Anda di halaman 1dari 3

Sifat Kekerasan Material dan

Metode Pengujian Kekerasan Material

Kekerasan merupakan kemampuan material untuk menahan deformasi plastis yang sifatnya terlokalisasi
pada suatu material yang dapat disebabkan oleh tusukan maupun goresan. Untuk mengetahui kekerasan
suatu material, diperlukan adanya suatu pengujian kekerasan. Pengujian kekerasan dilakukan dengan cara
digores atau ditusuk dengan material lainnya yang sifatnya lebih keras dibanding material yang diuji.
Sedangkan pengertian dari Kekuatan adalah ketahanan material terhadap deformasi plastis secara global.
Kekuatan suatu materual berbanding lurus dengan kekerasannya, semakin keras suatu material maka
semakin kuat pula material itu

Di masa ini, pengujian kekerasan adalah yang paling banyak dilakukan dibanding pengujian lainnya. Hal
ini dikarenakan :

1. Pengujian yang dilakukan murah dan sederhana, dalam artian tidak perlu mempersiapkan specimen
khusus dan alat pengujiannya relative murah.
2. Pengujian kekerasan tidak merusak benda yang diuji. Hal ini dikarenakan material yang diuji tidak
mengalami fraktur ataupun deformasi secara plastis melainkan hanya menghasilkan sebuah lubang
kecil saja.
3. Sifat mekanik lainnya dari suatu material dapat diperkirakan dari pengujian kekerasan, seperti
kekuatan tarik dan lainnya.

Pengujian kekerasan dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan sifat pengujiannya, antara lain:

1. Metode Goresan
Pengujian kekerasan dengan metode gores dilakukan dengan cara mengukur kemampuan suatu
material dengan menggoreskan material uji kepada spesimen. Skala uji yang digunakan adalah
Skala Mohs, yang terdiri dari 10 nilai material standar yang sesuai dalam menggores material dari
nilai 1 yang paling lunak sampai dengan nilai 10 paling keras.

2. Pengujian Kekerasan dengan metode Dinamik (Kekerasan Pantul) dilakukan dengan cara
menghitung energi Impak yang dihasilkan oleh Indentor yang dijatuhkan pada permukaan
spesimen. Alat yang digunakan untuk pengujian ini adalah Shore Scleroscope.

Scleroscope Indentor dijatuhkan pada permukaan material, kemudian pantulan yang amat tinggi
yang terjadi. Perbedaan ketinggian saat dijatuhkan dan pantulannya menunjukkan besarnya energi
yang diserap material. Pada Metode dinamik Indentor berupa bola.
3. Metode Brinell
Pada metode menggunakan bola yang terbuat dari baja yang telah dikeraskan. Beban atau gaya
penekanan yang diberikan adalah antara 500 – 3000 kilogram. Nilai kekrasannya merupakan
perbandingan antara beban penekanan terhadap luas identasi.

Kelemahan dalam pengujian kekerasan brinell adalah uji brinell tidak dapat digunakan pada benda
yang tipis dan kecil. Begitu juga dengan halnya uji brinell tidak dapat digunakan pada material
yang sangat lunak maupun sangat keras.
Keuntungan dari uji brinell adalah pada pengujian ini tidak dipengaruhi oleh permukaan material
yang kasar dan bekas penekan yang cukup besar sehingga mudah diamati.

4. Metode Rockwell
Uji kekerasan rockwell memperhitungkan kedalaman indentasi dalam keadaan beban konstan
sebagai penentu nilai kekerasan. Sebelum pengukuran, spesimen dibebani beban minor sebesar 10
kg untuk mengurangi kecenderungan ridging dan sinking akibat beban indentor. Sesudah beban
minor diberikan, spesimen langsung dikenakan beban mayor.
Kedalaman indentasi yang terkorvesi dalam skala langsung dapat diketahui nilainya dengan
membaca dial gage pada alat. Dial tersebut terdiri dari 100 bagian yang masing-masing
mempresentasikan pentetrasi sebesar 0,0002 mm. Dial disesuaikan sedemikian rupa sehingga nilai
kekerasan yang tinggi berkorelasi dengan kecil pentrasi. Kekerasan rockwell dapat dibagi menjadi
beberapa jenis antara lain:
 Rockwell A Indentor berupa kerucut intan dengan pembeban 60 kg. Umumnya digunakan
pada jenis logam yang sangat keras.
 Rockwell B Indentor berupa bola baja dengan diameter 1,6 mm dan pembeban 100 kg.
Umumnya digunakan pada material yang lunak.
 Rockwell C Indentor berupa kerucut intan dengan pembeban 150 kg.
Umumnya digunakan untuk logam-logam yang diperkeras dengan pemanasan. Pembagian ini
berdasarkan kombinasi jenis indentor yang digunakan dengan beban yang diberikan. Kelemahan
dari uji kekerasan ini adalah perlu faktor konversi agar hasil dapat dibandingkan.
5. Metode Vickers
Uji Kekerasan ini menggunakan indentor berbentuk piramida intan dengan berbentuk dasar bujur
sangkar dengan besar sudut 136 derajat terhadap kedua sisi yang berhadapan. Besar sudut itu
digunakan karena merupakan perkiraan rasio terideal indentasi diameter bola pada uji brinell. Besar
bebanindentor bervariasi antara 1 kg sampai 120 kg yang disesuaikan dengan tingkat kekerasan
material spesimen. Prinsip dari uji kekerasan vickers adalah besar beban dibagi dengan luas daerah
indentasi

Pada uji vickers ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menentukan nilai kekerasan
sehingga jarang dipakai pada pengujian yang rutin.

6. Metode Microhardness
Metalurgi jaman sekarang yang berkembang membutuhkan penentuan kekerasan pada permukaan
yang sangat kecil. Uji pengujian spesimen ini, metode yang paling tepat digunakan adalah indentor
knoop. Metode ini merupakan pengembangan dari uji vickers namun beban yang lebih kecil.
Indentor Knoop adalah piramida intan yang membentuk indentasi berbentuk layang-layang dengan
perbandingan diagonal 7:1 yang menyebabkan kondisi regangan pada daerah terdeformasi.

C = Konstanta Indentor

Kelebihan dari indentor knoop adalah kedalaman dan luas daerah indentasi knoop hanya sekitar
15% dari luas daerah vickers. Oleh karena itu, metode ini cocok untuk spesimen yang tipis, kecil
atau kecenderungan untuh patah getas saat pengujian

Secara umum semua sifat mekanik dapat terwakili oleh sifat kekerasan bahan, orang berasumsi bahwa yang
keras itu pasti kuat, sehingga “jika dibutuhkan bahan yang kuat, maka pilih bahan yang keras” ini
merupakan pernyataan yang keliru, bahwa ada suatu bahan yang memiliki kesebandingan antara kekerasan
dengan kekuatan itu benar tetapi ada juga sifat yang justru perbandingannya terbalik bahwa bahan yang
keras akan rapuh. Oleh karena itu diperlukan definisi yang spesifik antara kekerasan dengan kekuatan
kendati masing-masing memilki korelasi.

Anda mungkin juga menyukai