1. Mengidentifikasi masalah kependudukan yang terjadi saat ini yang
ditimbulkan dari paling tidak salah satu aspek demografi di atas (boleh lebih). Aspek Fertilitas (angka kelahiran) dan Mortalitas (angka kematian) Banyaknya angka kelahiran yang terjadi di Indonesia saat yang tidak diimbangi dengan total angka kematian menyebabkan masalah tersendiri bagi Indonesia. Maraknya pernikahan dini, kehamilan diluar nikah dan banyaknya masyarakat pelosok yang masih awam dengan program kb memnyebabkan masalah Fertilitas dan mortalitas tersediri bagi Negeri ini. Sebagai contoh masalah kependudukan yang terjadi di daerah saya. Saya tinggal di daerah pedesaan yang merupakan wilayah pegunungan serta jauh dari hiruk pikuk aktivitas kota. Terjadi banyak sekali masalah tentang fertilitas dan mortalitas di daerah saya. Maraknya pergaulan bebas yang tidak diimbangi dengan pengetahuan yang baik menyebabkan banyak remaja di daerah saya mengalami masalah – masalah yang tidak diinginkan. Hamil diluar nikah merupakan hal yang sering sekali dijumpai di daerah saya. Anak yang masih umur 12 tahun atau baru lulus SD kemudian langsung menikah adalah hal yang wajar karena masyarakat daerah saya menganggap bahwa “lebih baik menikah dini, daripada kedahuluan hamil”. Cara – cara berpikir masyarakat yang seperti inilah yang mendorong terjadinya meningkatnya tingkat fertilitas. Sedangkan, mortalitas yang terjadi sebagian besar hanya menimpa individu yang sudah usia lanjut. Sehingga, ada ketimpangan antara angka fertilitas dan mortalitas di daerah saya. Ketimpangan fertilitas dan mortalitas ini mengakibatkan banyaknya anak – anak yang terlantar di daerah saya, kurangnya tingkat kesejahterann masyarakat dan banyaknya anak – anak yang terjerumus pada pergaulan bebas serta banyaknya pengangguran. Hal ini disebabkan tidak lain karena ketidaksiapan orangtua dalam memiliki anak, hamil ketika usia muda sehingga secara psikologis seseoran itu belum mampu mengemban amanah sebesar itu dan keterbatasan pengetahuan masyarakat. 2. Berikan analisis Saudara berkaitan dengan dampak-dampak psikologis apa yang muncul dari problem tersebut ! a. Seseorang akan mengalami regresi dalam tahap perkembangannya baik dalam aspek kognitif maupun sosioemosi. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya perhatian dari orang tua. Ketidaksiapan atau kurang matangnya usia seseorang dalam memutuskan untuk mempunyai anak, mengakibatkan seseorang itu tidak mampu memberikan kemampuan terbaik dalam merawat dan membesarkan anaknya. b. Terjadinya kebingungan identitas dalam diri anak. Minimnya pengetahuan dan pemahaman dikalangan masyarakat daerah saya mengakibatkan orang tua tidak dapat mengarahkan anaknya untuk melakukan hal yang baik atau salah sehingga berakibat pada masa depan anak. Terdapat dua model pola asuh dalam sebagian besar masayarakat daerah saya yaitu permisif dan otoriter. Yuniartiningtyas (2012) menjelaskan bahwa pola asuh permisif adalah tindakan memanjakan membiarkan anaknya melakukan apapun yang mereka inginkan, tanpa memberikan kendali terhadap mereka. Sehingga, pada saat remaja mereka tidak pernah belajar untuk mengendalikan perilakunya sendiri dan selalu berharap agar keinginannya dituruti. Hal ini jika berlangsung secara lama akan menyebabkan seseorang bingung dan tidak yakin akan keputusannya bahkan tidak mengerti kemampuannya sendiri. Sedangkan, pola asuh otoriter menyebabkan anak tidak mempunyai inisiatif karena takut berbuat kesalahan, menjadi anak penurut, dan anak kurang atau tidak mempunyai tanggung jawab. c. Mengakibatkan Stres yang dapat berujung depresi. Banyak remaja di daerah saya, yang bekerja tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Terbatasnya informasi dan pemahaman di dunia kerja menyebabkan individu bekerja dalam bidang apapun yang tersedia di daerah sekitar tempat tinggalnya. Perkerjaan yang bertolak belakang dengan kemampuan ini dapat menyebabkan seseorang frustasi dan jika dilakukan dalam jangka panjang dapat menyebabkan depresi. 3. Berikan critical thinking Saudara mengenai upaya/pendekatan apa yang harus dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut?. Masalah ini harus dituntaskan mulai dari akarnya terlebih dahulu. Pemerintah harus mengupayakan pemerataan penyampaian informasi kepada seluruh masyarakat di desa dan sering mengadakan sosialisasi tentang bahaya pergaulan bebas dengan cara yang “nyentrik” yaitu cara yang berbeda, modern dan dapat merangkul semua remaja untuk semangat menghadiri sosialisasi. Sehingga, dari pendekatan ini diharapkan tidak ada lagi bayi – bayi yang lahir dari orang tua yang belum matang secara psikologis. Untuk anak – anak yang berasal dari keluarga kurang sejahtera, dapat dilakukan pendekatan melalui dunia pendidikan dan dapat dengan cara diadakannya program – program akhir pekan dari pemerintah yang dilaksanakan di daerah – daerah pelososk untuk belajar bersama disuatu titik outdoor dengan ditambah kegiatan outbound. Selama kegiatan itu, pemerintah dapat menyelipkan pesan – pesan moral untuk perkembangan anak – anak dari latar belakang keluarga kurang sejahtera. Selain itu, dalam program itu pemerintah juga dapat memodifikasi program – program sesuai dengan kebutuhannya/permasalahan yang mungkin timbul di lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Yuniartiningtyas, F. (2012). Hubungan antara pola asuh orang tua dan tipe
kepribadian dengan perilaku bullying di sekolah pada siswa SMP.