A. PENGKAJIAN
Menurut Doenges et.al (2007) pengkajian anak yang mengalami penganiayaan seksual
(sexual abuse) antara lain :
1. Aktivitas atau istirahat : Masalah tidur (misalnya tidak dapat tidur atau tidur berlebihan,
mimpi buruk, berjalan saat tidur, tidur di tempat yang asing, keletihan.
2. Integritas ego
c. Perasaan bersalah, marah, takut dan malu, putus asa dan atau tidak berdaya
e. Penghindaran atau takut pada orang, tempat, objek tertentu, sikap menunduk, takut
(terutama jika ada pelaku)
f. Melaporkan faktor stres (misalnya keluarga tidak bekerja, perubahan finansial, pola
hidup, perselisihan dalam pernikahan)
3. Eliminasi
a. Enuresisi, enkopresis.
4. Makan dan minum : Muntah sering, perubahan selera makan (anoreksia), makan
berlebihan, perubahan berat badan, kegagalan memperoleh berat badan yang sesuai .
5. Higiene
6. Neurosensori
a. Perilaku ekstrem (tingkah laku sangat agresif/menuntut), sangat amuk atau pasivitas
dan menarik diri, perilaku tidak sesuai dengan usia
b. Status mental : memori tidak sadar, periode amnesia, lap[oran adanya pengingatan
kembali. Pikiran tidak terorganisasi, kesulitan konsentrasi/membuat keputusan. Afek
tidak sesuai, mungkin sangat waspada, cemas dan depresi.
c. Perubahan alam perasaan, kepribadian ganda, cinta, kebaikan dan penyesalan yang
dalam setelah penganiayaan seksual terjadi.
b. Berbagai keluhan somatik (misalnya nyeri perut, nyeri panggul kronis, spastik
kolon, sakit kepala)
8. Keamanan
a. Memar, tanda bekas gigitan, bilur pada kulit, terbakar (tersiran air panas, rokok) ada
bagian botak di kepala, laserasi, perdarahan yang tidak wajar, ruam/gatal di area genital,
fisura anal, goresan kulit, hemoroid, jaringan parut, perubahan tonus sfingter.
c. Perilaku mencederai diri sendiri (bunuh diri), keterlibatan dalam aktivitas dengan
risiko tinggi
d. Kurangnya pengawasan sesuai usia, tidak ada perhatian yang dapat menghindari
bahaya di dalam rumah
9. Seksualitas
c. Adanya PMS, vaginitis, kutil genital atau kehamilan (terutama pada anak).
Menarik diri dari rumah, pola interaksi dalam keluarga secara verbal kurang
responsif, peningkatan penggunaan perintah langsung dan pernyataan kritik, penurunan
penghargaan atau pengakuan verbal, merasa rendah diri. Pencapaian prestasi di sekolah
rendah atau prestasi di sekolah menurun.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Townsend (1998), dan Doenges et.al (2007) diagnosa keperawatan yang dapat
dirumuskan pada anak yang mengalami sexual abuse antara lain :
4. Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri, rasa takut
terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua dan anak yang
tidak memuaskan
5. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif
7. Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah, kurang umpan balik atau
umpan balik negatif yang berulang yang mengakibatkan penurunan makna diri
8. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan perasaan bersalah yang berlebihan,
marah atau saling menyalahkan diantara anggota keluarga mengenai perilaku anak,
kepenatan orang tua karena menghadapi anak dengan gangguan dalam jengka waktu lama
9. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri dan kebutuhan terapi
berhubungan dengan kurang sumber informasi, interpretasi yang salah tentang informasi.
C. INTERVENSI DAN RASIONAL
Menurut Videbeck (2008), Townsend (1998), dan Doenges et.al (2007), intervensi
keperawatan yang dapat dirumuskan untuk mengatasi diagnosa keperawatan diatas antara
lain :
Tujuan :
a. Tujuan jangka pendek : Luka fisik anak akan sembuh tanpa komplikasi
b. Tujuan jangka panjang : anak akan mengalami resolusi berduka yang sehat,
memulai proses penyembuhan psikologis.
Intervensi:
Rasional : Wanita tau anak yang telah diperkosa secara seksual takut terhadap
kehidupannya dan harus diyakinkan kembali keamanannya. Ia mungkin juga sangat
ragu-ragu dengan dirinya dan menyalahkan diri sendiri dan pernyataan-pernyataan ini
membangkitkan rasa percaya secara bertahap dan menumbuhkan kembali harga diri
anak
b. Jelaskan setiap prosedur pengkajian yang akan dilakukan dan mengapa dilakukan.
Pastikan bahwa pengumpulan data dilakukan dalam perawatan, cara tidak menghakimi
Rasional : Untuk menurunkan ketakutan atau ansietas dan untuk meningkatkan rasa
percaya
c. Pastikan bahwa anak memiliki privasi yang adekuat untuk semua intervensi-
intervensi segera pasca krisis. Cobaan sedikit mungkin orang yang memberikan
perawatan segera atau mengumpulkan bukti segera.
Rasional : Anak pasca trauma sangat rentan. Penambahan orang dalam lingkungannya
meningkatkan perasaan rentan ini dan bertindak meningkatkan ansietas
e. Diskusikan dengan anak siapa yang dapat dihubung untuk memberikan dukungan
atau bantuan. Berikan informasi tentang rujukan setelah perawatan
Rasional : Karena ansietas berat dan rasa takut, anak mungkin membutuhkan bantuan
dari orang lain selama periode segera pasca-krisis. Berikan informasi rujukan tertulis
untuk referensi selanjutnya (misalnya psikoterapi, klinik kesehatan jiwa, kelompok
pembela masyarakat)
Tujuan :
a. Tujuan jangka pendek : Anak mengenali dan menyatakan secara verbal pilihan-
pilihan yang tersedia dengan demikian merasakan beberapa kontrol terhadap situasi
kehidupan (dimensi waktu ditentukan secara individu)
Intervensi :
a. Dalam berkolaburasi dengan tim medis, pastikan bahwa semua cedera fisik, fraktur,
luka bakar mendapatkan perhatian segera, mengambiul foto jika anak mengijinkan
merupakan ide yang baik
b. Bawa anak wanita tersebut ke dalam area yang pribadi untuk melakukan
wawancara
Rasional : Jika anak disertai dengan pria yang melakukan pelecehan seksual pada anak,
kemungkinan besar ia tidak jujur sepenuhnya tentang cederanya atau pengalaman
seksualnya
c. Jika seorang anak wantia datang sendiri atau berserta dengan orang tuanya, pastikan
tentang keselamatannya. Dorong untuk mendiskusikan peristiwa pemerkosaan yang
telah dilakukan. Tanyakan pertanyaan tentang apakah hal ini telah terjadi sebelumnya.
Jika pelaku kekerasan seksual minum obat bius, jika anak tersebut memiliki tempat
yang aman untuk pergi dan apakah ia berminat dalam tuntutan yang mendesak
Rasional : Beberapa anak wanita berusaha untuk menyimpan rahasia tentang bagimana
cedera seksual yang dideritanya terjadi dalam usaha untuk melindungi orang tuanya
atau saudaranya atau karena mereka takut bahwa orang tuanya atau saudaranya akan
membunuh mereka jika menceritakan hal tersebut
Rasional : Membuat keputusan untuk dirinya sendiri memberikan rasa kontrol situasi
kehidupannya sendiri. Memberikan penilaian dan nasehat adalah tidak terapeutik
Tujuan :
Intervensi :
a. Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada anak. Buat catatan yang teliti
dari luka memarnya (dalam berbagai tahap penyembuhan), laserasi, dan keluhan anak
tentang area nyeri pada derah yang spesifik, misalnya kemaluan. Jangan mengabaikan
atau melalaikan kemungkinan penganiayaan seksual. Kaji tanda nonverbal
penganiayaan, perilaku agresif, rasa takut yang berlebihan, hiperaktivitas hebat, apatis,
menarik diri, perilaku yang tidaks esuai dengan usianya
Rasional : Suatu pemeriksaan fisik yang akurat dan seksama dibutuhkan agar perawatan
yang tepat dapat diberikan untuk pasien
b. Adakan wawancara yang dalam dengan orang tua atau orang dekat yang menyertai
anak. Pertimbangkan jika cidera dilaporkan sebagai suatu kecelakaan, apakah
penjelasan ini berlasan? Apakah cedera tersebut konsisten dengan penjelasan yang
diberikan? Apakah cedera tersebut konsisten dengan kemampuan perkembangan anak ?
Rasional : Ketakutan terhadap hukuman penjara atau kehilangan kesempatan
memelihara anak mungkin menempatkan orang tua penyiksa pada sikap membela diri.
Ketidaksesuaian dapat ditandai dalam deskripsi kejadian, dan adanya usaha untuk
menutupu keterlibatan merupakan suatu pertahanan diri yang umum yang dapat
dilepaskan dalam suatu wawancara yang dalam.
c. Gunakan pertandingan atau terapi bermain untuk memperoleh rasa percaya anak.
Gunakan teknik-teknik ini untuk membantu dalam menjelaskan sisi lain dari cerita anak
tersebut
Rasional : Menetapkan hubungan saling percaya dengans eorang anak yang teraniaya
sangatlah sukar. Mereka mungkin tidak ingin untuk disentuh. Jenis-jenis aktivitas
bermain ini dapat memberikan suatu lingkungan yang tidak mengancam yang dapat
meningkatkan usaha anak untuk mendiskusikan masalah-masalah yang menyakitkan ini
d. Tentukan apakah cedera yang dialami dibenarkan untuk dilaporkan kepada yang
berwenang. Undang-Undang negara yang spesifik harus masuk ke dalam keputusan
apakah ya atau tidak untuk melaporkan dugaan penganiayaan seksual anak.
Rasional : Suatu laporan (umumhya dibuat) jika ada alasan untuk mencurigai bahwa
seseorang anak telah dicederai sebagai suatu akibat penganiayaan seksual. Alasan untuk
mencirugai ditetapkan saat ada tanda-tanda ketidaksesuaian atau ketidakkonsistenan
dalam menjelaskan cedera pada anak. Kebanayakan negara membutuhkan individu-
individu berikut melaporkan kasus dari anak yang dicurigai dianiaya seksual : semua
pekerja kesehatan, semau terapis kesehatan jiwa, guru-guru, pengasuh-pengasuh anak,
pemadam kebakaran, anggota medis gawat darurat dan anggota penyelenggara hukum.
Laporan dibuat oleh Departemen Pelayanan Sosial dan rehabiulitasi atau Badan
penyelenggara Hukum.
4. Koping individu tidak efektif berhubungan dengankelainan fungsi dari system keluarga
dan perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan dan pengabaian anak
Tujuan :
a. Anak mengembangkan dan menggunakan keterampilan koping yang sesuai dengan
umur dan dapat diterima sosial dengan kriteria hasil :
c. Anak mampu mengekspresikan kemarahan dengan cara yang dapat diterima secara
sosial
Intervensi:
Rasional : penting bagi anak untuk nmencapai sesuatu, maka rencana untuk aktivitas-
aktivitas di mana kemungkinan untuk sukses adalah mungkin. Sukses meningkatkan
harga diri
Rasional : Komunikasi dari pada penerimaan anda terhadapnya sebagai makhluk hidup
yang berguna dapat meningkatkan harga diri
c. Sediakan waktu bersama anak, keduanya pada saty ke satu basis dan pada
aktivitas-aktivitas kelompok
Rasional : Hal ini untuk menyampaikan pada anak bahwa anda merasa bahwa dia
berharga bagi waktu anda
f. Memberi dorongan dan dukungan kepada anak dalam menghadapi rasa takut
terhadap kegagalan dengan mengikuti aktivitas-aktivitas terapi dan melaksanakan tugas-
tugas baru. Beri pangakuan tentang kerja keras yang berhasil dan penguatan positif bagi
usaha-usaha yang dilakukan
5. Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri, rasa takut
terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua dan anak yang
tidak memuaskan
Tujuan :
Intervensi :
Rasional : tegangan dan ansietas dilepaskan dengan aman dan dengan manfaat bagi
anak melalui aktivitas-aktivitas fisik
c. Anjurkan anak untuk mengidentifikasi perasaan-perasaan yang sebenarnya dan
untuk mengenali sensiri perasaan-perasaan tersebut padanya
Rasional : Anak-anak vemas sering menolak hubungan antara masalah – masalah emosi
dengan ansietas mereka. Gunakan mekanisme - mekanisme pertahanan projeksi dan
pemibdahan yang dilebih-lebihkan
Rasional : Rencana tindakan memberikan anak perasaan aman untuk penanganan yang
lebih berhasil terhadap kondisi yang sulit jika terjadi lagi
h. Berikan obat-obatan dengan obat penenang sesuai dengan yang diperintahkan. Kaji
untuk keefektifitasannya, dan beri petunjuk kepada anak mengenai kemungkinan efek-
efek samping yang memberi pengaruh berlawanan
a. Anak mampu untuk mencapai tidur tidak terganggu selama 6 sampai 7 jam setiap
malam dengan kriteria hasil:
d. Anak mampu untuk mulai tidur dalam 30 menit dan tidur selama 6 sampai 7 jam
tanpa terbangun
Intervensi :
Rasional : Ansietas yang dirasakan oleh anak dapat mengganggu pola tidur anak
sehingga perlu diidentifikasi penyebabnya
d. Pastikan bahwa makanan dan minuman yang mengandung kafein dihilangkan dari
diet anak
f. Buat jam-jam tidur yang rutin, hindari terjadinya penyimpangan dari jadwal ini
Rasional : Tubuh memberikan reaksi menyesuaikan kepada suatu siklus rutin dari
istirahat dan aktivitas
g. Beri jaminan ketersediaan kepada anak jika dia terbangun pada malam hari dan
dalam keadaan ketakutan
7. Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah, kurang umpan balik atau
umpan balik negatif yang berulang yang mengakibatkan penurunan makna diri
Tujuan :
e. Anak berinteraksi dengan orang lain dengan situasi-situasi kelompok tanpa bersikap
defensif
Intervensi :
b. Beri semangat kepada anak untuk menteahui dan mengungkapkan dan bagaimana
perasaan ini menimbulkan perilaku defensif, seperti menyalahkan oprang lain karena
prilakunya sendiri
Rasional : Pengenalan masalah adalah langkah pertama pada proses perubahan ke arah
resolusi
c. Berikan segera sebenarnya umpan balik yang tidaj mengancam untuk perilaku-
perilaku yang tidak dapat diterima
Rasional : Anak mungkin kurang pengetahuan tentang bagaiamna dia diterima oleh
orang lain. Berikan informasi ini dengan cara yang tidak mengancam dapat membantu
untuk mengeliminasi perilaku yang tidak diinginkan
e. Berikan dengans egera umpan balik positif bagi perilaku-perilaku yang dapat
diterima
Rasional : Umpan balik positif meningkatkan harga diri dan memberi semangat untuk
mengulangi perilaku-perilaku yang diinginkan
8. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan perasaan bersalah yang berlebihan,
marah atau saling menyalahkan diantara anggota keluarga mengenai perilaku anak,
kepenatan orang tua karena menghadapi anak dengan gangguan dalam jangka waktu lama
Tujuan :
a. Orang tua mendemonstrasikan metode intervensi yang lebih konsisten dan efektif
dalam berespons perilaku anak dengan kriteria hasil :
Intervensi :
a. Berikan informasi dan material yang berhubungan dengan gangguan anak dan
teknik menjadi orang tua yang efektif
c. Beri umpan balik positif dan dorong metode menjadi orang tua yang efektif
Rasional : Penguatan positif dapat meningkatkan harga diri dan mendorong kontinuitas
upaya
Rasional : Masalah keluarga mempengaruhi semua anggota keluarga dan tindakan lebih
efektif bila setiap orang terlibat dalam terapi tersebut
f. Rujuk pada sumber komunitas esuai indikasi, termasuk kelompok pendukung orang
tua, kelas menjadi orang tua
Tujuan :
Intervensi :
a. Berikan lingkungan yang tenang, ruang kelas berisi dirinya sendiri, aktivitas
kelompok kecil. Hindari tempat yang terlalu banyak stimulasi, seperti bus sekolah,
kafetaria yang ramai, aula yang ramai
b. Beri materi petunjuk format tertulis dan lisan dengan penjelasan langkah demi
langkah
d. Koordinasi seluruh rencana terapi dengan sekolah personel sederajat, anak, dan
keluarga
Rasional : keefektifan kognitif paling mungkin meningkat ketika terapi tidak
terfragmentasi, juga tidak terlewatkannya intervensi signifikan karena kurangnya
komunikasi interdisiplin.
D. DISCHARGE PLANNING
Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan
penganiayaan seksual (sexual abuse) antara lain:
8. Anak mampu menyatakan secara verbal pilihan –pilihan yang tersedia untuk dirinya
yang dari hal ini ia menerima bantuan.