Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FISIOLOGI LATIHAN
TERAPI LATIHAN PADA DIABETES MELITUS

Disusun Oleh :
Wanda Olodia Girsang (1911401022)
Fitri Salju Pohan (1911401006)
Muhammad Reza (1911401013
Cindy Cristella (1911202002)
Febriani Laia (1911202004)
Prodi : D3 Fisioterapi

Dosen Pengampu: Jumaidah Simajuntak

PRODI S1/D3 FISIOTERAPI SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN SITI HAJAR MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Terapi
Latihan Pada Diabetes Melitus”.
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak/ibu dosen mata kuliah Fisiologi Latihan
yang telah membantu saya baik secara moral maupun materi. Penulis menyadari, bahwa
makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan,bahasa maupun
penulisannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Penulis berharap, semoga makalah ini bisa menambah wawasan terutama bagi penulis
dan pembaca dan bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Medan, 4 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A.Pengertian Diabetes Melitus....................................................................................... 6
B. Jeni-jenis Diabetes Melitus........................................................................................ 6
C. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus........................................................................... 7
D. Penyebab Diabetes Melitus.............................................................................................. 10
E. Faktor Risiko Diabetes Melitus.................................................................................. 11
F. Cara Terapi Latihan Diabetes Melitus........................................................................ 11

BAB III PENUTUP...........................................................................................................


A. Kesimpulan................................................................................................................ 12
B. Saran........................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik akibat gangguan sekresi
insulin, gangguan kerja insulin, maupun keduanya (American Diabetes Association
(ADA, 2014). Diabetes Melitus adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak
dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat
secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Hal tersebut bisa meningkatkan
konsentrasi glukosa dalam darah atau hiperglikemia (WHO 2013).
Jumlah penduduk dunia yang terkena diabetes mellitus semakin
mengkhawatirkan. Menurut World Health Organitation, jumlah penduduk dunia yang
terkena diabetes mellitus pada tahun 2015 mencapai 415 juta orang lebih dan pada
tahun 2040 di perkirakan jumlah penderita diabetes di dunia akan semakin meningkat
hingga mencapai jumlah 642 juta orang atau naik 70% dalam kurun waktu 25 tahun.
Indonesia menempati urutan ke lima terbesar dari jumlah penderita diabetes mellitus
dengan prevalensi 6,67% dari total penduduk sebanyak 258 juta. Sedangkan posisi
urutan diatasnya yaitu India, China, dan Amerika serikat dan WHO memprediksi
kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun
2016 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (IDF, 2015).
Kasus penderita diabetes di provinsi Jawa Tengah ditemukan mencapai
152.075 kasus. Jumlah penderita diabetes tertinggi berada di Semarang dengan 5.919
orang ( profil kesehatan Jawa Tengah, 2011). Jadi, dari tahun ke tahun orang yang
akan mengalami diabetes mellitus akan semakin bertambah. Hasil survei kesehatan
rumah tangga (SKRT) prevalensi penderita diabetes mellitus mengalami peningkatan
dari tahun 2014 sebesar 6,4 % menjadi 9,6 % pada tahun 2015, sementara hasil survey
BPS tahun 2015 menyatakan bahwa prevalensi diabetes mellitus mencapai 12,5% di
perkotaan dan 12,2% di perdesaan (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Penyakit
diabetes melitus terdiri dari diabetes mellitus tipe 1 dan diabetes mellitus tipe 2.
Penyakit diabetes mellitus tipe 2 lebih banyak terjadi dari pada penyakit diabetes
mellitus tipe 1. Penyakit diabetes mellitus tipe 2 merupakan salah satu penyebab
utama kematian atau dapat dirata-rata sekitar 2,1% dari seluruh kematian yang ada di
dunia. Jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 ini semakin meningkat pada
kelompok umur dewasa antara umur 30 tahun keatas dan pada seluruh status sosial
ekonomi (Perkeni, 2015). Mengingat penyakit diabetes mellitus ini akan diderita
seumur hidup,sehingga diharapkan penderita diabetes mellitus tipe 2 mampu
melakukan perawatan diri dengan membentuk perilaku yang relevan terhadap
peyakitnya untuk menghindari ketidaksetabilan kadar glukosa darah yang dapat
menimbulkan komplikasi yang lebih parah (Kusniyah, Nursiswati & Urip, 2011; Cox
& Gonder, 2008).
Perilaku perawatan diri bagi penderita diabetes mellitus meliputi ; perilaku
latihan fisik (olahraga), perilaku pengaturan diet, perilaku dalam mengontrol kadar
gula darah, perilaku pengobatan, serta perilaku pencegahan komplikasi (American

4
Association of Diabetic Educator, 2014). Kegiatan latihan fisik berperan utama dalam
pengaturan glukosa darah. Ketika melakukan latihan fisik (berolahraga), permeabilitas
membran terhadap glukosa meningkat pada otot yang berkontraksi sehingga resistensi
insulin berkurang, dengan kata lain sensitivitas insulin meningkat. Hal ini
menyebabkan kebutuhan insulin akan berkurang, dan dengan demikian kadar
adiponektin pada penderita diabetes mellitus tipe 2 menjadi meningkat (Gibney dkk,
2009).

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka menimbulkan rumusan masalah
sebagai berikut.
A. Apa itu Diabetes Melitus
B. Apa saja jenis-jenis Diabetes Melitus
C. Apa saja Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
D. Apa yang menjadi penyebab Diabetes Melitus
E. Apa saja faktor Risiko Diabetes Melitus
F. Bagaimana cara Terapi Latihan untuk Diabetes Melitus

3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka menimbulkan tujuan penulisan sebagai
berikut.
A. Untuk mengetahui apa itu Diabetes Melitus
B. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis Diabetes Melitus
C. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab Diabetes Melitus
D. Apa saja Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
E. Untuk mengetahui apa saja faktor Risiko Diabetes Melitus
F. Untuk mengetahui bagaimana cara Terapi Latihan untuk Diabetes Melitus

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes melitus adalah penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh
gangguan pengaturan gula darah. Diabetes melitus juga sering disebut sebagai
penyakit gula atau kencing manis. Penyakit kencing manis dapat disebabkan oleh
berbagai hal yang meliputi:

a. Kurangnya produksi insulin oleh pankreas


b. Kurangnya respon tubuh terhadap insulin
c. Adanya pengaruh hormon lain yang menghambat kinerja insulin

Jika diabetes melitus tidak diobati dengan perawatan yang tepat, maka dapat
menyebabkan berbagai komplikasi yang berbahaya, bahkan bisa mengancam
nyawa penderitanya.

B. Jenis-jenis Diabetes Melitus


Berdasarkan hal yang menyebabkannya, penyakit diabetes melitus dibagi
dalam beberapa jenis, yaitu:

a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun yang menyebabkan imun
merusak sel-sel yang memproduksi hormon insulin. Akibatnya, pankreas tidak
dapat memproduksi hormon tersebut sehingga tubuh kekurangan insulin.
Tidak cukupnya kadar insulin dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
Kondisi ini umumnya menyerang pasien di bawah usia 40 tahun, terutama
pada masa remaja. Biasanya gejala penyakit ini lebih cepat terdeteksi pada
usia yang lebih muda, terutama pada masa kanak-kanak atau remaja.
Penyebab dari kondisi ini belum jelas. Para ahli menduga bahwa
penyebab penyakit gula tipe 2 mungkin terjadi akibat kombinasi faktor genetik
dan lingkungan. Namun, Anda mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk terkena kondisi ini jika:

 orangtua atau saudara kandung Anda yang mengidap diabetes


melitus
 dalam keadaan paparan penyakit virus
munculnya autoantibodi
 kekurangan vitamin D, mengonsumsi susu sapi atau susu formula,
dan sereal sebelum usia 4 bulan. Meskipun tidak langsung
menyebabkan kondisi ini terjadi, tapi masih berisiko.

6
b. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah tipe penyakit gula yang paling banyak terjadi.
Angka kejadiannya mencapai 90-95 persen dari semua kasus kencing manis di
dunia. Kondisi ini disebut dengan diabetes awitan dewasa karena lebih sering
terjadi pada orang dewasa.

c. Diabetes gestasional
Diabetes gestational adalah penyakit kencing manis yang hanya terjadi
pada wanita hamil. Penyakit ini dapat menyebabkan masalah pada ibu maupun
bayinya jika tidak diobati. Jika ditangani cepat dengan baik, kondisi ini
biasanya sembuh total setelah melahirkan.

d. Diabetes labil
Diabetes labil dikenal juga dengan brittle diabetes yang menandakan
bahwa kadar gula dalam darah cukup sulit untuk dikendalikan.Orang dengan
penyakit diabetes melitus ini kadar gula darahnya dapat berubah-ubah dengan
sangat cepat, bisa terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah
(hipoglikemia).Orang yang memiliki diabetes tipe 1 berisiko besar mengalami
jenis diabetes ini. Sementara, orang dengan diabetes tipe 2 juga bisa terkena
jika penyakitnya sudah kronis.

C. Tanda dan gejala Diabetes Melitus


Penyakit kencing manis sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun pada
awalnya. Bahkan, banyak orang yang tidak pernah sadar sudah sakit diabetes
melitus sejak lama karena tidak pernah mengalami gejala berarti.
Akan tetapi, berikut beberapa tanda dan gejala khas penyakit diabetes melitus
yang perlu Anda ketahui:
 Sering merasa haus
 Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam dan disebut poliuria
 Lemah, lesu, dan tidak bertenaga
 Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau
saluran kemih

Gejala diabetes melitus yang lebih jarang terjadi:

 Mual atau muntah


 Infeksi vagina pada wanita
 Infeksi jamur atau sariawan
 Mulut kering
 Luka sulit sembuh
 Gatal pada kulit, terutama pada lipatan paha atau daerah vagina

7
Gejala diabetes melitus lainnya yang harus Anda sadari:

1. Kaki sakit dan mati rasa


Penyakit diabetes melitus akan menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf
tubuh. Tak semua orang yang mengalami gejala ini. Namun orang yang
mengalami diabetes melitus, akan merasa mati rasa, kesemutan, dan rasa sakit
pada tubuh, terutama di kaki. Gejala seperti ini biasanya terjadi pada
seseorang yang sudah mengalami diabetes selama 5 tahun atau lebih.
2. Pandangan kabur
Pandangan kabur pada penderita diabetes melitus biasanya berasal dari
gangguan lensa (katarak) atau gangguan saraf mata (retinopati diabetikum).
Penyakit gula ini dapat memicu penumpukan protein di dalam lensa mata
sehingga terjadinya proses katarak.
3. Masalah kulit
Penyakit diabetes melitus dapat menimbulkan masalah kulit. Ini terjadi
akibat kadar insulin yang tinggi mendorong pigmen yang menimbulkan bercak
hitam pada kulit. Jika ada perubahan yang terasa pada kulit, bisa saja menjadi
tanda awal Anda memiliki penyakit gula atau kencing manis. Perubahan bisa
saja ditandai dengan kulit yang menjadi gelap, bersisik, hingga muncul keriput
dini.
4. Rentan terhadap infeksi atau penyakit
Seseorang dengan gejala kencing manis ini cenderung lebih rentan
terhadap infeksi bakteri maupun jamur karena mereka memiliki sistem
kekebalan tubuh yang menurun.
5. Gusi merah dan bengkak
Penyakit gula dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda dan
kemampuan Anda untuk melawan infeksi sehingga meningkatkan
risiko masalah pada gigi, infeksi gusi dan rahang gigi Anda. Gusi Anda dapat
bengkak atau mungkin mengalami luka.
6. Luka lama sembuh
Kadar gula darah tinggi dapat mempengaruhi aliran darah dan
menyebabkan kerusakan saraf di daerah tubuh sehingga mengganggu proses
penyembuhan alami tubuh Anda. Jadi, jika Anda memiliki luka yang tak
kunjung sembuh atau justru semakin memburuk, segera periksa ke dokter.
7. Cepat lapar
Kurangnya insulin pada pasien diabetes melitus untuk memasukkan gula ke
sel membuat otot dan organ melemah sehingga tubuh kehabisan energi. Otak
akan mengira kurang energi itu karena kurang makan, sehingga tubuh
berusaha meningkatkan asupan makanan dengan mengirimkan sinyal lapar.
8. Berat badan turun tiba-tiba
Walau nafsu makan meningkat, penderita diabetes melitus dapat
mengalami penurunan berat badan, bahkan sangat drastis. Berhati-hatilah bila
perubahannya sampai 5 persen dari berat badan.

8
D. Penyebab Diabetes Melitus

Sebelum mengetahui penyebab penyakit gula, Anda perlu tahu bagaimana


glukosa diproses oleh tubuh. Glukosa sangat penting untuk tubuh, karena bekerja
sebagai sebagai sumber energi bagi sel-sel dan jaringan tubuh, terutama otak.
Glukosa sebenarnya berasal dari makanan yang Anda makan dan disimpan
sebagai cadangan di dalam hati (liver). Jenis glukosa yang disimpan di hati
disebut dengan glikogen.

a. Penyebab diabetes tipe 1

Penyebab pasti diabetes tipe 1 tidak diketahui. Namun, para ahli


menduga bahwa diabetes disebabkan karena sistem kekebalan tubuh Anda
menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang bertugas untuk
menghasilkan hormon insulin.

b. Penyebab diabetes tipe 2

Penyakit kencing manis disebabkan karena lemak, hati, dan sel-sel otot
di tubuh Anda tidak merespon insulin dengan benar. Dalam dunia medis,
kondisi ini disebut dengan resistensi insulin. Resistensi insulin sendiri
membuat sel tidak bisa menerima gula darah untuk kemudian diolah menjadi
energi. Hal ini membuat tubuh menganggap bahwa ia sedang kekurangan gula
sehingga memecah glikogen kembali. Pada akhirnya, gula akan terus
menumpuk di dalam darah dan terjadilah kadar gula darah tinggi yang disebut
dengan hiperglikemia.

c. Penyebab diabetes gestasiona

Selama kehamilan, plasenta akan menghasilkan sejumlah hormon


untuk mendukung kehamilan Anda. Sayangnya, hormon-hormon yang
dihasilkan akan membuat sel-sel di dalam tubuh jadi resisten terhadap insulin.
Sayangnya, pankreas tidak selalu dapat memproduksi insulin ekstra untuk
mengatasi resistensi tersebut. Akibatnya, gula darah menumpuk di dalam
darah dan menyebabkan diabetes gestasional.

9
d. Penyebab diabetes labil
Diabetes labil terjadi akibat berbagai hal yang memicu perubahan
kadar glukosa darah secara drastis. Hal-hal yang menyebabkan perubahan gula
darah tersebut antara lain tidak mengecek gula darah atau tidak minum obat
seperti yang dianjurkan dokter.

E. Faktor risiko Diabetes Melitus


berikut berbagai hal yang bisa membuat Anda berisiko tinggi terkena penyakit
diabetes melitus.

a. Penyakit diabetes tipe 1


 Riwayat keluarga
 Terkena infeksi virus tertent
 Adanya kerusakan sel sistem kekebalan tubuh (autoantibodi
 Kekurangan vitamin D
b. Penyakit diabetes tipe 2
 Usia di atas 45 tahun
 Obesitas alias kegemukan
 Malas gerak
 Riwayat medis keluarga
 Prediabetes
c. Penyakit diabetes gestasional
 Usia
 Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini
 Memiliki riwayat penyakit PCOS
 Pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
 Mengidap diabetes sebelum masa hamil
 Pernah mengalami keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth) tanpa
diketahui penyebabny
 Obesitas sebelum kehamilan
 Hamil di usia lebih dari 30 tahun
d. Penyakit diabetes labil
 Memiliki penyakit diabetes tipe 1
 Memiliki penyakit diabetes tipe 2 yang kronis

F. Cara Terapi Diabetes Melitus

latihan fisik pada penderita DM tipe 2 dengan kadar glukosa darah non-
optimal

1. Hiperglikemia
Pasien dengan DMT2 dan kadar glukosa darah yang meningkat (> 300
mg/dL atau 16, mmol/L) namun tanpa ketosis (keton dalam urin), dapat
tetap menjalani program latihan, asalkan ia tidak merasakan keluhan
apapun. Jika tidak dapat memastikan adanya ketosis, yang terbaik untuk
dilakukan adalah menunda latihan sampai kadar glukosa darah terkendali.

10
Hidrasi yang adekuat sangat diperlukan. Jika hiperglikemia terjadi setelah
makan, individu dengan DMT2 masih akan mengalami penurunan kadar
glukosadarah selama latihan aerobik karena tingkat insulin endogen (yang
berasal dari dalam tubuh) kemungkinan masih akan meningkat pada saat
itu.
karbohidrat tergantung pada durasi dan intensitas latihan serta hasil
pemantauan kadar glukosa darah. Dokter kadang-kadang
menginstruksikan pasien untuk mengurangi dosis obat / insulin sebelum
melakukan program latihan intensitas berat dengan durasi > 1 jam.
Hipoglikemia yang terjadi lambat (later-onset hypoglycemia) adalah
sesuatu yang lebih mengkhawatirkan akibat simpanan karbohidrat
(misalnya, glikogen otot dan hati) habis digunakan selama latihan fisik
yang baru saja dilakukan. Pada pengguna insulin atau pengguna obat
perangsang produksi insulin,latihan intensitas tinggi (misalnya latihan
beban yang berat atau latihan interval berulang) terutama dapat
mengakibatkan penurunan glikogen otot yang bermakna, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia pasca latihan. Oleh karena
itu, konsumsi 5-30 g karbohidrat dalam waktu 30 menit setelah
melakukan latihan intensitas tinggi, akan menurunkan risiko terjadinya
hipoglikemia dan membantu pemulihan glikogen otot yang lebih efisien.

Rekomendasi Latihan Aerobik pada DM Tipe 2

a. Frekuensi
Latihan aerobik dilakukan sedikitnya 3 hari dalam seminggu
dengan jarak antar latihan tidak lebih dari 2 hari yang berturut-turut
karena efek latihan yang bersifat sementara dalam memperbaiki kerja
insulin. Rekomendasi sekarang bagi orang dewasa pada umumnya
adalah 5 sesi latihan intensitas sedang dalam seminggu.

b. Intensitas
Latihan aerobik yang dilakukan sedikitnya intensitas sedang, yaitu
sekitar 64-76 % denyut jantung maksimal (HR max). Bagi sebagian
besar pasien DMT2, latihan fisik seperti jalan cepat, bersepeda dan
renang, termasuk dalam latihan dengan intensitas sedang.

c. Durasi
Individu dengan DMT2 harus melakukan latihan aerobik minimal
150 menit per minggu dengan intensitas sedang atau berat. Aktivitas
aerobik dapat dilakukan dalam sesi pendek dengan durasi sedikitnya 10
menit per sesi dan sesi ini dapat dilakukan sepanjang minggu. Latihan
aerobik 150 menit per minggu dengan intensitas sedang berhubungan
dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian dalam
penelitian observasional pada berbagai jenis populasi. Beberapa manfaat
bagi sistem kardiovaskular dan kadar glukosa darah dapat dicapai
dengan volume latihan yang lebih rendah (namun dosis minimal belum
pernah ditetapkan), tapi dengan melakukan latihan dengan durasi
melebihi anjuran minimal, lebih banyak manfaat akan diperoleh.

11
Latihan Kekuatan Otot Atau Beban Pada Dm Tipe 2.
a. Frekuensi
Latihan beban harus dilakukan setidaknya dua kali seminggu
pada hari yang tidak berturut-turut, tetapi lebih idealnya tiga kali
seminggu, sebagai bagian dari program aktivitas fisik untuk individu
dengan DMT2, bersamaan dengan latihan aerobik yang teratur.

b. Intensitas
Untuk memperoleh manfaat yang optimal dalam meningkatkan
kekuatan dan kerja insulin, intensitas latihan yang dilakukan sebaiknya
intensitas sedang (50% dari 1 repetisi maksimal, atau 1-RM) atau berat
(7580% dari 1-RM). Latihan sendiri di rumah
Tanpa didampingi tenaga profesional mungkin kurang efektif untuk
mempertahankan kontrol glukosa darah tapi cuku untuk menjaga massa
dan kekuatan otot.

c. Waktu
Setiap sesi pelatihan setidaknya harus mencakup 5-10 latihan yang
melibatkan kelompok kelompok otot utama (tubuh bagian atas,
tubuh bagian bawah, dan core/inti) dan melibatkan 10-15 repetisi
per set di tahap awal pelatihan. Seirin waktu, berat beban dapat
semakin bertambah sehingga hanya dapat diangkat sebanyak 8-10
kali. Untuk meningkatkan kekuatan otot secara optimal,
dianjurkan untuk melakukan setidaknya satu set pengulangan
hingga mendekati kelelahan hingga 3-4 set.

d. Tipe
Latihan kekuatan menggunakan esin dan beban (misalnya
dumbbells dan barbel) dapat memberikan manfaat atau efek yang cukup
setara dalam hal peningkatan kekuatan dan massa otot yang ditargetkan.
Beban yang lebih berat mungkin diperlukan untuk optimalisasi kerja
insulin dan pengendalian kadar glukosa darah.

Gabungan Latihan Aerobik dan Beban


Penggabungan kedua latihan olahraga aerobik dan resistensi
dianjurkan. Kombinasi latihan yang dilakukan tiga kali seminggu pada
individu dengan DMT2 akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi
pengendalian kadar glukosa darah dibandingkan dengan latihan aerobik
atau resistensi saja.

Latihan Kelenturan
Latihan kelenturan dapat dimasukkan sebagai bagian dari program
latihan, namun bukan untuk menggantikan latihan yang lainnya.

12
Kelompok individu usia lanjut juga disarankan untuk melakukan latihan
yang mempertahankan atau meningkatkan keseimbangan, yang mungkin
akan mencakup beberapa latihan kelenturan, dan hal ini penting terutama
bagi individu dengan DMT2 yang berusia lebih tua dan lebih berisiko
untuk jatuh. Latihan kelenturan perlu untuk dilakukan tapi bukan untuk
menggantikan jenis latihan lain yang direkomendasikan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Diabetes melitus adalah penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh


gangguan pengaturan gula darah. Diabetes melitus juga sering disebut sebagai
penyakit gula atau kencing manis.

Latihan memainkan peranan penting dalam mencegah dan mengendalikan


resistensi insulin, pra diabetes, DMT2, dan berbagai komplikasi akibat diabetes. Baik
latihan aerobik maupun latihan kekuatan otot akan memperbaiki kerja insulin secara
akut, serta dapat membantu pengendalian kadar gula dan lemak darah; tekanan darah;
risiko penyakit kardiovaskular; angka kematian; dan kualitas hidup. Akan tetapi
latihan harus dilakukan secara teratur dan mencakup berbagai jenis latihan agar dapat
memberikan manfaat jangka panjang. Kebanyakan orang dengan DM tipe 2 dapat
melakukan latihan dengan aman selama beberapa tindakan pencegahan tertentu
dilakukan. Pemberian program latihan yang dapat meningkatkan aktivitas fisik secara
keseluruhan sangatlah penting bagi individu dengan DM tipe 2 untuk mencapai
kesehatan yang optimal.

B. Saran

Dari penjelasan di atas penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini.
sehingga pembaca dan terutama fisioterapis dapat menerapkan terapi latihan pada DM
ini dengan baik dan benar serta dengan prosedur yang telah ditetapkan atau sesuai
dengan teori ini. Bukannya asal-asalan memberikan terapi latihan sesuka hati kita
karena tindakan tersebut memberi resiko yang sangat besar. Maka dari itu harus
mengikuti prosedur yang ditetapkan dengan begitu pasien penderita DM cepat
sembuh dan membaik.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/diabetes-melitus-kencing-manis/

https://www.alodokter.com/diabetes

https://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_melitus

http://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus

http://rs-elisabeth.com/artikel-kesehatan/diabetes-melitus/

https://bikdw.ukdw.ac.id/index.php/bikdw/article/download/22/23

15

Anda mungkin juga menyukai