Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MIKROBIOLOGI

”Media Dalam Pertumbuhan Mikroba”

Disusun Oleh :

Nama / NIM : Mulfira Yanti / 17010108004


Mata Kuliah : Mikrobiologi
Dosen Pengampuh : Dr. Jumarddin La Fuah S.Si.,
M.Si.

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan
nikmat sehat, iman, dan Islam pada kita semua, sehingga segala kendala dalam
upaya dalam penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Salawat dan Salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad Saw. manusia
pilihan Allah yang membawa Risalah kepada kita semua, sehingga kita terlepas
dari belenggu kebodohan, kesesatan dan mengajak serta membimbing kita menuju
alam Ilmu Pengetahuan tentunya dengan Iman dan Islam.
Makalah yang kami tulis ini bertemakan Mikrobiologi dengan judul
“medium dalam pertumbuhan mikroba” yang insya Allah akan menambah
wawasan pembaca dalam memahami makalah ini. Selain itu juga untuk
menambah ilmu, dan wawasan bagi para pembaca tentang mata kuliah ini.
Terimakasih saya mengucapkan Kepada Bapak Dr. Jumarddin La Fuah
S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah Mikrobiologi yang telah
memberikan kami tugas penting ini. Dalam makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan-kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja, oleh sebab itu, kami
mohon kritik dan saran dari pembaca guna tercipta kesempurnaan dalam
penulisan makalah-makalah yang akan datang.
Inilah sedikit kata-kata yang telah kami susun dalam lembaran-lembaran
yang kami harapkan akan memberikan ilmu pengetahuan kepada kita semua.
Semoga kita dapat mengamalkan ilmu-ilmu yang terkandung didalamnya, Aamiin
ya Rabbal Alamiin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Kendari, 30 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal.
KATAPENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ...................................................................................... 1
b. Rumusan masalah ................................................................................. 1
c. Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
a. Fungsi Medium ………………………………………………………. 3
b. Syarat-syarat Medium ………………………………………………... 3
c. Bentuk Medium ……………………………………………………… 4
d. Macam-macam Medium Berdasarkan Sususannya ………………….. 6
e. Jenis Medium Berdasarkan Fungsinya ………………………………. 7
f. Kultur Cair …………………………………………………………… 9
g. Pengertian Strerilisasi ………………………………………………… 9
h. Cara Sterilisasi Media …………………………….………………….. 10
i. Sterilisasi Medium dan Pemeliharaan Bakteri ……………………….. 12
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan ........................................................................................... 16
b. Saran ..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan suatu makhluk hidup yang tidak dapat
dilihat secara langsung atau dengan kasat mata. Mikroorganisme terbagi atas
beberapa hal yaitu bakteri, virus, candida, dan protozoa. Untuk mengetahui
jenis dan penanganan suatu mikroorganisme tersebut maka terlebih dahulu
kita harus mengetahui bagaimana metode pengambilan sampel pengambilan
apusan guna mendukung pemeriksaan dan penindakan pada saat akan
melakukan tindakan.
Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang
meliputi bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi
dan penampakan koloninya. Oleh karena itu, untuk melihat dengan jelas
penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan atau
piaraan organisme.
Menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni)
digunakan media. Media merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan
untuk pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba
tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media
padat, media setengah padat, media cair, dan berdasarkan komposisinya, yaitu
media sintesis, media semi sintesis, dan media non sintesis. Dari media
tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Fungsi medium?
2. Apa saja syarat-syarat medium?
3. Apa saja macam-macam medium berdasarkan susunannya?
4. Apa saja jenis-jenis medium berdasarkan fungsinya?
5. Apa yang dimaksud dengan Kultur Cair?

1
6. Apa yang dimaksud dengan Pengertian strelisasi?
7. Bagaimana cara sterilisasi media?
8. Bagaimana sterilisasi medium dan pemeliharaan bakteri?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui fungsi medium?
2. Untuk mengetahui syarat-syarat medium?
3. Untuk mengetahui macam-macam medium berdasarkan susunannya?
4. Untuk mengetahui saja jenis-jenis medium berdasarkan fungsinya?
5. Untuk mengetahui Kultur Cair?
6. Untuk mengetahui Pengertian strelisasi?
7. Untuk mengetahui cara sterilisasi media?
8. Untuk mengetahui sterilisasi medium dan pemeliharaan bakteri?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Medium
Media (medium) adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan  perhitungan jumlah
mikroba. Dapat disimpulkan media adalah suatu bahan yang terdiri atas
campuran nutrisi (nutrient) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba.
Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan
penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain
itu media juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan
dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium.
Media juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat
koloni/pertumbuhan mikroorganisme, serta sifat-sifat biokimiawinya. Di
dalam laboratorium mikrobiologi kedokteran media juga dapat digunakan
untuk pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan
perubahan virulensi dan lain-lain.

B. Syarat-Syarat Medium
Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis
sebagai pengganti keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar
bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan
tersebut yaitu:
1. Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
2. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH
yang sesuai dengan kebutuhan bakteri. 
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang
dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

3
C. Bentuk-Bentuk Medium
Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat
pemadatan, seperti agar-agar, gelatin dan sebagainya. Ada tiga bentuk media,
yaitu:
1. Media padat
Dimana pada media digunakan bahan pemadat, misalnya agar-agar.
Jumlah tepung agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis mikroba
yang dibiakkan. Bila mikroba memerlukan kadar air tinggi maka jumlah
tepung agar harus rendah/sedikit, tetapi bila kadar air harus rendah maka
penambahan tepung agar harus lebih banyak. Media padat umumnya
dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan kadang-kadang mikroalgae.
Media ini terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu:
a. Bentuk lempeng, media dibekukan di dalam cawan pertri.
b. Bentuk miring, media dibekukan dalam keadaan miring di dalam
tabung reaksi.
c. Bentuk tegak, media dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung.
Tabel 1. Media Agar Padat

Media Agar Padat (1,5 – 2% agar)


N
Media Kegunaan
o
Mengasingkan/mempelajari koloni
1. Agar Nutrien
bakteri.
Membiakkan bakteri yang
2. Agar Darah memerlukan nutrisi tinggi dan melihat
adanya reaksi hemolisis.
Agar Coklat Medium selektif untuk
3.
Thayer Martin membiakkan, Neisseria sp
Medium selektif dan diferensial untuk
4. Agar Endo
membiakkan bakteri entrik.
Agar Eosin
Medium selektif dan diferensial untuk
5. Methylene
membiakkan bakteri entrik.
Blue (EMB)
Agar Salmonella Medium selektif dan diferensial untuk
6.
Shigella membiakkan Salmonella dan shigella.
Agar Thiosulphate Medium selektif dan diferensial untuk
7. Citrate Bile membiakkan Vibrio cholera dan
Sucrose(TCBS) Vibrio sp. Lainnya.

4
Mebiakkan Corynebacterium
8. Serum Loeffler
diphteriae.
Medium selektif untuk
9. Agar Darah Telurit
menbiakkan  Corynebacterium sp.
10 Triple Sugar Iron Melihat kemampuan bakteri dalam
. Agar meragi gula-gula dan membentuk H2S.
11
Lowenstein Jansen Membiakkan Mycobacterium sp.
.
12
Agar Sabouraud Membiakkan koloni jamur.
.

2. Media cair
Yaitu bila ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat.
Umumnya dipergunakan untuk pembiakan mikroalgae, kadang-kadang
bakteri dan ragi.
Tabel 2. Media Cair

Media Cair
No Media Kegunaan
Membiakkan bakteri atau membuat
1. Kaldu
suspensi bakteri.
Membiakkan bakteri dan melihat hemolisis
2. Kaldu Darah
bakteri.
Membiakkan bakteri dan membuat
3. Air Pepton
suspense bakteri.
4. Perbenihan Tarozzi Membiakkan bakteri anairob.
Perbenihan Perbenihan transpor dan persemaian untuk
5.
Thioglikolat bakteri aerob dan anaerob.
Membiakkan bakteri enteric terutama
.6. Perbenihan Empedu
untukSalmonella sp.
Mengetahui kemampuan bakteri dalam
memfermentasi gula. Gula yang
digunakan:
1. Glukosa (tutup tabung berupa kapas
berwarna kuning).
7. Gula Air Pepton 2. Laktosa (tutup tabung berupa kapas
berwarna kuning).
3. Manitol (tutup tabung berupa kapas
berwarna hijau).
4. Maltosa (tutup tabung berupa kapas
berwarna merah).

