Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bangsa Melayu telah memainkan peranan yang sangat penting dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia bahkan dunia. Sebagianya, kita yang sekarang sebagai bangsa Indonesia adalah
bangsa Melayu. masyarakat yang mendiami wilayah bekas kerajaan-kerajaan Melayu seperti di
wilayah provinsi Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, serta sebagian Sumtera Utara,
Sumatera Selatan, Jambi, juga Malaysia, Singapura, Thailand bagian selatan, Brunei Darusalam,
serta negeri-negeri Melayu lainnya di Nusantara.
Dalam penulisan makalah ini kami akan membahas tentang sejarah Melayu yang dibatasi pada
unsur memaknai Melayu, datang sebagai Melayu, kerajaan di kawasan Melayu awal, periodesiasi
perkembangan bahasa Melayu, dan sejarah Melayu sebagai Genre sintesis yang merangkumi
genre adab. Setidaknya dapat memberikan gambaran tentan sejarah Melayu

B.Rumusan masalah
1. Bagaimana memaknai Melayu ?
2. Bagaimana datangnya sebagai Melayu ?
3. Bagaimana kerajaan Melayu di kawasan Melayu Awal ?
4. Bagaimana periodesiasi perkembangan bahasa Melayu?
5. Bagaimana sejarah Melayu sebagai Genre sintesis yang merangkumi Genre adab?
 C.Tujuan
1. Mengetahui bagaimana memaknai Melayu
2. Mengetahui datang sebagai Melayu
3. Mengetahui kerajaan di kawasan Melayu awal
4. Mengetahui periodesiasi perkembangan bahasa Melayu
5. Mengetahui sejarah Melayu sebagai Genre sintesis yang merangkumi Genre adab
BAB II
PEMBAHASAN

A. Memaknai Melayu

1. Defenisi Melayu
Menggali, meneliti, mengkaji, serta menulis tentang Melayu rasanya tiada pernah akan
habis-habis nya karena bangsa Melayu telah memainkan peranan yang sangat penting dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia bahkan dunia. Sebagianya, kita yang sekarang sebagai
bangsa Indonesia adalah bangsa Melayu. namun, dalam perjalanannya, defenisi Melayu sebagai
bangsa kian memudar dan menciut sebagai suku bangsa atau etnis. Sekarang ini kita orang
Indonesia pada umumnya mengaku sebagai orang melayu hanya setakat untuk membedakan diri
dengan ras bangsa lain di dunia.
Dengan pembatasan Melayu yang telah mengerucut sebagai suku bangsa atau etnis ,orang
yang tetap bersetia sebagai Melayu menjadi berbeda misalnya dengan suku bangsa atau etnis
Batak, Aceh, Minang, Banjar, Dayak, Sunda, Jawa, Madura, Bugis, Ambon dan seterusnya yang
telah mendefenisikan diri mereka sebagai suku bangsa atau etnis selain Melayu. Dengan batasan
ini orang Melayu kemudian mendefenisikan dirinya sebagai masyarakat yang bermastautin turun-
temurun atau berasal–usul dari masyarakat yang mendiami wilayah bekas kerajaan-kerajaan
melayu seperti di wilayah provinsi Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, serta sebagian
Sumtera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, juga Malaysia, Singapura, Thailand bagian selatan,
Brunei Darusalam, serta negeri-negeri Melayu lainnya di Nusantara. Belakangan orang Melayu
terdefenisikan pulah kian menyempit kepada mereka yang sehari-hari berkomuikasi dalam
bahasa Melayu, berbudaya dan beradat-istiadat Melayu serta beragam Islam.

2. Pengertian Melayu
Kemudian timbul pertanyaan : Apakah sebenarnya pengertian Melayu dan dari manakah
asal-usul sebutan Melayu ?
Pengertian Melayu telah berkembang mengikuti langgam zaman dan dinamika sejarah
sejak dahulu kala sampai sekarang di antara nya dapat di senarai kan sebagai mana berikut ini :
1. Sebutan Melayu berasal dari “himalaya” lalu kemudian di singkat menjadi “malaya”. ”hima”
berarti“salju“ atau ”sejuk” sedangkan “alaya” bermakna “tempat” . Dengan demikian dapat di
simpulkan“tempat yang sejuk seperti di puncak gunung yang tinggi”.

