) 68-77 | ISSN: 2085-3858
Dari lembar kontrol kegiatan, diketahui n. Bagian UPT SI
bahwa SBPK memiliki sebanyak 8 Dari lembar kontrol kegiatan, diketahui
program kegiatan, dimana dari 6 program bahwa UPT SI memiliki sebanyak 16
tersebut diketahui bahwa penyelesaian program kegiatan, dimana dari 16 program
program kerja belum mencapai 100%, hal tersebut diketahui belum bisa diselesaikan,
ini dikarenakan program kerja yang hal ini dikarenakan kegiatan yang
terdapat di SBUM merupakan program dilakukan oleh UPT SI merupakan
kerja yang bersifat rutin. Secara rata-rata kegiatan rutin yang memiliki waktu
persentasi pencapaian target untuk bagian pengerjaan secara berkala. Secara rata-rata
SBUM adalah sebesar 46%. persentasi pencapaian target untuk bagian
i. Bagian SPI UPT SI sebesar 63,75%.
Dari lembar kontrol kegiatan, diketahui
bahwa SPI memiliki sebanyak 6 program 5.2 Perancangan Balance Scorecard Politeknik
kegiatan, dimana dari 6 program tersebut Negeri Batam
diketahui bahwa baru menyelesaikan Perancangan Balance Scorecard (BSC) Politeknik
sebanyak 1 kegiatan, sedangkan kegiatan Negeri Batam diawali dari penjelasan misi,
yang lainnya masih dalam proses keyakinan dan nilai-nilai dasar, visi, keterkaitan
pengerjaan. Secara rata-rata persentasi misi dengan visi, dan strategi Politeknik Negeri
pencapaian target untuk bagian SPI adalah Batam. Kemudian visi tersebut diuraikan ke dalam
sebesar 25%. perspektif-perspektif pengukuran kinerja BSC.
j. Bagian UPT BPUS Pada masing-masing perspektif tersebut ditetapkan
Dari lembar kontrol kegiatan, diketahui sasaran mutu yang lebih spesifik yang merupakan
bahwa UPT BPUS memiliki sebanyak 2 penjabaran dari misi Politeknik Negeri Batam.
program kegiatan, dimana dari 2 program Penjelasan terhadap misi organisasi
tersebut diketahui bahwa belum dilakukan untuk melihat apakah pernyataan misi
menyelesaikan sebanyak 2 kegiatan tersebut sudah benar dalam perumusannya,
tersebut. Secara rata-rata persentasi demikian pun terhadap pernyataan visi. Selain itu,
pencapaian target untuk bagian UPT analisis akan diarahkan untuk menjawab pertanyaan
BPUS adalah sebesar 32%. apakah nilai-nilai yang terkandung di dalam misi
dan visi tersebut masih sesuai dengan kondisi
k. Bagian UPT Pengadaan sekarang atau masih dapat dipertahankan.
Dari lembar kontrol kegiatan, diketahui
bahwa UPT Pengadaan memiliki sebanyak 5.2.1 Analisis Misi Politeknik Negeri Batam
7 program kegiatan, dimana dari 7 Misi adalah pernyataan pokok mengenai alasan
program tersebut diketahui bahwa belum eksistensi, arah dan pola organisasi di masa depan.
menyelesaikan sebanyak 7 kegiatan Misi menentukan bagaimana organisasi berinterkasi
tersebut. Secara rata-rata persentasi dengan lingkungan dan bagaimana kehendak
pencapaian target untuk bagian UPT organisasi untuk mencapai visinya (Supriyono,
Pengadaan adalah sebesar 66,42%. 2000). Dengan kata lain, misi adalah kegiatan yang
l. Bagian UPT PM harus dilaksanakan atau fungsi yang harus diemban
Dari lembar kontrol kegiatan, diketahui oleh suatu organisasi untuk merealisasikan visi
bahwa UPT PM memiliki sebanyak 6 yang telah ditetapkan. Arah utama pernyataan misi
program kegiatan, dimana dari 6 program bersifat eksternal, berfokus pada pasar dan
tersebut diketahui baru menyelesaikan pelangan serta secara tipikal menspesifikasi pada
sebanyak 2 kegiatan tersebut. Secara rata- usaha tertentu. Misi adalah jalan pilihan untuk
rata persentasi pencapaian target untuk menuju ke masa depan, maka dengan demikian misi
bagian UPT PM adalah sebesar 46,66%. yang ditetapkan harus mampu menjawab empat
m. Bagian UPT PP pertanyaan berikut ini: 1) kebutuhan apa yang
Dari lembar kontrol kegiatan, diketahui dipenuhi oleh organisasi, 2) siapa customer
bahwa UPT PP memiliki sebanyak 2 organisasi, 3) dalam bisnis apa organisasi berusaha,
program kegiatan, dimana dari 2 program dan 4) apa yang menjadi kompetensi inti organisasi,
tersebut diketahui belum bisa diselesaikan, (Mulyadi, 2005).
hal ini dikarenakan kegiatan yang Terkait dengan fungsi misi yakni sebagai
dilakukan oleh UPT PP merupakan pemfokus usaha organisasi dan sebagai pemberi
kegiatan rutin yang memiliki waktu makna atas kehidupan kerja, maka misi yang telah
pengerjaan secara berkala. Secara rata-rata dirumuskan, menegaskan bahwa kegiatan utama
persentasi pencapaian target untuk bagian Politeknik Negeri Batam adalah pelayanan
UPT PP sebesar 27,4%. pendidikan kepada masyarakat baik dalam bentuk
72 | Jurnal Integrasi | 2012 Vol. 4(1) 68-77 | ISSN: 2085-3858
tangible berupa sarana dan prasarana pendidikan akan tercapai. Misi dapat dimanfaatkan untuk
maupun intangible seperti dimensi kepuasan landasan dalam perumusan visi, penjabaran visi ke
masyarakat terhadap pelayanan pendidikan itu tujuan, dan pemilihan strategi untuk mewujudkan
sendiri. Demikian pun terhadap fungsi yang kedua tujuan dan visi, (Mulyadi, 2005). Untuk itu, peneliti
yakni pemberi makna terhadap kehidupan kerja, mengusulkan/meredefenisi visi Politeknik Negeri
misi yang ditetapkan telah memiliki makna dalam Batam menjadi ”Menjadikan Politeknik Negeri
meningkatkan pendidikan masyarakat Batam. Batam sekelas politeknik di Singapura melalui
Hal lainnya yang perlu menjadi penyelenggaraan pendidikan vokasi terbaik,
pertimbangan dalam merumuskan misi organisasi riset aplikatif, pemberdayaan masyarakat, dan
bahwa misi harus memiliki keterkaitan dengan visi dengan dukungan tata kelola organisasi yang
organisasi karena misi menentukan bagaimana baik serta partisipasi masyarakat dan
organisasi berintegrasi dengan lingkungan dan pemerintah di tahun 2014” Dilakukannya
bagaimana kehendak organisasi untuk mencapai redefinisi visi ini karena visi sebelumnya belum
visinya, (Supriyono, 2000). Dengan demikian, misi dinyatakan secara jelas bagaimana dan kapan visi
yang telah dirumuskan oleh Politeknik Negeri itu akan dicapai. Menurut Kotler yang dikutip oleh
Batam harus memiliki keterkaitan dengan visi yang Nawawi (2000; 122) visi yang efektif harus
telah ditetapkan untuk dapat menarik kesimpulan memiliki karakteristik 1) imagible (dapat
apakah misi tersebut memerlukan penyesuaian atau dibayangkan), 2) desirable (menarik), 3) feasible
redefenisi. (realistis atau dapat dicapai), 4) focused (jelas), 5)
fleksible (aspiratif dan responsif terhadap
5.2.2 Keyakinan dan Nilai-nilai Dasar perubahan lingkungan), dan 6) communicable
Politeknik Negeri Batam (mudah dipahami).
Perwujudan visi melalui misi organisasi Dengan redefinisi visi tersebut, maka dengan
memerlukan perjalanan panjang dengan berbagai mudah dijabarkan dalam rerangka balance
rintangan, kegagalan, dan keberhasilan. Untuk itu scorecard seperti yang terlihat pada Tabel 5.1
keyakinan dasar harus ditanamkan dalam diri setiap Penjabaran Visi Organisasi ke Dalam Perspektif
personal dalam upaya pencapaian visi organisasi. Balance Scorecard sebagai berikut:
Selain itu, dalam menentukan pilihan strategi, Tabel 5.1
sasaran, program dan kegiatan yang akan Penjabaran Visi Organisasi ke Dalam Perspektif
dilakukan, nilai-nilai dasar organisasi dapat Balance Scorecard
digunakan sebagai pemandu dalam menentukan Perspektif Kata atau Frasa
pilihan-pilihan tersebut. Dalam Rumusan Visi
Keyakinan dasar dari setiap personil Customer/Stakeholders Menjadikan Politeknik
Politeknik Negeri Batam terhadap pencapaian visi Negeri Batam sekelas
melalui misi yang ditetapkan tentu didasari oleh politeknik di Singapura
kondisi pendidikan di Batam. Hasil wawancara Internal Process Penyelenggaraan
yang dilakukan terkait salah satu misi organisasi Pendidikan vokasi
yakni melakukan riset aplikatif telah menimbulkan terbaik, riset aplikatif,
keyakinan di setiap personil organisasi bahwa dan pemberdayaan
dengan misi tersebut akan tercapai visi organisasi. masyarakat.
Employee and Peningkatan tata kelola
5.2.3 Analisis Visi Politeknik Negeri Batam Organization Capacity organisasi yang baik.
Politeknik Negeri Batam telah memiliki visi Financial Partisipasi masyarakat
organisasinya yakni ”Menjadikan Politeknik Negeri dan pemerintah
Batam sekelas politeknik di Singapura.” Dari hasil
wawancara yang dilakukan, diperoleh informasi 5.2.4 Keterkaitan Antara Misi, Keyakinan
bahwa perumusan visi Politeknik Negeri Batam dan Nilai-nilai Dasar, dan Visi
telah mempertimbangkan beberapa aspek yang Politeknik Negeri Batam
terkait dengan kemampuan atau kapasitas Di atas telah diuraikan tentang misi, keyakinan dan
organisasi, baik aspek kekuatan dan kelemahan nilai-nilai dasar, dan visi Politeknik Negeri Batam.
maupun peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Dari sejumlah misi yang telah ditetapkan, maka
organisasi saat ini. Dalam perumusan visinya, diharapkan melalui misi tersebut dan dengan
Politeknik Negeri Batam telah mempertimbangkan keyakinan dan nilai-nilai dasar yang ada, Politeknik
kondisi dan kemampuan dari sumber daya yang Negeri Batam akan dapat mewujudkan atau
dimilikinya saat ini. mencapai visi organisasinya. Dari semua
Perumusan visi tersebut di atas, pernyataan misi yang ada, terdapat relevansi
sebenarnya memerlukan revisi atau penambahan dengan visi yang telah dirumuskan sehingga visi
lagi karena belum menunjukkan kapan visi tersebut yang telah dirumuskan yakni ”Menjadikan
73 | Jurnal Integrasi | 2012 Vol. 4(1) 68-77 | ISSN: 2085-3858
Politeknik Negeri Batam sekelas politeknik di Berdasarkan tujuan pada empat perspektif yang
Singapura melalui penyelenggaraan pendidikan telah dijelaskan dan mempertimbangkan area fokus
vokasi terbaik, riset aplikatif, pemberdayaan yang dipilih, maka kemudian ditentukan sasaran
masyarakat, dan dengan dukungan tata kelola mutu pada masing-masing perspektif. Pemilihan
organisasi yang baik serta partisipasi sasaran mutu didasarkan pada value-based strategy
masyarakat dan pemerintah di tahun 2014” akan yang dapat memberikan nilai tambah (value-added)
tercapai melalui misi yang telah ditetapkan. bagi masyarakat. Hal lain yang dipertimbangkan
Dengan adanya relevansi antara misi dan visi serta adalah ketersediaan sumberdaya agar sasaran mutu
nilai-nilai dasar tersebut, proporsi nilai penerima yang dipilih dapat terlaksana dengan baik dan
jasa pendidikan di arahkan pada suatu bentuk lancar. Adapun sasaran mutu dalam empat
penyelenggaran pendidikan yang berskala perspektif balance scorecard adalah sebagai
internasional. Dengan demikian dapat disimpulkan berikut:
bahwa strategi yang ditetapkan oleh Politeknik
Negeri Batam untuk kegiatan operasionalnya 1. Perspektif Customer/stakeholders
adalah fokus pada: Tujuan strategis yang ingin dicapai pada
- Peningkatan mutu system penyelenggaraan perspektif ini adalah Menjamin peningkatan
pendidikan mutu system penyelenggaraan pendidikan.
- Peningkatan mutu infratsruktur untuk Tujuan strategis ini dapat diwujudkan melalui
mendukung peningkatan riset aplikatif dan kemampuan Politeknik Negeri Batam dalam
pemanfaatan teknologi informasi memenuhi standar seleksi penerimaan
mahasiswa baru, mutu muatan kurikulum yang
- Peningkatan mutu tenaga pendidik dan berbasis kompetensi, metode pembelajaran yang
kependidikan serta peningkatan mutu tata
berkualitas, optimalisasi pemanfaatan teknologi
kelola organisasi
informasi, dan meningkatnya riset aplikatif.
- Peningkatan kerjasama dan partisipasi a. Standar seleksi penerimaan
masyarakat, industry, dan pemerintah mahasiswa baru
Selajutnya visi dan strategi fokus tersebut b. Mutu muatan kurikulum
dijabarkan dalam empat perspektif BSC seperti pendidikan yang berbasis
yang disajikan pada Tabel 5.2 Tujuan Strategis kompetensi
Dalam Perspektif Balance Scorecard sebagai c. Peningkatan kualitas layanan
berikut. proses pembelajaran
Tabel 5.2 d. Peningkatan penggunaan
Tujuan Strategis Dalam Balance Scorecard teknologi informasi
Perspektif Tujuan Strategis
Customer/Stakeholders Menjamin peningkatan Tabel 5.3
mutu system Sasaran Strategis dan Indikator Pencapaian
penyelenggaraan Customer/Stakeholders Perspectives
pendidikan. Sasaran Mutu Indikator
Internal Process Peningkatan mutu Standar seleksi Standar Seleksi penerimaan
infrastruktur untuk penerimaan mahasiswa baru 1:3, 80% lulusan
mendukung riset mahasiswa baru memiliki IPK _ 3.00, 90%
aplikatif dan mahasiswa lulus tepat waktu.
penyediaan sistem Mutu muatan Seluruh Prodi menerapkan
teknologi informasi kurikulum kurikulum berbasis kompetensi,
Employee and Peningkatan pendidikan yang 80% lulusan bersertifikat
Organization Capacity kompetensi tenaga berbasis kompetensi, 80% lulusan terserap
pendidik dan kompetensi pasar kerja dengan rata-rata waktu
kependidikan untuk tunggu 3 bulan
mendukung tata kelola Peningkatan Gap persepsi kualitas layanan
organisasi yang baik kualitas layanan proses pembelajaran maksimal
Financial Meningkatnya peran proses 10%
serta masyarakat, pembelajaran
pemerintah daerah dan Peningkatan Rata-rata waktu proses layanan
pusat penggunaan administrasi akademik 3 hari
teknologi kerja
5.2.5 Pengukuran Kinerja Politeknik Negeri informasi
Batam Dalam Balance Scorecard

74 | Jurnal Integrasi | 2012 Vol. 4(1) 68-77 | ISSN: 2085-3858


2. Perspektif Internal Process Tabel 5.5
Tujuan strategis yang ingin dicapai pada Sasaran Strategis dan Indikator Pencapaian
perspektif ini adalah peningkatan pengadaan Employee and Organization Capacity
sumberdaya yang dapat menjamin peningkatan Perspectives
mutu sistem penyelenggaraan pendidikan. Sasaran Indikator
Tujuan strategis ini dapat diwujudkan melalui Mutu
kemampuan Politeknik Negeri Batam dalam Meningkatkan Meningkatnya kinerja dan
meningkatkan mutu infrastruktur, penyediaan kompetensi produktivitas pegawai
sistem teknologi informasi, dan meningkatkan tenaga
kerjasama lintas sektoral. pendidik dan
a. Meningkatkan mutu infratruktur tenaga
b. Penyediaan sistem teknologi informasi kependidikan
c. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral Memperbaiki Mempertahankan sertifikasi ISO
tata kelola 9001:2008
Tabel 5.4 organisasi
Sasaran Strategis dan Indikator Pencapaian
Internal Process Perspectives KESIMPULAN DAN SARAN
Sasaran Mutu Indikator 6.1 Kesimpulan
Meningkatkan Tingkat kepuasan terhadap mutu Kesimpulan dari penelitian ini, diupayakan untuk
mutu infratruktur infrastruktur akademik dan menjawab tujuan yang telah dirumuskan. Adapun
nonakademik minimal 60%. kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
Penyediaan sistem Seluruh aktivitas telah berikut:
teknologi menggunakan sistem teknologi 6.1.1 Pengembangan pengukuran dengan
informasi informasi pendekatan balance scorecard pada
Meningkatkan Setiap prodi menghasilkan satu Politeknik Negeri Batam sangat
kerjasama lintas kegiatan pengabdian masyarakat memungkinkan untuk diterapkan karena
sektoral per tahun dari skema hibah dengan pengukuran kinerja dengan BSC
eksternal, Setiap prodi akan tergambar dengan jelas bagaimana
menghasilkan minimal 2 riset organisasi mencapai visinya. Pencapaian
aplikatif yang bermitra dengan Visi dan Misi adalah harapan masyarakat
industry dan masyarakat yang sebagai stakeholder dan harapan ini hanya
terbit minimal di jurnal nasional tergambar dengan jelas jika organisasi
menerapkan konsep BSC dalam
3. Perspective Employee dan Organization pengukuran kinerjanya. Meskipun LAKIP
Capacity adalah suatu bentuk pertanggungjawaban
Tujuan strategis yang ingin dicapai pada perspektif akuntabilitas kinerja dinas sebagaimana
ini adalah meningkatkan kompetensi tenaga diatur dalam peraturan perundang-
pendidikan dan kependidikannya dan memperbaiki undangan, namun sebagai langkah awal
tata kelola organisasinya.. Tujuan strategis ini dapat pengggunaan BSC, ukuran-ukuran yang
diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi digunakan dalam BSC seperti yang telah
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melalui dipaparkan merupakan ukuran-ukuran
pelatihan/workshop baik dalam deliveri materi kinerja keuangan dan non keuangan.
pembelajaran maupun dalam bidang pelayanan dan 6.1.2 Pengukuran kinerja organisasi dengan
tata kelola organisasinya, selain itu Politeknik menggunakan BSC seperti yang telah
Negeri Batam harus dapat meningkatkan dipaparkan dari hasil penelitian ini akan
produktivitas dan loyalitas para tenaga pendidik mampu meningkatkan kinerja dinas
dan tenaga kependidikan. pendidikan karena dengan konsep BSC
a. Meningkatkan kompetensi tenaga akan tergambar dengan jelas bagaimana
pendidik dan tenaga kependidikan strategi organisasi dirumuskan dari
b. Memperbaiki tata kelola organisasi perspektif keuangan dan non keuangan.
Setiap perspektif dalam scorecard telah
mempertimbangkan indikator kinerjanya
yang berorientasi pada outcome. Dengan
demikian, organisasi dapat lebih
mengetahui sampai sejauh mana seluruh
program dan kegiatan dapat memberikan
nilai tambah bagi masyarakat. Selain itu,
organisasi dapat lebih efisien dalam
75 | Jurnal Integrasi | 2012 Vol. 4(1) 68-77 | ISSN: 2085-3858
penggunaan anggaran pendidikan karena 2 – Implementation and Automation”,
konsep BSC dapat mengarahkan http:\\www.balancedscorecard.org.
organisasi untuk menyusun program dan
kegiatan yang relevan dengan sasaran dan Departemen Pendidikan Nasional, (2005), Action
tujuan yang hendak dicapai. Plan Pembinaan Penyelenggaraan
Program Pendidikan Inklusif di Indonesia,
6.2 Saran-saran Bandung.
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan
terhadap Politeknik Negeri Batam adalah sebagai Djunaedi Achmad, Prof. Dr. Ir., (2002), Konsep
berikut: Perencanaan Strategis, Universitas Gadjah
6.2.1 Dalam penerapan BSC sebagai salah satu Mada, Yogyakarta.
alternatif pengukuran kinerjanya, peneliti
menyarankan agar Politeknik Negeri Djunaedi Achmad, Prof. Dr. Ir., (2002), Proses
Batam melakukan perbaikan dalam Perencanaan Strategis Kota/Daerah,
penyusunan perencanaan strategis agar Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
tujuan yang ditetapkan memiliki relevansi
yang kuat dengan misi dan visi yang telah Kaplan Robert S. and Norton P David, (1992), "The
dirumuskan. Selain itu, dalam perumusan Balanced Scorecard: mengukur yang
strategi, hendaknya Politeknik Negeri mendorong kinerja,” Harvard Business
Batam melakukan analisis kekuatan dan Review Januari-Februari pp71-80.
kelemahan yang dimiliki organisasi serta
peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Kaplan Robert S. and Norton P David, (1993),
organisasi (analisa SWOT) yang lebih "Balanced Scorecard: Translating
mendalam sehingga sasaran strategis yang Strategi ke Aksi" Harvard Business
dirumuskan lebih menggambarkan apa School Press.
yang menjadi kebutuhan organisasi.
6.2.2 Menggambarkan dan mengkomunikasikan Kaplan Robert S. and Norton P David, (1993),
strategi dalam BSC dengan penjabarannya "Putting Balanced Scorecard to Work,”
melalui strategy map yang kemudian Harvard Business Review September-
dilanjutkan dengan menentukan objektif Oktober pp2-16.
operasional, ukuran yang hendak dicapai,
dan target sehingga terbentuk suatu sistem Kaplan Robert S. and Norton P David, (2004),
manajemen pengukuran yang teritegrasi Strategy Map, Harvard Business School
dan relevan dengan aktivitas operasional Press, Boston, Massachusetts
dengan sasaran strategis.
6.2.3 Dalam upaya mengimplementasikan BSC, Kusumastuti Sri, (2006) Sistem Manajemen
disarankan agar Politeknik Negeri Batam Strategik Berbasis Balance Scorecard,
melakukan analisis yang mendalam Makalah Akhir Semester, Ilmu
terhadap konsep BSC sehingga dapat Manajemen Strategis, Program
digunakan sebagai suatu sistem Pascasarjana/S2, STIE Kampus Ungu,
pengukuran kinerja yang komprehenshif. Jakarta.
6.2.4 Disarankan untuk menyusun laporan
pengukuran kinerja dengan pendekatan LAN dan BPKP, (2000), Modul Pengukuran
BSC yang dapat dijadikan laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Jakarta.
pendamping LAKIP.
LAN dan BPKP, (2000), Pengukuran Kinerja Suatu
DAFTAR PUSTAKA Tinjauan Pada Instansi Pemerintah,
Jakarta.

Albab Ulul, (2005), Analisa SWOT Desentralisasi LAN dan BPKP, (2000), Perencanaan Strategis
Kebijakan Pendidikan di Indonesia Instansi Pemerintah, Jakarta.

Averson, Paul (25 Agustus 2004), “A Balanced Mulyadi, (2002), Sistem Terpadu Pengelolaan
Scorecard for City & County Services,” Kinerja Personal Berbasis Balance
http:\\www.balanced scorecard.org. Scorecard, Penerbit UPP STIM YKPN.

Averson, Paul (25 Agustus 2004), “Building a Mulyadi, (2005) Akuntansi Manajemen: Konsep,
Government Balanced Scorecard: Phase Manfaat, dan Rekayasa, Edisi 3, Jakarta:
76 | Jurnal Integrasi | 2012 Vol. 4(1) 68-77 | ISSN: 2085-3858
Salemba Empat, 2001._______, Alternatif Scorecard: Nine Steps To Succcess,”
Pemacuan Kinerja Personel dengan http:\\www.balancedscorecard.org.
Pengelolaan Kinerja Terpadu Berbasis
Balanced Scorecard, Jurnal Ekonomi dan Sadjiarto Arja, (2000), Akuntabilitas dan
Bisnis Indonesia, Vol.20, No.3: 270-286. Pengukuran Kinerja Pemerintah,
Universitas Kristen Patra, Jakarta
Purwanto Andie Tri, (2003), Penerapan Balanced
Scorecard Sebagai Indikator Singgih Moses, dkk, (2001) Pengukuran dan
Komprehensif Pengelolaan Sumber Daya Analisa Kinerja dengan Metode Balance
Alam – Lingkungan Hidup, Scorecard di PT. “X”, Jurnal Teknik
anditp2000@yahoo.com, Disampaikan Industri, Vol. 3, NO. 2.
dalam Seminar Sistem Manajemen
Pengelolaan Sumber Daya Alam – Sugiyanto, Eko, Anwar, (2003) Balanced
Lingkungan Hidup, Hotel Borobudur Scorecard sebagai Sistem Manajemen
Jakarta. Strategi, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol.2, No.1: 15-24.
Rohm, Howard (25 Agustus 2004), “A Balancing
Act: Developing and Using Balanced Tim Studi Pengembangan Sistem Akuntabilitas
Scorecard,” http:\\www.performance- Kinerja Instansi Pemerintah – BPKP,
measurement.net. (Agustus 2000), Pengukuran Kinerja –
suatu tinjauan pada instansi pemerintah,
Rohm, Howard (25 Agustus 2004), “Improve Edisi I, Cetakan Pertama, Jakarta
Public Sector results With A Balanced

77 | Jurnal Integrasi | 2012 Vol. 4(1) 68-77 | ISSN: 2085-3858

Anda mungkin juga menyukai