5
3. Media semi padat atau semi cair
Yaitu bila penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang.
Umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak
memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif, atau untuk
pemeriksaan pergerakkan bakteri.
Tabel 3. Media semi padat atau semi cair
Media Agar Semisolid (0,5% Agar)

No Media Kegunaan

Melihat gerak bakteri dan dapat juga


1. Semisolid
digunakan untuk melihat reaksi indol.

D. Macam-Macam Medium Berdasarkan Susunannya


Berdasarkan persyaratan mengenai susunan media bagi pertumbuhan
bakteri maka berdasarkan susunanya, media di bagi atas :
1. Media alami
Yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang,
touge, daging, umbi-umbian dan sebagainya, pada saat ini media alami
yang banyak digunakan adalah dalam bentuk kultur jaringan. Contoh
media alami yang paling banyak digunakan adalah penggunaan telur untuk
pertumbuhan dan perkembanganbiakan virus.

2. Media Sintetik Atau Buatan


Yaitu media yang disusun oleh senyawa-senyawa kimia baik
organik maupun anorganik.
Contoh media sintetik bagi pertumbuhan bakteri Clostridium:
K2HPO4              0,5 gram
KH2PO4              0,5 gram
MgSO4                0,1 gram
NaCl                0,1 gram
CaCO3             secukupnya

6
3. Media Semi Sintetik
Yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan
bahan-bahan sintetik. Misalnya: Kaldu nutrisi untuk pertumbuhan bakteri:
Pepton                         10 gram
Ekstrak daging            10 gram
NaCl                            5 gram
Aquades                      1 liter

E. Jenis Medium Berdasarkan Fungsinya


Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan
dasar untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat
mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah
nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang
berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat
dibedakan. Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media
Sulfit Indol Motility (SIM), dsb. Dan media differensial merupakan media
yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia tertentu yang
menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-
perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba
tumbuh dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat.
Contohnya: Media Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate
Bile Salt (TCBS), dsb. Dan media selektif, merupakan media yang
ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor
yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-bahan kimia lainnya.
4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk
mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki

7
konstituen nutrisi yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu.
Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri
Salmonella thyposa dari tinja. DanMedia diperkaya (enrichment media),
media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu
campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-
poptasium Nitrat Agar.
5. Media pengkayaan adalah media ini umumnya mengandung bahan-bahan
tertentu yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
tertentu,tetapi di lain pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan
bakteri tertentu lainnya.misalnya media muller-kauffman mengandung
natrium tetrationat yang menunjang pertumbuhan salmonella tetapi
menghambat pertumbuhan Escherichia.
6. Media uji (identifikasi) adalah media yang digunakan untuk identifikasi
mikroba, medium litmus milk.umumnya ditambah dengan substansi
tertentu yang menjadi indikator, misalnya:
a) Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien
Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose
Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
b) Medium khusus(spesifik), merupakan medium untuk menentukan tipe
pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan
perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu
untuk Saccharomyces cerevisiae.
c) Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan
tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu
dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-
vitamin, antibiotika dan lain-lain.

8
d) Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang
digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan,
misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.
F. Kultur Cair
Kultur mikrobiologi, adalah suatu metode memperbanyak mikroba
pada media kultur dengan pembiak di laboratorium yang terkendali.
Microbial cultures atau kultur mikrobiologi digunakan untuk menentukan
jenis dari organisme tersebut, keberlimpahannya atau keduana. Ini adalah
metode diagnostik utama dari mikrobiologi dan digunakan sebagai alat untuk
menentukan penyebab dari penyakit infeksi dengan membiarkannya
berkembangbiak di medium tertentu.
Kultur bakteri dapat ditumbuhkan pada cawan petri berbagai
ukuranyang terisi lapisan agar. Cara lain dari kultur bakteri adalah kultur cair
(Liquid culture), dimana bakteri yang diinginkan direndam dalam cairan
kaldu (Liquid broth) yang merupakan media bernutrisi. Hal ini ideal untuk
persiapan Antimicrobial assay. Cairan ini akan diinokulasi cairan kaldu
dengan bakteri dan membiarkannya berkembang semalaman (mungkin
dipelukan penggoyang/shaker agar bakteri tumbuh seragam).
Kemudian dilakukanlah tes dengan berbagai macam obat atau protein
(Antimicrobial peptides) untuk melihat keampuhan dari tiap-tiap obat.
Sebagai pilihan, dengan menggunakan kultur cair statis dimana tidak
diperlukan penggoyang, tetapi perlu pemberian oksigen yang cukup untuk
mikroba tertentu.

G. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik yang berbentuk vegetatif maupun bentuk spora. Di
laboratorium mikrobiologi, sterilisasi merupakan proses yang sangat penting
bahkan merupakan keharusan. Baik pada alat-alat yang akan digunakan,
maupun bahan-bahan yang akan digunakan. Hal ini sangat penting karena bila
alat dan bahan tidak steril akan menyebabkan sulit untuk menentukan apakah

9
isolat kuman tersebut berasal dari spesimen pasien yang diperiksa atau dari
kontaminan.
Sterilisasi dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan
menggunakan metode tertentu dengan tujuan dapat memberikan hasil akhir
dimana tidak ditemukan lagi adanya mikroorganisme hidup. Sterilisasi dapat
dikombinasikan dengan pengemasan hemetis pada bahan pangan, hemetis
adalah pengemasan sangat rapat sehingga tidak dapat ditembus
mikroorganisme, air atau udara.
Sterilisasi suatu produk bertujuan untuk mendapatkan suatu produk
yang steril setelah melalui suatu proses sterilisasi dan diharapkan tidak
mengalami perubahan kualitas. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan secara
sterilisasi yang tepat sehingga dihasilkan suatu produk yang steril dengan
kualitas yang baik.
Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara fisik maupun kimia.
Metodefisik didasarkan pada tindakan pemanasan (proses autoclaving,
sterilisasi ternalkering atau sterilisasi ternal basah), iradiasi (irradiasi-ƴ), atau
pada pemisahan secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia mencakup
sterilisasi gas dengan etilenoksida atau gas lainnya dan menyampurkan agens
pensteril (misalnya glutalardehid) pada larutan desinfektan.

H. Cara Sterilisasi Media


Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh
mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba, digunakan alat dan
medium yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk membebaskan alat
atau bahan-bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh
mikroba. Sterilisasi ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Pemanasan, meliputi:
a. Sterilisasi dengan pemijaran (pembakaran alat-alat di atas lampu
spiritus sampai pijar).
b. Sterilisasi dengan udara panas (kering). Temperatur yang digunakan
170°C – 180°C selama 2 jam.

10
c. Sterilisasi dengan uap air panas. Digunakan untuk cairan dengan suhu
100°C.
d. Sterilisasi dengan uap panas bertekanan, menggunakan otoklaf dengan
suhu 121°C selama 12 – 30 menit.

2. Penyaringan
Dilakukan terhadap bahan cair yang sangat peka terhadap
pemanasan (misal: serum darah, toksin, larutan garam fisiologis) dan tidak
dapat disterilkan dengan pemanasan tinggi. Untuk itu digunakan filter
bakteri, misalnya Berkeled filter, Chamberland filter.

3. Sterilisasi Bahan Makanan


Sterilisasi bahan makanan dapat dilakukan dengan cara
memasukkan ke dalam uap air panas selama 1 jam dengan suhu 100°C
diulang selama tiga kali. Cara lain adalah dapat disterilkan dengan
menggunakan autoklaf (Pustekkom, 2005).
Faktor–faktor yang mempengaruhi sterilisasi pemanasan:
a. jenis pemanasan, kering atau basah
b. suhu dan waktu
c. jumlah organisme yang ada
d. apakah organisme tersebut memiliki kemampuan untuk membuat spora
e. jenis bahan yang mengandung organisme yang harus dibunuh
Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi.
Penggunaan autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan
sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan
meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0
serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung
vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera
didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat
langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril.