2.    Frasa Melayu dapat pula berasal daari perkataan “melayur-purah”yang berarti “kota
melayur”atau “kota gunung”.

3.    Kata “Melayu” dapat pula berasal dari kata “mala” dan “yu”. ”mala” artinya “mula” atau
“permulaan” dan “yu” artinya ”negeri”. Melayu berarti “negeri mula”; Negeri asal mula atau
negeri asal – usul. Dalam buku ini, bukit Siguntang di Palembang di yakini sejarah sebaagai
negeri asal – usul raja-raja Melayu yang memerintah di kerajaan Melayu Singapura dan
kemaharajaan Melayu Melaka serta kemaharjaan Melayu yang kelak berpusat di Johor, Riau, dan
Lingga.

4.    Melayu adalah nama sebuah kerajaan tua yang pernah ada di muara sungai Melayu (kini benama
sungai Batang Hari, Jambi) dalam abad ke-7 M. Penamaan sebuah kerajaan berdasarkan nama
sungai hal yang biasa dalam tradisi Melayu, karena bangsa Melayu zaman dulu selalu
membangun kerajaan di pinggir sungai. Sesangkan penamaan sungai sebagai ”melayu” berasal
dari sifat air sungai itu sendiri yang deras atu kencang atau melaju seperti orang berlari.
5.  Melayu juga untuk menyebut bahasa yaitu bahasa Melayu yang berkembang di tengah masyarakat
Melayu mulai dari zaman kerajaan Melayu Jambi Tua, kemaharaan Melayu Sriwijaya, kerajaan
Melayu Singapura, kerajaan Melayu Malaka, kemharajaan Melayu yang meliputi Riau, Johor,
Lingga, dan Paham serta seluruh daerah taklukannya serta di seluruh kerajaan Melayu di tanah
Semenanjung (Malaysia dan Thailand Selatan), dataran tanah Sumatera dan Kalimantan Barat,
termasuk Brunei Darusalam, Sabah dan Serawak. pada suatu masa, bahasa Melayu pernah
menjadi Lingua Francah atau bahasa pergaulan antar bangsa dalam dunia perdagangan di
kawasan Nusantara bahkan Asia Tenggara.

6.    Dalam konteks prilaku, frasa “Melayu” diartikan pula “layu” yang bermakna “rendah”: Melayu
selalu merendah. Tapi bukan rendah diri. Bangsa Melayu itu rendah hati. Menghormati pemimpin
dan orang yang lebih tua dari dirinya. Menyebut ”patik” untuk diri sendiri bila berhadapan
dengan raja mengatakan dirinya “hamba” ketika berhadapan dengan orang tua-tua. Namun dalam
pergaulan dengan teman sebaya tetap menyebut dirinya “aku atau saya“ di ganti sebutan “kami”,
dan untuk menyapa lawan bicara di sebut “awak” yang artinya “kita” begitulah cara Melayu yang
selalu merendah.

B. Lagu daerah melayu


1. Zapin (Laksmana Raja di Laut)
Siapa sih, yang tidak kenal dengan lagu Zapin yang fenomenal ini? Sebuah
tembang lagu populer yang pernah dibawakan oleh Iyeth Bustami, dan terbaru oleh
penyanyi muda berbakat jebolan Dangdut Academy, yakni Lesti Andryani.
Makna Lagu Zapin Lagu Zapin Melayu bercerita tentang betapa indahnya lantunan
lagu-lagu Melayu, yang memang sejak dulu telah terbukti kualitasnya, baik dari segi
musik hingga lirik lagunya. Bahkan hingga kini, aliran musik Melayu terus
dikembangkan.
Dalam lagu tersebut, puji-pujian terus dilantunkan terhadap musik melayu, bagaimana ia
bisa menghibur penonton yang hadir agar merasa puas dan berdecak kagum. Selain itu,
lagu tersebut juga mengajak pendengar untuk tetap melestarikannya.
Lagu Zapin Laksmana Raja di Laut ini begitu populer di Asia, terutama masyarakat
Melayu Malaysia dan Indonesia. Sedangkan Arti Laksmana adalah gelar sekaligus titah
dari Kerajaan Siak, untuk menjaga pesisir pantai Selat Malaka.

2. Lancang Kuning
Berikutnya adalah lagu daerah riau Lancang Kuning, yang pernah dipopulerkan oleh Boy
Sandy, seorang penyanyi bersuara emas asal Sumatera Barat. Awalnya, lagu ini berbahasa
Melayu Riau. Namun, namun kini telah ada juga versi Bahasa Indonesia nya.
Makna Lagu Lancang Kuning
Lagu Lancang Kuning bercerita tentang sebuah kepercayaan mistis masyarakat Riau di
zaman dulu. Lancang Kuning adalah nama sebuah kapal, namun tidak terlihat.
Masyarakat Riau mempercayai, bahwa kapal ini akan terlihat melintas diantara Pulau
Penyengat dan Tanjung Pinang, oleh seseorang yang saat itu lemah semangat, termenung
dan pikirannya kosong. Sehingga, penglihatan kita terhadap kapal Lancang Kuning akan
menumbuhkan kembali semangat yang hilang.

3. Soleram
Lagu Tradisional Provinsi Riau berikutnya berjudul Soleram. Lagu ini menjadi
salah satu paling populer diantara yang lainnya. Lagu ini tergolong lagu nasehat, meski
liriknya cukup pendek dan mendayu, namun makna yang terkandung sangat dalam.
Makna Lagu Soleram
Lagu daerah riau soleram ini bercerita tentang Nasihat seorang ibu kepada anak,
untuk tidak pernah meninggalkan teman lama, sekalipun telah memiliki teman baru yang
banyak.
Selain itu, lagu ini juga dijadikan sebagai lagu penghantar tidur anak-anak Melayu
Riau, yang dinyanyikan oleh ibu atau bapaknya. Untuk eksistensinya sendiri, telah
tersohor bahkan hingga ke negeri luar.
4. Kutang Barendo
Lagu adat Riau berikutnya berjudul Kutang Barendo. Saya sebenarnya masih sedikit
bingung mengenai lagu ini. Jika memang berasal dari Riau, namun bahasa yang
digunakan 100% Bahasa Minangkabau. Kenapa saya tahu? Karena saya berasal dari
Sumbar yang sehari-hari berbahasa Minang. Tapi tidak masalah, karena masih serumpun
dan bertetangga. Berikut Lirik lagu Kutang Barendo untuk kamu :
Makna Lagu Kutang Barendo
Lagu Kutang Barendo bercerita tentang kritik yang cukup mendalam dari liriknya, yang
difokuskan terhadap anak gadis dan bujang (Kaum remaja masa kini).
Cerminan perlakuan atau kebiasaan buruk anak muda zaman sekarang, terbukti sekali dari
penggalan lirik lagu Kutang Barendo di atas, meskipun usia lagunya sudah cukup lama.
Selain itu, lagu ini bisa dijadikan pelajaran dan nasihat bagi kita semua yang masih muda
ini, untuk menjaga diri dari hal-hal yang dilarang agama, misalnya pergaulan bebas
dengan lawan jenis.

C. Alat Musik Tradisional Melayu


1.      Rebana Ubi
Alat musik ini sangat terkenal sejak zaman kerajaan Melayu Kuno. Rebana ubi sering
digunakan saat upacara pernikahan.Selain itu Rebana ubi juga digunakan sebagai alat
komunikasi sederhana pada zaman itu karena bunyinya yang cukup keras. Jumlah pukulan
pada rebana ubi memiliki makna tersendiri yang telah dipahami oleh masyarakt saat itu.

2.      Kompang
Kompang merupakan alat musik Melayu yang paling populer saat ini, kompang banyak
digunakan dalam berbagai acara-acara sosial seperti pawai hari kemerdekaan. Selain itu alat
musik ini juga digunakan untuk mengiringi lagu gambus. Kompang memiliki kemiripan
dengan rebana tetapi tanpa cakram logam gemerincing di sekelilingnya.

3.      Sape
Sape adalah seruling tradisional masyarakat Melayu. Alat musik dibuat dengan bambu
panjang yang dilubangi sehingga menghasilkan nada yang indah. Alat musik ini dapat
dimainkan dengan cara ditiup. Sape digunakan untuk melengkapi musik tarian tradisional
Melayu. Selain itu, sape juga digunakan sebagai pelengkap musik pengiring dari lagu
tradisional Melayu. Sampai saat ini alat musik ini masih sering digunakan. Salah satunya
adalah untuk mengirinya musik dangdut (perkembangan dari musik Melayu).

4.      Gambus
Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Riau. Paling sedikit
gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi
gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus
atau disebut gambus saja. Orkes gambus mengiringi tari Zapin yang seluruhnya dibawakan
pria untuk tari pergaulan. Lagu yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema
liriknya adalah keagamaan. Kini, orkes gambus menjadi milik orang Betawi dan banyak
diundang di pesta sunatan dan perkawinan. Lirik lagunya berbahasa Arab, isinya bisa doa
atau shalawat. Perintis orkes gambus adalah Syech Albar, bapaknya Ahmad Albar, dan yang
terkenal orkes gambus El-Surayya dari kota Medan pimpinan Ahmad Baqi.
5.      Kordeon
Kordeon adalah alat musik yang berasal dari Riau. Alat musik ini bisa dimainkan dengan cara
dipompa. Alat musik ini termasuk sulit untuk dimainkan. Tidak banyak yang dapat
memainkannya.

6.      Gendang
Gendang adalah instrumen Riau yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument
ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung,
yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama
kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau
gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama
dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama
tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu: kendhang kosek.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama
menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang,
sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.

7.      Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong
seperti ini. Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru
terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok
sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan disebut juga
Kkwaenggwari. Tetapi kkwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna kuningan ini
dimainkan dengan cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah
stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari menggunakan lima jari ini ternyata memiliki
kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk) bisa digunakan untuk meredam getaran gong dan
mengurangi volume suara denting yang dihasilkan.

8.      Marwas
Marwas adalah sebuah gendang berukuran lebih kecil dari gendang biasanya, terbuat dari
kulit kambing, kayu cempedak, dan rotan. Marwas termasuk alat dalam tarian musik zapin.
Dalam musik zapin, marwas berfungsi menjaga kestabilan intro dan melahirkan harmoni
musikal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Melayu yang telah mengerucut sebagai suku bangsa atau etnis ,orang yang tetap bersetia
sebagai Melayu menjadi berbeda misalnya dengan suku bangsa atau etnis Batak, Aceh, Minang,
Banjar, Dayak, Sunda, Jawa, Madura, Bugis, Ambon dan seterusnya yang telah mendefenisikan
diri mereka sebagai suku bangsa atau etnis selain Melayu.                                   Dengan ini orang
Melayu kemudian mendefenisikan dirinya sebagai masyarakat yang bermastautin turun-temurun
atau berasal–usul dari masyarakat yang mendiami wilayah bekas kerajaan-kerajaan melayu
seperti di wilayah provinsi Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, serta sebagian Sumtera
Utara, Sumatera Selatan, Jambi, juga Malaysia, Singapura, Thailand bagian selatan, Brunei
Darusalam, serta negeri-negeri Melayu lainnya di Nusantara. Belakangan orang Melayu
terdefenisikan pulah kian menyempit kepada mereka yang sehari-hari berkomuikasi dalam
bahasa Melayu, berbudaya dan beradat-istiadat Melayu serta beragam Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Ahmad Phd. Sejarah Melayu. Jakarta: KPG, 2014.

Zakaria, Noraziah. Sejarah Melayu: Sebuah Genre Sintesis Yang Baik Bagi Memenuhi Tuntutan
Moral Islam Dan Aspek Pengawalan Politik. Jurnal Pengajian Melayu,jilid 16, 2005.

Collins, James T.Bahasa Melayu Bahasa Dunia. Yayasan Obor Indonesia, 2005.

Spat, C. Bahasa Melayu Tata Bahasa Selayang Pandang. Jakarta: Balai pustaka, 1989

Munoz, Paul Michel. Kerajaan-Kerajaan Awal Kepualan Indonesia dan Semenanjung


Malaysia. Yogyakarta: Mitra Abadi, 2009.

Hall, D.G.E. Sejarah Asia Tenggar.  Surabaya: Usaha Nasional, 1988.

Anda mungkin juga menyukai