SALAM SEHAT.
Permasalahan remaja merupakan permasalahan yang sangat kompleks mulai dari jumlahnya
yang cukup besar hingga permasalahan Kespro Remaja, tercatat angka kelahiran di usia
remaja masih tinggi.
Permasalahan lain adalah pernikahan dini pada remaja, perilaku seks pranikah dan
penyalahgunaan Napza.
Dalam rangka merespon permasalahan remaja tersebut, BKKBN mengembangkan Program
GenRe (Generasi Berencana)
Program GenRe tersebut dilaksanakan melalui pendekatan langsung kepada remaja serta
orang tua yang memiliki remaja. Pendekatan kepada remaja dilaksanakan melalui
pengembangan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan pendekatan
kepada orang tua yang memiliki remaja dilaksanakan melalui pengembangan Kelompok
Bina Keluarga Remaja (BKR)
JAWABAN
1. Perkembangan Fisik Remaja
Masa pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan
fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-
organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa
yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan bermuara dari
perubahan pada sistem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi
organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya
perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari
karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual primer
mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder
mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya, pada
remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambut-rambut
pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami pollutio
(mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis, tumbuh rambut
pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis dan sebagainya. perkembangan
kematangan seksual remaja. Anak remaja putri mengalami pacu tumbuh (penambahan TB
dan BB dengan cepat) sebelum timbulnya tanda seks sekunder, pada usia rata-rata 8-9
tahun, sedangkan menarche terjadi rata-rata pada usia 12 tahun. Pada anak remaja putra,
pacu tumbuh mulai terjadi sedikit lebih lambat pada usia sekitar 10-11 tahun, sedangkan
perubahan suara terjadi pada usia 13 tahun. Penyebab terjadi makin awalnya tanda-tanda
pertumbuhan ini diperkirakan karena faktor gizi yang semakin baik, rangsangan dari
lingkungan, iklim, dan faktor sosio-ekonomi. Perubahan fisik yang terjadi pada masa
pubertas adalah akibat meningkatnya kadar hormone kelamin (sex hormones) yang
diproduksi gonad dan kelenjar adrenal. Kelenjar ini dirangsang oleh hormone gonadotropin
dari kelenjar hipofisis, yang distimulasi oleh rangsangan hormone GNRH dari
hypothalamus, yang baru dilepaskan setelah tercapai kematangan tubuh anak.
Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian yang
merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem kepribadian anak
seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa, keluarga,
sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat diabaikan
dalam proses pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali berbagai
faktor penunjang ini dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai. Masa
remaja merupakan masa yang penuh gejolak, (suasana hati) bisa berubah dengan sangat
cepat. Hasil penelitian menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit
untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa
memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada
para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau
kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat,
hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis. Dalam hal kesadaran
diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran
diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain yag
membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-
image). Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya
jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi
pada remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan penyimpangan
perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alcohol,
tembakau dan zat lainnya, serta aktivitas pergaulan seksual yang membahayakan. aAlasan
perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam – macam dan berhubungan dengan rasa
takut, dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika
kelompok seperti tekanan teman sebaya.
Masa remaja juga dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam
berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang,
organ reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami
kematangan. Pada masa pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi selain
menyebabkan perubahan fisik/tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Remaja
mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks dalam dirinya, misalnya
muncul ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai
lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik akan
sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut. Sebagai akibat
proses kematangan sistem reproduksi ini, seorang remaja sudah dapat menjalankan fungsi
prokreasinya, artinya sudah dapat mempunyai keturunan. Meskipun demikian, hal ini tidak
berarti bahwa remaja sudah mampu bereproduksi dengan aman secara fisik. Usia reproduksi
sehat untuk wanita adalah antara 20 – 30 tahun. Faktor yang mempengaruhinya ada
bermacam-macam . Misalnya, sebelum wanita berusia 20 tahun secar fisik kondisi organ
reproduksi seperti rahim belum cukup siap untuk memelihara hasil pembuahan dan
pengembangan janin. Selain itu, secara mental pada umur ini wanita belum cukup matang
dan dewasa. Ibu muda biasanya kemampuan perawatan pra-natal kurang baik karena
rendahnya pengetahuan dan rasa malu untuk datang memeriksakan diri ke pusat pelayanan
kesehatan.
Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan
organ reproduksi pada remaja adalah perilaku seks bebas (free sex) masalah kehamilan yang
terjadi pada remaja usia sekolah diluar pernikahan, dan terjangkitnya penyakit menular
seksual termasuk HIV/AIDS. Mengapa Remaja Melakukan Hubungan Seks? Penyebabnya
antara lain tekanan pasangan, merasa sudah siap melakukan hubungan seks, keinginan
dicintai, keingintahuan tentang seks, keinginan menjadi popular, tidak ingin diejek “masih
perawan”, pengaruh media massa (tayangan TV dan internet) yang menampakkan bahwa
normal bagi remaja untuk melakukan hubungan seks, serta paksaan dari orang lain untuk
melakukan hubungan seks. Pergaulan seks bebas berisiko besar mengarah pada terjadinya
kehamilan tak diinginkan (KTD). Kehamilan tak diinginkan (KTD) terjadi karena beberapa
faktor seperti faktor sosiodemografik (kemiskinan, seksualitas aktif dan kegagalan dalam
penggunaan kontrasepsi, media massa), karakteristik keluarga yang kurang harmonis
(hubungan antar keluarga), status perkembangan (kurang pemikiran tentang masa depan,
ingin mencobacoba, kebutuhan akan perhatian), penggunaan dan penyalahgunaan obat-
obatan. Selain itu kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar tentang proses terjadinya
kehamilan dan metode pencegahannya, kegagalan alat kontrasepsi, serta dapat juga terjadi
akibat terjadi tindak perkosaan. KTD berdampak bukan hanya secara fisik, psikis namun
juga sosial. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak.
Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang
sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponnya dengan sangat buruk dan berujung
dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Remaja menjadi putus sekolah,
kehilangan kesempatan bekerja dan berkarya dengan menjadi orang tua tunggal dan
menjalani pernikahan dini yang tidak terencana. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi
tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut.
Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita.
Akibatnya siswa akan kesulitan beradaptasi secara psikologis, kesulitan berperan sebagai
orang tua (tidak bisa mengurus kehamilan dan bayinya), akhirnya berujung pada stress dan
konflik, aborsi illegal yang lebih lanjut berisiko mengakibatkan kematian ibu dan bayi.
1. Penampilan fisik
Penyebab bullying pertama yang paling umum adalah akibat dari penampilan fisik.
Ketika seorang anak memiliki penampilan fisik yang dianggap berbeda dengan anak lain
pada umumnya, para bully dapat menjadikannya bahan untuk mengintimidasi anak tersebut.
Penampilan fisik berbeda dapat meliputi kelebihan atau kekurangan berat badan,
menggunakan kaca mata, menggunakan behel, menggunakan pakaian yang dianggap tidak
keren seperti anak-anak lainnya.
2. Ras
Perbedaan ras juga sering kali menyebabkan seorang anak terkena bully.
Hal ini umumnya terjadi ketika seorang anak dengan ras berbeda memasuki satu lingkungan
dan dianggap sebagai minoritas. Beberapa survey dan penelitian juga telah menunjukkan
bahwa bullying akibat ras yang berbeda memang cukup sering terjadi.
3. Orientasi seksual
Orientasi seksual seseorang berbeda-beda dan umumnya seorang anak baru menyadari
orientasi seksual yang berbeda memasuki usia remaja.
Bahkan di beberapa negara yang sudah tidak asing dengan isu LGBT, seseorang yang
teridentifikasi sebagai lesbian, gay, dan transgneder sering kali mendapatkan perilaku bully.
Hal ini yang membuat seseorang cenderung menyembunyikan orientasi seksualnya.
4. Terlihat lemah
Penyebab bullying lainnya adalah ketika seorang anak dianggap lebih lemah dan terlihat tidak
suka melawan.
Meskipun karakteristik di atas dapat menjadi penyebab bullying, tapi tentu tidak semua anak
dengan karakteristik tersebut menjadi korban bully. Kondisi tersebut hanyalah merupakan
beberapa gambaran umum.
Pada anak-anak, penyebab seperti perkelahian berlebihan di rumah, perceraian orang tua, atau
adanya anggota keluarga yang menjadi pecandu narkoba dan alkohol dapat memicu hal ini.
Sedangkan pada orang dewasa, masalah dengan pasangan juga bisa menjadi salah satu
pemicu munculnya perasaan tidak berdaya.