11
I. Sterilisasi Medium dan Pemeliharaan Bakteri
Medium merupakan suatu substansi yang terdiri dari campuran
nutrien yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan
mikroorganisme. Untuk dapat menjadi tempat tumbuh bagi mikroorganisme,
medium haruslah mengandung zat-zat yang diperlukan bagi pertumbuhaan
mikroorganisme tersebut, antara lainnya adalah senyawa-senyawa organik
(protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin.
Medium juga dapat dipergunakan untuk inokulasi, perbanyakan,
pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikrobia. Medium
yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dapat
diklasifikasikan berdasarkan komposisi atau senyawa penyusunnya,
konsentrasi atau bentuknya dan selektivitas atau fungsinya.
Berdasarkan komposisi/susunan kimia bahan penyusunnya, yaitu:
1. Medium organik, medium ini tersusun dari bahan-bahan organik.
2. Medium anorganik, medium ini tersusun dari bahan-bahan anorganik
3. Medium sintetik, medium ini tersusun dari senyawa yang tidak diketahui
komposisi kimianya secara tepat. Medium ini berisi garam anorganik
misalnya asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat atau senyawa
organik serta serta vitamin-vitamin.
4. Media nonsintetik, medium ini tidak diketahui komposisi kimianya secara
pasti.
Menurut (Pelezar. 1996) Pengelompokkan medium berdasarkan
fungsinya digolongkan menjadi 7 golongan, yaitu:
1. Medium umum, media ini yang ditambahkan dengan bahan-bahan yang
akan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum.
2. Medium khusus, medium ini menentukan tipe pertumbuhan dan 
kemampuan mikrobia dalam mengadakan perubahan-perubahan kimia
tertentu.

12
3. Media diperkaya (enrichment media), pada medium ini ditambahkan
komponen-komponen tertentu yang dapat menstimulasi pertumbuhan
mikroorganisme yang diharapkan.
4. Media selektif, pada medium ini ditambahkan komponen-komponen
tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang tidak
diinginkan. Komponen penghambat atau inhibitor yang digunakan berupa
antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
5. Media differensial, pada medium ini ditambahkan bahan kimia sehingga
mikroorganisme yang tumbuh memperlihatkan perubahan fisik sehingga
dapat dibedakan dengan mikroorganisme yang lainnya.
6. Medium penguji (Assay medium), merupakan medium yang digunakan
untuk menguji senyawa tertentu dengan bantuan bakteri.
7. Medium perhitungan jumlah mikroba merupakan suati medium spesifik
yang dipergunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada suatu
bahan.
Menurut Dwidjoseputro (1998), medium buatan manusia itu dapat
berupa: Medium Cair, Medium yang diperkaya, Medium yang kering.
Sedangkan berdasarkan konsistensinya, medium dibedakan menjadi :
1. Medium cair
Apabila medium cair merupakan ekstrak kompleks material biologis,
maka dinamakan broth.
2. Medium padat
Medium menjadi padat, karena adanya penambahan agar. Agar merupakan
agen pengeras yang baik karena tidak dapat terdegradasi oleh
mikroorganisme
3. Medium semi padat
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.
NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme
yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini
merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam

13
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,
untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri,
dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien agar)
karena yang komposisinya ekstrak daging sapi didalamnya mengandung
protein, karbohidrat, vitamin dan sedikit lemak juga terdapat adanya
beberapa factor pertumbuhan yang tidak mampu mensintesis
mikroorganisme.
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast
dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang
dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA cocok untuk pertumbuhan
jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu
terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk
pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan
bakteri.
Medium ekstrak tauge diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi,
dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan
untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung
pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Medium ekstrak tauge
mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino
dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi
untuk bermacam mikroorganisme.
Medium ekstrak daging komposisinya terdiri dari ekstrak daging,
sukrosa 30 gr/l, aquades, agar 10 gr, dan pepton 2,5 gr/l. Daging sapi
adalah jaringan otot yang diperoleh dari sapi yang biasa dan umum
digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Daging direbus terlebih
dulu untuk mengekstrak sari-sari pada daging. Dalam ekstrak daging
mengandung substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air yang
meliputi karbohidrat, vitamin, dan garam-garam.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah ini adalahsebagai berikut:
Media pertumbuhan bakteri atau media kultur bakteri adalah cairan
atau gel yang di desain untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan
sel. Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia
nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media
juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan
meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media
juga memiliki bentuk, jenis, sifat yang berbeda-beda.
Sterilisasi alat-alat atau bahan dapat dikerjakan dengan beberapa cara
yaitu Sterilisasi secara fisik contohnya pemanasan dan radiasi. Sterilisasi
secara mekanik misalnya dengan cara penyaringan yang digunakan untuk
bahan cair yang tidak tahan terhadap pemanasan yang tinggi. Sterilisasi
secara kimia misalnya desinfektan dan antiseptik.
Prinsip kerja oven adalah sterilisasi panas kering dengan aliran panas.
Prinsip kerja autoklaf adalah sterilisasi panas basah bertekanan dengan suhu
121oC dan tekanan 1 atm. Prinsip kerja laminair flow yaitu memanfaatkan
sinar UV (λ = 260 nm) untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Prinsip kerja
milipore filter yaitu mengalirkan bahan cair melalui pori-pori kecil yang tidak
bisa dilalui mikroorganisme tertentu. Prinsip kerja vacuum filter adalah
perbedaan antara tekanan yang berasal dari pompa dan disambungkan dengan
selang yang terdapat pada lubang di erlenmeyer. Prinsip inkubator yaitu
menciptakan kondisi optimum untuk pertumbuhan mikroorganisme. Prinsip
incubator shaker yaitu panas kering dan gerakan memutar.

15
Medium dasar cair ditambahkan pelarut berupa aquades sedangkan
medium dasar padat berupa agar nutrient dan terdapat tiga jenis medium yaitu
medium nutrien agar tegak, miring, dan petri. Komponen dari medium ekstrak
daging adalah daging, aquades, pepton, dan agar. Komponen medium ekstrak
tauge terdiri atas ekstrak tauge, aquades, sukrosa dan agar. Komposisi medium
ini adalah NA dan akuades. Komposisi medium ini adalah PDA dan aquades.
Komposisi dari medium nutrien broth adalah nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan mikrobia, sebagai sumber C dan sumber N.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. (http://id.m.wikipedia.org.kultur-cair?html.1 ) akses pada tanggal


30 Maret 2020.

Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Salemba


Medika, Jakarta.

Darwis, D., Warastuti, Y., dan Hardiningsih, L. 2009. Penentuan Dosisi Mikroba
Dengan Iradiasi Berkas Elektron Berdasarkan ISO 11137. Jurnal Ilmiah
Aplikasi Isotop dan Radiasi. 5(2) : 165-178.

Dwidjoseputro, D. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan, 1994.

Hadioetomo, R. S. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: PT Gramedia,


1993.

Hadioetomo, Ratna Siri. 1985. Mikrobiologi dasar dalam praktek: teknik dan
prosedur dasar  Laboratorium. Jakarta: Gramedia.

Purnawijayanti, H. A. 2001. Sanitasi, Higine dan keselamatan kerja


dalam pengolahan makanan. Kanisius, Yogyakarta.

Pruss, A. Girouil, E., dan Rushbrook, P. 2002. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Rachmawati, F. J. dan Triyana, S. Y. 2008. Perbandingan Angka Kuman pada


Cuci Tangan dengan Beberapa Bahan sebagai Standarisasi Kerja di
Laboratorium Mikrobiologi. Jurnal Logika. 5(1) : 9-17.

Schlegel G.H. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi 6. Yogyakarta: Gadjah Mada,


University Press.

Sutedjo. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Volk. Mikrobiologi


Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1993. Waluyo, Lud. Teknik dan Metode
Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: UMM-Press, 2008.

Waluyo, L. 2005. Mikrobilogi Umum. UMM Press: Malang.

17
18

Anda mungkin juga menyukai