Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anggih Maulud’dinah

NIM : 201810230311482

PSIKOLOGI H/2018

1. Mengidentifikasi masalah kependudukan yang terjadi saat ini yang


ditimbulkan dari paling tidak salah satu aspek demografi di atas (boleh
lebih).
Aspek Fertilitas (angka kelahiran) dan Mortalitas (angka kematian)
Banyaknya angka kelahiran yang terjadi di Indonesia saat yang
tidak diimbangi dengan total angka kematian menyebabkan masalah
tersendiri bagi Indonesia. Maraknya pernikahan dini, kehamilan diluar
nikah dan banyaknya masyarakat pelosok yang masih awam dengan
program kb memnyebabkan masalah Fertilitas dan mortalitas tersediri
bagi Negeri ini.
Sebagai contoh masalah kependudukan yang terjadi di daerah saya.
Saya tinggal di daerah pedesaan yang merupakan wilayah pegunungan
serta jauh dari hiruk pikuk aktivitas kota. Terjadi banyak sekali
masalah tentang fertilitas dan mortalitas di daerah saya. Maraknya
pergaulan bebas yang tidak diimbangi dengan pengetahuan yang baik
menyebabkan banyak remaja di daerah saya mengalami masalah –
masalah yang tidak diinginkan. Hamil diluar nikah merupakan hal
yang sering sekali dijumpai di daerah saya. Anak yang masih umur 12
tahun atau baru lulus SD kemudian langsung menikah adalah hal yang
wajar karena masyarakat daerah saya menganggap bahwa “lebih baik
menikah dini, daripada kedahuluan hamil”. Cara – cara berpikir
masyarakat yang seperti inilah yang mendorong terjadinya
meningkatnya tingkat fertilitas. Sedangkan, mortalitas yang terjadi
sebagian besar hanya menimpa individu yang sudah usia lanjut.
Sehingga, ada ketimpangan antara angka fertilitas dan mortalitas di
daerah saya.
Ketimpangan fertilitas dan mortalitas ini mengakibatkan
banyaknya anak – anak yang terlantar di daerah saya, kurangnya
tingkat kesejahterann masyarakat dan banyaknya anak – anak yang
terjerumus pada pergaulan bebas serta banyaknya pengangguran. Hal
ini disebabkan tidak lain karena ketidaksiapan orangtua dalam
memiliki anak, hamil ketika usia muda sehingga secara psikologis
seseoran itu belum mampu mengemban amanah sebesar itu dan
keterbatasan pengetahuan masyarakat.
2. Berikan analisis Saudara berkaitan dengan dampak-dampak psikologis apa
yang muncul dari problem tersebut !
a. Seseorang akan mengalami regresi dalam tahap perkembangannya baik
dalam aspek kognitif maupun sosioemosi. Hal ini diakibatkan oleh
kurangnya perhatian dari orang tua. Ketidaksiapan atau kurang
matangnya usia seseorang dalam memutuskan untuk mempunyai anak,
mengakibatkan seseorang itu tidak mampu memberikan kemampuan
terbaik dalam merawat dan membesarkan anaknya.
b. Terjadinya kebingungan identitas dalam diri anak. Minimnya
pengetahuan dan pemahaman dikalangan masyarakat daerah saya
mengakibatkan orang tua tidak dapat mengarahkan anaknya untuk
melakukan hal yang baik atau salah sehingga berakibat pada masa
depan anak. Terdapat dua model pola asuh dalam sebagian besar
masayarakat daerah saya yaitu permisif dan otoriter. Yuniartiningtyas
(2012) menjelaskan bahwa pola asuh permisif adalah tindakan
memanjakan membiarkan anaknya melakukan apapun yang mereka
inginkan, tanpa memberikan kendali terhadap mereka. Sehingga, pada
saat remaja mereka tidak pernah belajar untuk mengendalikan
perilakunya sendiri dan selalu berharap agar keinginannya dituruti. Hal
ini jika berlangsung secara lama akan menyebabkan seseorang bingung
dan tidak yakin akan keputusannya bahkan tidak mengerti
kemampuannya sendiri. Sedangkan, pola asuh otoriter menyebabkan
anak tidak mempunyai inisiatif karena takut berbuat kesalahan,
menjadi anak penurut, dan anak kurang atau tidak mempunyai
tanggung jawab.
c. Mengakibatkan Stres yang dapat berujung depresi. Banyak remaja di
daerah saya, yang bekerja tidak sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Terbatasnya informasi dan pemahaman di dunia kerja
menyebabkan individu bekerja dalam bidang apapun yang tersedia di
daerah sekitar tempat tinggalnya. Perkerjaan yang bertolak belakang
dengan kemampuan ini dapat menyebabkan seseorang frustasi dan jika
dilakukan dalam jangka panjang dapat menyebabkan depresi.
3. Berikan critical thinking Saudara mengenai upaya/pendekatan apa yang
harus dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut?.
Masalah ini harus dituntaskan mulai dari akarnya terlebih dahulu.
Pemerintah harus mengupayakan pemerataan penyampaian informasi
kepada seluruh masyarakat di desa dan sering mengadakan sosialisasi
tentang bahaya pergaulan bebas dengan cara yang “nyentrik” yaitu
cara yang berbeda, modern dan dapat merangkul semua remaja untuk
semangat menghadiri sosialisasi. Sehingga, dari pendekatan ini
diharapkan tidak ada lagi bayi – bayi yang lahir dari orang tua yang
belum matang secara psikologis.
Untuk anak – anak yang berasal dari keluarga kurang sejahtera,
dapat dilakukan pendekatan melalui dunia pendidikan dan dapat
dengan cara diadakannya program – program akhir pekan dari
pemerintah yang dilaksanakan di daerah – daerah pelososk untuk
belajar bersama disuatu titik outdoor dengan ditambah kegiatan
outbound. Selama kegiatan itu, pemerintah dapat menyelipkan pesan –
pesan moral untuk perkembangan anak – anak dari latar belakang
keluarga kurang sejahtera. Selain itu, dalam program itu pemerintah
juga dapat memodifikasi program – program sesuai dengan
kebutuhannya/permasalahan yang mungkin timbul di lingkungan
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Yuniartiningtyas, F. (2012). Hubungan antara pola asuh orang tua dan tipe

kepribadian dengan perilaku bullying di sekolah pada siswa SMP.


Jurnal Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai