Anda di halaman 1dari 120

PENGARUH AUDIT TENURE DAN

PENERAPAN IFRS TERHADAP AUDIT


REPORT LAG DENGAN SPESIALISASI
INDUSTRI AUDITOR SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
(Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2016)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro

Disusun oleh :

HENINGTYAS WIDYASTUTI
NIM. 12030114120069

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Heningtyas Widyastuti


Nomor Induk Mahasiswa : 12030114120069
Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/Akuntansi
Judul Skripsi : PENGARUH AUDIT TENURE DAN
PENERAPAN IFRS TERHADAP AUDIT
REPORT LAG DENGAN SPESIALISASI
INDUSTRI AUDITOR SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
Dosen Pembimbing : Dr. Dwi Ratmono, S.E., M.Si., Akt

Semarang, 22 Mei 2018


Dosen Pembimbing

(Dr. Dwi Ratmono, S.E., M.Si., Akt)


NIP. 19801001 200801 1014

ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Penyusun : Heningtyas Widyastuti


Nomor Induk Mahasiswa : 12030114120069
Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/Akuntansi
Judul Skripsi : PENGARUH AUDIT TENURE DAN
PENERAPAN IFRS TERHADAP AUDIT
REPORT LAG DENGAN SPESIALISASI
INDUSTRI AUDITOR SEBAGAI VARIABEL
MODERASI

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal…….........................................2018

Tim penguji :
1………………………………………………(…………………………………...)
2………………………………………………(……………………………….......)
3………………………………………………(……………………………….......)

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Heningtyas Widyastuti,


menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Pengaruh Audit Tenure dan Penerapan
IFRS Terhadap Audit Report Lag dengan Spesialisasi Industri Auditor Sebagai
Variabel Moderasi adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan
dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau
sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru
dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau
pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai
tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang
saya tiru, atau yang saya ambil dari orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis
aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di
atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang
saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian saya terbukti
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil
pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan universitas
batal saya terima.

Semarang, 22 Mei 2018


Yang membuat pernyataan,

(Heningtyas Widyastuti)
12030114120069

iv
ABSTRACT

The purpose of this study is to examine the impact of audit tenure and IFRS’s
implementation on audit report lag and the impact of auditor industry
specialization on the association between audit tenure and IFRS’s implementation
on audit report lag. The dependent variable that used in this study is audit report
lag. Audit tenure and IFRS’s implementation used as independent variables.
Furthemore, this study used auditor industry specialization as a moderating
variable.
The sample in this study consists of 522 financial companies that listed on
Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2016. The data that used in this study
was secondary data and selected by using purposive sampling method. The
technique of analysis used for examining the hypothesis was multiple regression
analysis.
Based the empirical results of this study show that audit tenure has negative
significant influence on audit report lag and the IFRS’s implementation has positive
significant influence on audit report lag. This study found the association auditor
industry specialization between audit tenure and audit report lag. This study also
found that there are association between IFRS’s implementation and audit report
lag.

Keywords : audit report lag, audit tenure, IFRS’s implementation, auditor industry
specialization

v
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh audit tenure dan penerapan
IFRS terhadap audit report lag dan pengaruh spesialisasi industri auditor dalam
hubungan antara audit tenure, penerapan IFRS dan audit report lag. Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit report lag. Audit tenure
dan penerapan IFRS digunakan sebagai variabel independen. Lebih lanjut, pada
penelitian ini menggunakan spesialisasi industri auditor sebagai variabel moderasi.
Sampel penelitian ini terdiri dari 522 perusahaan keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2016. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive
sampling. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan
regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil empiris dari penelitian ini menunjukkan bahwa audit
tenure berpengaruh negatif signifikan terhadap audit report lag dan penerapan
IFRS berpengaruh positif signifikan terhadap audit report lag. Penelitian ini
menemukan spesialisasi industri auditor sebagai pemoderasi pengaruh audit tenure
terhadap audit report lag. Penelitian ini juga menemukan spesialisasi industri
auditor sebagai pemoderasi pengaruh penerapan IFRS terhadap audit report lag.

Kata kunci : audit report lag, audit tenure, penerapan IFRS, spesialisasi industri
auditor

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Wama indallahi khair

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Bapak dan Ibu tercinta

Kakak dan adikku tersayang

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah

dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Audit Tenure dan Penerapan IFRS Terhadap Audit Report Lag dengan

Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Variabel Moderasi”. Skripsi ini disususn

untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana (S1) pada

Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Dalam penyusunan skrpsi ini tak mungkin dapat diselesaikan tanpa adanya

doa, dukungan, arahan, semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat dan anugerahNya yang

tak terhitung kepada hambaNya, sehingga atas seizin Allah SWT skripsi ini

dapat diselesaikan oleh penulis.

2. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro.

3. Fuad, SET, M.Si., Ph.D selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

4. Dr. Dwi Ratmono, S.E., M.Si., Akt selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan waktu, pikiran dan tenaganya dan dengan sabar memberikan

arahan, bimbingan, nasihat, saran, motivasi kepada penulis sehingga skripsi

ini dapat selesai.

viii
5. Dr. Darsono, S.E., MBA., Akt, selaku dosen wali selama menempuh

program Sarjana (S1) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro.

6. Anis Chariri, M.Com., Ph.D selaku dosen favorit penulis selama kuliah

yang telah memberikan motivasi yang membangun kepada penulis.

7. Prof. Dr. Moch. Syafruddin., S.E., M.Si., Akt selaku dosen mata kuliah

Kajian dan Riset Akuntansi atas dukungan, arahan, dan motivasi untuk

segera menyelesaikan skripsi.

8. Dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji sidang skripsi

dan memberikan masukan kepada penulis.

9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro atas

ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan.

10. Seluruh karyawan dan staf tata usaha serta perpustakaan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

11. Orang tua tercinta, Bapak Drs. Khoiri dan Ibu Jumiati atas doa, cinta, kasih

sayang, didikan, dukungan, motivasi yang tak pernah henti.

12. Kakak dan adik tersayang, mas Tiar dan Rajwa atas doa dan motivasinya.

13. Sahabatku Irin, Shelvi, Dinda, Siti terima kasih telah menjadi teman

terbaikku dari awal semester hingga akhir semester.

14. Teman-teman Kelompok Studi Ekonomi Islam di antaranya Shelvi, Dinda,

Deandra, Fajar, Fajri, Vega, Siti atas pertemanan yang telah terjalin selama

kuliah. Terulsah memperjuangkan agama Allah melalui dakwah ekonomi

islam!

ix
15. Teman-teman satu bimbingan yaitu Dewi, Cicilia, Rivai, Diaz, Ervita atas

dukungan, doa, dan semangatnya untuk menyelesaikan skripsi bersama.

16. Teman-teman KKN TIM II Desa Kedungsari Kecamatan Tayu Kabupaten

Pati yaitu kak Yulia, Merin, Ari, Lala, Gaby, kak Tawang atas dukungan

dan pertemanan yang terjalin sejak hidup bersama di Pati.

17. Keluarga Besar Akuntansi Undip 2014 atas kebersamaannya dari awal

menjadi mahasiswa baru hingga satu per satu mulai meninggalkan kampus.

See you on top!

18. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu atas bantuan,

doa, dan dukungan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan di dalamnya

karena keterbatasan waktu, pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu

kritik, saran dan masukan penulis sangat penulis harapkan agar karya ini dapat

menjadi lebih baik. Meski terdapat banyak kekurangan, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi orang-orang yang membacanya.

Wassalamualaikum wr.wb.

Semarang, 22 Mei 2018

Penulis

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN................................................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................................................ iv
ABSTRACT ...............................................................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................7
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................9
1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................................9
1.3.2 Kegunaan Penelitian............................................................................9
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................12
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu..............................................12
2.1.1 Teori Agensi ......................................................................................12
2.1.2 Audit Tenure ......................................................................................14
2.1.3 Penerapan IFRS .................................................................................15
2.1.4 Audit Report Lag ...............................................................................17
2.1.5 Spesialisasi Industri Auditor .............................................................19
2.2 Penelitian Terdahulu ...............................................................................20

xi
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................24
2.4 Pengembangan Hipotesis ........................................................................26
2.4.1 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag .........................26
2.4.2 Spesialisasi Industri Auditor Memoderasi Pengaruh Audit Tenure
terhadap Audit Report Lag ................................................................27
2.4.3 Pengaruh Penerapan IFRS Terhadap Audit Report Lag....................29
2.4.4 Spesialisasi Industri Auditor Memoderasi Pengaruh Penerapan IFRS
terhadap Audit Report Lag ................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...........................................33
3.1.1 Variabel Dependen ..............................................................................33
3.1.2 Variabel Independen ..........................................................................34
3.1.2.1 Audit Tenure ..............................................................................34
3.1.2.2 Penerapan IFRS .........................................................................34
3.1.3 Variabel Moderasi ..............................................................................35
3.1.4 Variabel Kontrol ................................................................................36
3.1.4.1 Leverage ....................................................................................36
3.1.4.2 Ukuran Perusahaan....................................................................36
3.1.4.3 Reputasi KAP ............................................................................36
3.2 Populasi dan Sampel .................................................................................38
3.3 Jenis dan Sumber Data ..............................................................................39
3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................................39
3.5 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis.................................................40
3.5.1 Statistik Deskriptif ..............................................................................40
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ...............................................................................40
3.5.2.1 Uji Normalitas ...........................................................................40
3.5.2.2 Uji Autokorelasi ........................................................................41
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ..............................................................42
3.5.2.4 Uji Multikolinearitas .................................................................42
3.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda .......................................................43

xii
3.5.4 Uji Hipotesis .......................................................................................44
3.5.4.1 Koefisien Determinasi R² ...........................................................44
3.5.4.2 Uji Signifikansi Simultan ...........................................................45
3.5.4.3 Uji Signifikan Pararameter Individual .......................................45
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
4.1 Deskripsi Objek Penelitian.......................................................................46
4.2 Analisis Data ............................................................................................48
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ...............................................................48
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ..............................................................................52
4.2.2.1 Uji Normalitas ...........................................................................52
4.2.2.2 Uji Autokorelasi ........................................................................54
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas .............................................................55
4.2.2.4 Uji Multikolinearitas .................................................................56
4.2.3 Uji Hipotesis ......................................................................................57
4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi R² ....................................................57
4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan ..........................................................58
4.2.3.3 Uji Signifikan Parameter individual..........................................58
4.3 Intepretasi Hasil ......................................................................................62
4.3.1 Hipotesis 1.........................................................................................62
4.3.2 Hipotesis 2.........................................................................................63
4.3.3 Hipotesis 3.........................................................................................64
4.3.4 Hipotesis 4.........................................................................................65
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ..................................................................................................67
5.2 Keterbatasan .............................................................................................68
5.3 Saran .........................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................71
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................74

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................23


Tabel 3.1 Ringkasan Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................37
Tabel 3.2 Kriteria Sampel Penelitian .....................................................................38
Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel .......................................................................46
Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskriptif ...................................................................48
Tabel 4.3 Statistik Distribusi Frekuensi Variabel Penerapan IFRS .......................50
Tabel 4.4 Statistik Distribusi Frekuensi Variabel Spesialisasi Industri Auditor ....51
Tabel 4.5 Statistik Distribusi Frekuensi Variabel Reputasi KAP ..........................51
Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov.............................................................54
Tabel 4.7 Hasil Uji Run Test..................................................................................54
Tabel 4.8 Hasil Uji Glejser ....................................................................................55
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................................56
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (R²) ............................................................57
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan ...........................................................58
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikan Parameter Individual ...........................................59
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................61

xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...........................................................................25
Gambar 4.1 Grafik Histogram................................................................................53
Gambar 4.2 Normal P-Plot.....................................................................................53

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A Daftar Perusahaan ........................................................................74
LAMPIRAN B Tabulasi Data ................................................................................77
LAMPIRAN C Hasil Output SPSS ........................................................................99

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

Bab I pendahuluan terdiri dari beberapa sub bab. Sub bab pertama yaitu latar

belakang yang menjelaskan tentang permasalahan penelitian dan mengapa

penelitian ini dilakukan. Sub bab kedua yaitu rumusan masalah yang menyebutkan

beberapa pertanyaan penelitian yang diajukan dan memerlukan jawaban melalui

penelitian. Sub bab ketiga yaitu tujuan dan kegunaan penelitian yang menjelaskan

tujuan penelitian yang ingin dicapai dan manfaat yang dapat diperoleh dari

penelitian. Sub bab keempat yaitu sistematika penulisan yang menjelaskan uraian

materi yang dibahas pada setiap bab yang ada pada penelitian.

1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan wadah yang menghadirkan kesempatan bagi investor

untuk menempatkan kelebihan dana yang dimiliki untuk aktivitas investasi.

Investor dapat menempatkan kelebihan dana yang dimiliki pada perusahaan yang

telah terdaftar di bursa. Sebelum menentukan keputusan investasi, investor

membutuhkan informasi yang relevan mengenai kinerja suatu perusahaan. Salah

satu instrumen yang dapat digunakan oleh investor untuk menilai kinerja

perusahaan adalah laporan keuangan (Haryani dan Wiratmaja, 2014).

Menurut Anggreni dan Latrini (2016), laporan keuangan merupakan

instrumen yang sangat penting karena menyediakan informasi yang dibutuhkan

oleh investor untuk menilai kinerja perusahaan. Informasi yang dibutuhkan tersebut

telah tersaji dalam laporan keuangan yang memuat informasi mengenai sumber

1
2

daya entitas, klaim atas entitas serta efisiensi dan keefektifan pengelolaan sumber

daya entitas yang dilakukan oleh pihak manajemen. Informasi yang tersaji dalam

laporan keuangan inilah yang dapat digunakan oleh investor sebagai salah satu

dasar pengambilan keputusan investasi.

Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concept) Nomor 8 agar

informasi keuangan yang tersaji di dalam laporan keuangan dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan, maka harus memenuhi karakteristik

kualitatif informasi keuangan yaitu relevance dan faithful representation. Informasi

keuangan disebut relevance apabila laporan keuangan yang disajikan memiliki nilai

prediktif dan nilai konfirmatori. Sedangkan informasi keuangan disebut faithful

representation apabila laporan keuangan disajikan secara lengkap, netral, dan bebas

dari kesalahan. Untuk meningkatkan karakteristik kualitatif informasi keuangan

yang bernilai guna tinggi, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan

mempublikasikan laporan keuangan tepat waktu.

Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan merupakan salah satu faktor

penting untuk meningkatkan relevansi informasi keuangan. Apabila publikasi

laporan keuangan mengalami keterlambatan, maka akan mengurangi unsur

relevansi dari informasi keuangan tersebut. Hal ini mengakibatkan informasi

keuangan yang tersaji dalam laporan keuangan menjadi kurang berguna saat akan

dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh investor. Menurut Dao dan

Pham (2014) investor meyakini bahwa perusahaan yang mempublikasikan laporan

keuangan tidak tepat waktu akan membawa sinyal berita buruk bagi perusahaan

tersebut. Terlebih bagi perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan pada


3

waktu yang lebih lama dari waktu yang diekspektasikan maka akan memperoleh

negative abnormal returns (Chambers dan Penman, 1984).

Regulasi tentang ketepatan waktu publikasi laporan tahunan bagi perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 29/POJK.04/ 2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau

Perusahaan Publik. Dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa Otoritas Jasa

Keuangan mewajibkan kepada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia untuk menyampaikan laporan tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan

paling lambat 120 hari atau pada akhir bulan keempat setelah tanggal tahun buku

berakhir. Peraturan ini menggantikan peraturan sebelumnya yang diatur dalam

Surat Keputusan Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-431/BL/2012

tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahan Publik yang juga

mewajibkan perusahaan go public mempublikasikan laporan tahunan paling lambat

120 hari atau pada akhir bulan keempat setelah tanggal tahun buku berakhir.

Meski peraturan mengenai batas waktu publikasi laporan tahunan telah

ditetapkan, namun hingga kini dari tahun ke tahun masih ditemui perusahaan yang

terlambat mempublikasikan laporan tahunan. Menurut Rustiarini dan Sugiarti

(2013) salah satu hambatan bagi perusahaan untuk mempublikasikan laporan

tahunan tepat waktu dikarenakan proses audit laporan keuangan tahunan yang

dilakukan oleh auditor eksternal. Auditor membutuhkan waktu yang tidak sebentar

dalam penyelesaian audit. Lamanya penyelesaian audit akan berdampak pada

ketepatan waktu publikasi laporan keuangan tahunan atau dalam penelitian sering

disebut dengan audit report lag.


4

Audit report lag didefinisikan sebagai jumlah hari dari tanggal laporan

keuangan tahunan tutup buku sampai dengan tanggal penerbitan laporan auditan.

Audit report lag merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan

bagi perusahaan, investor, regulator, dan auditor eksternal. Audit report lag dapat

mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan informasi keuangan dan ketidakpastian

dalam pengambilan keputusan (Dao dan Pham, 2014). Hal ini akan berdampak pada

reaksi pasar akibat publikasi informasi akuntansi tersebut (Chambers dan Penman,

1984). Beberapa penelitian terdahulu meneliti determinan audit report lag dan

menjelaskan dua faktor utama penyebab ARL. Audit report lag disebabkan oleh

faktor yang terkait dengan perusahaan dan faktor yang terkait dengan auditor.

Faktor yang terkait dengan auditor salah satunya yaitu audit tenure

diindikasikan sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi audit report lag.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lee et al., (2009) menemukan bahwa

perusahaan dengan audit tenure yang lama memiliki audit repot lag yang singkat,

di mana audit report lag yang singkat merupakan proksi dari keefektifan dan

efisiensi auditor. Hal yang sama juga ditemukan oleh Dao dan Pham (2014) yang

menghasilkan temuan bahwa audit report lag yang lama dihasilkan dari audit

tenure yang singkat. Sementara menurut penelitian Lai dan Cheuk (2005) tidak

menghasilkan bukti bahwa audit report lag yang lama dihasilkan oleh audit tenure

yang singkat.

Pembatasan jangka waktu perikatan audit atau audit tenure diatur dalam

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13 /POJK.03/ 2017 tentang Penggunaan

Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa Keuangan.
5

Dalam peraturan tersebut menjelaskan bahwa penggunaan jasa audit atas laporan

keuangan historis suatu entitas yang dilakukan keuangan oleh Akuntan Publik

paling lama untuk periode audit 3 (tiga) tahun buku pelaporan secara berturut-turut.

Selain itu, pada peraturan tersebut menjelaskan bahwa tidak ada batasan waktu bagi

Kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit laporan keuangan historis suatu

entitas.

Kebijakan rotasi auditor yang berdampak pada audit tenure menghadirkan

reaksi berbagai pihak. Bagi pihak yang tidak mendukung rotasi auditor, mereka

berfokus pada biaya yang timbul akibat perubahan auditor dan pengaruhnya

terhadap kualitas audit karena pengetahuan auditor terhadap bisnis klien yang

masih sedikit pada tahun awal perikatan audit (Lim dan Tan, 2010). Sedangkan bagi

pihak yang mendukung rotasi auditor, audit tenure yang lama akan membuat

auditor tidak objektif dan kurang memiliki skeptisme profesional dan hal ini

nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas audit (Dao dan Pham, 2014).

Sementara itu, faktor yang terkait dengan perusahaan yang diindikasikan

dapat mempengaruhi audit report lag salah satunya yaitu penerapan IFRS. Dengan

diberlakukannya adopsi IFRS secara penuh maka auditor perlu menyesuaikan

pendekatan audit berbasis IFRS yang diindikasikan berdampak pada jangka waktu

penyelesaiaan audit (Sunaningsih, 2014). Dewan Standar Akuntansi Keuangan

mengumumkan mulai tanggal 1 Januari 2012 laporan keuangan perusahaan publik

wajib menerapkan Standar Akuntansi Keuangan yang mengadopsi IFRS secara

penuh. Hal ini juga diatur dalam Peraturan No. VIII.G.7 lampiran keputusan Ketua

Bapepam-LK No. Kep-347/BL/2012 yang membahas tentang Pedoman Penyajian


6

Laporan Keuangan Emiten. Beberapa penelitian telah dilakukan terkait pengaruh

IFRS terhadap audit report lag. Habib dan Bhuiyan (2011) menemukan bahwa

implementasi IFRS meningkatkan audit report lag kecuali pada perusahaan yang

diaudit oleh auditor spesialis industri. Sementara menurut Haryani dan Wiratmaja

(2014) menemukan bahwa penerapan IFRS tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan menguji inkonsistensi

penelitian-penelitian sebelumnya mengenai audit report lag. Pada penelitian ini

memodifikasi penelitian yang dilakukan oleh Dao dan Pham (2014) serta Habib dan

Bhuiyan (2011). Tidak hanya menguji determinan audit report lag, tetapi pada

penelitian ini juga menggunaan variabel moderasi spesialisasi industri auditor yang

diduga dapat mengurangi audit report lag yang disebabkan oleh audit tenure yang

singkat dan pengaruh penerapan IFRS. Penelitian ini dilakukan karena pada

penelitian-penelitian sebelumnya hanya berfokus pada determinan audit report lag

namun belum menguji cara mengurangi audit report lag (Dao dan Pham, 2014).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dao dan

Pham (2014) serta Habib dan Bhuiyan (2011) adalah lokasi penelitian. Lokasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah di Indonesia, dengan menggunakan data

perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel

penelitian. Alasan menggunakan perusahaan sektor keuangan sebagai sampel

penelitian adalah karena pada penelitian ini menggunakan data laporan keuangan

tahunan pada tahun yang telah lama dipublikasikan di bursa, di mana data yang

banyak tersedia adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan keuangan. Selain

itu, dengan mempertimbangkan bahwa perusahaan sektor keuangan merupakan


7

perusahaan yang bonafide dan diawasi ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Perbedaan lainnya yaitu penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel kontrol di

antaranya, leverage, ukuran perusahaan, dan reputasi Kantor Akuntan Publik.

Tahun yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 9 tahun dimulai dari tahun 2008

hingga 2016. Alasan menggunakan tahun tersebut adalah karena IFRS diadopsi

penuh di Indonesia tahun 2012 sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk menguji

pengaruh sebelum dan setelah penerapan IFRS secara penuh.

1.2 Rumusan Masalah

Ketepatan waktu publikasi informasi akuntansi keuangan merupakan salah

satu faktor penting saat akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

investasi karena dapat mempengaruhi tingkat ketidakpastian dalam pengambilan

keputusan (Dao dan Pham, 2014). Hal ini akan mempengaruhi perilaku pasar akibat

publikasi informasi akuntansi tersebut (Chambers dan Penman, 1984). Menurut

Chambers dan Penman (1984) investor meyakini jika perusahaan mempublikasikan

laporan keuangan tahunan tidak tepat waktu akan menjadi sinyal berita buruk bagi

perusahaan dan apabila mempublikasikan melebihi waktu yang diekspektasikan

akan memperoleh negative abnormal returns.

Peraturan jangka waktu publikasi laporan tahunan telah ditetapkan oleh

otoritas yang berwenang, namun dari tahun ke tahun masih ditemui perusahaan

publik yang terlambat mempublikasi laporan tahunan karena waktu penyelesaian

audit laporan keuangan tahunan atau audit report lag. Semakin lama audit report

lag maka dapat memperlambat publikasi laporan keuangan. Beberapa faktor yang
8

diindikasikan berpengaruh terhadap audit report lag di antaranya yaitu audit tenure

dan penerapan IFRS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dao dan Pham

(2014) menghasilkan temuan bahwa audit report lag yang lama disebabkan oleh

audit tenure yang singkat. Berbeda dengan penelitian Lai dan Cheuk (2005), tidak

menghasilkan bukti bahwa audit report lag yang lama dihasilkan oleh audit tenure

yang singkat. Sementara itu, penelitian terdahulu tentang penerapan IFRS yang

dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011) menemukan bahwa implementasi IFRS

meningkatkan audit report lag kecuali pada perusahaan yang diaudit oleh auditor

spesialis industri. Sementara menurut Haryani dan Wiratmaja (2014) menemukan

bahwa penerapan IFRS tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan research gap pada uraian di atas, penelitian ini bertujuan

menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag. Faktor-faktor

tersebut di antaranya audit tenure dan penerapan IFRS. Pada penelitian ini juga

menggunakan spesialisasi industri auditor sebagai variabel moderasi. Oleh karena

itu, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap audit report lag?

2. Apakah spesialisasi industri auditor memoderasi hubungan antara audit

tenure dan audit report lag?

3. Apakah penerapan IFRS berpengaruh terhadap audit report lag?

4. Apakah spesialisasi industri auditor memoderasi hubungan antara

penerapan IFRS dan audit report lag?


9

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Menguji pengaruh audit tenure terhadap audit report lag.

2. Menguji pengaruh moderasi spesialisasi industri auditor terhadap

hubungan antara audit tenure dan audit report lag.

3. Menguji pengaruh penerapan IFRS terhadap audit report lag.

4. Menguji pengaruh moderasi spesialisasi industri auditor terhadap

hubungan antara penerapan IFRS dan audit report lag.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi

untuk memilih Kantor Akuntan Publik dengan spesialisasi industri

auditor yang sesuai dengan bidang usaha perusahaan untuk

mengurangi audit report lag.

2. Bagi auditor eksternal, penelitian ini diharapakan dapat dijadikan

referensi untuk membedakan diri dengan kompetitor dengan

berinvestasi pada spesialisasi industri auditor untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan audit laporan keuangan.


10

3. Bagi regulator, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi

untuk membuat kebijakan jangka waktu publikasi laporan tahunan

dan kebijakan rotasi auditor.

4. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi

mengenai pengaruh audit tenure dan penerapan IFRS terhadap audit

report lag dengan spesialisasi industri auditor sebagai variabel

moderasi.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disajikan dalam penelitian ini terdiri dari lima

bab. Sistematika penulisan memberikan gambaran mengenai materi yang diuraikan

dalam setiap bab. Dalam penelitian ini sistematika penulisan yang digunakan

meliputi :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab I pendahuluan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sub bab di

antaranya latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab II tinjauan pustaka dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sub bab di

antaranya landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III metode penelitian dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sub bab

di antaranya variabel penelitian dan definisi operasional variabel, populasi dan


11

sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode pengujian

hipotesis.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Bab IV analisis data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sub bab di

antaranya deskripsi uji penelitian, analisis data dan intepretasi hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab V penutup dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sub bab di antaranya

simpulan, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya.


2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab II tinjauan pustaka terdiri dari beberapa sub bab. Sub bab pertama yaitu

landasan teori dan penelitian terdahulu yaitu menjelaskan mengenai teori yang

digunakan sebagai dasar dalam penelitian serta menjelaskan berbagai penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan. Sub bab kedua yaitu kerangka pemikiran yang

menunjukkan hubungan antar variabel yang digunakan. Sub bab ketiga yaitu

hipotesis yang menjelaskan pengembangan hipotesis yang didasarkan pada

landasan teori dalam penelitian.

2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu

2.1.1 Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan tentang hubungan agensi sebagai

suatu kontrak di antara satu atau lebih prinsipal dengan agen untuk melakukan suatu

jasa atas nama prinsipal, di mana prinsipal melakukan pendelegasian wewenang

pengambilan keputusan kepada agen. Asumsi yang digunakan dalam teori agensi

di antaranya yaitu baik agen maupun prinsipal bertindak rasional, berorientasi pada

kepentingan pribadi, dan memaksimalkan keuntungan pribadi. Dalam proses

pengambilan keputusan di mana prinsipal mendelegasikan kepada agen,

menyebabkan agen memiliki informasi yang lebih dibandingkan dengan prinsipal.

Ketimpangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri informasi.

Ketimpangan informasi yang terjadi di antara agen dengan prinsipal

merupakan masalah keagenan atau agency problem. Dengan adanya ketimpangan

12
13

informasi maka agen cenderung melakukan moral hazard dan adverse selection

(Destriana, 2011). Moral hazard muncul akibat agen tidak jujur atau melanggar

kontrak dalam memilih tindakan yang sebenarnya efisien. Agen memilih alternatif

lain yang menguntungkan kepentingan pribadinya dan merugikan prinsipal.

Sementara itu, adverse selection terjadi ketika agen memiliki informasi lebih

banyak daripada prinsipal. Agen tidak memberitahukan informasi tersebut kepada

prinsipal sehingga agen dapat memilih alternatif lain yang dapat merugikan

pirnsipal dan dapat membuat keputusan yang salah karena prinsipal tidak dapat

memonitor perilaku agen.

Konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen mendasari

munculnya biaya keagenan. Menurut Jensen dan Meckling (1976) biaya keagenan

tersebut meliputi :

1. Monitoring cost : Biaya yang dikeluarkan untuk mengawasi perilaku

agen. Contohnya fee dewan komisaris, fee komite

audit dan lain-lain.

2. Bonding cost : Biaya yang dikeluarkan dalam rangka mematuhi

mekanisme yang memberikan jaminan bahwa

perilaku agen sesuai dengan kepentingan prinsipal.

Contohnya biaya audit.

3. Residual loss : Biaya yang dikeluarkan akibat perbedaan keputusan

yang dibuat oleh agen dan prinsipal. Contohnya

biaya yang timbul jika perusahaan rugi, bangkrut dan

lain-lain.
14

Dalam penelitian ini didasarkan pada teori agensi, di mana terdapat asimetri

informasi antara prinsipal dan agen sehingga membutuhkan pihak ketiga yang

independen sebagai mediator. Menurut Watts dan Zimmerman (dalam Habib dan

Bhuiyan, 2011) auditor menyediakan independent assurance kepada prinsipal

bahwa laporan keuangan perusahaan yang dibuat oleh agen telah sesuai dengan

prinsip akuntansi berterima umum. Prinsipal berharap agar laporan keuangan yang

diaudit oleh auditor dapat diselesaikan tepat waktu guna mendukung pengambilan

keputusan investasi. Apabila terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan audit

laporan keuangan maka dapat mengakibatkan keterlambatan publikasi laporan

keuangan. Keterlambatan penyampaian informasi keuangan kepada prinsipal akan

mengurangi manfaat nilai informasi tersebut.

2.1.2 Audit Tenure

Audit tenure merupakan jangka waktu perikatan audit yang dilakukan oleh

auditor dengan klien dalam pelaksanaan jasa audit laporan keuangan. Pembatasan

jangka waktu perikatan audit atau audit tenure diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan

Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa Keuangan. Peraturan tersebut

menyebutkan bahwa penggunaan jasa audit atas laporan keuangan historis suatu

entitas yang dilakukan keuangan oleh Akuntan Publik paling lama untuk periode

audit tiga tahun buku pelaporan secara berturut-turut. Selain itu, tidak ada batasan

waktu bagi Kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit laporan keuangan

historis suatu entitas.


15

Kebijakan rotasi auditor yang berdampak pada pembatasan audit tenure

menghadirkan reaksi berbagai pihak. Bagi pihak yang tidak mendukung rotasi

auditor mereka berfokus pada biaya yang timbul akibat perubahan auditor. Selain

itu, mereka percaya bahwa mengubah auditor akan mempengaruhi kualitas audit

karena pengetahuan auditor terhadap bisnis klien yang masih sedikit pada tahun

awal perikatan audit (Lim dan Tan, 2010). Sedangkan pihak yang mendukung rotasi

auditor, audit tenure yang lama akan membuat auditor tidak objektif dan kurang

memiliki skeptisme profesional dan dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap

kualitas audit (Dao dan Pham, 2014).

Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk menguji pengaruh audit

tenure terhadap audit report lag. Penelitian yang dilakukan oleh Dao dan Pham

menghasilkan temuan bahwa audit tenure yang singkat meningkatkan jangka waktu

audit report lag, karena auditor membutuhkan waktu lama untuk memahami bisnis

dan operasi klien. Namun, lamanya audit report lag yang dihasilkan oleh audit

tenure yang singkat dapat diatasi dengan menggunakan auditor spesialis industri.

Hal yang sama juga ditemukan dalam penelitian Lee et al., (2009) bahwa audit

report lag yang singkat dihasilkan ketika audit tenure telah lama terjalin.

2.1.3 Penerapan IFRS

Menyusun standar pelaporan keuangan internasional berkualitas tinggi,

mudah dipahami dan dapat dipaksakan penerapannya merupakan tujuan

dibentuknya International Accounting Standards Board (IASB). Dalam rangka

mencapai tujuan tersebut, IASB menyusun principles based standards yaitu


16

International Financial Reporting Standards dalam rangka menyediakan informasi

keuangan berkualitas di pasar modal internasional. Mempunyai sistem pengaturan

tunggal standar akuntansi global berkualitas tinggi juga disepakati dalam mandat

pada pertemuan negara-negara anggota G-20 (Cahyonowati dan Ratmono, 2012).

Sebagai salah satu anggota forum G-20, pemerintah Indonesia melakukan

konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terhadap International

Financial Reporting Standards yang diberlakukan penuh mulai tanggal 1 Januari

2012 (Wardhani, dalam Sunaningsih 2014). Dewan Standar Akuntansi Keuangan

mengumumkan mulai tanggal 1 Januari 2012 laporan keuangan perusahaan publik

wajib menerapkan Standar Akuntansi Keuangan dengan mengadopsi IFRS secara

penuh. Hal ini juga diatur dalam Peraturan No. VIII.G.7 lampiran keputusan Ketua

Bapepam-LK No. Kep-347/BL/2012 yang membahas tentang Pedoman Penyajian

Laporan Keuangan Emiten.

Penerapan IFRS dapat meningkatkan risiko audit, hal ini dikarenakan

auditor diharuskan untuk memverifikasi managerial judgments yang dibuat oleh

manajemen dalam penyajian laporan keuangan, di mana standar dalam penyajian

laporan keuangan berbasis IFRS menganut principles based standards (Habib dan

Bhuiyan, 2011). Menurut Habib dan Bhuiyan (2011) peningkatan risiko audit ini

diekspektasikan bahwa auditor membutuhkan audit effort yang lebih sehingga hal

ini dapat memperpanjang audit report lag. Selain itu, menurut Hoogendoorn (2006)

perusahaan publik yang menerapkan IFRS diwajibkan untuk melakukan

pengungkapan yang luas, sehingga auditor membutuhkan waktu yang lama dalam

melaksanakan audit laporan keuangan.


17

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh IFRS terhadap

audit report lag. Penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011)

menghasilkan temuan yaitu perusahaan yang menerapkan IFRS memperpanjang

audit report lag kecuali pada perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis

industri. Hal ini dikarenakan auditor spesialis industri memiliki pengetahuan

mengenai industri secara spesifik dan membuat professional judgment yang lebih

baik sehingga dapat menyelesaikan audit lebih cepat daripada auditor non spesialis

industri.

2.1.4 Audit Report Lag

Audit report lag didefiniskan sebagai jumlah hari dari tanggal tutup buku

laporan keuangan sampai dengan tanggal terbitnya laporan auditor independen.

Menurut Bember et al., (dalam Dao dan Pham, 2014) audit report lag merupakan

proksi untuk mengukur efisiensi audit dan salah satu faktor penting yang perlu

dipertimbangkan oleh perusahaan, investor, regulator, dan auditor eksternal. Hal

ini disebabkan audit report lag dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan

informasi keuangan. Menurut Givoly dan Palmon (dalam Dao dan Pham, 2014)

Jika terjadi peningkatan audit report lag maka dapat mengurangi konten informasi

keuangan karena laporan keuangan tidak tersedia tepat waktu pada saat akan

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Ketepatan waktu publikasi laporan tahunan diatur dalam Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau

Perusahaan Publik. Dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa Otoritas Jasa


18

Keuangan mewajibkan kepada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan

paling lambat 120 hari setelah tanggal tahun buku berakhir. Laporan tahunan yang

dipublikasikan memuat laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor

independen yang memberikan independent assurance terhadap kredibilitas laporan

keuangan melalui opini yang diberikan. Oleh karena itu, investor cenderung

menyukai audit report lag yang singkat. Hal ini disebabkan karena investor telah

menerima opini audit sehingga mereka dapat dengan segera menyesuaikan

preferensi investasi di pasar modal (Habib dan Bhuiyan, 2011).

Tiga kriteria keterlambatan pelaporan keuangan menurut Dyer dan Mc

Hugh (1975) di antaranya preliminary lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal

laporan keuangan sampai dengan tanggal laporan akhir preliminary diterima oleh

bursa. Auditor’s report lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan

keuangan sampai dengan tanggal laporan keuangan ditandatangani oleh auditor.

Total lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai dengan

tanggal penerimaan laporan keuangan dipublikasikan di bursa.

Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi audit report lag. Menurut penelitian Asthon et al., (1989) audit

report lag yang panjang terjadi di perusahaan kecil, perusahaan non keuangan, dan

perusahaan yang memiliki extraordinary items. Sedangkan pada penelitian Bamber

et al., (dalam Dao dan Pham, 2014) menghasilkan temuan bahwa pekerjaan audit

yang luas, insentif auditor untuk menyediakan laporan tepat waktu, dan struktur

Kantor Akuntan Publik merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap


19

lamanya audit report lag. Sementara itu, menurut Behn et al., (2006) audit report

lag tidak dapat dikurangi secara signifikan karena kurangnya kapasitas sumber daya

personel. Mereka percaya bahwa untuk mengurangi audit report lag seharusnya

terdapat perubahan mindset baik itu klien maupun auditor, perbaikan pengaturan

kemampuan auditor dan peningkatan fleksibilitas proses penjadwalan.

2.1.5 Spesialisasi Industri Auditor

Setelah serangkaian skandal akuntansi pada tahun 2000-an mengakibatkan

peningkatan permintaan auditor berkualitas tinggi karena adanya penurunan

kualitas audit terkait dengan skandal akuntansi yang terjadi pada tahun tersebut

(Dunn dan Mayhew, 2004). Beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui auditor

yang berkualitas di antaranya yaitu dapat meningkatkan kualitas audit sehingga

dapat memberikan sinyal kepada investor mengenai peningkatan kualitas pelaporan

keuangan. Menurut Green (2008) kantor akuntan publik merestrukturisasi divisi

mereka dengan spesialisasi industri yang lebih spesifik untuk meningkatkan

efisiensi dan kualitas audit dalam rangka membedakan diri dengan kompetitor.

Salah satu dimensi kualitas audit yang membedakan auditor berkualitas tinggi

dengan auditor berkualitas rendah adalah tingkat spesialisasi industri auditor (Habib

dan Bhuiyan, 2011). Menurut Krishnan (2003) Kantor Akuntan Publik yang

meningkatkan tingkat spesialisasi industri dengan berinvestasi pada teknologi,

fasilitas fisik, personil, dan sistem pengendalian organisasi dapat meningkatkan

kualitas audit. Dalam keterkaitannya dengan audit report lag, auditor spesialis

industri yang mengembangkan pengetahuan di bidang industri diharapkan dapat


20

menyelesaikan audit lebih cepat daripada auditor non spesialis industri karena

mereka telah melakukan peningkatan efisiensi (Habib dan Bhuiyan, 2011). Menurut

Owhoso et al., (2002) auditor spesialis industri memiliki pengetahuan yang lebih

dan pengalaman dalam mendeteksi error di bidang spesialisasinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011) menemukan

bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis industri memiliki audit report

lag yang singkat. Selain itu, perusahaan yang menerapkan IFRS mengalami

peningkatan jangka waktu audit report lag kecuali perusahaan yang diaudit oleh

auditor spesialis industri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dao dan Pham

(2014) auditor spesialis industri melemahkan hubungan antara audit tenure dan

audit report lag.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji variabel-variabel yang

berpengaruh terhadap audit report lag. Penelitian tersebut di antaranya yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan tahun 2011. Pada penelitian

tersebut menguji pengaruh spesialisasi industri auditor dan implementasi IFRS

terhadap audit report lag. Data sampel yang digunakan yaitu 502 perusahaan yang

terdaftar di New Zealand Stock Exchange pada tahun 2004 hingga 2008. Habib dan

Bhuiyan menemukan bahwa spesialisasi industri auditor dapat mempersingkat

audit report lag. Selain itu, mereka menemukan bahwa implementasi IFRS

memperpanjang audit report lag kecuali pada perusahaan yang diaudit oleh auditor

spesialis industri.
21

Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Haryani dan

Wiratmaja pada tahun 2014. Penelitian tersebut menguji pengaruh ukuran

perusahaan, komite audit, penerapan IFRS, dan kepemilikan publik terhadap audit

delay. Data sampel yang digunakan yaitu 112 perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011. Teknik analisis dalam pengujian

hipotesis yaitu mengunakan metode analisis regresi berganda dengan menggunakan

bantuan program SPSS 15. Hasil penelitian tersebut yaitu komite audit dan

kepemilikan publik berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan ukuran

perusahaan dan penerapan IFRS tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Berikutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dao dan Pham pada tahun

2014. Penelitian tersebut menguji pengaruh audit tenure terhadap audit report lag

dengan spesialisasi industri auditor sebagai variabel pemoderasi. Dengan

menggunakan sampel data 7.291 perusahaan di Amerika Serikat pada tahun 2014.

Hasil penelitian tersebut yaitu audit tenure berhubungan negatif dengan audit

report lag serta spesialisasi industri auditor melemahkan hubungan antara audit

tenure dan audit report lag. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan perikatan yang

terjalin antara auditor dengan klien yang dilakukan dalam jangka waktu yang

singkat dapat memperpanjang audit report lag. Alasannya adalah karena

dibutuhkan waktu bagi auditor untuk memahami operasi bisnis klien. Namun hal

tersebut dapat diatasi dengan menggunakan auditor spesialis industri yang auditor

memiliki keahlian mengaudit pada suatu bidang industri.

Penelitian terkait dengan audit report lag juga dilakukan oleh Anggreni dan

Latrini pada tahun 2016. Penelitian tersebut menguji pengaruh audit tenure
22

perusahaan terhadap audit report lag dan menggunakan spesialisasi industri auditor

sebagai variabel pemoderasi. Data sampel yang diambil yaitu 276 perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013.

Teknik analisis dalam pengujian hipotesis menggunakan metode regresi moderasi.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa audit tenure perusahaan berpengaruh

positif terhadap audit report lag dan spesialisasi industri auditor dapat memperkuat

hubungan positif antara audit tenure dengan audit report lag.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Sihotang dan Laksito (2017) yaitu

meneliti pengaruh ukuran perusahaan, debt to equity ratio, profitabilitas dan ukuran

KAP terhadap audit report lag. Dengan menggunakan data perusahaan manufaktur

selama tahun 2013-2015 diperoleh 195 sampel. Pengujian hipotesis dalam

penelitian tersebut menggunakan analisis regresi berganda. Hasil yang ditemukan

dalam penelitian yaitu ukuran perusahaan, debt to equity ratio, dan profitabilitas

berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran KAP tidak

berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.


23

Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian terdahulu
No Peneliti Variabel Hasil Penelitian

1. Habib dan Variabel dependen : audit Spesialisasi industri auditor


Bhuiyan, report lag dapat mempersingkat audit
(2011) Variabel independen : report lag. Selain itu,
spesialisasi industri auditor, implementasi IFRS
IFRS memperpanjang audit
Variabel moderasi : report lag kecuali pada
spesialisasi industri auditor perusahaan yang diaudit
oleh auditor spesialis
industri
2. Haryani dan Variabel dependen : audit Komite audit dan
Wiratmaja, delay kepemilikan publik
(2014) Variabel independen : ukuran berpengaruh terhadap audit
perusahaan, komite audit, delay. Sedangkan ukuran
penerapan IFRS dan perusahaan dan penerapan
kepemilikan publik IFRS tidak berpengaruh
terhadap audit delay
3. Dao dan Variabel dependen : audit Audit tenure berhubungan
Pham, report lag negatif dengan audit report
(2014) Variabel independen : audit lag serta spesialisasi
tenure industri auditor
Variabel moderasi : melemahkan hubungan
spesialisasi industri auditor antara audit tenure dan
audit report lag
4. Anggreni Variabel dependen : audit Audit tenure berpengaruh
dan Latrini, report lag positif terhadap audit
(2016) Variabel independen : audit report lag dan spesialisasi
tenure industri auditor
24

Variabel moderasi : memperkuat hubungan


spesialisasi industri auditor positif antara audit tenure
dengan audit report lag
5. Sihotang Variabel dependen : audit Ukuran perusahaan, debt to
dan report lag
equity ratio, profitabilitas
Laksito, Variabel independen : ukuran
berpengaruh signifikan
(2017)
perusahaan, debt to equity
terhadap audit report lag.
ratio, profitabilitas, ukuran
Ukuran KAP tidak
KAP
berpengaruh signifikan

terhadap audit report lag

2.3 Kerangka Pemikiran

Audit report lag merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan oleh

perusahaan guna menyediakan informasi akuntansi bagi investor untuk mengambil

keputusan investasi. Audit report lag menyebabkan ketepatan waktu publikasi

informasi akuntansi. Perusahaan yang terlambat dalam mempublikasikan laporan

keuangan yang telah diaudit oleh auditor akan membawa sinyal buruk bagi

perusahaan (Chambers dan Penman, 1984). Hal ini tentunya akan berdampak pada

keputusan investor dalam mengambil keputusan investasi yang didasarkan pada

laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor.

Pada penelitian ini menggunakan variabel independen, variabel dependen,

variabel moderasi, dan variabel kontrol. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah audit tenure. Variabel dependen yang digunakan dalam
25

penelitian ini adalah audit report lag. Spesialisasi industri auditor sebagai variabel

moderasi dan dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel kontrol di antaranya

leverage, ukuran perusahaan dan reputasi KAP.

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Variabel Independen :
Audit Tenure H1
Variabel Dependen :
Audit Report Lag
H2 H3

Variabel Independen :
Penerapan IFRS H4

Variabel Moderasi :
Variabel Kontrol :
Spesialisasi Industri Auditor
1. Leverage
2.Ukuran
Perusahaan
3. Reputasi KAP
26

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag

Faktor yang berkaitan dengan auditor yang diindikasikan berpengaruh

terhadap audit report lag yaitu audit tenure. Audit tenure didefinisikan sebagai

jangka waktu perikatan yang dilakukan oleh auditor dengan klien dalam pemberian

jasa audit laporan keuangan. Audit tenure merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi efektivitas auditor (Dao dan Pham, 2014). Auditor dapat bekerja

lebih efektif ketika audit tenure telah lama terjalin (Lee et al., 2009).

Berdasarkan teori agensi, peran auditor sangat dibutuhkan untuk mengurangi

asimetri informasi yang terjadi di antara prinsipal dan agen. Cara untuk

meminimalisir terjadinya asimetri informasi yaitu dengan menyampaikan laporan

keuangan yang telah diaudit secara tepat waktu. Namun, dalam menyelesaikan

pekerjaan audit laporan keuangan, auditor membutuhkan waktu yang tidak

sebentar. Salah satu kendala bagi auditor untuk menyampaikan laporan keuangan

tepat waktu adalah hubungan perikatan auditor dengan klien. Hubungan yang

terjalin antara auditor dengan klien yang masih terjalin singkat mengakibatkan

auditor tidak familiar dengan bisnis dan operasi klien. Oleh sebab itu pada awal

perikatan audit, auditor memerlukan waktu lebih untuk memahami bisnis dan

operasi klien sehingga hal ini akan memperpanjang audit report lag.

Menurut penelitian Dao dan Pham (2014) menemukan bahwa audit tenure

berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

singkat hubungan yang terjalin antara auditor dengan klien dalam menyediakan jasa

audit laporan keuangan, maka dapat memperpanjang jangka waktu penyelesaian


27

audit. Alasannya adalah dibutuhkan waktu bagi auditor untuk memahami bisnis dan

operasi klien, di mana perikatan audit di awal menjadi kurang efisien dibandingkan

dengan perikatan audit yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya (Dao dan

Pham, 2014).

Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis yang dapat diajukan dalam

penelitian ini yaitu :

H1 : Audit tenure berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

2.4.2 Spesialisasi Industri Auditor Memoderasi Pengaruh Audit Tenure dan

Audit Report Lag

Auditor spesialis industri merupakan auditor yang memiliki pengetahuan

dan kemampuan dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan dalam suatu

industri. Auditor spesialis industri memiliki akses lebih pada teknologi, fasilitas

fisik, personil, dan sistem pengendalian organisasi sehingga dapat meningkatkan

efisiensi audit dan kualitas audit (Kwon et al., 2007). Selain itu, menurut Owhoso

et al., (2002) auditor spesialis industri memiliki pengetahuan yang lebih dan

pengalaman dalam mendeteksi error di bidang spesialisasinya.

Tingginya permintaan terhadap auditor spesialis industri akibat masalah

keagenan antara prinsipal dengan agen yaitu adanya ketimpangan informasi antara

prinsipal dengan agen mengakibatkan naiknya permintaan terhadap auditor

spesialis industri untuk mensimetrikan informasi kedua belah pihak (Habib dan

Bhuiyan, 2011). Salah satu kendala untuk menyampaikan laporan keuangan tepat

waktu yang disebabkan oleh perikatan audit antara auditor dan klien yang masih
28

terjalin singkat dapat diatasi dengan menggunakan auditor spesialis industri.

Permintaan yang tinggi terhadap auditor spesialis industri sebanding dengan

naiknya harapan prinsipal agar auditor spesialis industri dapat merancang program

audit secara efektif dan efisien sehingga dapat mempercepat proses penyelesaian

audit laporan keuangan. Hal ini dikarenakan auditor spesialis industri merupakan

auditor yang mempunyai keahlian dan pengalaman dalam mengaudit laporan

keuangan suatu industri sehingga diharapkan dapat menyelesaikan audit laporan

keuangan tepat waktu meski perikatan audit antara auditor dengan klien masih

terjalin singkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011) menemukan

bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis industri menghasilkan audit

report lag yang pendek dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh auditor

non spesialis industri. Alasannya adalah dibutuhkan waktu yang tidak lama bagi

auditor spesialis industri untuk memahami sistem pelaporan keuangan klien karena

mereka telah berfokus pada bidang industri. Selain itu dengan pengetahuan yang

dimiliki pada bidang industri, auditor spesialis industri lebih memahami isu

akuntansi yang kompleks lebih cepat daripada auditor non spesialis industri (Habib

dan Bhuiyan, 2011).

Audit tenure yang singkat diprediksikan dapat memperpanjang audit report

lag sedangkan audit tenure yang lama dapat mempersingkat audit report lag sesuai

dengan hipotesis sebelumnya. Dengan demikian, untuk mempersingkat audit report

lag yang dihasilkan dari audit tenure yang singkat dibutuhkan auditor spesialisasi

industri. Meskipun, audit tenure yang singkat menyebabkan auditor membutuhkan


29

waktu yang tidak sebentar untuk mengaudit laporan keuangan klien, hal tersebut

bisa diatasi dengan menggunakan auditor spesialis industri.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat diajukan yaitu :

H2 : Spesialisasi industri auditor memperlemah hubungan antara audit tenure

dan audit report lag.

2.4.3 Pengaruh Penerapan IFRS Terhadap Audit Report Lag

Penerapan standar berbasis prinsipal yang dikeluarkan oleh International

Accounting Standards Board yaitu International Financial Reporting Standards

(IFRS) dalam rangka menyediakan informasi keuangan berkualitas di pasar modal

internasional telah diterapkan secara penuh di Indonesia sejak 1 Januari 2012. Salah

satu dampak dari penerapan IFRS di antaranya yaitu laporan keuangan perusahaan

yang disajikan dan diungkapkan oleh agen memuat informasi secara detail dan

transparan. Dengan adanya transparansi maka tingkat kepercayaan investor selaku

prinsipal kepada manajemen selaku agen akan meningkat. Namun, pekerjaan audit

yang dilakukan oleh auditor dalam rangka mensimetrikan informasi antara prinsipal

dengan agen menjadi lebih kompleks. Hal ini dapat menjadi kendala bagi auditor

untuk menyampaikan laporan keuangan auditan secara tepat waktu.

Dengan diwajibkannya menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar

Akuntansi Keuangan berbasis IFRS maka auditor perlu menyesuaikan pendekatan

audit laporan keuangan berbasis IFRS. Berbagai estimasi yang dibuat oleh agen

dalam penyajian laporan keuangan perlu dinilai kelayakannya oleh auditor karena

standar IFRS mensyaratkan akuntan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai


30

kejadian dan transaksi bisnis sebelum membuat judgment. Hal ini tentunya akan

memperpanjang jangka waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan

pekerjaan audit laporan keuangan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011)

penerapan IFRS berpengaruh positif terhadap audit report lag karena penerapan

IFRS dapat meningkatkan risiko audit dan diekspektasikan bahwa auditor

membutuhkan audit effort yang lebih sehingga dapat memperpanjang audit report

lag. Peningkatan risiko audit ini karena auditor diharuskan untuk memverifikasi

managerial judgments yang dibuat oleh manajemen dalam penyajian laporan

keuangan, di mana standar penyajian laporan keuangan berbasis IFRS menganut

principles based standards (Habib dan Bhuiyan, 2011)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat diajukan yaitu :

H3. Penerapan IFRS berpengaruh positif terhadap audit report lag.

2.4.4 Spesialisasi Industri Auditor Memoderasi Pengaruh Penerapan IFRS

dan Audit Report Lag

Penerapan IFRS di Indonesia cenderung mengalami audit report lag. Hal

ini dikarenakan perusahaan diwajibkan melakukan pengungkapan yang luas

sehingga dibutuhkan waktu yang lebih saat melaksanakan audit laporan keuangan

(Hoogendoorn, 2006). Menurut Carlin et al., (2009) kompleksitas IFRS tidak

hanya pada perlakuan akuntansi tetapi juga kesulitan untuk mematuhi

pengungkapan yang terperinci dan membuat pekerjaan auditor menjadi lebih

kompleks. Penerapan IFRS dapat meningkatkan jumlah pekerjaan auditor untuk


31

memastikan kepatuhan perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan sesuai

dengan standar pelaporan keuangan berbasis IFRS (Habib dan Bhuiyan, 2011).

Meningkatnya kompleksitas pekerjaan auditor dalam menyelesaikan audit

laporan keuangan dapat mengakibatkan penyampaian laporan keuangan kepada

prinsipal menjadi terlambat. Hal ini dapat meningkatkan asimetri informasi yang

terjadi antara prinsipal dengan agen. Untuk mengurangi kesenjangan informasi

akibat kompleksitas pekerjaan audit berbasis IFRS, prinsipal menunjuk Kantor

Akuntan Publik yang memiliki auditor spesialis industri untuk melakukan audit

laporan keuangan perusahaan dan berharap agar jangka waktu penyelesaian audit

menjadi lebih singkat. Auditor spesialis industri memiliki pengetahuan dan

pengalaman dalam mengaudit laporan keuangan suatu industri sehingga dapat

membuat professional judgment yang lebih baik (Habib dan Bhuiyan, 2011). Hal

ini tentunya akan mempersingkat waktu penyelesaian audit laporan keuangan

berbasis IFRS.

Penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011) menemukan

bahwa perusahaan yang menerapkan IFRS mengalami audit report lag yang lama.

Namun hal tersebut tidak ditemukan pada perusahaan yang diaudit oleh auditor

spesialis industri. Perusahaan yang menerapkan IFRS dan diaudit oleh auditor

spesialis industri mengalami audit report lag yang lebih singkat dibanding dengan

perusahaan yang diaudit oleh auditor non spesialis industri. Hal ini dikarenakan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki auditor dalam bidang industri. Selain

itu, auditor spesialis industri dapat membuat professional judgment yang lebih baik

sehingga dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan audit dan mengakibatkan


32

jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengaudit laporan keuangan berbasis IFRS

menjadi lebih singkat (Habib dan Bhuiyan, 2011).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat diajukan yaitu :

H4 : Spesialisasi industri auditor memperlemah hubungan antara penerapan

IFRS dan audit report lag.


3 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III metode penelitian terdiri dari beberapa sub bab. Sub bab pertama

yaitu variabel penelitian dan definisi operasional variabel yang menjelaskan

mengenai berbagai variabel yang digunakan dalam penelitian disertai dengan

definisi tiap-tiap variabel. Sub bab kedua yaitu populasi dan sampel yang

menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan populasi dan kriteria pemilihan sampel

penelitian. Sub bab ketiga yaitu jenis dan sumber data penelitian. Sub bab keempat

yaitu metode pengumpulan data penelitian. Sub bab kelima yaitu metode analisis

dan pengujian hipotesis yang menjelaskan mengenai alat uji statistik yang

digunakan dalam penelitian.

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan empat jenis variabel untuk menguji hipotesis

yang diajukan. Variabel tersebut di antaranya yaitu variabel dependen, variabel

independen, variabel moderasi, dan variabel kontrol.

3.1.1 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit report lag. Audit

report lag adalah jumlah hari dari tanggal tutup buku laporan keuangan tahunan

perusahaan sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan auditor independen.

Pengukuran variabel audit report lag yaitu dengan cara menghitung jumlah hari

33
34

dari tanggal tutup buku laporan keuangan tahunan sampai dengan tanggal yang

tertera pada laporan auditor independen. Pada penelitian ini menggunakan tanggal

31 Desember sebagai tanggal tahun tutup buku.

3.1.2 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

dependen, baik secara positif maupun negatif. Terdapat dua variabel independen

dalam penelitian ini yaitu audit tenure dan penerapan IFRS.

3.1.2.1 Audit Tenure

Variabel independen dalam penelitian ini adalah audit tenure. Audit tenure

adalah jangka waktu KAP melakukan perikatan dengan klien untuk memberikan

jasa audit laporan keuangan yang diukur dalam jumlah tahun. Pada penelitian ini

mengukur variabel audit tenure riil dari sudut pandang Kantor Akuntan Publik.

Tenure KAP riil diukur dengan cara menghitung jumlah tahun dimana KAP yang

sama telah melakukan perikatan audit dengan klien hingga pergantian KAP benar-

benar terjadi bukan hanya karena adanya perubahan komposisi partner atau

perubahan nama KAP (Fitriany dkk., 2015)

3.1.2.2 Penerapan IFRS

Variabel independen dalam penelitian ini selain audit tenure adalah

penerapan IFRS. Pengukuran untuk penerapan IFRS dengan variabel dummy.

Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan setelah tanggal 1

Januari 2012 diberi kode 1, sebelum tanggal tersebut diberi kode 0. Pada penelitian
35

ini untuk laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan pada tahun 2008 hingga

2011 diberi kode 0 untuk tahun 2012 hingga 2016 diberi kode 1.

3.1.3 Variabel Moderasi

Variabel moderasi yaitu variabel independen yang dapat memperkuat atau

memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2013). Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah

spesialisasi industri auditor. Spesialisasi industri auditor merupakan auditor yang

memiliki pengetahuan khusus di bidang industri. Spesialisasi industri auditor

diukur dengan melihat pangsa pasar dari total aset klien dari perusahaan yang

diaudit pada industri tertentu. Menurut Anggreni dan Latrini (2016) asumsi yang

digunakan dalam pengukuran ini adalah spesialisasi industri auditor diperoleh dari

pengalaman auditor dalam pemberian jasa audit laporan keuangan historis

perusahaan yang memiliki volume bisnis yang besar dalam suatu industri.

Spesialisasi industri auditor diukur dengan cara menghitung jumlah klien

KAP dalam suatu industri dibagi dengan jumlah seluruh emiten dalam suatu

industri kemudian dikalikan dengan hasil dari rerata aset klien KAP dalam suatu

industri dibagi rerata aset seluruh emiten dalam suatu industri. Menurut Reichelt

dan Wang (dalam Anggreni dan Latrini, 2016) jika hasil perhitungan tersebut

melebihi 30% maka dapat diakui sebagai auditor spesialis industri dan diberi kode

1, kurang dari 30% maka termasuk auditor non spesialis industri dan diberi kode 0.

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒍𝒊𝒆𝒏 𝑲𝑨𝑷 𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒔𝒆𝒕 𝒌𝒍𝒊𝒆𝒏 𝑲𝑨𝑷


𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒊𝒏𝒅𝒖𝒔𝒕𝒓𝒊 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒊𝒏𝒅𝒖𝒔𝒕𝒓𝒊
SPEC = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒆𝒎𝒊𝒕𝒆𝒏 x 𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒔𝒆𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒆𝒎𝒊𝒕𝒆𝒏
𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒊𝒏𝒅𝒖𝒔𝒕𝒓𝒊 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒊𝒏𝒅𝒖𝒔𝒕𝒓𝒊
36

3.1.4 Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel independen yang efeknya terhadap

variabel dependen dikontrolkan oleh peneliti dengan cara menjadikan pengaruhnya

netral (Harsono, 2002). Variabel kontrol yang ada dalam penelitian ini di antaranya

leverage, ukuran perusahaan dan reputasi Kantor Akuntan Publik.

3.1.4.1 Leverage

Leverage adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan

dibiayai melalui utang. Pada penelitian ini leverage diukur dengan membagi total

utang dengan total aset perusahaan.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Leverage =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

3.1.4.2 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar suatu perusahaan. Pada

penelitian ini ukuran besarnya suatu perusahaan diukur dengan menghitung total

aset suatu perusahaan yang diukur dengan logaritma natural seluruh total aset

perusahaan.

3.1.4.3 Reputasi Kantor Akuntan Publik

Reputasi kantor Akuntan Publik diukur dengan menggunakan variabel

dummy. Laporan keuangan suatu perusahaan yang diaudit oleh KAP big four diberi

kode 1, sedangkan KAP non big four diberi kode 0.


37

Tabel 3.1
Ringkasan Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Indikator Skala

Audit Report Lag Jumlah hari dari tanggal tutup buku Rasio

laporan keuangan tahunan perusahaan

sampai dengan tanggal diterbitkannya

laporan auditor independen

Audit Tenure Jangka waktu perikatan audit antara Rasio

KAP dengan klien dalam rangka

pemberian jasa audit laporan keuangan

yang diukur dalam jumlah tahun

Penerapan IFRS Perusahaan yang mempublikasikan Nominal

laporan keuangan tahunan setelah

tanggal 1 Januari 2012 diberi kode satu,

sebelum tanggal tersebut diberi kode nol

Spesialisasi Industri Spesilisasi industri auditor diukur Nominal

Auditor dengan melihat pangsa pasar KAP

berdasarkan perhitungan total aset klien

dari perusahaan yang diaudit pada

industri tertentu apabila hasilnya lebih

dari 30% diberi kode satu, sedangkan

kurang dari 30% diberi kode nol

Leverage Total utang dibagi dengan total aset Rasio

Ukuran Perusahaan Logaritma natural total aset perusahaan Rasio


38

Reputasi KAP Laporan keuangan suatu perusahaan Nominal

yang diaudit oleh KAP big four diberi

kode satu, sedangkan KAP non big four

diberi kode nol

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2016. Alasan menggunakan

perusahaan keuangan karena pada penelitian ini menggunakan data laporan

keuangan tahunan pada tahun yang telah lama dipublikasikan di bursa, di mana data

yang banyak tersedia adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan keuangan.

Selain itu, dengan mempertimbangkan bahwa perusahaan keuangan merupakan

perusahaan yang bonafide dan diawasi ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode purposive

sampling, yaitu memilih sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu.

Tabel 3.2
Kriteria Pemilihan Sampel
1. Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-

2016

2. Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-

2016 yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan lengkap dengan

disertai laporan auditor independen


39

3. Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2008-2016 dengan laporan keuangan tahunan yang berakhir pada 31

Desember

4. Data-data yang dibutuhkan untuk menganalisis setiap variabel penelitian

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa

Efek Indonesia dan situs-situs yang bersangkutan. Data sekunder adalah data yang

sudah dianalisis dan disajikan dalam bentuk informasi oleh pengumpul data primer.

Data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2008 hingga 2016.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan metode

dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan sebuah metode yang dilakukan

dengan cara mempelajari informasi menurut data yang diperlukan. Metode

dokumentasi dilakukan setelah menelusur data sekunder dari laporan keuangan

tahunan perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun

2008 hingga tahun 2016.


40

3.5 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis

adalah dengan regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan

untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari jumlah data, nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum, nilai

minimum untuk memperjelas karakteristik dari masing-masing variabel dalam

penelitian (Ghozali, 2013).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan pengujian model regresi

linear berganda. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model

regresi telah memenuhi seluruh asumsi yang mendasari regresi linear berganda. Uji

asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji

heteroskedastisitas, dan uji normalitas.

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013). Ada dua cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara termudah untuk
41

melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang

membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi

normal. Menrut Ghozali (2013) dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas

dengan menggunakan analisis grafik yaitu jika data menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Selain uji

normalitas dengan grafik, dalam penelitian ini juga dilengkapi dengan uji

kolmogorov-sminorv. Apabila nilai signifikan > 0,05 maka dapat disimpulkan data

residual terdistribusi normal namun apabila nilai signifikan < 0,05 maka dapat

disimpulkan data residual tidak terdistribusi normal.

3.5.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 atau sebelumnya (Ghozali, 2013). Jika terjadi korelasi maka

dinamakan ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi. Menurut Ghozali (2013) untuk mendeteksi ada atau

tidaknya autokorelasi salah satunya dapat dilakukan dengan run test. Run test

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi.

Terjadi masalah autokorelasi apabila nilai test signifikan pada 5%.


42

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada

beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan

melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, uji park, uji white

dan uji glejser. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji

glejser, jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat

disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

3.5.2.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan antar variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen. Menurut Ghozali (2013) untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF). Apabila hasil nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10

maka kesimpulan yang diambil yaitu model regresi terbebas dari gejala

multikolinearitas.
43

3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = α + β1TENURE + β2IFRS + β3SPEC + β4SPEC*TENURE + β5SPEC*IFRS +

β6LEVERAGE + β7SIZE + β8KAP + ɛ

Penjelasan rumus :

Y : Jumlah hari dari laporan keuangan tahunan tutup buku

sampai dengan tanggal terbit laporan auditor independen.

α : konstanta

TENURE : Jumlah tahun perikatan audit yang dilakukan antara KAP

dengan klien dalam rangka pemberian jasa audit laporan

keuangan yang dihitung dalam jumlah tahun. Diukur tenure

KAP riil.

IFRS : Penerapan IFRS untuk perusahaan yang mempublikasikan

laporan keuangan setelah tanggal 1 Januari 2012 diberi kode

1, sebelum tanggal tersebut diberi kode 0.

SPEC : Pangsa pasar KAP berdasarkan perhitungan total aset klien

dari perusahaan yang diaudit pada industri tertentu lebih dari

30% diberi kode 1, kurang dari 30% diberi kode 0.

SPEC*TENURE : Interaksi antara spesialisasi industri auditor dengan audit

tenure.

SPEC*IFRS : Interaksi antara spesialisasi industri auditor dengan IFRS.


44

LEVERAGE : Total utang : total aset.

SIZE : Logaritma natural total aset.

KAP : Laporan keuangan tahunan perusahaan yang diaudit oleh

KAP big four diberi skor 1, KAP non big four diberi skor 0.

ɛ : error

3.5.4 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak, dalam penelitian

ini secara statistik diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai uji signifikasi

simultan, dan nilai uji signifikan parameter individual.

3.5.4.1 Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien Determinasi (R²) adalah mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu, di mana nilai yang mendekati satu berarti variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

mmprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Menurut Ghozali (2013)

kelemahan menggunakan R² adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan dalam model, sehingga banyak peneliti menganjurkan untuk

menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi

terbaik. Nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan dalam model (Ghozali, 2013).


45

3.5.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali (2013) dasar

pengambilan keputusan untuk uji hipotesis dengan uji statistik F yaitu bila nilai F

lebih besar daripada empat maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%.

Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua

variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel

dependen.

3.5.4.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t adalah menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2013). Menurut Ghozali (2013) dasar pengambilan keputusan untuk

menguji hipotesis dengan uji statistik t yaitu bila jumlah degree of freedom (df)

adalah dua puluh atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho

menyatakan bi = nol dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari dua (dalam nilai

absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan

bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel

dependen. Pengambilan keputusan uji statistik t juga dapat dilakukan jika nilai

signifikansi t hitung < nilai signifikansi statistik yang ditetapkan maka menerima

hipotesis alternatif.
BAB IV

4 HASIL DAN ANALISIS

Bab IV hasil dan analisis dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sub bab.

Sub bab pertama yaitu deskripsi objek penelitian yang menjelaskan secara umum

objek penelitian. Sub bab kedua yaitu analisis data, pada sub bab ini menjelaskan

mengenai hasil olah data sesuai dengan alat dan teknik analisis yang digunakan.

Sub bab yang ketiga yaitu intepretasi hasil yaitu menguraikan intepretasi atas hasil

analisis sesuai dengan teknis analisis yang digunakan dalam penelitian.

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2016. Dalam

proses pemilihan sampel peneliti menggunakan metode purposive sampling.

Berikut adalah proses pemilihan sampel dalam penelitian ini :

Tabel 4.1
Proses Pemilihan Sampel
Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah

Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 63

2008-2016

Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun (2)

2008-2016 dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan namun

tidak disertai laporan auditor independen

46
47

Tabel 4.1 (Lanjutan)


Proses Pemilihan Sampel
Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah

Perusahaan dengan tanggal tutup tahun buku bukan tanggal 31 0

Desember

Data penelitian yang tidak lengkap untuk menganalisis setiap variabel (3)

Sampel penelitian 58

Total sampel penelitian 9 x 58 522

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, data awal yang diperoleh

yaitu data perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2016 sejumlah

63 perusahaan. Setelah itu dilakukan eliminasi sampel berdasarkan kriteria yang

telah ditentukan sebelumnya. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan

tahunan namun tidak dilampirkan dengan laporan auditor independen berjumlah 2

perusahaan, sehingga harus dikeluarkan dari sampel. Selanjutnya perusahaan

dengan data yang tidak lengkap yaitu perusahaan yang baru terdaftar di BEI mulai

tahun 2008, sehingga tidak tersedia secara umum laporan keuangan tahunan untuk

tahun-tahun sebelumnya yang digunakan untuk menganalisis variabel audit tenure

berjumlah 3 perusahaan juga harus dikeluarkan dari sampel. Saat proses pemilihan

sampel, tidak ada perusahaan dengan tanggal tutup buku selain tanggal 31

Desember. Berdasarkan prosedur pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh 58

sampel perusahaan per tahun yang dapat digunakan sebagai sampel penelitian

sehingga total sampel penelitian ini adalah 522.


48

4.2 Analisis Data

Pada sub bab analisis data akan dijelaskan mengenai hasil pengolahan data

dengan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi, uji

statistik F, dan uji statistik t.

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari jumlah data, nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum, nilai

minimum untuk memperjelas karakteristik dari masing-masing variabel dalam

penelitian (Ghozali, 2013).

Tabel 4.2
Analisis Statistik Deskriptif
N Nilai Nilai Rata-rata Standar
Minimum Maksimum Deviasi
ARL 522
11 212 70,44 22,10
TENURE 522
1 15 4,67 3,42
LEVERAGE 522
0,0044 2,1422 0,6641 0,2889
SIZE 522
23,8123 34,5768 29,0915 2,4990
Valid N (Listwise)

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018

Berdasarkan tabel 4.2 pada uji statistik deskriptif dapat diketahui bahwa

variabel audit report lag (ARL) mempunyai nilai minimum 11 dan nilai maksimum

212. Hal ini menunjukkan bahwa rentang waktu yang dibutuhkan auditor untuk

menyelesaikan audit laporan keuangan tahunan perusahaan paling cepat 11 hari dan
49

paling lama 212 hari sejak tanggal tutup buku laporan keuangan tahunan. Nilai rata-

rata variabel audit report lag yaitu 70,44 dan standar deviasi 22,10. Hal ini

menjelaskan bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan

audit laporan keuangan tahunan adalah 70,44 hari.

Variabel audit tenure memiliki nilai minimum 1 dan nilai maksimum 15.

Hal ini menunjukkan bahwa jangka waktu perikatan audit yang dilakukan antara

Kantor Akuntan Publik dengan klien paling singkat 1 tahun sedangkan jangka

waktu perikatan audit antara Kantor Akuntan Publik dengan klien paling lama

terjalin selama 15 tahun. Nilai rata-rata variabel audit tenure adalah 4,67 dan

standar deviasi 3,42. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa rata-rata jangka

waktu perikatan audit antara KAP dengan klien adalah 4,67 tahun.