Bullying baik verbal ataupun fisik yang dilakukan bertujuan untuk menunjukkan individu
tersebut memiliki kekuatan. Sehingga rasa tidak berdaya tersebut dapat ditutupi.
Contohnya seperti anak yang merasa di-bully oleh saudaranya di rumah, kemudian anak
tersebut membalas dengan cara mem-bully temannya di sekolah yang ia anggap lebih lemah
dari dirinya.
Contoh lainnya adalah orang yang tertekan akibat bullying di kehidupan nyata dan
menggunakan internet serta dunia maya untuk menunjukkan bahwa dirinya juga memiliki
kekuatan dengan cara menyerang orang lain.
Rasa iri ini bisa muncul akibat korban memiliki hal yang sebenarnya sama istimewanya
dengan sang pelaku. Pelaku mengintimidasi korban agar korban tidak akan lebih menonjol
dari dirinya sendiri.
Selain tidak ingin orang lain menonjol, seseorang juga mungkin melakukan bully untuk
menutupi jati dirinya sendiri. Contohnya seperti anak pintar yang tidak ingin disebut ‘kutu
buku’, sehingga ia lebih dulu menyebut temannya yang pintar sebagai kutu buku.
4. Kurangnya pemahaman
Kurangnya pemahaman dan empati juga dapat menimbulkan perilaku bullying.
Ketika seorang anak melihat anak lain berbeda dalam hal seperti ras, agama, dan orientasi
seksual, karena kurangnya pemahaman, maka mereka beranggapan bahwa perbedaan tersebut
adalah hal yang salah.
Mereka juga beranggapan bahwa menjadikan anak yang berbeda tersebut sebagai sasaran
adalah hal yang benar.
5. Mencari perhatian
Terkadang pelaku tidak menyadari bahwa yang dilakukannya termasuk ke dalam penindasan,
karena sebenarnya apa yang dilakukannya adalah mencari perhatian.
Jenis yang satu ini paling mudah untuk diatasi. Caranya adalah dengan memberikannya
perhatian yang positif sebelum pelaku mencari perhatian dalam dengan cara yang negatif.
Ketika seseorang merasa marah dan frustasi, perbuatan menyakiti dan mengintimidasi orang
lain bisa saja dilakukan. Jika sulit untuk mengendalikan emosi, maka masalah kecil saja dapat
membuat seseorang terprovokasi dan meluapkan emosinya secara berlebihan.
Sebagian besar pelaku adalah anak yang merasa kurang kasih sayang dan keterbukaan dalam
keluarganya. Mereka kemungkinan juga sering melihat orang tuanya bersikap agresif
terhadap orang-orang di sekitarnya.
8. Merasa bahwa bullying menguntungkan
Pelaku bully akan tanpa sengaja bisa terus melanjutkan aksinya karena merasa perbuatannya
menguntungkan.
Hal ini bisa terjadi pada anak yang mendapatkan uang atau makanan dengan cara meminta
secara paksa pada temannya. Contoh lain adalah ketika pelaku merasa popularitas dan
perhatian dari setiap orang padanya naik berkat tindakannya tersebut.
9. Kurangnya empati
Penyebab selanjutnya adalah karena kurangnya rasa empati.
Ketika melihat korban, pelakunya tidak merasa empati pada apa yang dirasakan korban,
sebagian mungkin justru merasa senang ketika melihat orang lain rasa kesakitan. Semakin
mendapatkan reaksi yang diinginkan, semakin pelaku bully senang melakukan aksinya.
Jenis-Jenis Bullying
1. Bullying fisik
Physical bullying adalah tindakan penindasan yang berkaitan dengan fisik. Tindakan ini dapat
memberikan efek jangka pendek dan panjang. Perbuatan yang termasuk tindakan bully fisik
seperti:
Memukul
Menendang
Mendorong
Mencubit
Menyandung
Merusak properti
2. Bullying verbal
Verbal bullying adalah perilaku bully yang dilakukan melalui verbal. Umumnya jenis ini
tidak berbahaya pada awalnya, tapi jika terus berlanjut dapat memengaruhi korban. Beberapa
contohnya seperti:
Memanggil nama
Menghina
Mengejek
Ucapan homophobia atau rasis
Pelecehan verbal
3. Bullying sosial
Social bullying adalah jenis yang sering kali terselubung. Tindakan ini bisa dilakukan pelaku
tanpa harus terlihat oleh korban. Contoh tindakannya seperti:
4. Cyberbullying
Cyberbullying adalah segala jenis penindasan yang terjadi di dunia maya dan perilakunya
seperti:
Meskipun demikian, pelakunya juga kemungkinan memiliki karakter yang berbeda. Ada
pelaku yang secara terang-terangan, tapi sebagian lagi mungkin memilih untuk bersikap
ramah di depan, namun menusuk dari belakang.
Cara Mengatasi Bullying
Ini adalah masalah serius yang perlu diatasi karena dapat memberikan dampak jangka
panjang baik untuk korban dan juga pelaku. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk mengatasinya:
Ceritakan pada orang dewasa yang dapat dipercaya. Ceritakan pada orang tua maupun
guru yang memiliki otoritas untuk menindaklanjutinya.
Abaikan penindas dan jauhi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, penindas akan
merasa senang apabila mendapatkan reaksi seperti yang dia inginkan.
Tingkatkan keberanian dan rasa percaya diri. Tunjukkan pada lingkungan sekitar
bahwa Anda bukan orang yang lemah dan mudah untuk ditindas.
Bicara pada pelaku. Tunjukkan bahwa apa yang dilakukan pelaku bukan hal yang
baik dan bahkan berbahaya.
Bantu teman yang menjadi korban. Jika menyaksikan perilaku bully, jangan diam saja
dan cobalah untuk memberi dukungan pada korban.
2. Pernikahan Dini
Menurut UNICEF, sebuah pernikahan dikategorikan sebagai pernikahan dini (early
marriage) atau juga disebut sebagai pernikahan anak-anak (child marriage) apabila ada salah
satu pihak yang masih berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun atau masih remaja.
Pernikahan dini menjadi salah satu persoalan yang terus dilakukan upaya untuk mengatasinya
karena pernikahan dini menghasilkan banyak dampak negatif, tidak hanya bagi individu yang
melakukan pernikahan dini tersebut, melainkan juga bagi negara karena dengan menikah
dini, banyak anak-anak di Indonesia menjadi putus sekolah, akibatnya angka pengangguran
di Indonesia menjadi meningkat dan kualitas SDM semakin rendah. Sedangkan menurut
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yang masih berlaku saat ini,
masih mengakomodasi usia perkawinan 16 tahun bagi perempuan dan 19 tahun laki-laki.
Penyebab dari pernikahn diri : karena faktor ekonomi, kurangnya tingkat pendidikan, faktor
adat istiadat, dan faktor orang tua
Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegaah pernikahan dini diantaranya
1. Memberdayakan anak dengan informasi, ketrampilan, dan jaringan pendukung
lainnya.
Program ini berfokus pada diri anak dengan cara pelatihan, membangun ketrampilan,
berbagi informasi, menciptakan lingkungan yang aman, dan mengembangkan jejaring
dukungan yang baik. Program ini bertujuan agar anak memiliki pengetahuan yang
baik mengenai diri mereka dan agar mereka mampu mengatasi kesulitan sosial dan
ekonomi baik secara jangka panjang maupun jangka pendek.
2. Mendidik dan menggerakkan orangtua dan anggota komunitas
Tujuan utama dari strategi ini ialah untuk menciptakan suatu lingkungan yang baik,
disebabkan karena ditangan keluarga dan anggota masyarakat yang tua-lah keputusan
pernikahan anak dilakukan atau tidak.
3. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan formal bagi anak
pendidikan bagi anak perempuan sangat berkorelasi dengan penundaan usia menikah.
Di sekolah, anak dapat mengembangkan ketrampilan sosial sehingga memungkinkan
adanya perubahan norma mengenai pernikahan dini.
4. Menawarkan dukungan ekonomi dan pemberian insentif pada anak dan keluarganya
5. Membuat dan mendukung kebijakan terhadap pernikahan dini.
3. Seks Bebas
Pas puber rasa ketertarikan kita dengan lawan jenis mulai muncul, sehingga timbul rasa
keinginan untuk berdekatan termasuk melakukan hubungan fisik (seks). Terlepas dari
pengaruh teman, lingkungan, ataupun konten-konten negative di yang bisa kita dapatkan
lewat internet, rasa penasaran yang tinggi tanpa adanya pengetahuan yang benar dari
orang dewasa membuat remaja jadi ingin merasakannya sendiri.
Penyebab dari seks bebas senditi yaitu :
Ada banyak jenis narkoba yang beredar di masyarakat yang banyak di salahgunakan oleh
remaja, antara lain:
Ganja, di sebut juga dengan mariyuana, grass/rumput, pot, cannabis, joint, hashish, cimeng.
Heroin, di sebut juga dengan putaw, putih, PT, bedak, etep.
Morfin, yaitu narkoba yang di olah dari candu/opium yang mentah.
Kokain, di sebut juga dengan crack, coke, girl, lady.
Ekstasi, di sebut juga dengan ineks, kancing.
Shabu-shabu, di sebut juga dengan es, ss, ubas, kristal, mecin.
Amphetamin, di sebut juga dengan speed.
Zat Hirup
Berbagai jenis bahan perekat yang di pasarkan sebagai bahan bangunan juga sering kali di
salah gunakan untuk di hirup, antara lain: lem kayu (sejanis aica aibon), cat, thinner.
Obat Penenang, di sebut juga pil koplo
berbagai obat penenang dan obat tidur (anti-insomnia) juga sring di pakai oleh pecandu
narkoba. Obat-obatan in masuk daftar G dan psikotropika, tetapi di perjualbelikan secara
bebas di kios-kios kaki lima.
Untuk mendapatkan barang-barang haram itu, di perlukan tidak sedikit biaya, sehingga dapat
menimbulkan perbuatan-perbuatan kriminal seperti pencurian, perampasan ataupun
pertengkaran dan tidak sedikit pula yang menimbulkan pembunuhan.
Pencegahan Dan Penanggulangan Terhadap Penyalahgunaan Narkoba
Ada banyak hal untuk mencegah penggunaan narkoba antara lain adalah:
3. PIK R singkatan dari kata Pusat Informasi dan Konseling Remaja. PIK Remaja/Mahasiswa
adalah salah satu wadah yang dikembangkan dalam program GenRe, yang dikelola dari,
oleh dan untuk Remaja/Mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling
tentang pendewasaan usia perkawinan, 8 fungsi keluarga, TRIAD KRR (seksualitas, HIV
dan AIDS serta Napza), keterampilan hidup (life skills), gender dan keterampilan advokasi
dan KIE.
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) adalah suatu wadah kegiatan program
PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikembangkan oleh BKKBN
untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan
Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. PIK
Remaja adalah nama generik. Untuk menampung kebutuhan program PKBR dan menarik
minat remaja datang ke PIK Remaja, nama generik ini dapat dikembangkan dengan nama-
nama yang sesuai dengan kebutuhan program dan selera remaja setempat. PKBR adalah
suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya Tegar Remaja, yaitu Remaja yang
berprilaku sehat, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Sexualitas, Napza, HIV dan AIDS),
menunda usia pernikahan, mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola, dan
sumber informasi bagi teman sebayanya.
َصابُ َواأْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِم ْن َع َم ِل ال َّش ْيطَا ِن فَاجْ تَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َواأْل َ ْن
َّ ص َّد ُك ْم ع َْن ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َع ِن ال
ْصاَل ِة ۖ فَهَل ْ ْ َ إِنَّ َما ي ُِري ُد ال َّش ْيطَانُ أَ ْن يُوقِ َع بَ ْينَ ُك ُم ْال َعدَا َوةَ َو ْالبَ ْغ
ُ َضا َء فِي ال َخ ْم ِر َوال َم ْي ِس ِر َوي
َأَ ْنتُ ْم ُم ْنتَهُون
ِ •ت• َ•و• ا• ْل• قَ• ا•نِ• تِ• ي• َ•ن• َو• ا• ْل• قَ• ا•نِ• تَ• ا
•ِت• َو• ا•ل•صَّ• ا• ِد• قِ• ي• َ•ن• َو• ا•ل•صَّ• ا• ِد• قَ• ا•ت ِ •ت• َ•و• ا• ْل• ُم• ْ•ؤ• ِم• نِ• ي• َ•ن• َ•و• ا• ْل• ُم• ْ•ؤ• ِم• نَ• ا
ِ •ن ا• ْل• ُم• ْس• لِ• ِم• ي• َ•ن• َ•و• ا• ْل• ُم• ْس• لِ• َم• ا
َّ• •ِإ
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM%20PEER%20KRR.pdf
http://scholar.unand.ac.id/23151/3/BAB_I.PDF
http://repository.uin-suska.ac.id/3085/2/BAB%20I.pdf
https://tafsirweb.com/7647-quran-surat-al-ahzab-ayat-35.html
https://doktersehat.com/