Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesuburan tanaman ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu tentang kesuburan tanahnya, iklim, bibit unggul, serta OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman). Walaupun faktor-faktor untuk
kesuburan tanaman telah terpenuhi, belum tentu tanaman subur dan
hasilnya seperti yang diharapkan jika OPT masih marajalela. OPT tersebut
dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu penyakit, gulma, dan hama.
Hama sendiri adalah semua organisme atau agen biotik yang
merusak tanaman dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan
manusia (Smith, 1983). Contoh dari hama yang sering menyerang adalah
tikus, wereng, belalang, ulat, kepik, capung, dan lain-lain.
Akibat dari serangan hama yaitu produktivitas tanaman budidaya
bisa menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya. Bahkan tidak jarang
terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan
apabila populasi hama di lahan telah melebihi batas ambang ekonomik.
Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama,
inang yang diserang, gejala serangan, tipe alat makan serta gejala
kerusakan tanaman menjadi sangat penting. Tujuannya adalah agar tidak
terjadi kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian. Oleh
karena itu, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hama  pada makalah
ini.    
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu :
1. Apa definisi dari hama?
2. Bagaimana klasifikasi morfologi dari hama?
3. Apa saja kerusakan yang disebabkan oleh hama?
4. Apa aspek bagian tanaman yang diserang hama?

1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan adalah :
1. Mengetahui tentang definisi dari hama.
2. Mengetahui klasifikasi morfologi dari hama.
3. Mengetahui kerusakan yang diakibatkan hama.
4. Mengetahui aspek bagian tanaman yang diserang ham.

2
BAB II

ISI

A. Definisi Hama
Menurut para ahli, hama adalah :
1. Menurut Nas (1978) bahwa serangga dikatakan hama apabila
serangga tersebut mengurangi kualitas dan kuantitas bahan
makanan, pakan ternak, tanaman serat, hasil pertanian atau panen,
pengolahan dan dalam penggunaannya, serta dapat bertindak
sebagai vektor penyakit pada tanaman, binatang dan manusia,
dapat merusak tanaman hias , bunga serta merusak bahan bangunan
dan milik pribadi lainnya.
2. Dalam Pengendalian Hama Terpadu bahwa hama bukan hanya
pada serangga tetapi bisa pada vertebrata, tungau, virus, bateri,
gulma an organisme pengganggu tanaman lainnya.
3. Menurut Smith (1983) hama adalah semua organisme atau agens
biotik yang merusak tanaman dengan cara yang bertentangan
dengan kepentingan manusia.

Jadi, dalam arti luas hama adalah makhluk hidup/makroorganisme


yang mengurangi kualitas dan kuantitas beberapa sumber daya manusia
yang berupa tanaman atau binatang yang dipelihara yang hasil dan
seratnya dapat diambil untuk kepentingan manusia.

B. Morfologi Hama
Pada dunia binatang terdapat 22 filum, dan empat filum
diantaranya bertindak sebagai hama. Filum-filum yang berperan sebagai
hama, yaitu :
1. Filum Aschelminthes
Anggota dari filum ini yang berperan sebagai hama adalah dari
kelas Nematoda. Nematoda mempunyai ciri-ciri:
a. Berukuran sangat kecil.

3
b. Bentuk silindris memanjang.
c. Tidak bersegmen.
d. Tidak berwarna dan transparan.
e. Tidak memiliki alat sirkulasi dan pernafasan.
f. Jaringan tubuhnya tersusun atas tiga lembar blastula.
Nematoda ada yang bersifat parasit tanaman ada yang bukan
parasit tanaman. Nematode parasit tanaman memiliki stylet berupa
alat pencucuk pada mulutnya, sedangkan nematode bukan parasit
tidak memiliki stylet. Nematode jantan berukuran lebih kecil dari pada
yang betina, dan pada ujung belakang terdapat spikula (alat kelamin
jantan), pada nematode betina vulva (alat kelamin betina) terdapat
pada bagian tengan ventral.
2. Filum Mollusca
Anggota filum ini yang banyak berperan sebagai hama adalah dari
kelas Gastropoda. Hewan ini memiliki ciri-ciri :
a. Tubuhnya bersifat lunak dan dapat ditarik kedalam cangkang.
b. Kepala dan kakinya bilateral simetris.
c. Perutnya berbentuk spiral dan ada yang terbungkus kedalam
cangkang
d. Kaki terletak dibagian ventral, digunakan untuk merayap.
e. Terdapat dua pasang tentakel yang dapat diperpanjang dan ditarik
kembali, pada ujung posteriornya terdapat mata.
f. Mulut pada bagian anterior yang dilengkapi dengan gigi-gigi perut
(radula).
g. Lubang genital pada sisi kanan belakang kepala. Sistem
reproduksinya bersifat hemaprodit karena memiliki banyak
ovatestis yang dapat menghasilkan baik telur maupun sperma.
h. Anus dan lubang pernafasan terletak dibagian tubuh yang
berbatasan dengan tepi cangkang.
3. Filum Arthropoda

4
Filum ini merupakan filum terbesar dalam dunia binatang.
Anggotanya yang berperan sebagai hama adalah kelas Arachnida dan
kelas Insekta. Filum ini dicirikan dengan :
a. Tubuh beruas-ruas
b. Tubuh terbagi dua atau tiga bagian
c. Alat tambahan (sayap,antenna,kaki) bepasangan dan beruas-ruas
d. Dinding luar tubuh berupa skeleton (eksoskeleton)

 Kelas Arachinida
Anggota kelas ini berperan sebagai hama yang mempunyai ciri-
ciri:
a. Kaki empat pasang (fase dewasa), tiga pasang (fase pra
dewasa) yang tersusun atas tujuh ruas.
b. Tubuh terbagi atas 2 bagian : Chepalotorax yaitu bagian kepala
dan dada menjadi satu (gnatosoma) dan abdomen (idiosoma).
c. Tidak bersayap.
d. Terdapat alat tambahan berupa satu pasang celicera yang
merupakan alat mulutnya dan padipalpus.
 Kelas Insekta
Anggota kelas ini disebut hexopoda, karena memiliki enam
kaki (tiga pasang). Ciri dari anggota klas ini yaitu :
a. Tubuh terbagi tiga bagian yaitu caput (kepala) thorax (dada),
dan abdomen (perut).
b. Kaki tiga pasang yang tersusun atas 6 ruas.
c. Mempunyai sayap satu atau dua pasang, ada pula yang tidak
bersayap.
d. Mempuyai satu pasang antenna.
Beberapa ordo yang penting sebagai hama tanaman adalah :
1) Orthoptera, contohnya adalah belalang kayu, ordo ini
memiliki caput (kepala), thorax (dada), dan abdomen
(perut).

5
2) Odonata, contohnya adalah capung. Memiliki alat mulut
bertipr penggigit-pengunyah.
3) Hemiptera, ini memiliki sub ordo yaitu heteroptera
(kepik) dengan alat mulut pencucuk-penghisap.
Sternorrhynca (Rhopalosiphum inaidis), anggotanya
sering disebut juga Homoptera dengan alat mulut
pencucuk-penghisap. Terakhir yaitu Auchenorrhynca
(wereng coklat), dengan tipe mulut pencucuk-
penghisap.
4) Diptera, contohnya adalah lalat dengan alat mulut
penghisap saat dewasa, dan penggigit pengunyah saat
larva, sedangkan pada metamorfosisnya adalah
metamorphosis sempurna. Ciri utamanya adalah
bersayap satu pasang, sayap belakangnya mereduksi
menjadi bentuk alat keseimbangan disebut halter.
5) Lepidoptera, contohnya kupu-kupu atau ngengat. Pada
saat larva tipe mulutnya penggigit-pengunyah,
sedangkan saat dewasa bertipe penghisap.
6) Coleoptera, contohnya adalah kumbang. Tipe mulutnya
yaitu penggigit pengunyah, dengan metamorfosis
sempurna
7) Hymnoptera, contohnya adalah tawon,dan semut. Tipe
mulut pada saat larva adalah penggiggit pengunyah,
sedangkan serangga dewasanya penggigit penghisap,
serta memiliki metamorphosis sempurna.
4. Filum Chordata
Anggota yang berperan adalah kelas mamalia. Contohnya adalah
babi, tupai, gajah, dan lain-lain. Anggota ini memiliki ciri-ciri :
a. Seluruh tubuhnya dilindungi dan ditutupi oleh rambut-rambut
halus
b. Sudah dilengkapi dengan kelenjar susu

6
c. Umumnya melahirkan, kecuali binatang berparuh
d. Anak-anaknya yang masih kecil disusui induknya, sehingga
disebut hewan menyusui.
e. Temperatur tubuhnya tidak dipengaruhi oleh makanan dan
lingkungan.
C. Kerusakan
Kerusakan-kerusakan atau gejala serangan yang diakibatkan oleh
hama diantara lain pada :
1. Ordo Orthoptera (bangsa belalang)
Gejala Serangan :
a. Akibat serangan hama ordo ini ialah bagian organ tanaman,
terutama daun, mengalami kerusakan, yaitu berlubang sehingga
kemampuan fotosintesis berkurang.
b. Tanaman layu dan mati karena diserang akarnya.
c. Pada serangan berat, tinggal tulang daun saja.
2. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
Gejala Serangan :
a. Biji hitam, busuk, kulit biji keriput dan dan terdapat bercak-bercak
cokelat
b. Kadang-kadang polong kempes dan gugur serta di daun terdapat
bintik-bintik.
c. Bekas hisapan berwarna cokelat. Bila serangan hebat, tanaman
menjadi kering.
3. Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya)
Gejala Serangan :
a. Pada tanaman padi, tampak seperti terbakar karena cairan tanaman
dihisap pada bagian pangkal batang.
b. Daun padi tampak bercak-bercak cokelat. Serangan berat pada
tanaman muda menyebabkan daun kering dan akhirnya mati.
c. Daun keriting, warna lebih tua, kadang-kadang kemerahan dan
rontok pada famili Malvaceae, Solanaceae, dan Leguminoseae.

7
d. Daun salah bentuk menjadi keriting atau keriput, warna pucat,
kadang-kadang bunga dan buah gugur pada tanaman kapas,
kentang, cabai, apel, bawang merah, jeruk, tomat, dan lain-lain.
e. Daun menguning dan lama-kelamaan menjadi cokelat, akhirnya
mengering serta mati pada tanaman kacang-kacangan, kapas,
tembakau, dan lain-lain.

4. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang)


Gejala Serangan :
a. Daun muda seperti digunting berbentuk segi tiga atau huruf V.
Pelepah daun kadang kadang dimakan sehingga patah. Bila
menyerang titik tumbuh, akan mati pada tanaman kelapa.
b. Bila uret menyerang akar, tanaman merana. Serangan uret pada
kulit batang, menyebabkan tanaman mati pada tanaman padi,
jagung, tebu, pisang, kacang-kacangan, jeruk, dan lain-lain
(polifag).
c. Terdapat bercak tembus cahaya pada daun. Pada serangan berat
tinggal tulang daun saja pada tanaman kentang, kedelai, tembakau,
dan kangkung.
d. Permukaan ubi terdapat bercak-bercak cokelat kehitaman. Bila ubi
dibelah, terdapat terowongan-terowongan berwarna cokelat
kehitaman dan mengeluarkan bau yang khas pada ubi jalar.
e. Beras atau biji jagung bolong-bolong, pada serangan berat biji-
bijian hancur atau menjadi bubuk.
5. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat)
Gejala Serangan:
a. Daun berlubang-lubang, pada serangan berat tinggal tulang daun
saja. Contohnya pada tanaman kubis, kubis bunga, lobak, dan
sawi.
b. Krop kubis berlubang-lubang.

8
c. Tanaman muda terpotong, layu terkulai, dan mati. Misalnya pada
tanaman kubis, bawang, seledri, melon, padi, dan lain-lain.
d. Daun bolong-bolong, kadang-kadang tinggal tulang daun saja.
Contohnya pada tanaman kembakau, kedelai, kubis, tanaman
kacang-kacangan.
e. Daun muda menggulung, berwarna kuning kecokelatan, mudah
dicabut; pangkalnya terdapat bekas gigitan .
f. Buah muda berlubang; sebagian badan ulat sering tampak di
bagian luar buah yang diserang misalnya tanaman kapas, tomat,
jagung, dan lain-lain (polifag).
6. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk)
Gejala serangan:
a. Daun muda berubah bentuk seperti tabung mirip daun bawang
merah dengan warna putih ungu pada tanaman padi.
b. Jaringan daun membesar, timbul bisul-bisul bulat berwarna hijau,
hijau kecokelatan atau keunguan. Di dalamnya sering terdapat
tempayak contohnya pada mangga.
c. Terdapat bintik-bintik putih dan alur lengkung pada kotiledon,
daun pertama atau daun kedua, bahkan tanaman dapat layu dan
mati pada tanaman kacang-kacangan, jagung, dan padi.
d. Terdapat bintik-bintik putih dan alur lengkung pada daun muda.
Bila batang dibelah terdapat bekas gerekan hama berwarna cokelat,
tanaman kerdil. Pucuk tampak layu kemudian mati (2-3 ruas).
e. Bentuk buah kurang baik, benjol-benjol, busuk dan mudah rontok;
di dalamnya terdapat tempayak pada tanaman mangga, pisang,
pepaya, jambu biji, jeruk, dan lain-lain
D. Aspek Bagian Tanaman yang Diserang
Pada bagian tanaman yang diserang, dibedakan menjadi dua
kelompok. Yaitu hama primer dan sekunder.

9
a. Hama Primer
Hama primer biasa disebut hama langsung, yaitu hama yang
menyerang bagian tanaman yang langsung dipanen atau menyerang
bagian vital tanaman. Pada hama pasca panen, hama primer menjadi
julukan untuk hama yang dapat hidup, menyrang, dan berkembang
biak pada bebijian.
b. Hama sekunder
Hama sekunder adalah hama yang tidak menyerang bagian tanaman
vital. Pada hama pasca panen, hama sekunder menjadi julukan untuk
hama yang tidak dapat hidup, menyerang, dan berkembang pada
bebijian dan hidup pada sisa sisa pakan dari hama primer.

10
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan isi dari makalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dalam arti luas hama adalah makhluk hidup/makroorganisme yang


mengurangi kualitas dan kuantitas beberapa sumber daya manusia yang
berupa tanaman atau binatang yang dipelihara yang hasil dan seratnya
dapat diambil untuk kepentingan manusia.
2. Klasifikasi morfologi dari hama dikelompokkan dalam empat filum, yaitu
filum Aschelminthes, Mollusca, Arthropoda, dan Chordata. Yang
didalamnya dibagi lagi menjadi beberapa kelas serta ordo.
3. Kerusakan disebabkan oleh hama yang dibagi menjadi beberapa ordo,
diantara lain adalah daun berlubang-lubang, terdapat bercak-bercak,
bintik-bintik, bekas gigitan, tanaman layu, dan lain-lain.
4. Aspek bagian tanaman yang diserang, dibagi menjadi dua yaitu hama
primer dan hama sekunder.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Pengantar Praktikum Dasar-Dasar Perlingdungan


Tanaman.Yogyakarta : UPN “Veteran” Yogyakarta
Aqilah, Annisa Ratu. 2014. Penggolongan Hama dari Berbagai Macam Aspek
(online). http://planthospital.blogspot.co.id . Diakses pada tanggal 2
Februari 2018 pukul 11.30 WIB
Nabilusallam. 2011. Ordo yang Menjadi Hama (online).
https://nabilussalam.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 2 Februari
2018 pukul 12.22 WIB
Rahmat. 2010. Sekilas Tentang Hama (online). https://denmamat.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 3 Februari 2018 pada pukul 20.00 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai