Soni Darmawan1
Tin Budi Utami2
Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana Jakarta
Email: 1sonidarmawan08@yahoo.com; 2tinbudiutami@yahoo.com
ABSTRAK
Kawasan Permukiman Kayu Besar adalah permukiman perkampungan yang terletak di Kota
Jakarta yang dikelilingi oleh kawasan Perkantoran Pantai Indah Kapuk. Dalam perkembangannya,
kawasan permukiman tumbuh semakin padat, sehingga ruang terbuka semakin sempit. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalah yang berkaitan dengan pola
pemanfaatan ruang terbuka dan faktor-faktor pembentuk ruang terbuka di pemukiman kampung
kota. Keterbatasan ruang terbuka menjadi permasalahan dalam spasial kota dan interaksi sosial
masyarakat. Metode penelitian ini menggunakan teori Behavioral Mapping, pengumpulan data-
data dari penelitian ini dilakukan dengan cara survei lokasi, wawancara, dan mendokumentasikan
kegiatan masyarakat kampung tersebut untuk kemudian dianalisis dengan metoda deskriptif
kualitatif. Setelah dilakukan analisis dari data-data lokasi dan dikaitkan dengan teori-teori terkait,
maka didapatkan kesimpulan umum bahwa pada kampung kota terjadi hubungan masyarakat yang
masih memiliki sifat kekerabatan yang erat dan saling mempengaruhi satu sama lain baik dalam
hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok, pada ruang umum
yang pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari
masyarakatnya. Secara khusus disimpulkan bahwa keterbatasan lahan yang ada tidak dijadikan
masalah yang dapat menghambat warga pemukiman Kayu Besar untuk berinteraksi sosial.
Kegiatan berkumpul tetap dapat dilakukan baik pada halaman rumah, koridor jalan, dan warung.
Kebutuhan ruang yang cukup luas sehingga masyarakat memanfaatkan kali untuk membangun
ruang komunal. Meskipun ruang berkumpul tersebut tidak responsive, tetapi dapat memenuhi
aktifitas masyarakat sehingga menimbulkan kesan democratic, comfort, dan meaningful.
Kata Kunci : Kampung Kota, Behavioral Mapping, Teritoritas, Ruang Publik, Kayu Besar
ABSTRAK
The Area of Large Timber Habitation is a settlement located in Jakarta surrounded by the area of
Indah Kapuk Beach Offices. In its development, residential areas grow increangly crowded, so that
the open space is getting narrower. The objectives of this research are indentifying problems of
utilization system of open space and factors forming open space in urban and rural settlements.
The limitation of open space being a problem in the spatial city and social interaction of society.
The reasearch method is by using Behavioral Mapping theory, datas collection of this research are
obtained by survey in to location, interview, and documented that village society to analyzed by
using qualitative descriptive method. After analyzed from location datas and associated with related
theories, therefore, generally it can be concluded that in urban village occured society relationships
that still had a close kinship and affected each other both in relationships between individuals,
groups, athough individuals and groups, in a common space which was basically a container that
can be accomodated certain activities from those societies. Specifically, it can be concluded that
the limitation of existing land was not a problem that can be inhibited citizen of Large Timber
habitation for social interacted. Gathering activities can still be done both on house yard, road
corridor and stall. The necessity space was wide enough until society utilized river to build the
communal space. Whereas, the gathering space was not responsive, but can be fulfilled activities
of society until created democratic impression, comfort, and meaningful.
Keyword: Urban Village, Behavioral Mapping, Teritoritas, Public Space,Kayu Besar
Soni Darmawan, Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Pada Pemukiman Kampung Kota. 127
Jalan Kayu Besar, Cengkareng, Jakarta Barat.
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.3 Juli 2018 : 127-136
Soni Darmawan, Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Pada Pemukiman Kampung Kota. 128
Jalan Kayu Besar, Cengkareng, Jakarta Barat.
p-ISSN : 2088-8201 e-ISSN : 2598-2982
Soni Darmawan, Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Pada Pemukiman Kampung Kota. 130
Jalan Kayu Besar, Cengkareng, Jakarta Barat.
p-ISSN : 2088-8201 e-ISSN : 2598-2982
PAGI
(07:00-
09:00)
pada pagi hari aktifitas di dominasi oleh ibu- Terjadi perubahan aktivitas dimana, saat pagi
ibu untuk berjemu atau sekedar berkumpul di hari, pada periode minggu, aktifitas di dominasi
sekitar warung, selain itu ruang terbuka oleh anak-anak, sebagai area bermain.
dimanfaatkan sebagai area parkir bermotor.
SIANG
(12:00-
14:00)
Siang hari kecenderungan masyarakat Tidak banyak perubahan yang terjadi pada
masih melakukan aktivitas diluar didominasi periode ini, titik ativitas menujukan bahwa
oleh ibu rumah tangga yang memiliki waktu aktivitas masih di dominasi oleh ibu, hanya saja
lebih luang untuk beraktivitas hal tersebut teras-teras rumah warga menjadi area
dimanfaatkannya untuk berkumpul dan berkumpul dan gazebo, dimanfaatkan oleh
mengasuh anak, pemanfaatan dilakukan anak-anak untuk beraktifitas, berkumpul dan
sebagian remaja anak sekolah yang telah bermain.
pulang sekolah biasa memanfaatkan gazebo
sebagai ruang bersama.
Soni Darmawan, Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Pada Pemukiman Kampung Kota. 131
Jalan Kayu Besar, Cengkareng, Jakarta Barat.
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.3 Juli 2018 : 127-136
v
v
v
v
v
v
SORE
(16:00-
18:00)
Terjadi peningkatan titik aktivitas pada sore Perubahan pola aktivitas terjadi pada sore hari
hari pemanfaatan ruang terbuka didominasi periode minggu, dimana titik aktivitas di
oleh orang dewasa berkumpul di teras-teras dominasi oleh ibu-ibu yang berkumpul di teras-
rumah dan anak-anak bermain dan tersebar teras hunian warga
hampir disepanjang koridor jalan.
MALA
M
(19:00-
21:00)
pada malam hari warga kayu besar yang Tidak banyak perubahan yang terjadi hanya
melakukan aktivitas di luar ruang terbuka, di terjadi penambahan Pola aktivitas yang
gazebo-gazebo yang mereka buat diatas mengalami penambahan pada malam minggu,
kali. Anak-anak di masjid untuk mengaji, Ibu dimana aktivitas didominasi oleh remaja laki-laki
rumah tangga, orang dewasa lebih banyak dan anak-anak untuk berkumpul.
melakukan aktivitas di dalam rumah. Namun
pada malam hari kecenderungan remaja
malakukan aktivitas diluar dari koridor dan
salah satu teras rumah warga.
Soni Darmawan, Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Pada Pemukiman Kampung Kota. 132
Jalan Kayu Besar, Cengkareng, Jakarta Barat.
p-ISSN : 2088-8201 e-ISSN : 2598-2982
Soni Darmawan, Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Pada Pemukiman Kampung Kota. 133
Jalan Kayu Besar, Cengkareng, Jakarta Barat.
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.3 Juli 2018 : 127-136
Jakarta Barat yang senang berkumpul dan Dalam berinteraksi dan beraktivitas sehari –
bersosialisasi menjadikan titik-titik pertemuan hari masyarakat membentuk wilayah atau
warga menjadi lokasi yang penting untuk daerah-daerah yang dianggap masuk dalam
dikaji. kekuasaanya, pemanfaatan ketika ruang
4. KESIMPULAN DAN SARAN yang digunakan untuk kepentingan pribadi
adalah yang terdekat dengan tempat tinggal
4.1. Kesimpulan
baik di depan, samping atau belakang, serta
Keterbatasan ruang public, dan kecilnya pemanfaatan ruang bersifat privat sebaliknya
sirkulasi jalan sehingga masyarakat dimanfaatkan sebagai ruang publik yang
berinisisiatif untuk melakukan pelebaran digunakan sebagai kegiatan interaksi
jalan di atas kali pinggir jalan, strategisnya maupun kegiatan komersial.
lokasi sangat mempengaruhi pola
pemanfaatan ruang terbuka atau koridor, Menurut sifatnya, ruang publik yang terdapat
ruang terbuka, terkhusus koridor dalam di jalan kayu besar RT. 02,Cengkareng ,
penelitian ini, sebagai wadah besar dalam Jakarta Barat ini dapat digolongkan menjadi
terjadinya kegiatan dengan kecenderungan 4 yaitu:
konflik penguasaan ruang menjadikan
1. Demokratic. ruang publik yang dimaksud
sehingga menciptakan rasa toleransi dan
yaitu halaman teras musola, teras rumah,
sosial satu dengan lainnya. Aktivitas
gazebo, warung dan Koridor Jalan
masyarakat dalam membentuk suatu pola
2. Meaningful, ruang publik yang dimaksud
pemanfaatan, penguasaan bersifat privat-
yaitu 3 buah gazebo dan warung.
publik maupun publik privat dengan faktor-
3. Comfortable. ruang publik yang dimaksud
faktor yang mempengaruhinya (elemen fisik).
yaitu gazebo yang sengaja dibuat unutk
Fenomena tersebut terjadi akibat dari peran
area komunal atau bersama, hal ini yang
tata kelola lingkungan yang melegalkan
dijadikan sebagai tolok ukur kenyamanan
aktivitas pemanfaatan koridor guna
bagi penggunana karena area tersebut
meminimalisir konflik dan hal-hal yang tidak
selalu ramai untuk berkumpul dan
diinginkan.
beraktivitas
4.2. Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka 4. Responsive. ruang publik yang dimaksud
yaitu adalah halaman teras musola, kali
Dari hasil pengamatan yang dilakukan,
dan koridor jalan.
ternyata ketersedian ruang terbuka atau area
publik sangat minim, aktivitas warga yang 4.4. Tata Kelola dan Regulasi
terjadi di Jalan Kayu Besar RT02, cenderung
Adapun, Salah satu dampak yang
memanfaatkan koridor, dan teras-teras
ditimbulkan terhadap fasilitas-fasilitas baik
rumah sebagai wadah untuk beraktivitas dan
fasum maupun fasos adalah terjadinya
bersosialisasi, adapun pemanfaatan
penambahan fungsi terhadap fasilitas
kali,sebagai ruang komunal dengan
tersebut yang bukan merupakan fungsi
membangun perkerasan secara ilegal,
sebenarnya dan menimbulkan konflik dengan
sebagai pelebaran koridor untuk
fungsi fasilitas tersebut. Contoh pemanfaatan
penambahan ruang, seperti kebutuhan untuk
fasilitas umum yang memiliki fungsi lain
area parkir, area jemuran, kandang
sebagai dampak dari keterbatasan akan
peliharaan dan bahkan untuk menaruh
ruang terbuka publik adalah pemanfaatan
taman-taman hias. Dan pembangunan
koridor jalan yang selain berfungsi sebagai
Gazebo-Gazebo (bangunan tidak permanen)
sirkulasi bagi warga kampung kota juga
di atas kali sebagai ruang komunal warga
mengakomodir beragam aktivitas didalamnya
untuk berkumpul.Aktivitas warga dan anak-
antara lain aktivitas sosial warga, tempat
anak yang terjadi pada ruang terbuka
bermain anak. Dan melakukan pelebaran
membentuk suatu pola yang mengacu pada
jalan, di atas kali saluran air, sehingga
periode waktu dari hasil pemetaan aktivitas
menyulitkan dalam melakukan pembersihan
berdasarkan periode waktu (pagi hari, siang
sampah di kali. Sedangkan berdasarkan
hari, sore hari dan malam hari) dan periode
Permen PU 12-2009 terkait penyediaan
hari yaitu hari kerja (Senin, Rabu, Jumat) dan
sarana Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada
hari libur (Minggu).
skala RT untuk jumlah penduduk 250 harus
ada minimal 250 m2 lahan yang berfungsi
4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi sebagai RTH dengan radius jangkauan 300
Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka m dari rumah warga. Namun pada
kenyataannya RTH yang salah satu
fungsinya sebagai ruang bermain anak
Soni Darmawan, Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Pada Pemukiman Kampung Kota. 135
Jalan Kayu Besar, Cengkareng, Jakarta Barat.
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.7 No.3 Juli 2018 : 127-136
belum tersedia di pemukiman, Jalan Kayu Ihsan, Faris Rifqi. (2014). Pola Penggunaan
Besar RT/RW 02/11, Cengkareng, Jakarta Ruang Komunal Di Kampung Deret RT
Barat. 014 RW 01, Tanah Tinggi, Kecamatan
Johar Baru, Jakarta Pusat.
4.5. Saran/Rekomendasi
4.5.1. Rekomendasi Praktek Ilyas, A.(2016). Pola Pemanfaatan Koridor di
Pemukiman Padat (Studi Kasus Kampung
Keterbatasan lahan pada ruang publik di
Lengkong Kiai RT.01, BSD, Tangerang).
Jalan Kayu Besar RT/RW 02/11 dapat
Kecamatan Blimbing, Kota
disiasati dengan mengelola kembali koridor
Malang). Jurnal Mahasiswa
yang sudah ada serta melengkapi sarana
Sosiologi, 2(2).
dan prasarana untuk memfasilitasi ruang
tersebut agar aktifitas interaksi sosial warga
Niswah, A., Ardio, K., Jalu, K., Edward, H., &
dapat berjalan dengan lebih baik.
Indra, Y. (2016). Pengaruh Modernisasi
4.5.2. Rekomendasi Riset Selanjutnya Terhadap Pola Ruang Hunian Pada Desa
Adat Tenganan Pegringsingan Bali.
Penelitian ini dilakukan pada saat memasuki
libur hari raya Idul Fitri dimana observasi Sangalang, I., & Adji, F. F. (2014). Pengaruh
terkendala oleh banyaknya warga yang Kondisi Hunian Dan Lingkungan
pulang kampung, sehingga perlu diadakan Terhadap Keberlanjutan Permukiman
penelitian lebih lanjut dengan musim yang Tepi Sungai Studi Kasus: Kampung
berbeda sebagai perbandingan. Adapun Pahandut Dan Desa Danau Tundai Di
pelaksanaan pengambilan data dilakukan Kota Palangka Raya. Jurnal Perspektif
selama 2 minggu berturut-turut berdasarkan Arsitektur│ Volume, 9(2).
dua periode yaitu periore hari (Senin, Rabu,
Jumat dan Minggu) dan periode waktu (Pagi, Santoso, H. (2009). Persepsi Mahasiswa
Siang, Sore dan Malam) dengan rentang Terhadap Ruang Komunal Sebagai
waktu observasi selama dua jam dalam satu Tempat Interaksi Sosial (studi kasus :
periode waktu. Sehingga penelitian lebih Fakultas Ilmu Pendidikan
lanjut perlu dilakukan dengan periode waktu UNNES)(doctoral dissertasion,
yang lebih luas untuk memperbanyak sampel Universitas Negri Semarang).
dalam membuktikan hubungan antara
aktivitas dengan setting lingkungan. Surtiani, E. E. (2006). Faktor-faktor yang
mempengaruhi terciptanya kawasan
5. DAFTAR PUSTAKA permukiman kumuh di kawasan pusat
kota (studi kasus: kawasan pancuran,
Anita, J., Gustya, F., Erawati, L. R., & salatiga) (Doctoral dissertation, program
Sukma, M. D. (2013). Kajian Terhadap Pascasarjana Universitas Diponegoro).
Ruang Publik Sebagai Sarana Interaksi
Warga di Kampung Muararajeun Lama, Warsono, A. (2006). Perkembangan
Bandung. REKA KARSA, 1(1). Permukiman Pinggiran Kota Pada Koridor
Jalan Kaliurang Kecamatan Ngaglik
Egam, P. P. (2009). Intervensi Perilaku Lokal Kabupaten Sleman (Doctoral dissertation,
Terhadap Pemanfaatan Ruang program Pascasarjana Universitas
Publik. EKOTON, 9(2), 57-62. Diponegoro).
Firmandhani, Satriya Wahyu., Setioko,
Bambang. (2013). Faktor Pembentuk
Persepsi Ruang Komunal Di Pemukiman
Nelayan (Studi Kasus: Pemukiman
Nelayan Tambak Mulyo Semarang).
TEKNIK – Vol. 34 No.2, ISSN 0852-169.
Soni Darmawan, Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Pada Pemukiman Kampung Kota. 136
Jalan Kayu Besar, Cengkareng, Jakarta Barat.