Variabel leverage yang dihitung dengan cara membagi total utang dengan

total aset memiliki nilai minimum 0,0044 dan nilai maksimum 2,1422. Nilai rata-

rata variabel leverage yaitu 0,6641 dan standar deviasi 0,2889. Nilai rata-rata

tersebut menunjukkan rata-rata kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban adalah 0,6641.

Variabel ukuran perusahaan (SIZE) yang dihitung dengan logaritma natural

total aset perusahaan memiliki nilai minimum 23,812 dan nilai maksimum 34,5768.

Nilai rata-rata variabel ukuran perusahaan adalah 29,0915 dan standar deviasi

2,4990. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan seberapa besar ukuran suatu

perusahaan, rata-rata ukuran perusahaan pada penelitian ini adalah 29,0915.


50

Pada penelitian ini, variabel yang diukur menggunakan dummy tidak

dilakukan uji statistif deskriptif. Pengujian yang sesuai untuk skala nominal adalah

dengan uji statistik yang mendasarkan counting misalnya distribusi frekuensi

(Ghozali, 2013). Variabel dalam penelitian ini yang diukur dengan variabel dummy

yaitu variabel penerapan IFRS, spesialisasi industri auditor dan reputasi KAP.

Tabel 4.3
Statistik Distribusi Frekuensi Variabel Penerapan IFRS
Frekuensi Persentase

Non IFRS 232 44,4%

IFRS 290 55,6%

Total 522 100%

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018

Variabel penerapan IFRS dengan kode 0 merupakan perusahaan yang

mempublikasikan laporan keuangan sebelum 1 Januari 2012 atau non IFRS

berjumlah 232 dengan persentase 44,4%. Variabel penerapan IFRS dengan kode 1

merupakan perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan setelah tanggal 1

Januari 2012 atau perusahaan yang telah menyajikan laporan keuangan berbasis

IFRS berjumlah 290 dengan persentase 55,6%. Persentase non IFRS lebih kecil

daripada IFRS karena pada penelitian ini menggunakan 4 tahun sebelum adopsi

IFRS secara penuh yaitu dari tahun 2008 dan 5 tahun setelah adopsi IFRS secara

penuh atau setelah tahun 2012.


51

Tabel 4.4
Statistik Distribusi Frekuensi Variabel Spesialisasi Industri Auditor
Frekuensi Persentase

Non Spesialis 392 75,1%

Spesialis 130 24,9%

Total 522 100%

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018

Variabel spesialisasi industri auditor diukur dengan melihat pangsa pasar

aset klien yang melebihi 30%. Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa

perusahaan yang laporan keangannya diaudit oleh auditor non spesialis industri

berjumlah 392 dengan persentase 75,1%. Sedangkan perusahaan yang laporan

keuangannya diaudit oleh auditor spesialis industri berjumah 130 dengan persentase

24,9%.

Tabel 4.5
Statistik Distribusi Frekuensi Variabel Reputasi KAP
Frekuensi Persentase

Non big four 296 56,7%

Big four 226 43,3%

Total 522 100%

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018

Variabel reputasi KAP yang diukur dengan variabel dummy dimana nilai 0

diberikan pada perusahaan yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP non big

four sedangkan nilai 1 merupakan perusahaan yang laporan keuangannya diaudit


52

oleh KAP big four. Berdasarkan tabel 4.5 perusahaan yang laporan keuangannya

diaudit oleh KAP non big four berjumlah 296 dengan persentase 56,7% sedangkan

perusahaan yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP big four berjumlah 226

dengan persentase 43,3%.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan pengujian model regresi

linear berganda. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model

regresi telah memenuhi seluruh asumsi yang mendasari regresi linear berganda. Uji

asumsi klasik yang dilakukan pada model regresi penelitian ini di antaranya uji

normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013). Uji

normalitas dengan uji kolmogorov-sminorv, apabila nilai signifikan > 0,05 maka

dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal namun apabila nilai signifikan

< 0,05 maka dapat disimpulkan data residual tidak terdistribusi normal. Selain itu

pada penelitian ini uji normalitas dapat dilihat dari grafik histogram dan normal p-

plot.
53

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018.

Gambar 4.2 Normal P-Plot

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018.

Berdasarkan gambar 4.1 grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal dan pada gambar 4.2 dengan uji normalitas p-plot menunjukkan data
54

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 4.6
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Assymp Sig (2 tailed)

Unstandardized Residual 0,293

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018

Berdasarkan tabel 4.6 nilai signifikansi 0,293 lebih dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data resiual terdistribusi normal. Hal ini menunjukkan bahwa

model regresi telah lolos uji normalitas baik dengan menggunakan analisis grafik

maupun dengan uji kolmogorov-smirnov.

4.2.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 atau sebelumnya (Ghozali, 2013). Uji autokorelasi dilakukan

dengan run test karena menurut Ghozali (2013) jika data sampel lebih dari 100

observasi akan lebih tepat jika tidak menggunakan uji durbin watson.

Tabel 4.7
Hasil Uji Run Test
Test Value Assymp Sig (2 tailed)

Unstandardized Residual 0,89128 0,220

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018


55

Berdasarkan tabel 4.7 test value sebesar 0,89128 dan nilai signifikansi

0,220. Nilai signifikansi pada model regresi yaitu 0,220 lebih besar dari 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi yaitu tidak terdapat

hubungan antar residual.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser.

Dengan menggunakan uji glejser apabila probabilitas signifikansinya di atas tingkat

kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya

heteroskedastisitas.

Tabel 4.8
Hasil Uji Glejser
Sig
TENURE 0,943
IFRS 0,892
LEVERAGE 0,997
SIZE 0,498
KAP 0,073
SPEC 0,870
SPECTENURE 0,792
SPECIFRS 0,576
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018

Berdasarkan tabel 4.8 seluruh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Model


56

regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi dalam

penelitian ini telah lolos uji heteroskedastisitas.

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan antar variabel

independen. Menurut Ghozali (2013) untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikoliniearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya yaitu (2) variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan

variance inflation factor < 10 kesimpulan yang diambil yaitu model regresi terbebas

dari gejala multikolinearitas.

Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas
Tolerance VIF

TENURE 0,515 1,940


IFRS 0,688 1,454
LEVERAGE 0,652 1,534
SIZE 0,461 2,169
KAP 0,415 2,410
SPEC 0,174 5,758
SPECTENURE 0,204 4,910
SPECIFRS 0,298 3,357
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018

Berdasarkan tabel 4.9 seluruh nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai

variance inflation factor kurang dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi

terbebas dari gejala multikolinearitas. Model regresi yang baik adalah yang terbebas
57

dari gejala multikolinearitas sehingga model regresi dalam penelitian ini telah lolos

uji multikolinearitas.

4.2.3 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui apakah hipotesis di terima atau ditolak, dalam penelitian

ini secara statistik diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai uji signifikasi

simultan, dan nilai uji signifikansi parameter individual.

4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien Determinasi (R²) adalah mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk mengetahui koefisien

determinasi saat mengevaluasi model regresi dapat diamati dengan besarnya nilai

adjusted R². Nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan dalam model (Ghozali, 2013).

Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)
Model R R Square Adjusted Std. Error of
R Square the Estimate
1 0,438a 0,192 0,180 20,019
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui hasil uji koefisien determinasi.

Hasil pengujian tersebut menjelaskan bahwa nilai adjusted R² dalam model regresi

ini adalah 0,180. Angka tersebut menunjukkan bahwa variabel audit report lag

dapat dijelaskan oleh variabel audit tenure, penerapan IFRS, spesialisasi industri
58

auditor, leverage, ukuran perusahaan dan reputasi KAP sebesar 18%. Sedangkan

82% lainnya dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model regresi.

4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji statistik F model regresi

ditunjukkan pada tabel 4.11. Pada tabel 4.11 dapat diketahui nilai F yaitu sebesar

15,261 dan nilai signifikansi 0,000. Signifikansi di bawah 0,05 menunjukkan bahwa

model regresi dalam penelitian dapat digunakan untuk menguji pengaruh audit

tenure dan penerapan IFRS terhadap audit report lag dengan spesialisasi industri

auditor sebagai variabel moderasi.

Tabel 4.11
Hasil Uji Signifikansi Simultan
Model F Sig

Regresi
15,261 0,000b
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018

4.2.3.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t adalah menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2013). Dalam uji statistik t, masing-masing variabel dalam model akan

dilihat pengaruhnya terhadap variabel dependen.


59

Tabel 4.12
Hasil Uji Signifikan Parameter Individual
Unstandardized t Sig
Coefficients
(Constant) 125,875 9,479 0,000
TENURE -0,721 -2,021 0,044
IFRS 5,192 2,442 0,015
LEVERAGE 11,923 3,171 0,002
SIZE -1,986 -3,842 0,000
KAP -9,399 -3,424 0,001
SPEC -1,030 -0,212 0,832
SPECTENURE 1,152 1,975 0,049
SPECIFRS -15,226 -3.534 0,000
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2018

Berdasarkan tabel 4.12 hasil yang diperoleh dari uji regresi linear berganda

dapat diketahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima atau ditolak.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa audit tenure

berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Dengan kata lain, semakin lama

perikatan antara auditor dengan klien maka semakin singkat waktu yang dibutuhkan

auditor untuk menyelesaikan audit laporan keuangan. Audit tenure (TENURE)

memiliki nilai koefisien -0,721 dengan nilai signifikansi 0,044. Tanda negatif pada

nilai koefisien TENURE mengindikasikan bahwa terdapat hubungan negatif antara

audit tenure dengan audit report lag. Nilai signifikansi 0,044 di mana nilai tersebut

di bawah 0,05 menjelaskan bahwa audit tenure berpengaruh signifikan terhadap

audit report lag. Dengan demikian, hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima.

Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa spesialisasi

industri auditor dapat memperlemah hubungan antara audit tenure dan audit report
60

lag. Dengan kata lain, pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh audit tenure

terhadap audit report lag dapat dimoderasi oleh spesialisasi industri auditor.

Berdasarkan tabel 4.12 interaksi antara SPEC dan TENURE memiliki nilai

koefisien 1,152 dan nilai signifikansi 0,049. Hal ini menunjukkan bahwa

spesialisasi industri auditor memperlemah hubungan antara audit tenure dan audit

report lag berpengaruh signifikan. Dengan demikian, hipotesis kedua diterima.

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa penerapan IFRS berpengaruh positif

terhadap audit report lag. Dengan kata lain, dengan adanya penerapan IFRS

menyebabkan audit report lag menjadi semakin lama. Berdasarkan tabel 4.12

variabel IFRS memililki nilai koefisien 5,192 dan nilai signifikansi 0,015. Nilai

koefisien positif menunjukkan bahwa penerapan IFRS berpengaruh positif terhadap

audit report lag. Nilai signifikansi 0,015 di bawah 0,05 menunjukkan bahwa

penerapan IFRS berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Dengan

demikian, hipotesis ketiga diterima.

Hipotesis keempat menyatakan bahwa spesialisasi industri auditor

memperlemah hubungan antara penerapan IFRS dan audit report lag. Dengan kata

lain, pengaruh positif yang dihasilkan dari penerapan IFRS terhadap audit report

lag dapat dimoderasi dengan spesialisasi industri auditor. Berdasarkan tabel 4.12

interaksi SPEC dan IFRS memiliki nilai koefisien -15,226 dan nilai signifikansi

0,000. Tanda negatif pada nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa spesialisasi

industri auditor dapat memperlemah hubungan penerapan IFRS dan audit report

lag. Nilai signifikansi 0,000 di bawah 0,05 menjelaskan bahwa spesialisasi industri
61

auditor memperlemah hubungan antara penerapan IFRS dan audit report lag secara

signifikan. Dengan demikian, hipotesis keempat dalam penelitian ini diterima.

Dari variabel kontrol, salah satu di antaranya yaitu variabel leverage

memiliki nilai koefisien 11, 923 dan nilai signifikansi 0,002. Hal ini menunjukkan

bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit report lag.

Sedangkan variabel kontrol lainnya yaitu SIZE dan KAP berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap audit report lag. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.12 nilai

koefisien untuk variabel kontrol tersebut masing-masing secara berurutan -1986

dan -9,399. Serta nilai signifikansi variabel SIZE dan KAP secara berurutan yaitu

0,000 dan 0,001 di mana nilai-nilai tersebut di bawah 0,05.

Tabel 4.13

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

No Hipotesis Hasil

1. Audit tenure berpengaruh negatif terhadap Hipotesis diterima


audit report lag
2. Spesialisasi industri auditor memeperlemah Hipotesis diterima
hubungan antara audit tenure dan audit report
lag
3. Penerapan IFRS berpengaruh positif terhadap Hipotesis diterima
audit report lag
4. Spesialisasi industri auditor memperlemah Hipotesis diterima
hubungan antara penerapan IFRS dan audit
report lag
62

4.3 Intepretasi Hasil

Pada sub bab intepretasi hasil akan dijelaskan mengenai hasil pengujian

hipotesis dalam penelitian secara lebih rinci berdasarkan hasil analisis data pada

sub bab sebelumnya. Selain itu pada sub bab ini akan disebutkan penelitian-

penelitian terdahulu yang mendukung hasil pengujian hipotesis.

4.3.1 Hipotesis 1

Hipotesis pertama dalam penelitian yaitu audit tenure berpengaruh negatif

terhadap audit report lag. Hal tersebut dikarenakan auditor membutuhkan waktu

yang tidak sebentar untuk memahami bisnis dan operasi klien pada awal hubungan

perikatan audit sehingga hal ini akan berdampak pada jangka waktu penyelesaian

audit laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil analisis regresi

menghasilkan temuan yang menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh negatif

terhadap audit report lag serta memiliki pengaruh yang signifikan. Hal tersebut

dapat diketahui dari nilai koefisien TENURE yaitu -0,721 dengan nilai signifikansi

0,044 pada α 5%, yang berarti bahwa variabel audit report lag mampu dijelaskan

oleh variabel audit tenure secara negatif dan berpengaruh secara signifikan sesuai

apa yang dirumuskan dalam hipotesis pertama dalam penelitian ini.

Audit tenure merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap audit

report lag. Menurut penelitian Dao dan Pham (2014) audit tenure dapat

mempengaruhi efektivitas auditor saat melaksanakan audit laporan keuangan. Audit

tenure yang terjalin lama membuat auditor dapat bekerja lebih efektif dalam

menyelesaikan pekerjaan audit (Lee et al., 2009). Namun ketika hubungan


63

perikatan auditor dan klien terjalin singkat, maka dibutuhkan waktu bagi auditor

untuk memahami bisnis dan operasi klien (Dao dan Pham, 2014). Hal ini

mengakibatkan waktu untuk menyelesaikan audit laporan keuangan menjadi lebih

lama.

Beberapa penelitian yang mendukung hasil pengujian hipotesis pertama

yaitu penelitian oleh Dao dan Pham (2014), Wahyuni (2016) serta Ilmiyati (2016).

Penelitian mereka juga menemukan hasil yang sama dengan hasil uji hipotesis

dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh negatif

terhadap audit report lag.

4.3.2 Hipotesis 2

Hipotesis kedua dalam penelitian ini yaitu, spesialisasi industri auditor

memperlemah hubungan antara audit tenure dan audit report lag. Berdasarkan hasil

uji hipotesis, spesialiasi industri auditor dapat memperlemah pengaruh yang

dihasilkan dari audit tenure terhadap audit report lag dan berpengaruh signifikan.

Hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien interaksi antara SPEC dan TENURE

yaitu 1,152 dan nilai signifikansi 0,049.

Argumen yang mampu menjelaskan hasil pengujian hipotesis kedua dalam

penelitian ini yaitu pengaruh negatif audit tenure terhadap audit report lag dapat

dimoderasi oleh spesialisasi industri auditor karena dibutuhkan waktu yang tidak

lama bagi auditor spesialis industri untuk memahami sistem pelaporan keuangan

klien di mana mereka telah berfokus pada bidang industri. Selain itu dengan

pengetahuan yang dimiliki pada bidang industri, auditor spesialis industri lebih
64

memahami isu akuntansi yang kompleks lebih cepat daripada auditor non spesialis

industri (Habib dan Bhuiyan, 2011). Dengan demikian auditor spesialis industri

mempercepat jangka waktu penyelesaian audit meskipun perikatan audit yang

terjalin masih terjalin singkat.

Beberapa penelitian yang menukung hasil pengujian hipotesis ini di

antaranya penelitian Dao dan Pham (2014), Wahyuni (2016), serta Amal (2016)

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa spesialisasi industri auditor dapat

memperlemah pengaruh negatif audit tenure terhadap audit report lag.

4.3.3 Hipotesis 3

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini yaitu penerapan IFRS berpengaruh

positif terhadap audit report lag. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, penerapan

IFRS dinyatakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit report lag. Hal

ini dapat diketahui dari nilai koefisien IFRS yaitu sebesar 5,192 dan nilai

signifikansi 0,015. Tanda positif pada nilai koefisien tersebut menjelaskan bahwa

variabel IFRS berpegaruh positif terhadap audit report lag. Selain itu nilai

signifikansi 0,015 berada di bawah 0,05 menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan.

Penerapan IFRS merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

audit report lag. Hal ini dikarenakan perusahaan diwajibkan melakukan

pengungkapan yang luas sehingga dibutuhkan waktu lebih untuk melaksanakan

audit (Hoodgendoorn, 2006). Selain itu penerapan IFRS dapat meningkatkan risiko

audit. Peningkatan risiko audit ini disebabkan karena standar penyajian laporan
65

keuangan berbasis IFRS tidak dijelaskan secara rinci sehingga auditor harus

memverifikasi managerial judments yang dibuat oleh akuntan dalam menyajikan

laporan keuangan. Risiko audit ini diekspektasikan bahwa auditor membutuhkan

audit effort yang lebih sehingga dapat memperpanjang audit report lag.

Beberapa penelitian yang mendukung pengujian hipotesis ketiga dalam

penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011), Che-

Ahmad (2012), Wahyuni (2016). Hasil penelitian mereka menghasilkan temuan

yang sama dengan penelitian ini yaitu penerapan IFRS berpengaruh positif terhadap

audit report lag.

4.3.4 Hipotesis 4

Hipotesis keempat dalam penelitian ini yaitu spesialisasi industri auditor

dapat memperlemah hubungan antara penerapan IFRS dan audit report lag.

Berdasarakan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa spesialisasi industri

auditor dapat memperlemah pengaruh penerapan IFRS terhadap audit report lag

dan signifikan. Hal ini dapat diketahui dari nilai koefisien interaksi antara SPEC

dan IFRS yaitu sebesar -15,226 dan nilai signifikansi 0,000.

Pengaruh positif penerapan IFRS terhadap audit report lag dapat

diperlemah dengan spesialisasi industri auditor. Perusahaan yang menerapkan IFRS

dan diaudit oleh auditor spesialis industri mengalami audit report lag yang lebih

singkat dibanding dengan perusahaan yang diaudit oleh auditor non spesialis

industri. Hal ini dikarenakan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki auditor

dalam bidang industri. Selain itu, auditor spesialis industri dapat membuat
66

professional judgment yang lebih baik dan dapat menyelesaikan audit lebih cepat

sehingga dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan audit (Habib dan Bhuiyan,

2011)

Beberapa penelitian terdahulu yang mendukung hasil pengujian tersebut

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011) dan Wahyuni

(2016). Penelitian tersebut juga menemukan hal yang sama yaitu spesialisasi

industri auditor dapat memperlemah pengaruh positif yang dihasilkan oleh

penerapan IFRS terhadap audit report lag.


BAB V

PENUTUP

Bab V penutup dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sub bab. Sub bab

pertama yaitu simpulan yang menyajikan secara singkat mengenai hasil yang

diperoleh dari pembahasan. Sub bab kedua yaitu keterbatasan yang menjelaskan

mengenai kelemahan yang ditemukan setelah melakukan penelitian. Sub bab ketiga

yaitu saran yang berisi anjuran kepada pihak yang akan melakukan penelitian

selanjutnya mengenai topik yang sama dengan penelitian ini.

5.1 Simpulan

Penelitian ini menguji pengaruh audit tenure dan penerapan IFRS terhadap

audit report lag dengan spesialisasi industri auditor sebagai variabel moderasi.

Setelah melalui tahap pengumpulan, pengolahan, analisis dan intepretasi hasil

penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel audit tenure berpengaruh secara negatif dan signifikan

terhadap audit report lag. Hal tersebut ditandai dengan nilai koefisien -

0,721 dengan nilai signifikansi 0,044 pada α 5%. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa semakin singkat audit tenure maka semakin

lama jangka waktu penyelesaian audit atau audit report lag. Hipotesis

pertama diterima.

2. Variabel moderasi spesialisasi industri auditor memperlemah hubungan

antara audit tenure dan audit report lag. Hal tersebut ditandai dengan

nilai koefisien interaksi antara SPEC dan TENURE yaitu 1,152 dan nilai

67
68

signifikansi 0,049 pada α 5%. Hasil uji hipotesis tersebut menjelaskan

bahwa pengaruh negatif audit tenure terhadap audit report lag dapat

diperlemah dengan menggunakan spesialisasi industri auditor dan

berpengaruh secara signifikan. Hipotesis kedua diterima.

3. Variabel penerapan IFRS berpengaruh positif terhadap audit report lag.

Hal ini menjelaskan bahwa penerapan IFRS dapat memperpanjang

waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan audit laporan

keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien IFRS

adalah 5,192 dan nilai signifikansi 0,015. Hipotesis ketiga diterima.

4. Variabel moderasi spesialisasi industri auditor dapat memperlemah

hubungan antara penerapan IFRS dan audit report lag. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai koefisien interaksi antara SPEC dan IFRS

adalah -15,226 dan nilai signifikansi 0,000. Artinya pengaruh positif

penerapan IFRS terhdap audit report lag dapat diperlemah dengan

menggunakan spesialisasi industri auditor dan berpengaruh secara

signifikan. Hipotesis keempat diterima.

5.2 Keterbatasan

Dalam suatu penelitian pasti tak luput dari keterbatasan, demikian juga pada

penelitian ini terdapat keterbatasan yang ditemukan selama melakukan penelitian.

Keterbatasan tersebut di antaranya :

1. Nilai adjusted R² dalam model regresi ini adalah 0,18. Angka tersebut

menunjukkan bahwa variabel audit report lag dapat dijelaskan oleh


69

variabel audit tenure, penerapan IFRS, spesialisasi industri auditor,

leverage, ukuran perusahaan, dan reputasi KAP sebesar 18%.

Sedangkan 82% lainnya dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model

regresi. Artinya dari hasil uji koefisien determinasi R² menunjukkan

bahwa kemampuan variabel independen, variabel moderasi dan variabel

kontrol pada penelitian ini dalam menjelaskan variasi variabel dependen

hanya 18%. Nilai tersebut tidak memberikan semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

2. Pada penelitian ini hanya menggunakan sampel satu industri saja yaitu

perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat dijadikan sebagai dasar

generalisasi.

5.3 Saran

Dengan adanya keterbatasan yang ditemui saat melakukan penelitian, maka

terdapat beberapa saran untuk memperbaiki penelitian selanjutnya. Berikut adalah

saran untuk penelitian selanjutnya :

1. Untuk memperoleh nilai adjusted R² yang tinggi, perlu untuk menambah

variabel yang diindikasikan berpengaruh terhadap audit report lag.

Variabel yang dimasukkan dalam model regresi di antaranya yaitu

variabel independen yang terkait dengan auditor maupun variabel

independen yang terkait dengan perusahaan dan signifikan terhadap

audit report lag. Hal ini dimaksudkan agar variabel independen


70

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel audit report lag.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas sampel penelitan dengan

tidak hanya menggunakan perusahaan keuangan saja, tetapi dapat

menggunakan sektor lain atau seluruh sektor yang terdapat di Bursa

Efek Indonesia.
71

DAFTAR PUSTAKA

Amal, A. F. 2016. “Pengaruh Audit Tenure yang Dimoderasi oleh Auditor Spesialis
Industri dan Pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Report Lag (Studi
Empiris pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012-2014).” Skripsi. Universitas Diponegoro.

Anggreni, N., & Latrini, M. (2016). Pengaruh Audit Tenure pada Kecepatan
Publikasi Laporan Keuangan Auditan dengan Spesialisasi Industri Auditor
Sebagai Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi, 15(2), 832-846.

Asthon, R.H., Graul, P.R., & Newton, J.D. (1989). Audit Delay and The Timeliness
of Corporate Reporting. Contemporary Accounting Research, 25(2), 275-
292.

Behn, B.K., Searcy, D.L. & Woodroof, J.B. (2006). A Within Firm Analysis of
Current and Expected Future Audit Lag Determinants. Journal of
Information Systems, 20(1), 65-86

Cahyonowati, N., & Ratmono, D. (2012). Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai
Informasi Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 14(2), 105-115.

Carlin, T.M., Finch, N., & Hidayah L.N. (2009). Investigating Audit Quality
Among Big 4 Malaysian Firms. Asian Review of Accounting, 17(2), 96-114.

Chambers, A.E., & Penman, S.H. (1984). Timeliness of Reporting and The Stock
Prices Reaction to Earnings Announcements. Journal of Accounting
Research, 22(1), 21-47.

Che-Ahmad, A. (2012). Adoption of IFRS 138 and Audit Delay in Malaysia.


International Journal of Economics and Finance, 4(1), 167-176.

Dao, M., & Pham, T. (2014). Audit Tenure, Auditor Specialization and Audit
Report Lag. Managerial Auditing Journal, 29(6), 490-512.

Destriana, N. (2011). Masalah dan Biaya Keagenan. Jurnal Media Bisnis, 9-10.

Dunn, K.A., & Mayhew, B.W. (2004). Audit Firm Industry Specialization and
Client Disclosure Quality. Review of Accounting Studies, 9(1), 51-72.

Dyer, J.C., & McHugh, A. J. (1975). The timeliness of the Australian Annual
Report. Journal of Accounting Research, 204-219.
72

Fitriany, F., Utama, S., Martani, D., & Rosietta H. (2016). Pengaruh Tenure, Rotasi
dan Spesialisasi Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap Kualitas Audit :
Perbandingan Sebelum dan Sesudah Regulasi Rotasi KAP di Indonesia.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 17(1), 12-27.

Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang


: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Green, W. (2008). Are Industry Specialists More Efficient and Effective in


Performing Analytical Procedures? A Multi Stage Analysis. International
Journal of Auditing, 12(3), 243-260.

Habib, A., & Bhuiyan, M.B.U. (2011). Audit Firm Industry Specialization and The
Audit Report Lag. Journal of International Accounting, Auditing and
Taxation, 20(1), 243-260.

Harsono, Mugi. (2002). Prosedur Pengujian Variabel Kontrol dan Moderator dalam
Penelitian Perilaku dengan Menggunakan SPSS 10.00. Jurnal disajikan
pada Seminar Bulanan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret, 20 Juli 2002.

Haryani, J., & Wiratmaja, I.D.N. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komite
Audit, Penerapan International Financial Reporting Standards dan
Kepemilikan Publik pada Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi, 63-78.

Hoodgendorn, M. (2006). International Accounting Regulation and IFRS


Implementation in Europe and Betond-Experiences With First-Time
Adoption in Europe. Accounting in Europe, 3, 23-26.

Ilmiyati, I. 2016. “Analisis Pengaruh Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag
dengan Auditor Spesialis Industri Sebagai Variabel Moderasi (Studi
Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2009-2014)” Skripsi. Universitas Diponegoro.

Jensen, M.C., & Meckling, W.H. (1976). Theory of The Firm : Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, 3(4), 305-360.

Krishnan, G.V. (2003). Does Big 6 Auditor Industry Expertise Constrain Earnings
Management? Accounting Horizons, 17(1).

Kwon, S.Y., Lim, C.Y., & Tan, P.M.S. (2007). Legal Systems and Earnings Quality
: The Role of Auditor Industry Specialization.”Auditing : A journal of
Practice & Theory, 26(2), 25-55.
73

Lai, K. W., & Cheuk, L.M.C. (2005). Audit Report Lag, Audit Partner Rotation and
Audit Firm Rotation : Evidence from Australia. Working Paper, Hong Kong
Polytechnic University, Hung Hom, Hong Kong.

Lee, H.Y., Mande, V. & Son, M. (2009). Do lengthy auditor tenure and the
provision of non-audit services by the external auditor reduce audit report
lags? International Journal of Auditing, Vol. 13, No.2, pp. 87-104.

Lim, C.Y., & Tan, H.T. (2010). Does Auditor Tenure Improve Audit Quality?
Moderating Effects of Industry Specialization and Fee Dependence.
Contemporary Accounting Research, 27(3), 923-957.

Owosho, V.E., Messier, W.F. & Lynch, J.G. (2002). Error Detection by Industry
Specialized Teams During Sequential Audit Review. Journal of Accounting
Research, 40(3), 883-900.

Rustriani, N.W., & Sugiarti, N.W.M. (2013). Pengaruh Karakteristik Auditor,


Opini Audit, Audit Tenure, Pergantian Auditor pada Audit Delay. Jurnal
Ilmiah Akuntansi dan Humanika, 2(2), 657-675.

Sihotang, M. 2017. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi pada


Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015.” Skripsi.
Universitas Diponegoro.

Sunaningsih, S.N. 2014. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay”.


Skripsi. Universitas Diponegoro.

Wahyuni, W. 2016. “Pengaruh Tenure Audit dan Implementasi IFRS di Indonesia


terhadap Audit Report Lag dengan Spesialisasi Industri Auditor Sebagai
Variabel Moderasi.” Skripsi. Universitas Diponegoro.
74

LAMPIRAN A
Daftar Perusahaan
75

DAFTAR PERUSAHAAN YANG MENJADI SAMPEL PENELITIAN

No Nama Perusahaan Kode


1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO
2 Bank MNC Internasional Tbk BABP
3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA
4 Bank Central Asia Tbk BBCA
5 Bank Bukopin Tbk BBKP
6 Bank Negara Indonesia Tbk BBNI
7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP
8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI
9 Bank J Trust Indonesia Tbk BCIC
10 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN
11 Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk BEKS
12 Bank QNB Indonesia Tbk BKSW
13 Bank Mandiri Tbk BMRI
14 Bank Bumi Artha Tbk BNBA
15 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA
16 Bank Maybank Indonesia Tbk BNII
17 Bank Permata Tbk BNLI
18 Bank of India Indonesia Tbk BSWD
19 Bank Victoria International Tbk BVIC
20 Bank Artha Graha International Tbk INPC
21 Bank Mayapada International Tbk MAYA
22 Bank Mega Tbk MEGA
23 Bank OCBC NISP Tbk NISP
24 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN
25 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk SDRA
26 Adira Dinamika Multi Finance Tbk ADMF
27 Buana Finance Tbk BBLD
28 BFI Finance Indonesia Tbk BFIN
29 Clipan Finance Indonesia Tbk CFIN
30 Danasupra Erapacific Tbk DEFI
31 Mandala Multifinance Tbk MFIN
32 Trust Finance Indonesia Tbk TRUS
33 Wahana Ottomitra Multiartha Tbk WOMF
34 Majapahit Inti Corpora Tbk AKSI
35 Pacific Strategic Financial Tbk APIC
36 Arthavest Tbk ARTA
37 HD Capital Tbk HADE
38 Kresna Graha Investama Tbk KREN
76

No Nama Perusahaan Kode


39 Onic Capital Tbk OCAP
40 Panin Sekuritas Tbk PANS
41 Panca Global Securities Tbk PEGE
42 Reliance Securities Tbk RELI
43 Trimegah Securities Tbk TRIM
44 Yulie Sekurindo Tbk YULE
45 Asuransi Harta Aman Pratama AHAP
46 Asuransi Multi Artha Guna Tbk AMAG
47 Asuransi Bintang Tbk ASBI
48 Asuransi Dayin Mitra Tbk ASDM
49 Asuransi Jaya Tania Tbk ASJT
50 Asuransi Ramayana Tbk ASRM
51 Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk MREI
52 Paninvest Tbk PNIN
53 MNC Kapital Indonesia Tbk BCAP
54 Equity Development Investment Tbk GSMF
55 Lippo Securities Tbk LPPS
56 Capitalinc Investment MTFN
57 Panin Financial Tbk PNLF
58 Sinarmas Multiartha Tbk SMMA
77

LAMPIRAN B
Tabulasi Data
78

No Kode ARL TENURE IFRS LEVERAGE SIZE KAP SPEC


1 AGRO 77 1 0 0.908702947 28.57975269 0 0
2 BABP 49 3 0 0.919687389 29.46964476 1 1
3 BACA 71 2 0 0.886701391 28.16386413 0 0
4 BBCA 56 2 0 0.905202901 33.13460257 1 1
5 BBKP 107 1 0 0.933565231 31.11634709 1 1
6 BBNI 88 3 0 0.92335856 32.93800615 1 1
7 BBNP 86 4 0 0.907971953 28.93795141 0 0
8 BBRI 49 4 0 0.909147517 33.13666519 1 1
9 BCIC 119 1 0 1.274875445 29.35126489 0 0
10 BDMN 71 2 0 0.896434842 32.30635488 1 0
11 BEKS 84 4 0 0.94090745 28.03124991 0 0
12 BKSW 114 1 0 0.937361304 28.40216033 0 0
13 BMRI 55 8 0 0.914791735 33.51277871 1 1
14 BNBA 83 4 0 0.807616088 28.34610952 1 0
15 BNGA 47 6 0 0.909288294 32.26766646 1 0
16 BNII 36 2 0 0.910243911 31.67152755 1 0
17 BNLI 47 4 0 0.919468489 31.62110681 1 0
18 BSWD 54 2 0 0.792134007 27.93841781 1 0
19 BVIC 79 3 0 0.906148458 29.35826119 0 0
20 INPC 83 5 0 0.928415536 30.18401069 0 0
21 MAYA 79 3 0 0.827607921 29.33807455 0 0
22 MEGA 86 7 0 0.917662272 31.18238617 1 1
79

23 NISP 27 4 0 0.893982153 31.16458616 1 0


24 PNBN 79 6 0 0.864471262 31.7960092 1 0
25 SDRA 40 2 0 0.898578196 28.31267761 0 0
26 ADMF 35 2 0 0.457129741 28.90973695 1 0
27 BBLD 64 7 0 0.504686298 28.19047466 1 1
28 BFIN 60 5 0 0.615513301 28.89250939 0 0
29 CFIN 77 1 0 0.26917261 28.10566551 1 0
30 DEFI 83 1 0 0.021153501 24.47311781 0 0
31 MFIN 71 1 0 0.820746497 28.42473886 0 0
32 TRUS 33 4 0 0.477935767 26.03111581 0 0
33 WOMF 20 6 0 0.919685694 28.86444627 1 1
34 AKSI 27 1 0 0.191848944 25.17952951 0 0
35 APIC 65 1 0 0.194634635 25.79592094 0 0
36 ARTA 75 2 0 0.288996645 25.91421136 0 0
37 HADE 78 1 0 0.773129878 27.12400208 0 0
38 KREN 71 7 0 0.691446531 26.65695661 0 0
39 OCAP 43 2 0 0.199579827 24.32809862 0 0
40 PANS 69 2 0 0.673700454 27.56227503 0 0
41 PEGE 72 2 0 0.527937187 25.99104555 0 0
42 RELI 79 3 0 0.58943969 26.51929745 0 0
43 TRIM 91 3 0 0.605629406 27.59861791 1 1
44 YULE 72 2 0 0.129610839 24.754979 0 0
45 AHAP 89 2 0 0.420422803 25.10744971 0 0
46 AMAG 77 5 0 0.492710791 26.8039773 1 0
47 ASBI 84 1 0 0.579580441 26.02321987 0 0
80

48 ASDM 58 7 0 0.600669885 26.274349 1 1


49 ASJT 79 2 0 0.433977509 25.79844049 0 0
50 ASRM 89 3 0 0.642050497 26.47670752 0 0
51 MREI 72 5 0 0.556211806 26.2785494 0 0
52 PNIN 89 2 0 0.257696224 29.54923128 0 0
53 BCAP 69 5 0 0.735028297 27.97176215 0 0
54 GSMF 83 7 0 0.659691565 27.99885491 1 1
55 LPPS 82 3 0 0.354733713 26.86291119 0 0
56 MTFN 84 3 0 0.91162904 26.11833069 0 0
57 PNLF 82 2 0 0.268938674 29.40952968 0 0
58 SMMA 90 3 0 0.821906376 30.37425962 0 0
59 AGRO 56 1 0 0.883323283 28.72351339 0 0
60 BABP 64 4 0 0.922939473 29.57774525 1 1
61 BACA 81 3 0 0.854152683 28.87205307 0 0
62 BBCA 64 3 0 0.901354628 33.27431833 1 1
63 BBKP 81 2 0 0.931634728 31.24661236 1 1
64 BBNI 40 4 0 0.915715263 33.05815802 1 1
65 BBNP 84 1 0 0.905187865 28.9910738 0 0
66 BBRI 83 5 0 0.9140002 33.38975577 1 1
67 BCIC 120 2 0 0.924432606 29.6500682 0 0
68 BDMN 41 3 0 0.838718903 32.22207162 1 0
69 BEKS 118 1 0 1.032754597 27.98559693 0 0
70 BKSW 81 1 0 0.923973988 28.48449277 0 0
71 BMRI 53 1 0 0.910550487 33.60893579 1 0
72 BNBA 84 5 0 0.84189572 28.490539 1 0
81

73 BNGA 46 7 0 0.894715948 32.304824 1 0


74 BNII 71 1 0 0.910981988 31.74133374 1 1
75 BNLI 46 5 0 0.912469343 31.65655052 1 0
76 BSWD 83 3 0 0.803250295 28.06109933 1 0
77 BVIC 78 4 0 0.914477531 29.62694765 0 0
78 INPC 53 1 0 0.937594256 30.3674886 0 0
79 MAYA 78 4 0 0.869786331 29.66309956 0 0
80 MEGA 82 1 0 0.914242802 31.31198487 1 0
81 NISP 27 5 0 0.888339808 31.24335953 1 0
82 PNBN 84 7 0 0.850405918 31.9859003 1 0
83 SDRA 56 1 0 0.894485575 28.50802854 0 0
84 ADMF 41 3 0 0.387371987 29.0964845 1 0
85 BBLD 42 8 0 0.362841367 27.9463647 1 1
86 BFIN 55 6 0 0.358887245 28.50356057 0 0
87 CFIN 76 2 0 0.259287377 28.20271611 1 0
88 DEFI 84 2 0 0.009126427 24.40691682 0 0
89 MFIN 74 2 0 0.770154013 28.35261148 0 0
90 TRUS 48 1 0 0.359232688 25.9697877 0 0
91 WOMF 39 7 0 0.852774293 28.55749956 1 1
92 AKSI 19 2 0 0.23960198 25.28136145 0 0
93 APIC 71 2 0 0.160702693 25.87610491 0 0
94 ARTA 76 3 0 0.303901626 25.98567623 0 0
95 HADE 62 2 0 0.581230355 26.57071818 0 0
96 KREN 69 8 0 0.73161079 26.89335015 0 0
97 OCAP 74 3 0 0.438679609 24.60211085 0 0
82

98 PANS 64 3 0 0.576232392 27.66140468 0 0


99 PEGE 39 3 0 0.470889847 26.04488328 0 0
100 RELI 84 4 0 0.645824228 27.07258188 0 0
101 TRIM 80 1 0 0.614157213 27.56742283 0 0
102 YULE 67 3 0 0.163178662 24.80923637 0 0
103 AHAP 74 3 0 0.476175501 25.33610435 0 0
104 AMAG 69 6 0 0.463167785 26.95044328 1 0
105 ASBI 84 2 0 0.514388644 25.95359293 0 0
106 ASDM 46 8 0 0.570120927 26.29498111 1 1
107 ASJT 74 3 0 0.439223053 25.90694094 0 0
108 ASRM 78 4 0 0.651595337 26.62046056 0 0
109 MREI 82 6 0 0.578255936 26.54586721 0 0
110 PNIN 88 3 0 0.302668738 29.72301579 0 0
111 BCAP 67 6 0 0.640203751 27.68419067 0 0
112 GSMF 77 8 0 0.676601584 28.1210472 1 1
113 LPPS 82 4 0 0.394219498 26.78319503 0 0
114 MTFN 81 4 0 0.889694289 23.8122789 0 0
115 PNLF 85 3 0 0.322477407 29.58808737 0 0
116 SMMA 90 4 0 0.817387845 30.61165686 0 0
117 AGRO 82 1 0 0.90888094 28.74750368 0 0
118 BABP 80 5 0 0.919153909 29.79065211 1 1
119 BACA 74 4 0 0.876376421 29.11249031 0 0
120 BBCA 77 4 0 0.893446433 33.41305722 1 1
121 BBKP 73 3 0 0.93910304 31.49152693 1 1
122 BBNI 53 5 0 0.866644724 33.14678797 1 1
83

123 BBNP 60 1 0 0.902434051 29.29537424 0 0


124 BBRI 88 6 0 0.909289102 33.63314268 1 1
125 BCIC 104 3 0 0.928208254 30.0090741 0 0
126 BDMN 35 4 0 0.842571969 32.40345483 1 0
127 BEKS 77 2 0 0.835707361 28.07674614 0 0
128 BKSW 53 2 0 0.931224226 28.58264635 0 0
129 BMRI 89 2 0 0.850321767 33.73976758 1 0
130 BNBA 88 6 0 0.836658697 28.60974253 1 0
131 BNGA 47 8 0 0.903653148 32.59842075 1 0
132 BNII 88 2 0 0.900716718 31.95024683 1 1
133 BNLI 49 6 0 0.891839264 31.93256194 1 0
134 BSWD 88 4 0 0.797039553 28.08230803 1 0
135 BVIC 88 1 0 0.927928128 29.96363604 0 0
136 INPC 61 2 0 0.938202442 30.46793901 0 0
137 MAYA 80 5 0 0.853162048 29.94378301 0 0
138 MEGA 88 2 0 0.915378367 31.57448387 1 0
139 NISP 26 6 0 0.898088271 31.42594435 1 0
140 PNBN 88 8 0 0.877809749 32.32189141 1 0
141 SDRA 45 2 0 0.878742066 28.80837151 0 0
142 ADMF 32 4 0 0.50066431 29.6591187 1 0
143 BBLD 80 9 0 0.408001994 28.09016969 1 1
144 BFIN 70 7 0 0.498500164 28.98429914 0 0
145 CFIN 80 3 0 0.450168798 28.62201478 1 0
146 DEFI 80 3 0 0.011225732 24.44844294 0 0
147 MFIN 76 3 0 0.813345769 28.77170779 0 0
84

148 TRUS 81 2 0 0.445924654 26.29145297 0 0


149 WOMF 53 8 0 0.872381729 28.91159406 1 1
150 AKSI 41 1 0 0.284583996 25.3291449 0 0
151 APIC 80 3 0 0.16737761 25.95858606 0 0
152 ARTA 73 4 0 0.293224243 25.96763291 0 0
153 HADE 56 3 0 0.565504803 26.56154587 0 0
154 KREN 73 9 0 0.810459146 27.42321782 0 0
155 OCAP 70 1 0 0.552646823 24.76058074 0 0
156 PANS 47 4 0 0.549005768 27.97555046 0 0
157 PEGE 41 4 0 0.649400786 26.6299031 0 0
158 RELI 80 5 0 0.713701386 27.37650026 0 0
159 TRIM 84 1 0 0.571962556 27.47820533 1 0
160 YULE 76 1 0 0.114334991 24.69436523 0 0
161 AHAP 84 4 0 0.53750708 25.56390123 0 0
162 AMAG 69 7 0 0.463649131 27.20691849 1 0
163 ASBI 77 3 0 0.596837001 26.21879912 0 0
164 ASDM 48 9 0 0.579093493 26.45376332 1 1
165 ASJT 74 1 0 0.421147862 25.93040506 0 0
166 ASRM 80 5 0 0.690178073 26.848858 0 0
167 MREI 89 7 0 0.590569221 26.82152555 0 0
168 PNIN 90 1 0 0.290998423 29.86735764 0 0
169 BCAP 77 7 0 0.611679253 27.81549044 0 0
170 GSMF 75 9 0 0.72914967 28.39080812 1 1
171 LPPS 67 5 0 0.299362726 27.09757446 0 0
172 MTFN 88 5 0 0.711875848 26.98360407 0 0
85

173 PNLF 89 1 0 0.31025338 29.72831068 0 0


174 SMMA 90 5 0 0.811061107 30.95767539 0 0
175 AGRO 88 1 0 0.90014345 28.87838535 1 1
176 BABP 82 6 0 0.914642754 29.61887169 1 1
177 BACA 76 1 0 0.87033101 29.17750624 0 0
178 BBCA 87 5 0 0.888080879 33.57620178 1 1
179 BBKP 80 4 0 0.923507711 31.67728586 1 1
180 BBNI 48 6 0 0.873459317 33.33165919 1 1
181 BBNP 69 2 0 0.91131266 29.51393772 0 0
182 BBRI 58 7 0 0.89397658 33.7835395 1 1
183 BCIC 137 4 0 0.923677696 30.20570738 0 0
184 BDMN 38 5 0 0.817968758 32.58638632 1 0
185 BEKS 79 3 0 0.922735026 29.42161974 0 0
186 BKSW 89 1 0 0.751636491 28.91023598 1 0
187 BMRI 67 3 0 0.817877396 33.94437295 1 0
188 BNBA 88 7 0 0.839315811 28.71727349 1 0
189 BNGA 47 9 0 0.889871903 32.74782338 1 0
190 BNII 52 3 0 0.916202302 32.18404618 1 1
191 BNLI 42 7 0 0.909831749 32.24934444 1 0
192 BSWD 76 1 0 0.833453324 28.36359463 0 0
193 BVIC 86 1 0 0.897300811 30.09933782 0 0
194 INPC 67 3 0 0.939832429 30.58517258 0 0
195 MAYA 89 6 0 0.871548919 30.19220966 0 0
196 MEGA 72 3 0 0.921233005 31.75668712 1 0
197 NISP 30 7 0 0.889856348 31.72260181 1 0
86

198 PNBN 75 9 0 0.872644499 32.45736635 1 0


199 SDRA 65 1 0 0.906961041 29.25746599 1 0
200 ADMF 34 5 0 0.738217143 30.4577104 1 0
201 BBLD 79 10 0 0.671751682 28.68170204 1 1
202 BFIN 61 8 0 0.553943172 29.29962885 0 0
203 CFIN 72 4 0 0.545747551 29.19661241 1 0
204 DEFI 81 1 0 0.009998685 24.48984214 0 0
205 MFIN 80 1 0 0.80844614 28.96138355 0 0
206 TRUS 86 3 0 0.581994015 26.70989635 0 0
207 WOMF 51 9 0 0.888224474 28.9936696 1 1
208 AKSI 66 2 0 0.286470581 25.13675276 0 0
209 APIC 86 1 0 0.03273726 26.88905811 0 0
210 ARTA 82 5 0 0.296524008 26.67050186 0 0
211 HADE 82 1 0 0.519229655 26.50369488 0 0
212 KREN 88 1 0 0.630123145 27.30606487 0 0
213 OCAP 66 2 0 0.757355005 25.1476237 0 0
214 PANS 72 5 0 0.497764785 28.07732544 0 0
215 PEGE 58 5 0 0.40465525 26.20860879 0 0
216 RELI 86 6 0 0.531554458 27.08671483 0 0
217 TRIM 90 2 0 0.460060306 27.25060238 1 0
218 YULE 67 1 0 0.048961628 24.6424311 0 0
219 AHAP 82 5 0 0.514605193 25.69980597 0 0
220 AMAG 73 8 0 0.395014778 27.68165227 1 0
221 ASBI 82 4 0 0.580102139 26.22683162 0 0
222 ASDM 59 10 0 0.836030309 27.58467427 1 1
87

223 ASJT 87 2 0 0.507754168 25.81437471 0 0


224 ASRM 87 6 0 0.72333126 27.13590051 0 0
225 MREI 88 8 0 0.583503289 27.06102482 0 0
226 PNIN 95 1 0 0.304265331 30.07967613 0 0
227 BCAP 81 8 0 0.655713743 28.03568801 0 0
228 GSMF 75 10 0 0.723145008 28.45783582 1 1
229 LPPS 72 6 0 0.006387355 27.14796576 0 0
230 MTFN 124 1 0 0.779976668 27.16581284 0 0
231 PNLF 76 1 0 0.315316184 29.98345267 0 0
232 SMMA 90 6 0 0.675617989 31.43689091 0 0
233 AGRO 53 2 1 0.907942662 29.02730052 1 1
234 BABP 87 7 1 0.903973818 29.63705875 1 1
235 BACA 86 2 1 0.883909733 29.36553576 0 0
236 BBCA 64 1 1 0.8805245 33.72457779 1 0
237 BBKP 70 1 1 0.923934314 31.81596523 1 1
238 BBNI 60 1 1 0.869412442 33.44007462 1 1
239 BBNP 74 3 1 0.919478462 29.736643 0 0
240 BBRI 23 8 1 0.882319156 33.94336697 1 1
241 BCIC 105 1 1 0.918376734 30.35495064 0 0
242 BDMN 37 1 1 0.815565378 32.67953846 1 1
243 BEKS 77 4 1 0.914852365 29.67002314 0 0
244 BKSW 67 2 1 0.814180346 29.166738 0 0
245 BMRI 56 4 1 0.816064352 34.08561998 1 1
246 BNBA 84 1 1 0.850006356 28.87906341 1 1
247 BNGA 45 10 1 0.885255928 32.91631647 1 1
88

248 BNII 50 4 1 0.916496068 32.3826517 1 1


249 BNLI 50 8 1 0.905192206 32.51229608 1 0
250 BSWD 80 2 1 0.852889733 28.56347688 0 0
251 BVIC 84 2 1 0.897637525 30.29496898 0 0
252 INPC 80 4 1 0.905766396 30.65430873 0 0
253 MAYA 79 7 1 0.892480502 30.47398395 0 0
254 MEGA 65 1 1 0.903972606 31.80877361 1 1
255 NISP 43 8 1 0.886893107 32.0022615 1 1
256 PNBN 84 10 1 0.881393542 32.63357461 1 0
257 SDRA 59 2 1 0.929420655 29.66196926 1 1
258 ADMF 30 1 1 0.802212231 30.86814766 1 1
259 BBLD 65 11 1 0.709675899 28.88240884 1 1
260 BFIN 51 9 1 0.564438666 29.51361044 0 0
261 CFIN 81 5 1 0.495245816 29.21074899 1 0
262 DEFI 67 1 1 0.012683302 24.53093727 0 0
263 MFIN 66 1 1 0.781312042 29.03288514 0 0
264 TRUS 78 4 1 0.553360865 26.76554109 0 0
265 WOMF 50 10 1 0.867308042 28.83945028 1 1
266 AKSI 53 1 1 0.192732819 25.00001191 0 0
267 APIC 81 2 1 0.05686508 26.9235326 0 0
268 ARTA 86 6 1 0.243860088 26.63673462 0 0
269 HADE 74 2 1 0.531453121 26.56700735 0 0
270 KREN 81 2 1 0.468647367 27.06358536 0 0
271 OCAP 85 3 1 0.937618817 25.72752416 0 0
272 PANS 74 6 1 0.426791635 28.13896318 0 0
89

273 PEGE 84 6 1 0.101659761 25.90632404 0 0


274 RELI 81 1 1 0.6370974 27.45730088 0 0
275 TRIM 86 1 1 0.510290038 26.92145474 0 0
276 YULE 73 2 1 0.06512838 24.71228996 0 0
277 AHAP 84 6 1 0.672420778 26.25419401 0 0
278 AMAG 86 9 1 0.432941032 27.93072369 1 0
279 ASBI 84 5 1 0.674384313 26.63598244 0 0
280 ASDM 84 11 1 0.824076261 27.62719249 1 1
281 ASJT 93 1 1 0.540435951 25.96574083 0 0
282 ASRM 86 7 1 0.850117226 27.69954467 0 0
283 MREI 84 9 1 0.587179877 27.38225184 0 0
284 PNIN 87 2 1 0.286309547 30.20050579 0 0
285 BCAP 79 9 1 0.7731218 28.86056736 0 0
286 GSMF 86 11 1 0.867835481 28.84947619 1 1
287 LPPS 85 7 1 0.004417519 27.36243425 0 0
288 MTFN 95 2 1 0.867496565 27.35321898 0 0
289 PNLF 85 2 1 0.293579457 30.09519533 0 0
290 SMMA 99 7 1 0.666842465 31.51860326 0 0
291 AGRO 55 3 1 0.836671531 29.26497016 1 1
292 BABP 79 8 1 0.906454819 29.73098379 1 1
293 BACA 86 3 1 0.873041748 29.59663249 0 0
294 BBCA 49 2 1 0.868204761 33.83821091 1 0
295 BBKP 73 6 1 0.910544514 31.87173852 1 1
296 BBNI 48 2 1 0.876676811 33.58855346 1 1
297 BBNP 41 4 1 0.894609836 29.93217877 0 0
90

298 BBRI 16 9 1 0.873315897 34.07066366 1 1


299 BCIC 98 2 1 0.905664028 30.31040391 0 0
300 BDMN 36 2 1 0.828737314 32.84724598 1 1
301 BEKS 86 1 1 0.920259234 29.82859274 0 0
302 BKSW 48 1 1 0.863044829 30.03323568 1 1
303 BMRI 41 5 1 0.813989472 34.22830291 1 1
304 BNBA 78 2 1 0.860492217 29.02866885 1 1
305 BNGA 45 11 1 0.881723801 33.01948266 1 1
306 BNII 49 5 1 0.911713356 32.5765613 1 1
307 BNLI 51 9 1 0.914814509 32.74200793 1 0
308 BSWD 72 3 1 0.87369644 28.91232597 0 0
309 BVIC 84 3 1 0.91420657 30.58443819 0 0
310 INPC 84 5 1 0.876734413 30.68448357 0 0
311 MAYA 86 8 1 0.899551667 30.80972355 0 0
312 MEGA 59 2 1 0.90795877 31.82785755 1 1
313 NISP 29 9 1 0.861608653 32.21112512 1 1
314 PNBN 83 11 1 0.878343466 32.73122638 1 0
315 SDRA 59 3 1 0.929798191 29.73890943 1 1
316 ADMF 34 2 1 0.80570739 31.06482801 1 1
317 BBLD 69 12 1 0.70740601 28.95822108 1 1
318 BFIN 52 10 1 0.590350504 29.74647197 0 0
319 CFIN 80 6 1 0.544844086 29.43511571 1 0
320 DEFI 64 2 1 0.010251277 24.56704585 0 0
321 MFIN 71 2 1 0.71622733 29.00886941 0 0
322 TRUS 83 5 1 0.251780336 26.5399003 0 0
91

323 WOMF 43 11 1 0.866642936 28.97364986 1 1


324 AKSI 69 2 1 0.116096109 24.87601604 0 0
325 APIC 80 1 1 0.063495431 26.95784051 0 0
326 ARTA 76 1 1 0.190503345 26.61399162 0 0
327 HADE 73 3 1 0.521378276 26.59099889 0 0
328 KREN 83 1 1 0.339074633 26.91417743 0 0
329 OCAP 78 4 1 1.146132246 25.65489158 0 0
330 PANS 73 7 1 0.247835768 27.94589151 0 0
331 PEGE 30 7 1 0.122472484 26.01834334 0 0
332 RELI 80 1 1 0.61643602 27.45395492 0 0
333 TRIM 83 1 1 0.208266859 27.23471634 1 1
334 YULE 76 3 1 0.047856531 24.72348518 0 0
335 AHAP 84 1 1 0.661801227 26.41499798 0 0
336 AMAG 80 10 1 0.417016245 28.02220364 1 0
337 ASBI 83 6 1 0.674431289 26.71209666 0 0
338 ASDM 84 12 1 0.82008956 27.72562211 1 1
339 ASJT 85 2 1 0.571240678 26.03198997 0 0
340 ASRM 86 8 1 0.843089929 27.78611054 0 0
341 MREI 73 10 1 0.585972022 27.61631469 0 0
342 PNIN 87 3 1 0.215984867 30.50685809 0 0
343 BCAP 79 10 1 0.778966143 28.87373158 0 0
344 GSMF 85 12 1 0.780924313 28.95500011 1 1
345 LPPS 85 8 1 0.004613933 27.57297088 0 0
346 MTFN 127 3 1 0.624336137 27.43025077 0 0
347 PNLF 85 3 1 0.210880823 30.41567186 0 0
92

348 SMMA 86 8 1 0.641567519 31.49764274 0 0


349 AGRO 55 4 1 0.858419032 29.48500259 1 1
350 BABP 75 1 1 0.869084365 29.87494521 1 0
351 BACA 86 4 1 0.894702055 29.85583665 0 0
352 BBCA 47 3 1 0.855413359 33.94533679 1 0
353 BBKP 86 7 1 0.913708152 32.00111772 1 1
354 BBNI 22 3 1 0.818939476 33.66308453 1 1
355 BBNP 51 1 1 0.879806031 29.87903106 0 0
356 BBRI 16 10 1 0.878126046 34.31807364 1 1
357 BCIC 86 3 1 0.9196013 30.17120644 0 0
358 BDMN 16 3 1 0.831292415 32.9076479 1 1
359 BEKS 65 2 1 0.929661348 29.83312776 0 0
360 BKSW 27 2 1 0.890545514 30.66784821 1 1
361 BMRI 33 6 1 0.815189805 34.38216898 1 1
362 BNBA 82 1 1 0.883202668 29.27107022 1 0
363 BNGA 42 12 1 0.877991944 33.08275642 1 1
364 BNII 42 6 1 0.898893554 32.59641641 1 1
365 BNLI 51 10 1 0.90777152 32.8532663 1 0
366 BSWD 65 4 1 0.892177796 29.27952293 0 0
367 BVIC 89 1 1 0.86284693 30.69276968 1 1
368 INPC 77 6 1 0.884055952 30.78603433 0 0
369 MAYA 83 9 1 0.921151488 31.21935043 0 0
370 MEGA 71 3 1 0.895620478 31.83044452 1 1
371 NISP 41 10 1 0.855443013 32.2669453 1 1
372 PNBN 37 12 1 0.865404574 32.78189167 1 0
93

373 SDRA 85 1 1 0.762409893 30.43029899 1 0


374 ADMF 46 3 1 0.864101265 31.02991191 1 1
375 BBLD 68 13 1 0.692043995 28.90829661 1 1
376 BFIN 47 11 1 0.626266053 29.90012212 0 0
377 CFIN 37 7 1 0.509606507 29.52429012 1 0
378 DEFI 76 3 1 0.010137711 24.65993366 0 0
379 MFIN 28 3 1 0.708423107 29.20080094 0 0
380 TRUS 82 6 1 0.149034942 26.30922531 0 0
381 WOMF 41 12 1 0.899563221 29.29871492 1 1
382 AKSI 42 3 1 0.470248906 25.44671055 0 0
383 APIC 82 2 1 0.124162851 27.09240136 0 0
384 ARTA 76 2 1 0.166688102 26.61515257 0 0
385 HADE 79 4 1 0.185062083 26.04105947 0 0
386 KREN 89 2 1 0.401653331 27.38439819 0 0
387 OCAP 85 5 1 1.359642749 25.49282299 0 0
388 PANS 36 8 1 0.281049918 28.23287581 0 0
389 PEGE 71 8 1 0.217813211 26.21469933 0 0
390 RELI 61 2 1 0.500240466 27.22475759 0 0
391 TRIM 84 2 1 0.397491216 27.52348477 1 1
392 YULE 69 1 1 0.088741285 24.70339797 0 0
393 AHAP 84 1 1 0.663956286 26.62492693 0 0
394 AMAG 83 11 1 0.373806646 28.13287612 1 0
395 ASBI 75 7 1 0.68700032 26.80931619 0 0
396 ASDM 82 13 1 0.833850846 27.93401208 1 1
397 ASJT 76 3 1 0.510320842 26.47535027 0 0
94

398 ASRM 86 9 1 0.833214481 27.95743389 0 0


399 MREI 64 11 1 0.594349338 27.85508253 0 0
400 PNIN 89 4 1 0.253727279 30.68899369 0 0
401 BCAP 84 1 1 0.742295283 30.34015007 1 0
402 GSMF 84 13 1 0.788118879 29.09181358 1 1
403 LPPS 86 9 1 0.004583079 27.79997508 0 0
404 MTFN 142 4 1 0.530529136 28.75328331 0 0
405 PNLF 76 4 1 0.24933452 30.6060014 0 0
406 SMMA 89 9 1 0.650295541 31.61666743 0 0
407 AGRO 53 5 1 0.83831526 29.75501798 1 1
408 BABP 70 2 1 0.859256535 30.12728008 1 0
409 BACA 83 5 1 0.913364674 30.12910695 0 0
410 BBCA 47 4 1 0.844495995 34.0185278 1 0
411 BBKP 74 8 1 0.920149854 32.17820727 1 1
412 BBNI 25 4 1 0.811505114 33.8626737 1 0
413 BBNP 54 2 1 0.861200873 29.78430701 0 0
414 BBRI 29 11 1 0.871216086 34.40915314 1 1
415 BCIC 78 4 1 0.924287725 30.20998739 0 0
416 BDMN 61 4 1 0.818061683 32.86776842 1 1
417 BEKS 119 3 1 0.947936934 29.41729658 0 0
418 BKSW 11 3 1 0.905884889 30.87975275 1 1
419 BMRI 28 1 1 0.808953198 34.44453539 1 1
420 BNBA 84 2 1 0.812118447 29.51311885 1 0
421 BNGA 55 13 1 0.879926829 33.10685372 1 0
422 BNII 54 7 1 0.900118217 32.69120193 1 1
95

423 BNLI 49 11 1 0.897022766 32.83880829 1 0


424 BSWD 76 5 1 0.816855654 29.43725578 0 0
425 BVIC 89 2 1 0.861548349 30.77735574 1 0
426 INPC 82 7 1 0.889894399 30.85465556 0 0
427 MAYA 88 1 1 0.903033925 31.48765727 1 1
428 MEGA 78 4 1 0.831188475 31.85383467 1 1
429 NISP 25 11 1 0.863784095 32.42250822 1 0
430 PNBN 50 13 1 0.831770871 32.84116574 1 0
431 SDRA 55 1 1 0.793405118 30.62772906 1 0
432 ADMF 14 4 1 0.842821638 30.95404818 1 1
433 BBLD 84 14 1 0.657455833 28.78251234 1 1
434 BFIN 46 12 1 0.658541917 30.09661021 0 0
435 CFIN 49 8 1 0.458536822 29.52513738 1 0
436 DEFI 74 4 1 0.01687193 24.67508275 0 0
437 MFIN 83 1 1 0.653028057 29.15602056 1 0
438 TRUS 81 1 1 0.093747835 26.39085627 0 0
439 WOMF 53 13 1 0.857604091 29.29991007 1 1
440 AKSI 76 4 1 0.028514312 24.92077595 0 0
441 APIC 83 1 1 0.173276049 27.20848914 0 0
442 ARTA 77 3 1 0.165948681 26.61255735 0 0
443 HADE 82 5 1 0.437071762 26.40306505 0 0
444 KREN 112 3 1 0.244582667 27.25260831 0 0
445 OCAP 88 6 1 1.683672537 25.44245778 0 0
446 PANS 29 9 1 0.283078448 28.01331818 0 0
447 PEGE 47 1 1 0.266209705 26.36635361 0 0
96

448 RELI 89 3 1 0.315091768 27.73671139 0 0


449 TRIM 88 3 1 0.540737583 27.88722013 1 1
450 YULE 74 2 1 0.066073627 24.70848701 0 0
451 AHAP 84 2 1 0.603081326 26.87299621 0 0
452 AMAG 111 12 1 0.425938059 28.59717259 1 0
453 ASBI 78 8 1 0.674688036 26.92580742 0 0
454 ASDM 88 14 1 0.83140935 28.0125555 1 1
455 ASJT 81 4 1 0.57389472 26.68962573 0 0
456 ASRM 88 10 1 0.807035539 27.9831516 0 0
457 MREI 88 12 1 0.56649801 27.99475101 0 0
458 PNIN 91 5 1 0.230979459 30.77075074 0 0
459 BCAP 89 2 1 0.731678535 30.59601935 1 0
460 GSMF 90 14 1 0.770405714 29.08512654 1 1
461 LPPS 84 1 1 0.007703741 27.78251246 0 0
462 MTFN 182 5 1 0.283239262 28.13954445 0 0
463 PNLF 68 5 1 0.212140274 30.62021622 0 0
464 SMMA 90 10 1 0.676354732 31.67017129 0 0
465 AGRO 41 6 1 0.829824378 30.06269933 1 1
466 BABP 61 3 1 0.857522648 30.20038755 1 0
467 BACA 88 1 1 0.907439876 30.28478506 0 0
468 BBCA 45 5 1 0.828320655 34.14830643 1 0
469 BBKP 88 9 1 0.909512439 32.2888407 1 1
470 BBNI 20 1 1 0.81703993 34.03299118 1 1
471 BBNP 59 3 1 0.844595951 29.67299213 0 0
472 BBRI 20 12 1 0.853720515 34.5424142 1 1
97

473 BCIC 59 1 1 0.915764863 30.40768297 0 0


474 BDMN 55 5 1 0.791035353 32.79057474 1 1
475 BEKS 76 4 1 0.835362317 29.28951544 0 0
476 BKSW 30 4 1 0.85730228 30.82448485 1 1
477 BMRI 30 2 1 0.793833761 34.57675211 1 1
478 BNBA 79 3 1 0.817913797 29.59409362 1 0
479 BNGA 48 14 1 0.85839559 33.11818756 1 0
480 BNII 45 8 1 0.884372852 32.74709033 1 1
481 BNLI 47 12 1 0.883465862 32.74015853 1 0
482 BSWD 86 1 1 0.742638858 29.0910476 0 0
483 BVIC 58 3 1 0.852881829 30.88911693 1 0
484 INPC 82 1 1 0.831258602 30.89754123 0 0
485 MAYA 79 2 1 0.884063506 31.73925383 1 1
486 MEGA 59 5 1 0.82609686 31.88708311 1 1
487 NISP 25 12 1 0.858848824 32.55969655 1 0
488 PNBN 48 14 1 0.828287732 32.92520522 1 0
489 SDRA 54 2 1 0.080366463 30.75032559 1 0
490 ADMF 39 5 1 0.820090696 30.95119082 1 1
491 BBLD 80 15 1 0.696640267 28.91998872 1 1
492 BFIN 48 13 1 0.658977501 30.15484843 0 0
493 CFIN 48 9 1 0.436710587 29.53970256 1 0
494 DEFI 74 5 1 0.017265845 24.83444813 0 0
495 MFIN 76 2 1 0.490930273 28.90140927 1 0
496 TRUS 82 2 1 0.052303023 26.31527787 0 0
497 WOMF 59 14 1 0.877783051 29.5287783 1 1
98

498 AKSI 12 5 1 0.105978638 25.04963977 0 0


499 APIC 83 2 1 0.181374744 28.25821248 0 0
500 ARTA 76 4 1 0.166260957 26.62875324 0 0
501 HADE 89 6 1 0.008186764 25.27999251 0 0
502 KREN 86 4 1 0.461219035 27.86460229 0 0
503 OCAP 86 1 1 2.142225591 25.17774925 0 0
504 PANS 44 10 1 0.474996866 28.49701697 0 0
505 PEGE 34 1 1 0.419812415 26.68029523 0 0
506 RELI 86 4 1 0.321776643 27.78928205 0 0
507 TRIM 86 4 1 0.592553692 28.0822437 1 1
508 YULE 86 3 1 0.081543836 24.69559586 0 0
509 AHAP 80 3 1 0.566146581 26.81907636 0 0
510 AMAG 82 13 1 0.486740651 28.86544217 1 0
511 ASBI 74 1 1 0.669800326 26.98837469 0 0
512 ASDM 88 15 1 0.744103954 27.69292124 1 1
513 ASJT 86 5 1 0.570236189 26.78016572 0 0
514 ASRM 88 11 1 0.78357788 27.99194541 0 0
515 MREI 79 13 1 0.592954297 28.46434681 0 0
516 PNIN 89 6 1 0.168852036 30.93180908 0 0
517 BCAP 83 3 1 0.711681962 30.73183472 1 0
518 GSMF 93 15 1 0.698343968 29.10234911 1 1
519 LPPS 83 2 1 0.009271873 27.83662991 0 0
520 MTFN 212 1 1 1.068180648 26.4535732 0 0
521 PNLF 68 6 1 0.183403903 30.8488387 0 0
522 SMMA 89 11 1 0.723644131 31.93502027 0 0
99

LAMPIRAN C
Hasil Output SPSS
100

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


101

Unstandardized
Residual

N 522
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 19.86470888
Absolute .043
Most Extreme Differences Positive .041
Negative -.043
Kolmogorov-Smirnov Z .979
Asymp. Sig. (2-tailed) .293

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized
Residual

Test Valuea .89128


Cases < Test Value 261
Cases >= Test Value 261
Total Cases 522
Number of Runs 248
Z -1.227
Asymp. Sig. (2-tailed) .220

a. Median
102

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 6.515 8.742 .745 .456

TENURE .017 .235 .004 .072 .943 .515 1.940

IFRS -.191 1.400 -.007 -.136 .892 .688 1.454

LEVERAGE .009 2.475 .000 .004 .997 .652 1.534

1 SIZE .231 .340 .043 .678 .498 .461 2.169

KAP 3.251 1.807 .122 1.799 .073 .415 2.410

SPEC -.522 3.201 -.017 -.163 .870 .174 5.758

SPECTENURE .013 .384 .003 .035 .972 .204 4.910

SPECIFRS 1.588 2.836 .045 .560 .576 .298 3.357

a. Dependent Variable: ABSUT

Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 125.875 13.279 9.479 .000

TENURE -.721 .357 -.112 -2.021 .044 .515 1.940

IFRS 5.192 2.126 .117 2.442 .015 .688 1.454

LEVERAGE 11.923 3.760 .156 3.171 .002 .652 1.534

1 SIZE -1.986 .517 -.225 -3.842 .000 .461 2.169

KAP -9.399 2.745 -.211 -3.424 .001 .415 2.410

SPEC -1.030 4.862 -.020 -.212 .832 .174 5.758

SPECTENURE 1.152 .583 .174 1.975 .049 .204 4.910

SPECIFRS -15.226 4.308 -.257 -3.534 .000 .298 3.357

a. Dependent Variable: ARL


103

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .438a .192 .180 20.019

a. Predictors: (Constant), SPECIFRS, TENURE, LEVERAGE, IFRS,


SIZE, KAP, SPECTENURE, SPEC
b. Dependent Variable: ARL

Uji Signifikansi Simultan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 48926.820 8 6115.852 15.261 .000b

1 Residual 205590.069 513 400.760

Total 254516.889 521

a. Dependent Variable: ARL


b. Predictors: (Constant), SPECIFRS, TENURE, LEVERAGE, IFRS, SIZE, KAP, SPECTENURE,
SPEC

Uji Signifikan Parameter Individual

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Beta
Error

(Constant) 125.875 13.279 9.479 .000

TENURE -.721 .357 -.112 -2.021 .044

IFRS 5.192 2.126 .117 2.442 .015

LEVERAGE 11.923 3.760 .156 3.171 .002

1 SIZE -1.986 .517 -.225 -3.842 .000

KAP -9.399 2.745 -.211 -3.424 .001

SPEC -1.030 4.862 -.020 -.212 .832

SPECTENURE 1.152 .583 .174 1.975 .049

SPECIFRS -15.226 4.308 -.257 -3.534 .000

a. Dependent Variable: ARL


104

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ARL 522 11 212 70.44 22.102


TENURE 522 1 15 4.67 3.426
LEVERAGE 522 .0044 2.1422 .664106 .2889415
SIZE 522 23.8123 34.5768 29.091500 2.4990891
Valid N (listwise) 522

Statistik Distribusi Frekuensi IFRS

IFRS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 232 44.4 44.4 44.4

Valid 1 290 55.6 55.6 100.0

Total 522 100.0 100.0

Statistik Distribusi Frekuensi Spesialisasi Industri Auditor

SPEC

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 392 75.1 75.1 75.1

Valid 1 130 24.9 24.9 100.0

Total 522 100.0 100.0

Statistik Distribusi Frekuensi Reputasi KAP

KAP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 296 56.7 56.7 56.7

Valid 1 226 43.3 43.3 100.0

Total 522 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai